Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BY NY”S” USIA 2 JAM

BAYI CUKUP BULAN (BCB) SESUAI MASA KEHAMILAN (SMK)


DI RSU PKU MUHAMMADIYAH MOJOAGUNG

Oleh :
Nama : Diyanatun Nuroniyah
Nim : (201503008)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BY NY”S” USIA 2 JAM
BAYI CUKUP BULAN (BCB) SESUAI MASA KEHAMILAN (SMK)
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH MOJOAGUNG
OLEH MAHASISWA ATAS NAMA
DIYANATUN NURONIYAH
NIM 201503008
TELAH DISAHKAN PADA
HARI :
TANGGAL :
TEMPAT :

MAHASISWA

DIYANATUN NURONIYAH
NIM 201503008

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING KLINIK

ROSA PURWANTI., S.Keb.,M.Keb RIA AYU SAPUTRI Amd.Keb


NIK. 0419860902092015108 NIP. 0090821
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan dan kuasa-Nya
karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada By Ny. “S” usia 2 jam BCB-SMK di ruang Ponek RS Pku
Muhammadiyah Kabupaten Jombang tanpa halangan apapun.
Dalam kesepatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr Ririn Probowati selaku Ketua STIKES PemkabJombang.
2. Erika Agung M., SST., M.Kes. selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKES
PemkabJombang.
3. Rosa Purwanti, S.Keb.,M.Keb. selaku Pembimbing Pendidikan Praktik PKK 3 Tahun
2022 STIKES PemkabJombang.
4. Ria Ayu Saputri.,Amd.Keb selaku Pembimbing Klinik Praktik PKK 3 Tahun 2022 di RS
PKU Muhammadiyah Mojoagung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan asuhan persalinan ini masih banyak kekurangan,
sehingga apa yang tertulis dalam asuhan ini jauh dari kata sempurna. Maka dengan kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan
asuhan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga berguna bagi penulis maupun pihak lain yang membaca.

Jombang, 14 November 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar belakang masalah


Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari yang memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi
(penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauteri) dan toleransi bagi bayi
baru lahir untuk dapat hidup dengan baik. Normalnya neonatus akan melalui proses
adaptasi karena adanya perubahan lingkungan dari intrauterin ke ekstrauterin seperti
adanya penyesuaian terhadap suhu lingkungan, pernafasan dan sistem hepatika. Namun
jika neonatus tidak dapat melakukan adaptasi dengan baik maka neonatus akan mengalami
keadaan patologi seperti hipotermi, gangguan pernafasan dan ikterus yang merupakan
penyebab AKN paling banyak di indonesia. Komplikasi neonatus tersebut dapat terjadi
karena beberapa hal.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian
anak.Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian
Neonatal(AKN) dan Angka Kematian Bayi (AKB).Perhatian terhadapupaya penurunan
angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematianneonatal memberi
kontribusi terhadap 59% kematian bayi.(Kemenkes RI, 2016 : 125-126). Berbagai upaya
yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian bayi baru
lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan persalinan normal atau
dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional. Untuk menurunkan angka
kematian bayi baru lahir dengan BBLR, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen bayi baru lahir dengan
hipotermia.Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan
(Depkes RI, 2013).
Kematian neonatus masih menjadi masalah global yang penting. Setiap tahun
diperkirakan 4 juta bayi meninggal dalam 4 minggu pertama dengan 85% kematian terjadi
dalam 7 hari pertama kehidupan. Terkait masalah ini, World Health Organization (WHO)
menetapkan penurunan angka kematian bayi baru lahir dan anak di bawah usia 5 tahun
(balita), sebagai salah satu sasaran Sustainable Development goals. Target untuk
menurunkan angka kematian hingga sebesar 12 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
dan kematian dibawah 5 tahun hingga setidaknya 25/1000 kelahiran hidup diharapkan
dapat tercapai pada tahun 2030 .( kemenkes:2019)
WHO melaporkan komplikasi intrapartum, termasuk asfiksia, sebagai penyebab
tertinggi kedua kematian neonatus (23,9%) setelah prematuritas dan berkontribusi sebagai
11% penyebab kematian balita di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, asfiksia merupakan
penyebab kematian tertinggi ketiga (23%) setelah infeksi neonatal (36%) dan
prematuritas / bayi berat lahir rendah (BBLR) (27%). Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2001 di Indonesia turut melaporkan asfiksia sebagai 27% penyebab kematian bayi
baru lahir. Selain itu, asfiksia juga berkaitan dengan morbiditas jangka panjang berupa
palsi serebral, retardasi mental, dan gangguan belajar pada kurang lebih 1 juta bayi yang
bertahan hidup. Berbagai morbiditas ini berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang dan
kualitas hidup yang buruk di kemudian hari. (kemenkes:2019)

1.2. Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By Ny. S dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney.
1.2.1 Tujuan khusus
1.Melakukan pengkajian data secara lengkap dan sistematis pada bayi baru lahir
By. Ny. S
2) Menganalisa data, menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada bayi
baru lahir By. Ny. S
3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada bayi baru lahir By. Ny.
S
4) Menetapkan tindakan segera untuk mengatasi masalah potensial dengan
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain pada bayi baru
lahir By. Ny. S
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada bayi baru lahir By. Ny. S
6) Melaksanakan rencana asuhan secara langsung pada bayi baru lahir By. Ny. S
7) Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada bayi baru lahir
By. Ny. S
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi klien
Sebagai upaya pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahirsecara
komprehensif .
1.3.2. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan penilaian bagi evaluasi kemampuan kompetensi
mahasiswa dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
1.3.3. Bagi lahan praktek
Sebagai bahan masukan atau evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR


2.1.1. Definisi
Bayi Baru Lahir Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 -
4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat
berlangsung adalah pada sisem pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan
glukosa (Anak et al., n.d.)
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
1. Berat badan 2.500-4.000 gram.
2. Panjang badan 42-58 cm.
3. Lingkar kepala 33-35 cm
4. Lingkar dada 30-38 cm.
5. Bunyi jantung pada menit pertama kurang lebih 180x/menit menurun sampai 120-
160x/menit.
6. Pernapasan bayi pada menit pertama 80x/menit menurun sampai 40x/menit.
7. Kulit merah muda dan licin.
8. Rambut lanugotidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas, warna kemerahan.
10. Untuk laki-laki testis sudah turun dan untuk perempuan genitalia labia mayora telah
menutupi labia minora.
11. Refleks hisap sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti
memeluk.
13. Refleks graff sudah baik, bila diletakkan suatu benda di telapak tangan maka akan
menggenggam.
14. Eliminasi, urine dan mekonium akan keluar 24 jam, pertama mekonium berwarna
kecoklatan atau kehitaman. (Marmi dan Rahardjo, 2014 : 8-9).
2.1.3. Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
1. Sistem Pernapasan Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama:
a. Tekanan mekanik dari torak sewaktu mlalui jalan lahir (stimulasi mekanik).
b. Penurunan Pa O2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di
sinus kortikus (stimulasi kimiawi).
c. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus (stimulasi
sensorik). Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik napas dan mengeluarkan
napas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.
2. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua,
energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari
keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat
3. Sirkulasi Darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan anteriol
dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung
kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya
foramen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran.

4. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal


Tubuh BBL mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari
kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena
jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas
permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal dam renal blood flow relatif
kurang bila dibandingkan orang dewasa.
5. Imunoglobulin
1) Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamia propia
ilium dn apendiks.
2) Plasenta merupkan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stres imunologis.
3) Pada BBL hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat
melewati plasenta karena berat molekulnya kecil.
6. Traktus Digetivus
Traktus digestifus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat berwarna htam kehijauan
yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium
biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah terbentuk dan
berwarna biasa.
7. Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga
mulai berkurang, walaupunn memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar
pada waktu bayi lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna. h.
Keseimbangan Asam Basa PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis
aerobik. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Indrayani &
Emma Moudy, 2013 : 310-314).

2.1.4. . Penilaian Apgar Score


Apgar score adalah sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi
kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah melahirkan. Apgar score dihitung dengan menilai
kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan nilai nol, satu,
dan dua. Kemudian kelima nilai kriteria tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan angka
nol hingga 10. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apabila nilai apgar :
1) Nilai 0-3 : Asfiksia berat
2) Nilai 4-6 : Asfiksia sedang-ringan
3) Nilai 7-10 : Normal (Nadyah, 2013 : 97).
2.1.5. Penilaian Bayi Baru Lahir
a. Pemeriksaan Fisik
1) Periksa Kulit Periksa verniks, warna kulit dan bibir, tanda lahir.
2) Periksa Kepala Kepala ubun-ubun (raba adanya cekungan atau cairan dalam
ubunubun), sutura (pada perabaan sutura masih terbuka), molase, periksa hubungan
dalm letak dengan mata dan kepala, Ukur lingkar kepala dimulai dari lingkar
oksipito-frontal. Kisaran normal lingkar kepaa 33-35 cm.
3) Periksa Mata
 Buka mata bayi dan lihat apakah ada tanda-tanda infeksi atau pus.
 Bersihkan kedua mata bayi dengan lidi kapas DTT.
 Periksa pupil, ukuran sama, dan reaktivitas terhadap cahaya.
 Berikan salep mata.
4) PemeriksaTelinga Periksa hubungan letak mata dan kepala.
5) Periksa Hidung dan Mulut Periksa bibir dan langitan, sumbing, refleks hisap dinilai
saat bayi menyusui.
6) Periksa Leher Periksa pembengkakan dan gumpalan.
7) Periksa Dada
 Perika bunyi nafas dan detak jantung.
 Lihat adakah tarikan dinding dada.
 Lihat puting susu (simetris/tidak)

8) Periksa Abdomen
 Palpasi perut, apakah ada kelainan.
 Keadaan tali pusat.
9) Periksa Alat Genetalia
a. Untuk bayi laki-laki, periksa apakah testis sudah berada dalam skrotum.
b. Untuk bayi perempuan periksa labia mayor dan minor, apakah vagina
berlubang, uretra berlubang.
c. Amati apakah ada pseudomenorhea (cairan kental berwarna keputihan).
10) Periksa Punggung Tubuh bayi dibalik dan punggungnya diperiksa dengan ibu jari
untuk mengetahui keadaan tulang belakangnya.
11) Periksa Anus Periksa lubang anus.
Apabila bayi sudah mengeluarkan mekonium maka langkah ini tidak usah
dikerjakan.
12) Periksa Bahu, Lengan dan Tangan
a. Sentuh telapak tangan bayi dengan jari dan hitung jumlah jari tangan bayi.
b. Bayi akan menggenggam tangan kuat-kuat sehingga tubuhnya bisa terangkat
naik.
13) Periksa Tungkai dan Kaki
a) Kaki bayi ditekuk dan diputar perlahan.
b) Untuk mengetahui keadaan sumbu panggul (Indrayani dan Emma Moudy,
2013 : 329-333).
14) Pemeriksaan Refleks
1. Lakukan Pemeriksaan Reflek Glabellar
 Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan dengan menggunakan jari
telunjuk.
 Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama
2. Lakukan Pemeriksaan Reflek Rooting
 Sentuh pipi atau mulut bayi dengan menggunakan jari tangan.
 Bayi akan menoleh kearah stimulus dan membuka mulutnya.

