Disusun Oleh :
Nama : Rizqiyatul Chalida Zain
NIM : 19159010080
KELAS :B
Disusun Oleh :
Nama : Rizqiyatul Chalida Zain
NIM : 19159010080
Kelas : B
Disetujui :
Pembimbing Klinik : Luk Luatun Mubrikoh, S.ST
Tanggal : _____________
Di : PMB Luk Luatun Mubrikoh, S.ST (_______________________)
NIP:
Pembimbing Institusi : Nailufar Firdaus, S.ST., MAP
Tanggal : _____________
Di : STIKes Ngudia Husada Madura (_______________________)
NIDN:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di Puskesmas Kamal
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di STIKes Ngudia Husada
Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini
terutama:
1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.
2. Hamimatus Zainiyah,S.ST, M.Pd. M.keb selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan
3. Pembimbing klinik Luk Luatun Mubrikoh, S.ST
4. Nailufar Firdaus, S.ST., MAP selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan Asuhan
Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan selanjutnya.
Bangkalan, 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-
paru pada bayi yang normal yang cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan)
sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru
berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.
2) Jantung dan sirkulasi darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan
serangkaian reaksi slanjutnya.
Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada unit
janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem sirkulasi tertutup, bertekanan
tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat diklem adalah
peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal yang paling penting adalah
peningkatan tahanan pembuluh darah dan tarikan nafas pertama terjadi secara
bersamaan. Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan sistem pembuluh
darah berelaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi sistem bertekanan rendah.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter permenit/m 2. Aliran darah
sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m2 dan bertambah pada
hari kedua dan ketiga yaitu 3,54 liter/m2 karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan
darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta
dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi
konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3) Saluran pencernaan
Pada masa neonatus, traktus digestivus mengandung zat-zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolosakarida dan disebut meconium. Pada
masa neonatus saluran pencernaan mengelarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam
pertama berupa meconium. Dengan adanya pemberian susu, meconium mulai
digantikan oleh tinja tradisional pada hari ketiga dan empat yang berwarna coklat
kehijauan.
Pada saat lahir aktifitas mulut sudah berfungsi yaitu menghisap dan menelan,
saat menghisap lidah berposisi dengan palatum sehingga bayi hanya bernafas melalui
hidung, rasa kecap dan penciuman sudah ada sejak lahir, saliva tidak mengandung
enzim tepung dalam 3 bulan pertama dan lahir volume lambung 20-25 ml. Adapun
adaptasi pada saluran pernafasan adalah :
a) Pada hari ke 10 kapasitas lambung menjadi 100cc
b) Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana yaitu
monosacarida dan disacarida.
c) Difesiensi lifase pada pancreas menyebabkan terbatasnya absorpsi lemak
sehingga kemampuan bayi untuk mencerna lemak belum matang, maka susu
formula sebaiknya tidak diberikan pada bayi baru lahir.
d) Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan ludah
sampai bayi berusia ±2-3 bulan.
4) Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk meniadakan bekas penghancuran dalam peredaran darah.
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopoetik juga
mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar
pada waktu bayi baru lahir, daya ditoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mgt/kg BB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome.
5) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama
energy didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energy berasal
dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih hari keenam,
pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak 40% dari karbohidrat.
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir,
diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120
mg/ 100 ml.
6) Suhu tubuh
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus
minimal, rentang maksimal hanya 0,6 derajat celcius sangat berbeda dengan kondisi
diluar uterus. Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi.
a) Luasnya permukaan tubuh
b) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna
c) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
(Kukuh Rahardjo, 2015)
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan 10
minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis janin, hormone ini diperlukan
untuk mempertahankan glandula supra renalis janin. Pada neonatus kadang-kadang
hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat
misalnya pembesaran kelenjar susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan, kadang-
kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan (Wafi Nur Muslihatn, 2010). Adapun penyesuaian pada sistem endokrin
adalah:
a) Kelenjar thyroid berkembang selama minggu ke-3 dan 4.
b) Sekresi-sekresi thyroxin dimulai ada minggu ke-8 thiroxin maternal adalah bias
memintasi plasenta sehingga fetus yang tidak memproduksi hormone thyroid akan
lahir dengan hypothyroidism kongenital jika tidak ditangani akan menyebabkan
reterdasi mental berat.
c) Kotrek adrenal dibentuk pada minggu ke-6 dan menghasilkan hormon pada
minggu ke-8 atau minggu ke-9.
d) Pankreas dibentuk dari foregut pada minggu ke-5 sampai minggu ke-8 dan pulau
Langerhans berkembang selama minggu ke-12 serta insulin diproduksi pada
minggu ke-20 pada infant pada ibu DM dapat menghasilkan fetal hyperglikemi
yang dapat merangsang hyperinsulinemia dan sel-sel pulau hyperplasia hal ini
menyebabkan ukuran fetus yang berlebih.
e) Hyperinsulinemia dapat memblok maturasi paru sehingga dapat menyebabkan
janin dengan resiko tinggi distress pernafasan.
