Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN NEONATUS,BAYI DAN BALITA

“Pengenalan Tanda Bahaya Pada Bayi dan Balita”

Dosen Pengampu:

Dra Elina S. Kp, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelas 2 A Kelompok 6

Friska Ayu Setyawan P17124019017

Miftahul Hasanah P17124019021

Tri Indraiyany P17124019036

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah “Pengenalan Tanda Bahaya Pada Bayi dan Balita” dapat selesai
pada waktunya. Sehubungan dengan itu kami ingin menyampaikan terimakasih
sebanyak banyaknya kepada:
1. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan serta doa yang tak henti
hentinya.
2. Dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita yang telah
membaantu kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 12 Juni 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) dan salah
satu unsur kesejahtran yang harus diwujudkan, hal ini sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila serta Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa : “Setiap orang berhak
hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Tenaga kesehatan dapat memperbaiki pelayanan kesehatan ibu dan anak
dengan memperhatikan aspek pelayanan yang berkualitas sehingga dapat
memberikan kontribusi dalam menurunkan kesakitan dan kematian neonatal.
Pelaksanaan kunjungan neonatal yang optimal dengan memberikan asuhan
bayi baru lahir melalui pemberian pelayanan (Iqbal Mubarak, dkk, 2008)

Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Apikasi, Gresik: Salema


Medika, Hal. 10 deteksi dini tanda bahaya, menjaga kehangatan, pemberian
ASI, pencegahan infeksi, pencegahan pendarahan dengan memberikan
vitamin K injeksi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada masa
neonatal.( 2 Purwoastuti, 2015,Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana, Yogyakarta: Pustaka Baru, Hal. 4-5)

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor


53 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan neonatal pada bayi baru lahir,
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir
tertuang dalam Pasal 2, 3, 4, 5, dan 6. Dengan adanya pelayanan kesehatan
neonatal kepada bayi baru lahir tersebut, maka diharapkan bidan dapat
memberikan pelayanan kesehatan neonatal secara merata kepada bayi baru
lahir.( Marni, 2010, Etika Profesi Bidan, Yogyakarta: Pustaka Pustaka
Pelajar, Hal. 14)

Neonatal atau Bayi Baru Lahir (BBL) merupakan lanjutan fase


kehidupan janin intrauterine yang harus dapat bertahan dan beradaptasi untuk
hidup di luar rahim. Hidup di luar rahim bukan hal yang mudah, rentan
menimbulkan komplikasi neonatal. Komplikasi tersebut yang sering terjadi
adalah asfiksia, tetanus, sepsis, trauma lahir, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan sindroma gangguan pernapasan.( Marni, 2014, Asuhan Neonatus
Bayi Balita dan Anak Prasekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal. 2)

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana Penatalaksanaan MTBM bayi umur kurang dari 2 bulan?


b. Bagaimana cara Penilaian dan Klasifikasinya?
c. Bagaimana tindakan atau pengobatan yang dilakukan?
d. Bagaimana cara konseling bagi ibu atau keluarga dengan bayi muda?
e. Apa pelayanan dan tindak lanjutnya?

C. TUJUAN

a. Untuk memahami Penatalaksanaan MTBM bayi umur kurang dari 2


bulan
b. Untuk memahami Bagaimana cara Penilaian dan Klasifikasinya
c. Untuk memahami Bagaimana tindakan atau pengobatan yang
dilakukan
d. Untuk memahami Bagaimana cara konseling bagi ibu atau keluarga
dengan bayi muda
e. Untuk memahami Apa saja pelayanan dan tindak lanjutnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar MTBM