3. Lakukan Pemeriksaan Reflek Menghisap dan Menelan pada Bayi.


Masukkan sebagian besar areola mammae ke dalam mulut bayi. Amati bayi
menyusu.
4. Lakukan pemeriksaan Reflek Toniknreck Tengkurapkan bayi, bayi akan menoleh
ke samping /kebelakang Baringkan bayi,seolah-olah akan mengangkat bayi, bayi
akan mengangkat kepala/leher tegak.
5. Lakukan Pemeriksaan Reflek Moro
1) Gendong bayi dalam posisi setengah duduk dengan sudut 30 derajat di atas
permukaan meja pemeriksaan, kemudian biarkan kepala jatuh ke belakang.
2) Bayi akan menunjukkan respon berupa memeluk dengan abduksi dan ekstensi
dari ekstremitas atas yang cepat dan diikuti dengan aduksi yang lebih lambat
dan kemudian timbul fleksi.
6. Lakukan Pemeriksaan Reflek Babinsky
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki kearah atas
kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukkan respon
berupa semua jari kaki hiperektensi dengan ibu jari dorsifleksi
7. Lakukan Pemeriksaan Reflek Berjalan
1) Pegang bayi secara vertikal, biarkan salah satu kaki bayi menyentuh
permukaan meja.
2) Bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan, kaki akan bergantian
fleksi dan ekstensi (Indrayani dan Emma Moudy, 2013 : 329-333).
2.1.6. Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Pencegahan Infeksi Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong telah
menerapkan upaya pencegahan infeksi antara lain :
a. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di desinfeksi atau
disterilkan
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi
dalam keadaan bersih.
2. Penilaian Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang sudah
disiapkan di atas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakkan bayi diantara
kedua kaki ibu ibu, pastikan tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segera
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir :
a. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerah-merahan ataukah ada sianosis ?
Apabila bayi mengalami kesulitan bernapas maka lakukan tindakan resusitasi
(Indrayani dan Emma Moudy, 2013 : 315).
3. Merawat Tali Pusat
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2) Bilas tangan dengan air DTT.
3) Keringkan dengan handuk atau kain bersih dan kering.
4) ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi.Gunakan benang atau klem
penjepit tali pusat .
5) Jangan membubuhkan apapun pada tali pusat.
6) Lipat popok di bawah ikatan tali pusat
7) Bersihkan tali pusat dengan air bersih serta keringkan dengan kain bersih
8) Apabila tali pusat berwarna merah atau bernanah atau berdarah atau berbau, maka
segera bawa bayi ke pusat pelayanan kesehatan.
4. Pemberian ASI
Asi sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh
seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya berubah sesuai dengan
kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada dari pertama sampai 4-7 hari,
dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3-4 minggu, selanjutnya ASI matur. Selain
itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi (Prawirohadjo, 2014 : 376). Semakin sering bayi menghisap puting
susu maka akan semakin banyak prolaktin dan ASI yang diproduksi. Penerapan
Inisiasi MenyusuiDini (IMD) akan memberikan dampak positf bagi bayi, antara lain
menjsalin dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi, memberikan
kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum, merangsang kontaksi
uterus (Indrayani dan Emma Moudy, 2013 : 320- 321).
5. Bounding Attachment
Bounding attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan
kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi. Bounding
attachment adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk
memberikan kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya.
6. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan
bayi terjadi proses lekat akibat sentuhan antara ibu dan bayi. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan suhu
ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
2.1.9. Apgar score untuk bayi baru lahir
Apgar score atau nilai Apgar merupakan sebuah metode yang
diperkenalkan oleh Dr. Virginia Apgar pada tahun 1952. Metode ini
berfungsi sebagai sebuah metode sederhana yang bertujuan untuk menilai
kondisi kesehatan bayi baru lahir secara cepat sesaat setelah kelahiran. Skor
dari tes Apgar dihitung dengan cara menilai kondisi bayi baru lahir
menggunakan 5 kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua.
Skor dari kelima kriteria kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka
0 hingga 10. Adapun 5 kriteria yang di test untuk mendapatkan skor Apgar
sendiri mencakup:
1) Warna kulit (Appearance)
a. Skor 2 jika warna tubuh bayi kemerahan, ini merupakan warna tubuh
bayi yang normal.
b. Skor 1 jika warna tubuh normal, tetapi tangan atau kaki kebiruan.
c. Skor 0 bila seluruh tubuh bayi sepenuhnya berwarna keabu-
abuan, kebiruan, atau pucat.
2) Denyut jantung (Pulse)
a. Skor 2 berarti jantung bayi berdetak lebih dari 100 denyut per menit.
b. Skor 1 berarti jantung bayi berdetak kurang dari 100 denyut per menit.
c. Skor 0 berarti detak jantung tidak terdeteksi.
3) Respons refleks (Grimance)
a. Skor 2 berarti bayi meringis, batuk, atau menangis secara spontan dan
dapat menarik kaki atau tangan ketika diberi rangsang nyeri, seperti
cubitan ringan atau sentilan di kaki.
b. Skor 1 berarti bayi hanya meringis atau menangis hanya saat diberikan
rangsangan.
c. Skor 0 berarti bayi tidak menunjukkan respons sama sekali terhadap
rangsangan yang diberikan.
4) Tonus otot/keaktifan (Activity)
a. Skor 2 berarti bayi tampak bergerak aktif dan kuat.
b. Skor 1 berarti bayi bergerak, namun lemah dan tidak aktif.
c. Skor 0 berarti bayi tidak bergerak sama sekali.
5) Pernapasan (Respiration)
a. Skor 2 jika bayi menangis kuat dan dapat bernapas secara normal.
b. Skor 1 jika bayi menangis lemah disertai rintihan dan pola napas yang
tidak teratur.
c. Skor 0 jika bayi tidak bernapas sama sekali.
Setelah hal-hal di atas dinilai, maka nilai dari masing-masing aspek yang diperiksa
akan dijumlahkan dan diperoleh nilai total sebesar 0-10. Berikut ini adalah hasil
interpretasi Apgar score:
a) Skor di atas 7 menandakan bahwa bayi dalam kondisi baik atau sempurna.
b) Skor 5-6 menandakan Si Kecil kurang sehat atau bugar dan mungkin perlu
bantuan pernapasan.
c) Skor di bawah 5 merupakan keadaan gawat pada bayi yang
mengindikasikan bahwa bayi membutuhkan resusitasi segera
Ballad Score
Sistem penilaian untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian
neuromuscular dan fisik. Penilaian neuromuskuler meliputi postur, jendela
pergerakan tangan, gerakan lengan membalik,sudut popliteal, tanda selandang,
lutut ke telinga sedangkan pemeriksaan fisik meliputi kulit, lanugo, permukaan
plantar, payudara, mata/telinga dan genitalia perempuan/laki-laki (Ballard JL, dkk.
1991). Kemudian hasil penilaian baik dari maturitas neuromuskuler maupun fisik
akan disesuaikan dengan skor dan dijumlahkan hasilnya.
2.1.0. Kunjungan Neonatus
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang
terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim.
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat
kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama (Noordiati,2018).
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya
3 kali, selama periode 0 sampai dengan 24 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
neonatus meliputi :
1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48 jam
setelah lahir.
2) Kunjungan Neonatal ke -2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3
sampai dengan hari ke 7 setalah lahir.
3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. (Maita,dkk,2019)