8) Keseimbangan cairan dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus engandung relative lebih banyak air dan kadar natrium
relative lebih besar daripada kalium karena ruangan ekstraseluler luas (Marmi, 2015).
Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
b. Tidak seimbang antar luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
c. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus reatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
Sehingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian
air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan
setelah lahir.
Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa defisit structural dan
fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tersebut akan membaik
pada bulan pertma kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru
lahir yang sakit atau mengalami stress. Ginjal bayi baru lahir menunjukkan
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi
ini dapat menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Bayi baru lahir tidak dapat
mengonsentrasikan urine dengan baik, bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine
pada 48 jam pertama kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml (Marmi, 2015).
9) Imunologi
sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobin (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG (Immunoglobulin gamma G).
Pada neonatus hanya terdapat imunoglobulin gamma G, dibentuk banyak pada bulan
kedua setelah bayi dilahirkan.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia
ilium serta apendiks. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Gamma A
telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan segera
setelah bayi dilahirkan khususnya pada traktus respiratory. Imunoglobulin gamma M
ditemukan pada kehamilan lima bulan, produksi meningkat segera setelah bayi
dilahirkan, sesuai dengan bakteri dalam alat pencernaan.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun
yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi
mencegah atau meminimalkan infeksi. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat
sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing
(Marmi, 2015).
2.1.4. Penilaian BBL
Pada penilaian BBL, keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah bayi
menderita asfiksia/ tidak. Hal-hal yang dinilai antara lain frekuensi jantung (hearst rate),
usaha napas (respiratury effort), tonus otot (Musole tore), warna kulit (colour) dan
prekuensi terhadap rangsangan (Respon to stimuli) yaitu dengan memasukkan kateter ke
lubang hidung setelah jalan panas diberikan.
Setiap penilaian angka 0,1 dan 2. dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah
bayi normal (vigorous baby, nilai APGAR 7-10). Asfikasi sedang ringan (APGAR 0.3),
baik nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih-lebih lanjut karena apabila bayi menderita asfiksa lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neorologis lanjutan di kemudian hari lebih besar.
Selain dilakukan pada umur 1 menit juga dilakukan pada umur 5 menit (Ilmu Kebidanan,
2005 : 248-249)
Semua bayi harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang menunjukkan
suatu pxt
BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu/ beberapa tanada berikut :
a. Sesak nafas e. Panas/ suhu badan bayi rendah
b. Frekuensi pernafasan 60 x/menit f. Kurang aktif
c. Gerakan retraksi dada g. Berat lahir rendah (1500-2500 gr)
d. Malas minum Dengan kesulitan minum
Tanda-tanda bayi sakit berat
a. Sulit minum e. Kejang/ periode kejang-kejang kecil
b. Sionosis rentral (lidah biru) f. Merintih
c. Perut kembung g. Perdarahan
d. Periode apnev h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gr
( Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2000 : 139)
Tabel Nilai APGAR
Nilai O 1 2 NA Cat :
Kriteria NA 1 menit lebih/
Badan merah Seluruh tubuh sama dg 7 tidak
Appreance Pucat perlu resusitasi
ekstrimitas biru kemerah-merahan NA 1 menit 4-6
Tdk bog and mask
Pulse < 100 > 100 ventilation
teraba
Tdk
Grimaco Batuk/ bersin Batuk/ bersin
ada
Tdk Ekstrimitas dalam
Activty Gerakan aktif
ada rediktif plexi
Tdk Lemah/ tdk
Respiration Baik/ mengangis
ada teratur
(Ilmu kebidanan, 2005: 248-249)
2.2. Manajemen Kebidanan
I. Pengkajian
Data Subyektif
1. Biodata Bayi
Nama : Untuk dapat mengidentifikasi agar tidak keliru dengan penderita
lain
Umur : Untuk mengetahui usia bayi saat ini, mempermudah dalam
penatalaksanaan
Jenis Kelamin : Untuk memeriksa dan membedakan bagi yang satu dengan yang
lain
2. Biodata Orang tua
Untuk mengetahui nama orang tua, umur, agama, tingkat satelektual, taraf hidup dan
sosial ekonomi serta alamat untuk memastikan tempat tinggal
3. Riwayat Kehamilan
Untuk mengetahui adanya komplikasi selama kehamilan, rutin atau tidak ANC.