Kematian anak di Indonesia sering dijumpai pada usia neonatal atau bayi
muda. Rasionya 19 per 1000 anak meninggal pada usia neonatal-bayi muda. Bayi
muda adalah bayi berusia 1 hari – 2 bulan. Pada usia ini, bayi sangatlah rentan
terserang penyakit. Sekali terkena akan sangat cepat mengalami perburukan
bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang tepat dan segera.
Berbagai upaya terus dilakukan di berbagai negara untuk meningkatkan angka
harapan hidup pada rentang usia ini. Mulai dari WHO, Kemenkes, dan berbagai
organisasi kesehatan anak lainnya membuat panduan dalam upaya peningkatan
angka harapan hidup anak. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk peraturan mentri
kesehatan dalam manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan
MTBM.
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan
yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat
maupun yang sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang
dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi
muda usia 0 – 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk
dalam MTBS-M:
a. Perawatan esensial bayi baru lahir
b. Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir dan persiapan rujukan bila memang
diperlukan
c. Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR)
d. Penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir

Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja,
namun hingga bayi mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan
tertentu yang termasuk dalam 4 pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.

Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24


jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya
memerlukan perawatan sederhana pada saat dilahirkan, yaitu diberikan
kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai warna untuk
menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.

Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang
hangat, hindarkan aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi
bahaya pada bayi dan ibu telah cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya
(rawat gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini dalam jam pertama kehidupan.
Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan. Jangan lupa
untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.

Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada
bayi yang baru lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua
mata satu kali. Berikan juga vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM)
di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam
sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di rumah sakit, beri imunisasi
BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang dari
rumah sakit. (Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat)

2.2 Penatalaksanaan MTBM


Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan
urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya :

1. Penilaian dan klasifikasi


2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi


Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir
pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama.
1.  Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah
serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan
tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
5. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda. Tentukan


pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan Bayi Muda
atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan
ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi
tindak lanjut.
Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
1. Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri.
Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan.
Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. infeksi
sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan
fungsi system organ seperi: gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan
nafas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam, atau
hipotermia. pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas,
bengkak, merah.
a. Memeriksa gejala kejang
Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda merupakan gejala
kelainan susunan syaraf pusat dan merupakan keadaan darurat. kejang
pada bayi muda umur kurang dari dua hari berhubungan dengan asfiksia,
trauma lahir dan kelainan bawaan, sedangkan kejang pada umur lebih
dari dua hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan
metabolik seperti kurangnya kadar gula darah. pada bayi kurang bulan,
kejang lebih sering disebabkan oleh perdarahan intracranial.
Cara memeriksanya yaitu :
TANYA          : Adakah riwayat kejang ?
LIHAT            : Apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran
menurun?
DENGAR       : Apakah bayi menangis  melengking tiba-tiba
LIHAT            : Apakah ada gerakan yang tidak terkendali ?
LIHAT                       : Apakah mulut bayi mencucu?
LIHAT DAN RABA : Apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau
tanpa rangsangan
Tanda atau Gejala Klasifikasi
o    Tidak mau minum atau memuntahkan
semua ATAU
o    Riwayat kejang ATAU
o    Bergerak hanya jika distimulasi ATAU
o    Napas cepat ATAU
o    Napas lambat ATAU PENYAKIT SANGAT
o    Tarikan dinding dada ke dalam yang BERAT ATAU
kuat ATAU INFEKSI BAKTERI
o    Merintih ATAU BERAT
o    Demam (≥ 37,5C) ATAU
o    Hipotermi ( <35,5C) ATAU
o    Nanah yang banyak di mata ATAU
o    Pusar kemerahan meluas sampai
dinding perut
o    Pustul kulit ATAU INFEKSI BAKTERI
o    Mata bernanah ATAU LOKAL
o    Pusat kemerahan atau bernanah
o    Tidak terdapat salah satu tanda diatas MUNGKIN BUKAN
INFEKSI

b. Memeriksa gejala gangguan nafas


Frekuensi nafas normal bayi cukup bulan adalah 30-50 kali/menit.
Frekuensi nafas lebih dari 60 kali/menit atau kurang dari 30 kali/menit
dan menetap menunjukan ada gangguan nafas, biasanya disertai tanda
bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat, pernafasan
cuping hidung serta terdengar suara merintih..
Cara memeriksanya yaitu :
LIHAT            : Hitung nafas dalam satu menit
LIHAT            : Adakah tarikan dinding dada kedalam yang sangat
kuat?
DENGAR       : Apakah bayi merintih?