2.2. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN


Tanggal Pengkajian : Tanggal yang dicantumkan saat dilakukan pengkajian,seperti
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien,
mengidentifikasi dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi
klien, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan klien,
mengidentifikasi fisik, mental,sosial dan lingkungan klien.
Jam Pengkajian : Waktu yang dicantumkan saat dilakukan pengkajian,seperti
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien,
mengidentifikasi dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi
klien, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan klien,
mengidentifikasi fisik, mental,sosial dan lingkungan klien.
1. Pengkajian
A. Data Subjektif
a. Identitas Bayi :
Nama : Untuk mengetahui identitas bayi yang dikaji
Jenis Kelamin : Mengetahui jenis kelamin
Anak ke- : Mengetahui jumlah anak
Identitas Orang Tua
a) Nama : Untuk mengenal identitas istri dan suami (Handayani, 2017).
b) Usia : Wanita dianjurkan hamil pada rentan usia 20-35 tahun (Handayani, 2017).
c) Agama : Mengetahui keyakinan yang dianut oleh ibu (Handayani, 2017).
d) Suku atau Bangsa : Mengetahui adat budaya yang berlaku di masyarakat tersebut
(Handayani, 2017).
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan (Handayani, 2017).
f) Pekerjaan : Mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi (Handayani, 2017).
g) Alamat : Mempermudah tenaga kesehatan untuk mengetahui dimana ibu tinggal
dan seberapa jauh jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan (Handayani, 2017).
h) Nomor Telepon : Untuk mempermudah melakukan komunikasi dengan klien.
b. Data Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Tanggal kelahiran, usia kehamilan aterm atau tidak, bentuk persalinan (spontan,
SC, forcep atau vakum), penolong, tempat, masalah obstetri dalam kehamilan
(preeklamsi, ketuban pecah dini, dll), dalam persalinan (malpresentasi, drip
oksitosin, dll), dalam nifas (perdarahan, infeksi kandungan, laktasi apakah ibu
menyusui bayinya dengan asi eksklusif sampai bayinya berumur 2 tahun), jenis
kelamin bayi (laki-laki/perempuan), berat badan bayi, adakah kelainan kongenital.

Ha UK Jenis Tempat Komplika Peno Bayi Umur Nifas


mil Persalina Persalin si long Anak
ke n an
Ibu Bayi PB/BB JK masala Laktas
h i

Komplikasi pada kehamilan : agar bisa mendeteksi secara dini agar tidak
terjadi pre eklampsia berkelanjutan pada masa post partum.
2) Riwayat ANC (Antenatal Care) : Untuk mengetahui periksa teratur atau
tidak, tempat ANC dimana (Prawirohardjo, 2010). Pergerakan janin
dirasakan pertama kali pada usia kehamilan berapa minggu, dalam 24 jam
berapa kali, dalam 10 menit berapa kali, TT berapa kali, Obat-obat yang di
konsumsi selama kehamilan, kebiasaan negatif ibu terhadap kehamilannya
(merokok, narkoba, alkohol, minum jamu), keluhan.
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Ibu
Untuk mengetahui kondisi yang dapat membahayakan ibu dan juga janin
(Handayani, 2017). Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,
menurun, dan menahun), Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang
menderita penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS, Hepatitis. Menurun
seperti hipertensi, DM, asma. Menahun seperti jantung, paru-paru, ginjal.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui adakah faktor resiko penyakit menurun yang dibawa
oleh keluarga, seperti hipertensi, jantung, DM, tidak pernah atau sedang
menderita penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS, Hepatitis. Menahun
seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lainnya (Handayani, 2017).
4) Riwayat Persalinan
a) Tanggal/ Jam persalinan : Untuk mengetahui kapan bayi lahir
disesuaikan dengan hari perkiraan lahir.
b) Jenis persalinan : Mengetahui jenis persalinan itu secara pervaginam
atau caesar.
c) Lama persalinan : Apakah batas waktu bersalin sudah sesuai
dengan batas normal persalinan. pada Primigravida 1,5 jam, multipara
0,5 jam.
Kala I : menit Kala III : menit
Kala II : menit Kala IV : menit
d) Anak lahir seluruhnya jam : Untuk mengetahui berapa lama anak lahir
jika dilihat dari awal kala 2.
e) Warna air ketuban : Memastikan apakah ketuban jernih atau tidak,
bercampur mekonium atau tidak, bercampur darah atau tidak.
f) Trauma persalinan : Apakah ada trauma persalinan yang terjadi,
seperti robekan.
g) Penolong persalinan : Mengetahui penolong persalinan sesuai
dengan standar dan prosedur.
h) Penyulit dalam persalinan : Apakah ada penyulit pada saat persalinan
atau tidak, seperti bayi lahir lama, ibu tidak kuat mengejan.
i) Bonding attachment : Apakah tercipta bonding attachment yang baik
antara ibu dan bayi atau tidak.
B. Data Objektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalu pemeriksaan fisik yang terdiri dari
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan lain.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda – tanda Vital : Heart Rate : 120-160 x/menit
Respiratory Rate : 40-60 x/menit
Temperature : 36,6 - 37,5°C
4) Antropometri
Berat Badan : 2500 – 4000 grm
Panjang Badan : 48 – 52 cm
Lingkar Dada : 30 – 38 cm
Lingkar Perut : 30 – 38 cm
Lingkar Kepala : 33 – 35 cm
Fo : ± 34 cm
Mo: 35 cm
Sob: ± 32cm
5) Apgar Score
Tanda 1’ 5’’ 10’’
Appearance
Color
(Warna Kulit)
Pulse (Denyut
Jantung)
Grimace
( Refleks)
Activity
(Tonus Otot)
Respiration
(Usaha
Bernapas)
Jumlah

Pengukuran tanda-tanda vital.