4. Riwayat Kesehatan intranatal
Untuk mengetahui proses pentalian, penolong dan komplikasi persalinan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Untuk mengetahui adanya respon dari bayi terhadap simulai yang diberikan, seperti :
Morro : Timbul rangsangan yang diberikan secara tiba-tiba yaitu
menepuk tempat tidur
Tonic Neck : Timbul bayi saat diangkat kemudian dapat mengangkat
lehernya sendiri
Palmagraph : Untuk dapat menggerggam saat diberi suatu rangsangan
pegangan
Rooting : Menoleh kearah benda yang menyentuhnya
Walking : Menggerakkan kakinya jika 8 gures telapak kakinya
Scoking : Menghisap
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan bayi baik/ cukup/ lemah
TTV : Nadi : 100-160 x/mnt
Respiration : 30-60x/mnt
Suhu : 36,5-37,5 0C
Antroprometri : BB : 2500-4000 gr
TB : 45-50 cm
LK : 33 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Terdapat caput succedenum/tidak, terdapat cephal hematoma/tidak
Mata : Simetris/tidak, skiera putih/ tidak, konjungtive merah muda/ tidak
Muka : Pucat/ tidak, oedem/ tidak
Hidung : Simetris/tidak cacat/ tidak ada sekrep/tidak
Mulut : Simetris/ tidak, sionosis/ tidak
Gigi : Ada/ tidak
Telinga : Simetris/ tidak ada penumpukan serumen/ tidak
Leher : Ada pembesaran vena regilaris/ tidak ada pembengkakan abnormal/
tidak
Dada : simetris/ tidak, ada retraksi/tidak
Abdomen : Ada pembesaran abnormal/ tidak, ada perdarahan talbus/ tidak
Punggung : Ada/ tidak pembenjolan optina bivida
Genetalia : Wanita lebih mayora menutup/ tidak, oedem/ tidak, perdarahan/
tidak, uresum ada/tidak
Pria ada/ tidak skorom, tetris turun/tidak. Ada lubang gland penis
Anus : Ada atrena ani/ tidak
Ekstrimitas : Simetris/ tidak, ada polidiktiv/ tidak adasiadiktili/ tidak, pergerakan
aktif/ tidak
II. Interpretasi dan Dasar
Diagnosa : NCB SMK
DS : Sesuai keluhan yang dikatakan ibu/ keluarga terhadap bayinya
DO : Keadaan umum
TTV : Nadi, suhu, serfiran
Antropomelsi : BB, PB, LK, LD, ULA
Masalah : Timbul setelah dilakukan pengkajian pada data subyektif dimana dapat
mengganggu kelanjutan kesehatan ibu.
Kebutuhan : Hal-hal yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang timbul.
III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi klien.
V. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
VI. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan
tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
VII. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN BBL
DI PMB LUK LUATUN MUBRIKOH, S.ST
Kategori
Appreance Pulse Grimace otivity Respiration
Kriteria
1 1 2 1 1 2
5 2 2 1 1 2
VII. Evaluasi
S : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya
O : K/u baik, bayi menangis kuat
1. Bayi terbungkus kain dan memakai topi
2. Bayi sudah diberi salep mata, injeksi vit K
3. Talpus terbungkus kasa steril
4. Asi keluar dan bayi menghisap
A : NCB SMK
P : Memberi HE tentang perawatan BBL sebelum pasien pulang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (normal) adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan dengan berat badan lahir 2500 gr sampai 7000 gr
Perubahan-perubahan pada BBL :
Perubahan suhu tubuh
Perubahan sistem sirkulasi
Perubahan sistem pernafasan
Perubahan sistem hematopoesis
Perubahan sistem reproduksi
Perubahan sistem neorumuskuler
Perubahan metabolisme karbohidrat
Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal dan otot yang mulai berfungsi
Pembagian kehamilan menurut WHO 1979 :
b. Preterum : UK < 37 minggu
c. term : UK 37 minggu
d. Posterm : >42 minggu
4.2 Saran
1. Institusi
Dapat memberikan bimbingan yang efektif dan efisien terutama memberikan motivasi
2. Pembimbing akademik
Agar memberikan bimbingan yang detail dan motivasi agar pembuatan laporan
selanjutnya lebih baik
3. Mahasiswa
Lebih trampil dan mengkaji menambah kemampuan tentang perawatan BBL