Oleh:
1. Sri Rejeki Wahyuningsih NIM. P07124521177
2. Indarsih NIM. P07124521222
3. Dani Kartika Sari NIM. P07124521227
4. Lely Siti Fatimah NIM. P07124521209
5. Rahayu Puji Astuti NIM. P07124521229
6. Yuni Retnowati NIM. P07124521182
7. Syafrida NIM. P07124521231
8. Dwi Suryani NIM. P07124521207
9. Sri Wiwik Ismurtini NIM. P07124521187
10. Sri Murtini NIM. P07124521221
11. Intan Fadlilah NIM. P07124521204
12. Rina Rudiarti NIM. P07124521181
13. Suhartini NIM. P07124521195
14. Kasriyani NIM. P07124521226
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas laporan komprehensif yang berjudul “Asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir Ny. S di Puskesmas Karanggayam II Kebumen”. Pada
kesempatan ini, penyusun menghaturkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyusunan laporan komprehensif ini. Pada kesempatan ini,
penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Joko Susilo, S.KM., M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2. DR. Yuni Kusmiyati, S.ST, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
3. Hesty Widyasih, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Profesi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
4. Dwiana Estiwidani, SST, MPH, BDN. selaku pembimbing akademik
5. Haryati, S. SiT. selaku pembimbing klinik
6. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Tugas Laporan Komprehensif ini disusun untuk memenuhi tugas praktik
Kebidanan Kompehensif. Dalam penyusunan tugas laporan komprehensif ini,
penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan.
Namun, penyusun menyadari bahwa tugas laporan komprehensif ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan tugas laporan komprehensif ini di masa mendatang.
Semoga tugas laporan komprehensif ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan mahasiswa kebidanan pada khususnya.
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara
terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan
sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 18 tahun.
Neonatal adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangan besar dari kehiduapan di dalam rahim
dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia
kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko
gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul.
Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada
kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur
3-7 hari, dan umur 8-28 hari. (Kemenkes RI, 2020).
Cakupan kunjungan neonatal pertama atau KN1 merupakan indikator
yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang
meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu
Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hb0 injeksi bila belum diberikan.
Selain KN 1, yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal
adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh
pelayanan kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1
4
kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja
pada satu tahun.
Presentasi KN 1 di Jawa Tengah tahun 2020 sebesar 99,2 persen,
menurun dibandingkan persentase KN1 tahun 2019 yaitu 99,8 persen.
Persentase KN lengkap tahun 2020 sebesar 98,3 persen menurun dibandingkan
persentase KN lengkap tahun 2019 yaitu 98,6. (Profil Kesehatan Jawa Tengah,
2020).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan bayi baru lahir menggunakan pola pikir manajemen kebidanan
serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus bayi Ny. S
b. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi data meliputi diagnosis,
masalah, dan kebutuhan pada kasus bayi Ny. S
c. Mahasiswa dapat menentukan diagnosis dan masalah potensial yang
kemungkinan terjadi pada asuhan kebidanan bayi Ny. S
d. Mahasiswa dapat menentukan antisipasi tindakan dan kebutuhan segera
pada kasus asuhan kebidanan bayi Ny. S
e. Mahasiswa dapat menentukan rencana tindakan pada kasus asuhan
kebidanan bayi Ny. S
f. Mahasiswa dapat melakukan implementasi atau pelaksanaan pada kasus
asuhan kebidanan bayi Ny. S
g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi untuk menangani kasus asuhan
kebidanan bayi Ny. S
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus dalam asuhan
kebidanan bayi Ny. S.
5
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah bayi baru lahir.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan
manajemen kasus dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai teori dan
menerapkan asuhan sesuai kasus yang didapatkan.
b. Bagi Bidan di Pelayanan Puskesmas Karanggayam II
Dapat memberikan informasi tambahan asuhan pada klien tentang bayi
baru lahir.
c. Bagi klien
Dapat menambah informasi atau wawasan agar klien mampu merawat
bayinya secara mandiri.
6
7
8
B. Kajian Teori
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala
atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat.
(Tando, Naomy Marie, 2016).
12) Refleks moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.
normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-
60 kali/menit.
5) Perubahan Gastrointestinal
6) Perubahan Ginjal
7) Perubahan Hati
8) Perubahan Imun
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,
melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep
mata antibiotik pada kedua mata, memberi imunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014).
1) Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi
tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai
bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
2) Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di
mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi
normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi
tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3) Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa
menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada
tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau
sama.
4) Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan
antiseptik. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit
kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai
berikut:
a) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat
dipotong (oksotosin IU intramuscular).
d) Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
Menurut Buku KIA (2018) standar kunjungan pada bayi baru lahir
sebagai berikut :
3) Suhu (oC)
7) Memeriksa icterus
8) Memeriksa diare
3) Suhu (oC)
7) Memeriksa icterus
8) Memeriksa diare
3) Suhu (oC)
7) Memeriksa icterus
18
8) Memeriksa diare
a. Data Subjektif
1) Anamnesa
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum dan kesadaran penderita
Suhu badan, normal adalah 36,5 - 37, . bila suhu lebih tinggi
dari 37,5 kemungkinan ada infeksi.
Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya
resiko apabila hasil pengukuran < 45 cm.
Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg
datau lebih 4 kg termasuk resiko.
c) Kepala dan Leher
Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar
kepala dan tanda caput atau cephal haematom.
Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah
ikhterus pada sklera dan oedem pada palpebraatau adakah
perdarahan.
Pada hidung adakah pengeluaran cairan
Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun
telinga.
Payudara, memeriksa bentuk, puting, areola warnanya. dan
lingkar dada
Abdomen: bentuk, kulit tipis, tidak kembung, tali pusat
terikat dan tidak berdarah
Ekstremitas: apakah lengkap, kuku panjang
d) Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor p[ada
perempuan, testis apakah sudah turun pada laki-laki.
e) Refleks grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro.
Diagnosa pada bayi ini adalah bayi baru lahir cukup bulan
fisiologis, dengan masalah potensial hipotermi.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya.
Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung
jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah
tersebut benar-benar terlaksana).
3. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada pasien harus sesuai dengan :
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Bayi Ny. S lahir normal dan spontan pada tanggal 13 November
2021, pukul 04.55 WIB dengan bugar, menangis kuat, tidak ada cacat
bawaan, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif dan pernafasan baik.
Jenis kelamin laki-laki, berat badan 2900 gram, panjang badan 49 cm,
ekstremitas lengkap, reflek bagus, pergerakan aktif, anus (+). Hal ini
sesuai dengan teori dimana bayi baru lahir normal dan sehat apabila
warna kulit merah, denyut jantung >100 x/i, menangis kuat, tonus otot
bergerak aktif, pernafasan baik dan tidak ada komplikasi pada bayi
tersebut (Tando, 2016).
Pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan pemeriksaan fisik bayi
serta memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan
pencegahan hipotermi, pemberian ASI eksklusif, dilakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan dengan hasil
berat badan 2900 gram, panjang badan 49 cm. Asuhan yang diberikan
pada bayi baru lahir 1 jam setelah lahir memberikan suntik imunisasi
HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi dasar , dan suntik Vit K.
1. Neonatus 6 jam
Setelah 6 jam, asuhan yang diberikan yaitu bayi dimandikan
dengan air hangat, melakukan perawatan tali pusat dimana tali
pusat dibungkus, membedong bayi untuk menjaga kehangatan bayi
dan asuhan ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
bayi baru lahir jangan langsung dimandikan, bayi boleh dimandikan
6 jam setelah lahir dengan keadaan bayi tidak hipotermi . Setelah itu
diberikan kepada ibu untuk segera disusui. Memberikan penyuluhan
kepada ibu tentang posisi dan cara menyusui yang baik dan cara
perawatan tali pusat.
24
2. Neonatus 3 hari
Pada kunjungan neonatus hari ke 3 tanggal 15 November 2021
pukul 13.00 WIB, asuhan yang diberikan yaitu melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi, melakukan perawatan tali pusat, tali
pusat belum pupus/lepas, pangkalnya kering dan bersih, pemberian
ASI eksklusif tetap dipertahankan. Pengambilan darah spesimen
untuk pemeriksaan SHK. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat
hasil bahwa keadaan bayi baik dan dalam batas normal, bayi tidak
ikterus, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan bayi menyusui
dengan kuat.
3. Neonatus 28 hari
Pada kunjungan neonatus hari ke-28 keadaan bayi dalam batas
normal, bayi menyusui dengan kuat dan masih diberikan ASI
eksklusif tanpa makanan yang lain, tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi dan berat badan bayi meningkat menjadi 3400 gram. Ibu
sudah membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi
BCG pada tanggal 11 Desember 2021 karena imunisasi sangat
penting bagi bayi. Berdasarkan anjuran IDAI (2017) imunisasi dasar
BCG diberikan pada bayi berusia 0-2 bulan, sehingga pemberian
imunisasi pada bayi Ny. S tidak menyimpang dari teori dan program
yang ditetapkan.
B. Analisis
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru
lahir mulai dari 6 jam, 3 hari dan 28 hari, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi
apapun dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif yaitu
bayi hanya minum ASI sampai berusia 6 bulan tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan pasal 29 ayat 1 bahwa setiap bayi berhak
25
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini penulis memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada bayi baru lahir. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi
Ny. S di Puskesmas Karanggayam II berjalan sesuai teori. Selain itu, dari
penatalaksanaan kasus ini penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dari hasil pengkajian diperoleh dari data subjektif pada bayi Ny. S
2. Pada interpretasi data diperoleh diagnosis bahwa bayi Ny. S
3. Diagnosa potensial pada bayi Ny. S
4. Antisipasi tindakan segera yang dilakukan pada bayi Ny. S adalah menjaga
bayi tetep hangat.
5. Memberikan konseling untuk perawatan bayi baru lahir meliputi perawatan
tali pusat, pemberian ASI eksklusif,
6. Ny. S mampu merawat bayinya secara mandiri.
7. Telah dilakukan penyusunan dokumentasi pada asuhan yang diberikan pada
bayi Ny. S menggunakan metode SOAP.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Kebidanan di Polkesyo
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Anemia,
sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat. Selain itu
mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang dapat
menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat dilakukan
sesuai dengan manajemen langkah varney.
2. Bagi Bidan di Pelayanan Puskesmas Karanggayam II
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan konseling,
informasi, dan edukasi (KIE) tentang bayi baru lahir.
3. Bagi Klien
Diharapkan mampu melakuan perawatan pada bayi baru lahir.
27
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC
Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta:
EGC
LAMPIRAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143 Telp (0274) 374331