 Nadi
Nadi normal adalah 110-120menit. Bila nadi tidak normal mungkin ada
kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan pernapasan.
 Pernapasan
Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa
ada retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi atau ekspirasi.
Gerakan pernafasan bayi normal adalah 40-60 kali/menit (maryanti, 2011)
 Suhu Badan
Pemeriksaan Suhu dilakukan melalui rectal, axila, dan oral yang digunakan
untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan untuk
membantu menentukan diagnosis dari penyakit. Suhu badan normal adalah
36,5-37 Bila suhu lebih tinggi dari 37,5 kemungkinan ada infeksi.
 Panjang Badan
Panjang badan bayi diukur untuk memantau apakah perkembangannya
normal, untuk laki-laki sekitar 46,1 - 55,6 cm, sedangkan untuk perempuan
sekitar 45,4 - 54,7 cm.
 Berat Badan
Massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan, dengan berat badan
normal pada bayi 2500-4000 gram. Beberapa hari setelah kelairan berat badan
bayi turun sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini terjadi karena kehilangan
cairan, penguapan dari kulit, buang air kecil serta mengeluarkan mekonium.
Berat badan bayi dapat di tingkatkan kembali dengan cara pemberian asi sesering
mungkin minimal 8 kali dalam sehari. Untuk memantau pertumbuhan gizi dan
fisik (rochmah, 2011)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit : Neonatus normal berwarna merah muda.
2) Kepala : Terdapat benjolan abnormal atau tidak, kulit kepala bersih atau
tidak.
3) Mata : Simetris atau tidak, periksa adanya strabismus yaitu koordinasi
mata yang belum sempurna, periksa adanya glaucoma kongenital, mulanya
akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea,
katarak kongenital 51 akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat,terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasi adanya defek retina (Wagiyo, 2016).
Periksa adanya trauma seperti palpebral, perdarahan konjungtiva atau retina,
periksa adanya sekret pada mata, konjungtivis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan dan apabila ditemukan
epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down. Periksa
juga apakah pupil bereaksi terhadap cahaya, konjungtiva merah muda, sklera
putih.
4) Telinga : Kedua telinga simetris, tulang rawan padat dengan bentuk yang
baik, berespon terhadap suara dan bunyi lain.
5) Hidung : Simetris, terdapat sedikit mucus tetapi tidak ada lender yang keluar,
bersin untuk membersihkan hidung, adanya pernapasan cuping hidung/tidak.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring (Wagiyo, 2016).
6) Mulut : Kedua telinga simetris, tulang rawan padat dengan bentuk yang baik,
berespon terhadap suara dan bunyi lain.
7) Leher : Pendek, tebal, dikelilingi lipatan kulit, tidak terdapat benjolan
abnormal, bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain dan bebas melakukan
ekstensi dan fleksi.
8) Klavikula : apakah terjadi fraktur klavikula atau tidak
9) Dada : Saat bernapas gerakan dada akan simetris, apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60
kali per menit.
10) Ekstermitas
Jari / bentuk : lengkap atau tidak, bisa menggenggam tidak
Gerakan : bisa bebas bergerak atau tidak
Kelainan : adanya fraktur atau tidak
11) Punggung : tulang punggung lurus dan mudah fleksi.
12) Genetalia : Pada wanita labia mayora sudah menutupi labia minora (bayi
aterm) pada laki-laki meatus urinarius di ujung penis, prepusium menutupi
glana penis dan tidak dapat ditarik ke belakang, skrotum besar dan
edematosa, pendulosa pada bayi aterm dan ditutupi rugae, testis retraksi
terutama bila bayi kedinginan
13) Anus : Diperiksa apakah anus berlubang atau tidak. Satu anus dengan
tonus sfingter yang baik, pengeluaran meconium dalam 24 jam setelah bayi
lahir dan meconium diikuti tinja sementara berwarna kuning dan lunak.
14) Eliminasi : urine pada umumnya keluar pada 24 jam pertama setelah lahir,
mekonium pada umumnya keluar 24 jam pertama setelah kelahiran.
c. Pemeriksaan Refleks
1) Moro : Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat keatas
dan kebawah terkejut dan relaksasi dengan cepat (Hidayat, 2009).
Tempatkan bayi pada permukaan yang rata, hentakkan permukaan untuk
mengejutkan bayi. Hal yang terjadi adalah abduksi dan ekstensi simetris
lengan, jari-jari mengembang seperti kipas dan membentuk huruf C dengan
ibu jari dan jari telunjuk, mungkin terlihat adanya sedikit tremor, lengan
terabduksi dalam gerakan sedikit memeluk dan kembali dalam posisi flrksi
dan gerakan yang rileks. Tungkai dapat mengikuti pola respons yang sama
2) Rooting : Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi (Hidayat, 2009).
Jika disentuh bibir, pipi atau sudut mulut bayi dengan putting makan bayi
akan menoleh kea rah stimulus, membuka mulutnya, memasukkan putting
dan mengisap.
3) Sucking : Terjadi ketika terdapat reflek menelan ketika menyentuh bibir
(Hidayat, 2009)
4) Grasping : terjadi refleks menggenggam pada bayi baru lahir atau tidak.
5) Tonic Neck : Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar kesatu
sisi (Hidayat, 2009).
6) Startle : terjadi refleks hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan
dan tangan bayi baru lahir atau tidak.
7) Babinski : Pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak
kakai kea rah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Semua jari
kaki hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi-dicatat sebagai tanda positif.
8) Ekstruasi : terjadi refleks menjulurkan lidah pada bayi baru lahir atau tidak.
9) Galant’s : saat diberi rangsangan, reaksi panggul fleksi ke arah yang di
stimulasi, tangan dan lutut menekuk dan kepala terangkat atau tidak.

2. Interpretasi Data Dasar


Dari hasil pengkajian data yang telah dilakukan baik data subjektif maupun objektif
dapat digunakan untuk mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang terjadi pada bayi.
Diagnosa : Perumusan diagnosa pada bayi baru lahir disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti Normal Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan (NCB SMK)
DS : Bayi lahir tanggal……jam……dengan normal
DO: Tangisan kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, refleks isap, menelan, dan
morro telah terbentuk, rambut kepala tumbuh dengan baik, rambut lanugo telah hilang.
Masalah : Masalah pada bayi baru lahir dapat berupa penyakit yang lazim terjadi seperti
bercak Mongolia, hemangioma, ikterus fisiologis, muntah, gumoh, oral trush, diaper
rash, sebhorrea, infeksi, miliariasis, furunkel dan diare.

3. Identifikasi Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial yang mungkin bisa terjadi
berdasarkan diagnosis dan masalah yang sudah diidentifikasi. Beberapa diagnosa dan
masalah potensial pada bayi baru lahir antara lain, asfiksi, hipotermi, ikterus dan infeksi.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi
bayi. Atau untuk mengetahui tindakan segera yang dibutuhkan untuk menangani adanya
komplikasi atau penyulit.

5. Rencana Asuhan
Diagnosa : By.Ny...... Usia........hari NCB/NKB/NLB SMK/KMK/LMK
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan selama ±24 jam neonatus dalam keadaan baik
tidak mengalami komplikasi/penyulit
Kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal : HR : 120-140x/menit
Suhu : 36,5 - 37°C
RR : 40-60x/menit
2. Neonatus tidak mengalami hipotermia
3. Neonatus dapat menyusu dengan baik dan tidak dehidrasi
4. Neonatus dapat BAK dan BAB
5. Neonatus tidak rewel berlebihan
6. Neonatus tidak mengalami tanda-tanda infeksi
Intervensi
Tanggal :
Jam :
 Pada saat lahir 0 (nol) sampai 6 (enam) jam, asuhan yang diberikan :
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat
adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda
memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian
APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan
membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti
bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan
ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan
pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
 Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksitosin IU
intramuscular)
 Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan
dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar
pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan
jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 kearah ibu.
 Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat
diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT (steril)
 Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan
kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
 Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan kedalam larutan klorin
0,5%
5. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisias imenyusui dini.
6. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali
pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu
dengan kulit bayi selama paling sedikit satujamdan biarkan bayi mencari dan
menemukan putting dan mulai menyusui.
7. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir,dan jenis
kelamin.
8. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru
lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione)
sebanyak 1 mg dosis tunggal, intramuscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan Vit K1 dilakukan setelah proses IMD dans ebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B
9. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1jam setelah lahir.
10. Memberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan
ibu-bayi . Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
11. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan ,persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara
sistematis headtotoe (dari kepala hingga jari kaki).
 Setelah lahir 6 jam sampai 28 hari, dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali
kunjungan dengan asuhan yang diberikan antara lain :
1. Menjaga bayi tetap hangat
2. Perawatan tali pusat
3. Pemeriksaan bayi baru lahir
4. Perawatan dengan metode kanguru pada bayi berat lahir rendah
5. Pemeriksaan status vitamin Kl profilaksis dan imunisasi
6. Penanganan bayi baru lahir sakit dan kelainan bawaan; dan
7. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu

6. Implemetasi
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun dilaksanakan dengan
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri dia
tetap memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya (misal
memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana).

7. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada pasien
harus sesuai dengan :
a) Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan percaya diri.
b) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon
pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c) Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi pasien,
peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam
perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BY NY”S” USIA 2 JAM
BAYI CUKUP BULAN (BCB) SESUAI MASA KEHAMILAN (SMK)
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH MOJOAGUNG

No RM : 011103 Tanggal MRS : 14/11/ 2022

Tanggal pengkajian : 14/11/2022 Pukul : 18.10 WIB

Jam pengkajian : 20.30 WIB Tempat : Ruang nifas

1. Pengkajian
A. Data Subyektif
a) (Identitas Bayi dan Identitas Orang Tua)
Nama Bayi : By.Ny. S
Tanggal Lahir : 14 November 2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 2 (DUA)
Umur : 2 jam
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. S
Umur : 29 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dsn.Plemahan, Rt 07 Rw 08, Sumobito, Jombang
Nama Suami : Tn.Z
Umur : 40 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dsn.Plemahan, Rt 07 Rw 08, Sumobito, Jombang
b) Data Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan Nifas Yang Lalu
Hamil JK Jenis Penolong Tempat Berat Komplikasi Thun
ke- Persalinan bersalin lahir persalinan

1 Laki-laki Spontan Bidan BPM 2700 KPD 2013

2 Perempu Spontan Bidan RS 2860 - 2022


a PKU

Komplikasi pada kehamilan : Tidak ada


2) Riwayat ANC
TM 1 : ibu mengatakan melakukan ANC di bidan praktik mandiri dan puskesmas
2x, pada ANC pertama ibu mengeluh mual serta pusing diberi terapi berupa
kalsium dan vitamin C
TM 2 : ibu mengatakan memeriksakan dirinya ke puskesmas 1 kali dan ke dokter
untuk USG sebayak 1x dengan taa, ibu diberi terapi berupa tablet Fe, vitamin C
dan kalsium
TM 3 : ibu mengatakan memeriksakan dirinya ke puskesmas sebanyak 3 kali dan
USG ke dokter sebanyak 1 kali dengan taa, ibu diberi terapi berupa tablet Fe,
vitamin C, dan kalsium
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita positif covid 19 dan
penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS, Hepatitis. Menurun seperti
hipertensi, DM, asma. Menahun seperti jantung, paru-paru, ginjal.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di keluarganya tidak pernah atau tidak sedang menderita
positif covid 19 dan penyakit menurun, seperti hipertensi, jantung, DM, tidak
pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS,
Hepatitis. Menahun seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lainnya.
4) Riwayat Persalinan
a. Tanggal / Jam Persalinan : 14-11-2022 / pukul 18.00 WIB
b. Jenis Persalinan : Spontan Belakang Kepala
c. Lama Persalinan : 1 Jam
d. Anak lahir seluruhnya jam: 18.10 WIB
e. Warna air ketuban : Jernih
f. Plasenta lahir : Spontan dan lengkap pada pukul 18.20 WIB
g. Trauma persalinan : Robekan jalan lahir
h. Penolong persalinan : Bidan
i. Penyulit dalam persalinan : Tidak ada

B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik dan bugar
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Heart Rate : 140 x/menit
Respiratory rate : 40x/menit
Temperature : 36,8 °C
4. Antropometri :
Berat Badan : 2860 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Lingkar Perut : 28 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
5. Eliminasi
BAK : (-)
BAB : BAB spontan
6. Apgar Score
Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 1 Menit 5 Menit

Appearance Seluruhnya biru Warna kulit Warna kulit 2 2


color (warna normal merah tubuh tangan &
kulit) muda tetapi tangan kaki normal
& kaki kebiruan merah muda
(akrosianosis) tidak ada
sianosis

Pulse (denyut Tidak ada ˂100 x/menit ˃100 x/menit 2 2


jantun)

Grimace ( Tidak ada Mennagis lemah Meringis/ 1 2


respons respons ketika di stimulasi bersin/ batuk
refleks) terhadap saat stimulasi
stimulasi saluran napas

Activity Lemah / tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif 2 2


(Tonus otot)