c. Memeriksa gejala hipotermia


Suhu normal pada bayi adalah 36,5-37,5 0 C suhu <35,5 o C disebut
hipotermia berat yang mengindikasikan infeksi berat sehingga harus
segera dirujuk.
Cara memeriksanya yaitu :
PERIKSA       : Ukur suhu aksila dengan termometer atau raba badan bayi

d. Memeriksa infeksi bakteri lokal


Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi
pada kulit,mata dan piusar.
Cara memeriksanya yaitu :
LIHAT            : Apakah ada pustul dikulit?
LIHAT            : Apakah mata bernanah?
LIHAT            : Apakah pusar kemerahan atau bernanah?

2. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan
gejalanya yang terkait. Klasifikasikan Balita Muda untuk dehidrasinya dan
klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.
a. Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Diare
1) Menilai Diare
Bayi yang dehidrasi, biasanya gelisah atau rewel. jika dehidrasi
berlanjut, bayi menjadi letargis atau tidak sadar. karena bayi
kehilangan cairan, matanya mungkin kelihatan kuning. jika kulit
perut dicubit, kulitnya akan lambat kembali
Cara memeriksanya yaitu :
TANYA                      : Apakah bayi diare?
LIHAT                         : Keadaan umum bayi
: Apakah bayi letargis atau tidak sadar ?
: Apakah bayi gelisah atau rewel?
: Apakah mata cekung?
PERIKSA               : Dengan mencubit kulit perut untuk
memgetahui turgor (apakah kembalinya sangat
lambat  >2 detik atau lambat)
2) Klasifikasi Diare
Jika terdapat 2 atau lebih tanda yang terdapat pada baris atas
dengan penilaian dan klasifikasi, klasifikasi status dehidrasi bayi
sebagai diare dehidrasi berat. jika tidak ada tanda sebagai mana
tercantum pada baris atas,l ihat baris bawah berikutnya. jika
ditemukan 2 atau lebih tanda gejala pada baris kedua, klasifikasikan
bayi muda sebagai diare dehidrasi ringan atau sedang. jika tidak
cukup tanda gejala untuk diare dehidrasi berat atau ringan/sedang,
maka bayi diklasifikasikan sebagai Diare Tanpa Dehidrasi.

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
o    Letargis atau tidak sadar DIARE DEHIDRASI
o    Mata Cekung BERAT
o    Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI
o    Gelisah atau rewel RINGAN /SEDANG
o    Mata Cekung
o    Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau DIARE TANPA
ringan/sedang DEHIDRASI

3. Memeriksa ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada


a. Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan, yang diakibatkan oleh penumpukan bilirubin, sebagian
lainnya karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan bayi.
Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang
berlebih atau ada gangguan pengeluarannya.
1) Menilai Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan
cara sederhana yaitu metode “Kramer“ pada waktu memeriksa
sebaiknya dibawah cahaya/sinar dan kulit ditekan sedikit.
Cara memeriksanya yaitu :
TANYA          : Apakah bayi kuning? jika ya, pada umur berapa
timbul kuning?
TANYA,LIHAT         : Apakah warna tinja bayi pucat?
LIHAT                                    : Tentukan warna kuning sampai
didaerah tubuh mana?
2) Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER
Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke
atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Tanda dan Gejala Klasifikasi
  Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam)
ATAU
  Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14
hari ATAU IKTERUS BERAT
  Kuning sampai telapak tangan /telapak kaki
ATAU
  Tinja berwarna pucat
  Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ IKTERUS
14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki
  Tidak kuning TIDAK ADA
IKTERUS

4. Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian


asi. Selanjutnya klasifikasikan Balita Muda berdasarkan tanda dan gejala
yang ditemukan
a. Memeriksa Dan Mengklasifikasikan  Kemungkinan Berat  Badan
Rendah Atau Masalah Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika
ada masalah perpemberian asipada masa ini, bayi dapat kekurangn gizi
dan mudah terserang penyakit. Keadan ini akan berdampak pada tumbuh
kembang anak anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan
kematian.
Masalah yang sering ditemukan pada balita muda adalah berat badan
rendah menurut umur. Hal ini dapat menggambarkan adanya masalah
pemberian ASI. Masalah pemberianASI pada balita muda cukup bulan
biasanya berkaitan dengan masukan ASI yang kurang. Masalah
pemberian ASI pada bayi lahir kurang bulan biasanya terkait dengan
reflex isap yang belum sempurna.

b. Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan/ atau masalah


pemberian asi
1) Menanyakan apakah dilakukan inisiasi menyusu dini, apakah ibu
mengalami kesulitan pemberian asi, apa saja yang diberikan kepada
bayi dan berapa kali melakukan  penilaian   tentang cara menyusui
dan memeriksa apakah ada trush atau kelainan pada bibir atau langit-
langit.
2) Memastikan apakah berat badan bayi sesuai menurut umur dengan
menggunakan grafik barat badan menurut umur yang berbeda untuk
bayi laki-laki dan perempuan.
Cara memeriksanya yaitu :
TANYA          : Apakah inisiasi menyusu dini di lakukan ?
TANYA          : Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI ?
TANYA          : Apakah bayi diberi ASI ? jika ya, berapa kali dalam 24
jam ?
TANYA          : Apakah bayi diberi makanan atau minuman selain ASI ?
Jika ya, berapa kali dalam 24 jam? alat apa yang digunakan ?
LIHAT            : Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ?
: Adakah celah bibir atau langit-langit?
TIMBANG DAN TENTUKAN : Berat badan menurut umur

5. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi? Dan pemberian


VIT K. Tentukan status imunisasi bayi muda
a. Memeriksa Status Imunisasi
Periksa status imunisasi bayi muda, apakah sudah mendapatkan
imunisasi HB-0, jika  umur bayi lebih dari 7 hari tidak lagi diberikan
HB-0. diberkan HB-1 pada umur 2 bulan.
b. Menentukan Status imunisasi Bayi
Tanyakan kepada ibu, apakah bayi sudah mendapat imunisasi. Jika YA
tanyakan jenis dan waktu pemberian imunisasi tersebut.
Imunisasi HB-O di suntikan di paha kanan bayi segera setelah lahir,
setelah inisiasi menyusu dini dan penyuntikan vitamin K 1 atau pada
waktu kunjungan rumah.
Imunisasi BCG di berikan melalui suntikan di lengan kanan bayi
segera setelah persalinan di  rumah sakit atau di klinik
Imunisasi Polio diberikan secara oral, 2 tetes.
Pada bagian bawah formulir pensatatan beri tanda √ pada jenis
imunisasi yang sudah diterima. Lingkari imunisasi apa saja yang
dibutuhkan hari ini.

6. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma


lahir, perdarahan tali pusat dan sebagainya.
a. Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan pada bayi baru lahir yang
bukan akibat trauma lahir. Kematian pada bayi baru lahir dengan
kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak
mungkin hidup atau yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat
dilakukan segera. Kelainan kongenital lain tidak memberikan dampak
buruk, bahkan bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal bila
di koreksi seperti bibir/langit-langit sumbing.
Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian
kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, petugas kesehatan dapat
mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta
tindakan yang harus dilakukan.
b. Memeriksa Kemungkinan Trauma Lahir
Trauma lahir merupakan salah satu masalah dalam perinatologi,
karena masih tingginya angka kematian, kesakitan dan gejala sisa yang
ditimbulkan di kemudian hari. Trauma lahir merupakan perlukaan pada
bayi baru lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan.
c. Memeriksa Perdarahan Tali Pusat
Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan
terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar setelah beberapa kali.
Perdarahan kali pusat yang tidak di tangani secara cepat dapat
menyebabkan syok.

7. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan


kesehatan bayinya.
Jika Bayi Muda membutuhkan rujukan segera lanjutkan pemeriksaan
secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan
memperlambat rujukan

2.3 TINDAKAN DAN PENGOBATAN


Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan
yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan, kemudian
catat formulir pencatatan
Balita muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan yang lebih baik. Sebelum merujuk  lakukan
tindakan/pengobatan pra rujuk. Jelaskan pada orang tua bahwa
tindakan/pengobatan pra rujuk di perlukan untuk menyelamatkan kelangsungan
hidup anak. Minta persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan
tindakan/pengobatan pra rujuk
Balita muda dengan klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.
Lakukan tindakan/pengobatan dan nasihat untuk ibu termasuk kapan harus segera
kembali serta kunjungan ulang, sesuai dengan buku bagan

2.4 Tindakan atau pengobatan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan segera
(tindakan pra rujukan).
A .BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA:
 Suhu > 36o C

 Denyut jantung ≥ 100 per menit

 Tidak ada tanda dehidrasi berat.


Lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan sebagai berikut sebelum merujuk
bayi muda dengan klasifikasi merah:
 Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen (jika ada)

 Menangani kejang dengan obat anti kejang

 Mencegah agar gula darah tidak turun

 Memberi cairan intravena

 Memberi dosis pertama antibiotik intramuskular

 Menghangatkan tubuh bayi segera

 Menasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke


tempat rujukan dengan Metode Kanguru

 Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi Ikterus


Berat

 Memasang pipa lambung pada bayi dengan klasifikasi Diare Dehidrasi


Berat
B. Menangani Gangguan Napas pada Penyakit Sangat Berat atau Infeksi
Bakteri Berat
MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT SANGAT
BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
 Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal
dengan gulungan kain.

 Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap lendir.

 Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal prong
dengan kecepatan 2 liter per menit.
Jika terjadi henti napas (apneu), lakukan resusitasi sesuai dengan Bagan Alur
C Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Cara Menggunakan Alat Pengisap Lendir:
 Jika alat pengisap lendir dimasukkan melalui mulut, maka panjang
pipa yang dimasukkan maksimum 5 cm dari ujung bibir.

 Jika alat pengisap lendir dimasukkan melalui hidung, maka panjang


pipa yang dimasukkan maksimum 3 cm dari ujung hidung.

C. Menangani Kejang Dengan Obat Anti Kejang


Beri obat anti kejang jika bayi muda mengalami kejang saat pemeriksaan.
Lihat panduan berikut untuk menangani kejang dengan obat antikejang
Jangan memberi minum atau apapun lewat mulut bila bayi kejang, karena
bisa terjadi aspirasi.

D. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun


MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN 
Jika bayi masih bisa menyusu.
Ibu diminta tetap menyusui bayinya.
Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan.
Beri ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok atau ditetesi dengan pipet.
Berikan kira-kira 20-50 ml sebelum dirujuk.
Jika tidak memungkinkan, beri susu formula atau air gula.
Jika bayi tidak bisa menelan.
Beri 50 ml ASI perah, susu formula atau air gula melalui pipa lambung.

CARA MEMBUAT AIR GULA 5%


Larutkan gula sebanyak 1 sendok takar (5 gram) ke dalam 1/2 gelas air matang
(100 ml). Aduk sampai larut benar.

E. Memberi antibiotik secara IM


Berikan antibiotik dosis pertama intramuskular pada bayi muda sakit dengan
klasifikasi Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat.
Antibiotik pilihan pertama adalah Ampisilin dan Gentamisin.
Antibiotik pilihan kedua adalah Penisilin Prokain dan Gentamisin

F. Menghangatkan tubuh bayi segera.


CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI
Bayi dengan suhu badan < 35,5°C, harus segera dihangatkan sebelum dirujuk.
Caranya sebagai berikut :
 Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela/pintu.

 Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain kering. Ganti
pakaian, selimut/kain basah dengan yang kering.

 Hangatkan tubuh bayi dengan METODE KANGURU (lihat syarat


melakukan METODE KANGURU).