Respiration Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat/ 2 2


(pernapasan) teratur pernapasan
baik dan
teratur

Jumlah 9 10

b. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Kepala
 Tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal hematoma
 Keadaan ubun – ubun mendatar
 Sutura membuka
 Penonjolan atau pencekungan tidak ada
b) Pemeriksaan Mata
 Bentuk mata : Simetris
 Konjungtiva : Merah mudah dan tidak anemis
 Sklera : Putih dan tidak ikterus
 Tanda – tanda infeksi : Tidak ada
 Kelainan pada mata : Tidak ada
 Sekret : Tidak ada
c) Pemeriksaan Hidung
 Pernafasan : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
 Bunyi Napas : Vesikuler
 Sekret : Tidak ada
 Kelainan bawaan : Tidak ada
d) Pemeriksaan Mulut
 Tampak bersih dan lembab
 Tidak ada kelainan palatoskisis maupun labiopalatoskisis (bibir
sumbing)
 Reflek menghisap : Ada
e) Pemeriksaan Telinga
 Berbentuk simetris dan berbentuk sempurna
 Tidak ada pengeluaran cairan
 Tidak ada kelainan
f) Pemeriksaan Leher
 Pembengkakan :Tidak ada
 Benjolan : Tidak ada
g) Pemeriksaan Dada
 Bentuk : Simetris
 Puting Susu : Ada dan menonjol
 Bunyi Nafas : Vesikuler
 Bunyi Jantung : tidak dilakukan pengkajian
 Retraksi : Tidak ada retraksi dinding dada
h) Pemeriksaan Bahu , Lengan dan Tangan
 Gerakan : Normal
 Kelainan : Tidak Ada
 Bentuk : Simetris
 Kesimetrisan : Simetris Kanan dan Kiri
 Jumlah jari : Ada dan Lengkap
1) Reflek Moro :
Baik , ada respon saat bayi di kagetkan atau mendengar suara yang
keras.
2) Reflek Rooting :
Baik , ada respon membuka mulut saat jari kita menyentuh mulut
bayi.
3) Reflek Grasping : Baik, saat tangan bayi diberi jari telunjuk maka
tangan bayi akan menggenggam.
4) Reflek Walking : Baik, saat telapak kaki bayi disentuh dengan jari
maka akan bergerak – gerak.
5) Reflek Sucking : Baik, bayi menghisap dengan kuat dan areola
putting susu ibu tertekan gusi bayi , lidah dan langi – langit mulut
bayi.
6) Reflek Tonic Neck : Ada , bayi bisa menggerakkan kepalanya.
i) Pemeriksaan Abdomen
 Bentuk : Simetris
 Pendarahan Tali Pusat : Tidak Ada
 Keadaan Tali Pusat : Baik dan Masih Basah tertutup kassa steril.
 Tidak ada kelainan pada bagian abdomen
j) Pemeriksaan Punggung
 Tidak ada kelainan spina bifida, tidak ada pembengkakan.
k) Pemeriksaan Genetalia
 Bentuk : Sempurna
 Labia minora : sudah terbentuk sempurna
 Labia mayora : sudah menutupi labia mayora
 Anus : Sudah ada lubang

l) Pemeriksaan Kaki
 Bentuk : Simetris
 Gerakan : Normal
 Jumlah Jari : Lengkap
 Kelainan : Tidak Ada
m) Pemeriksaan Kulit
 Vernik : Ada
 Warna : Kemerahan
 Tanda Lahir : Tidak Ada
 Pembengkakan : Tidak Ada

2. Interpretasi Data Dasar


Tanggal : 14 November 2022 Jam : 20.30 WIB
Diagnosa : By. Ny. S neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 jam
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya di RS PKU Muhammdiyah
Mojoagung, Tanggal 14 November 2022 Jam 18.10 WIB.
DO : Keadaan Umum : Baik & bugar
Kesadaran : Composmentis
TTV : Heart Rate :140x/menit
RR : 40x/menit
S : 36,8 °C
BB/PB : 2860 grm /50 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Lingkar Perut : 28 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Warna Kulit : Kemerahan
Tonus Otot : Aktif
Tangisan Bayi : Kuat
Anus : Sudah ada lubang BAB spontan
Kelainan Kongenital : Tidak Ada
BAK : (-)
BAB : (+)
Pemeriksaan Refleks :
Moro : Baik , ada respon saat bayi di kagetkan atau mendengar suara yang keras.
Rooting : Baik, ada respon membuka mulut saat jari kita menyentuh mulut bayi.
(memberikan sentuhan pada pipi atau bibir akan menyebabkan kepala
menoleh ke arah sentuhan)
Sucking : Baik, bayi menghisap dengan kuat dan areola putting susu ibu tertekan
gusi bayi , lidah dan langi – langit mulut bayi.
Grasping:Baik, saat tangan bayi diberi jari telunjuk maka tangan bayi akan
menggenggam
Startle : Baik, bayi mengekstensi dan memfleksi lengan daam merespons suara
yang keras, tangan tetap rapat.
Babinski : Baik, ketika telapak kaki disentuh dengan tekanan yang cukup atau
diberi rangsangan jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki
lainnya akan menyebar.

3. Identifikasi Masalah Potensial


Tidak ada
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
5. Rencana Asuhan
Diagnosa : By.Ny.S Usia 2 jam neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan selama ±2 jam neonatus dalam keadaan baik
tidak mengalami komplikasi/penyulit
Kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal : HR : 120-140x/menit
Suhu : 36,5 - 37°C
RR : 40-60x/menit
2. Neonatus tidak mengalami hipotermia

Intervensi
1) Bangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu dengan komunikasi
terapeutik
Rasional : Terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya.
Rasional : ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya
3) Hangatkan bayi didalam infarm warmer
Rasional : agar bayi tidak mengalami hipotermia
4) Lakukan TTV pada bayi baru lahir
Rasional : untuk mengetahui keadaan janin saat ini normal atau abnormal
5) Lakukan pengukuran antropometri pada bayi seperti lingkar dada , lingkar kepala,
lingkar,abdomen, Panjang badan, dan berat badan bayi
Rasional : untuk mengetahuipertumbuhan bayi sesuai TBJ dan sesuai masa
kehamilan atau tidak
6) Lakukan pencegahan infeksi pada tali pusat dengan cara membungkus tali pusat
dengan kassa steril dengan mencuci tangan terlebih dahulu
Rasional : Agar tali pusat tidak terkena infeksi
7) Berikan salep mata pada kedua mata bayi baru lahir
Rasional : agar tidak terjadi infeksi pada mata bayi
8) Berikan injeksi vitamin K di 1/3 paha luar bayi antero lateral
Rasional : bayi diberikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan pada
bayi baru lahir
9) Berikan KIE kepada pasien dan keluarga terkait dengan pemberian asi secara
ekslusif selama enam bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan
apapun
Rasional : Bayi dapat lebih sehat karena meningkatkan ketahanan tubuh, membantu
Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang tanda bahaya bayi baru lahir
yaitu bayi tidak mau menetek, suhu bayu tinggi sampai menggigil, tali pusat
berdarah, belum BAB 24 terakhir, bila mendapatkan salah satu tanda tersebut maka
ibu diharapkan melapor ke tenaga kesehatan.
Rasional : Ibu mengerti tanda bahya bayi baru lahir secara dini, sehingga bisa
ditemui tanda-tanda tersebut bisa langsung melapor/memanggil petugas.
10) Jelaskan kepada pasien untuk menjaga hygiene bagi bayi dan mengganti popok
bayi pada bayi BAB dan BAK.
Rasional : Kebersihan bayi terjaga agar terhindar dari infeksi.