 Apabila tidak memungkinkan menggunakan METODE KANGURU,


gunakan cahaya lampu 60 Watt dengan jarak minimal 60 cm, atau bungkus bayi
dengan kain kering dan hangat dan beri tutup kepala sampai suhu normal dan
pertahankan suhu tubuh bayi.

 Jika dalam 1 jam suhu badan < 35,5°C, RUJUK SEGERA dengan METODE
KANGURU bila memungkinkan.

G. Metode kanguru
 Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus tangan, kaus
kaki), diletakkan telungkup di dada dengan posisi tegak atau diagonal.
Tubuh bayi menempel/kontak langsung dengan ibu.

 Atur posisi kepala, leher dan badan dengan baik untuk menghindari
terhalangnya jalan napas. Kepala menoleh ke samping di bawah dagu ibu
(ekstensi ringan).

 Tangan dan kaki bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi “katak”
 Kemudian “fiksasi” dengan selendang
 Ibu mengenakan pakaian/blus longgar sehingga bayi berada dalam 1
pakaian dengan ibu. Jika perlu, gunakan selimut.
 Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan metode
kanguru.

H. Menasehati ibu cara menjaga kehangatan bayi selama perjalanan


1. keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air kencin dan
tinja bayi
2. bungkus bayi engan kain kering dan hangat beri tutup kepala
3. lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengn metode kanguru

2.5 Tindakan Pertama Pada Bayi Muda Yang Tidak Memerlukan Rujukan
Tentukan tindakan atau pengobatan untuk setiap klasifikasi bayi muda yang
berwarna kuning dan hijau yaitu
a)      Infeksi bakteri lokal
b)      Mungkin bukan infeksi
c)      Diare dehidrasi ringan / sedang
d)      Diare tanpa dehidrasi
e)       Ikterus
f)        Berat badan rendah menurut umur dan / atau masalah pemberian ASI
g)      Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI
Kemudian catat pada formulir pencatatan semua tindakan / pengobatan yang
diperlukan , termasuk nasehat kapan kembali segera dan kunjungan ulang .
Tindakan / pengobatan pada bayi muda yang tidak memerlukan rujukan:
a) Menghangatkan tubuh bayi segera
 Bayi yang segera di hangatkan yaitu bayi yang suhunya kurang dari 35,50C
b) Mencegah agar gula darah tidak turun
c)  Memberi antibiotik peroral yang sesuai
Antibiotik peroral yang sesuai untuk infeksi bakteri lokal : Amoksisilin       
    Amoksisilin
    Dosis 50 mg/kg/BB/hari
   Umur     Beri tiap 8 jam selama 5 hari
   atau     Kaplet 250 mg    Kaplet 500 mg
   Berat Badan     Sirup 125 mg /5 ml     1 kaplet      1 kaplet
    ( 1 sendok takar =5 ml)     Dijadikan      Dijadikan
     5 bungkus      10 bungkus
       1 hr - <4mg
     ½ sendok takar       1 bungkus      1 bungkus
       (< 3 kg)
      4 mg - <2 bln
       ½ sendok takar      2 bungkus      2 bungkus
      (3-4 kg)
2.6 Konseling Bagi Ibu
 Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan  klasifikasi kuning dan hijau
a.         Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis,
cara pemberian )
b.         Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap,
luka dimulut dengan gentian violet)
c.         Mengajari pemberian oralit
d.        Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara
meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara
menyimpan ASI
e.         Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian
imunisasi
f.          Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan
dan kapan kunjungan ulang
g.         Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya
DAFTAR PUSTAKA

BUKU BAGAN MTBS, DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


https://www.infodokterku.com/index.php/en/96-daftar-isi-content/info-
kesehatan/helath-programs/178-bagan-manajemen-terpadu-bayi-muda-mtbm-terbaru
http://kesehatan-ibuanak.net/arsip-pengantar/965-manajemen-terpadu-bayi-muda-
mtbm

Anda mungkin juga menyukai