6. Implementasi
Tanggal : 14 November 2022
Jam : 20.35 WIB
1) Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu dengan komunikasi
terapeutik
Hasil : Terjalin hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan
bayinya.
Hasil : ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya
3) Menghangatkan bayi didalam infarm warmer
Hasil : bayi diletakkan diatas infarm warmer
4) Melakukan TTV pada bayi baru lahir
Hasil : bayi sudah di TTV hasil nya ; HR: 142x/menit, RR: 42x/menit, Temp:
36,8 C.
5) Melakukan pengukuran antropometri pada bayi seperti lingkar dada , lingkar
kepala, lingkar,abdomen, Panjang badan, dan berat badan bayi
Hasil : bayi telah dilakukan pengukuran antropometri dan hasil nya BB : 2600
gr,
PB: 50 cm , LA : 28 cm, LD : 31cm , LK: 31 cm
6) Melakukan pencegahan infeksi pada tali pusat dengan cara membungkus tali
pusat dengan kassa steril dengan mencuci tangan terlebih dahulu
Hasil : tali pusat sudah terbungkus oleh kassa
7) Memberikan salep mata pada kedua mata bayi baru lahir
Hasil : bayi telah diberikan salep mata agar tidak terjadi infeksi pada mata bayi
8) Memberikan injeksi vitamin K di 1/3 paha luar bayi antero lateral
Hasil : bayi sudah diberikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan
pada bayi baru lahir
9) Memberikan KIE kepada pasien dan keluarga terkait dengan pemberian asi
secara ekslusif selama enam bulan tanpa diberikan makanan atau minuman
tambahan apapun
Hasil : ibu mengerti penjelasan petugas
10) Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga hygiene bagi bayi dan mengganti
popok bayi pada bayi BAB dan BAK.
Hasil : ibu mengerti penjelasan petugas

7. Evaluasi
Tanggal : 14/11/2022 Jam : 21.00 WIB
1) S : ibu mengatakan bayinya tidak rewel
2) O : Ku : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Heart Rate :140x/menit
RR : 42x/menit
S : 36,9 °C
Kulit : kemerahan
Sklera : putih tidak ikterus
Eliminasi : BAB (+), BAK (-)

3) A : By. Ny.S neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 jam
4) P :
1. Mengobservasi TTV dan keadaan umum bayi (BAK, BAB, dan
menyusu/menetek)
2. Mengingatkan kembali kepada ibu tetap untuk menyusui bayinya sesering
mungkin secara teratur atau setiap 2 jam sekali , dan jika perlu bayi harus
dibangunkan apabila bayi tidur
3. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayinya, seperti ibu
untuk mengganti kassa bayi setiap kassa sudah basah dan setiap bayi mandi,
dan mengganti popok bayi sehabis BAB dan BAK .
4. Menganjurkan Ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
5. Menganjurkan ibu/keluarga untuk lapor kepetugas jika bayinya BAB atau
BAK dan lapor jika ada keluhan
BAB IV
KESENJANGAN KASUS

Dari pengkajian kasus yang didapatkan dari data subyektif bayi baru lahir neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan dengan keadaan umum pasien lahir langsung menangis, warna kulit
kemerahan dan gerak aktif, tidak ada retraksi dada. Dari data obyektif keadaan umum pasien
baik ,gerak tangis kuat ,sudah BAB spontan dan belum BAK pada pemeriksaan fisik tidak
terdapat kelainan. Dari data diatas yang didapatkan, maka analisa yang ditemukan adalah bayi
Ny. “ S “ neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 2 jam.
Karena kasus ini bayi baru lahir fisiologis maka penatalaksanaan yang dilakukan adalah
observasi tanda- tanda vital pada bayi terutama pada suhu bayi,menghangatkan bayi dengan
infarm warmer/ menggunakan bedong bayi,lakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan reflek
pada bayi baru lahir, memberikan injeksi vitamin K di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri bayi
untuk mencegah perdarahan terjaadi, memberikan KIE pada ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi
tetap hangat, memberikan KIE pada ibu cara menyusui yang benar, Memberikan KIE pada ibu
untuk menyusui bayinya sesering mungkin, mengajarkan juga kepada keluarga untuk ikut serta
membantu ibu dalam merawat bayinya agar psikologis ibu tetap terjaga dengan baik.
Dari data data yang diperoleh di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan juga
dalam pengkajian kasus.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari pengkajian kasus yang didapatkan dari data subyektif bayi baru lahir neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan keadaan umum pasien lahir langsung menangis,
warna kulit kemerahan dan gerak aktif, tidak ada retraksi dada. Dari data obyektif keadaan
umum pasien baik ,gerak tangis kuat ,sudah BAB spontan dan belum BAK pada
pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Dari data diatas yang didapatkan, maka analisa
yang ditemukan adalah bayi Ny. “ S “ neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 2
jam.
Karena diagnosis pasien tersebut adalah bayi baru lahir fisiologis maka
penatalaksanaan yang dilakukan adalah observasi tanda- tanda vital pada bayi terutama pada
suhu bayi,menghangatkan bayi dengan infarm warmer/ menggunakan bedong bayi,lakukan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan reflek pada bayi baru lahir, memberikan injeksi vitamin
K di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri bayi untuk mencegah perdarahan terjaadi,
memberikan KIE pada ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat, memberikan KIE
pada ibu cara menyusui yang benar, Memberikan KIE pada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin.

5.2. Saran
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien dapat kooperatif selama diberikan asuhan dan keluarga pasien bisa
diajak untuk kerjasama pada asuhan yang akan diberikan
2. Bagi institusi kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan
pendekatan manajemen kebidanan tujuh Langkah varney sehingga pelayanan yang
diberikan efektif dan efisien dapat tercapai pada klien
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan penilaian bagi evaluasi kemampuan kompetensi mahasiswa
dalam pemberian asuhan persalinan pada BBL fisiologis
DAFTAR PUSTAKA
NiwayanArimi , DK. 2017 , Asuhan Kebidanan Neonatus bayi , balita dan anak pra sekolah ,
yokyakarta : ANDI
Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. AsuhanKebidananPersalinan dan
BayiBaruLahir. Yogyakarta: PT PustakaBaru
Saleha, S. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin University
Press. 2012.
Saifuddin, AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010 Saifuddin, AB. Buku Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014.
Shihab, MQ. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentera hati.
2009.
Sianturi, E. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC, 2015.
Walyani, ES & Purwoastuti Th. Endang.Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: 2015.
WHO. World Health Organization. 2014. WHO Library Cataloging swiss. 2014.
Wahyuni, S. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita: Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC. 2012
Williamson, A& Crozier K.Buku Ajar AsuhanNeonatus. Devi Yulianti (alih bahasa) danSari
Isnaeni (editor edisi bahasa Indonesia). Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2013.
Widiayawati & Syahrul F. Skripsi. Pregnancy exercise Influence In Labor And Neonatal
Health Status Di Rumah Bersalin Gratis- Rumah Zakat Surabaya tahun 2013- 09
http://journal.unair.Ac.id.

Anda mungkin juga menyukai