Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DI PMB LUK LUATUN MUBRIKOH, S.ST


KABUPATEN BANGKALAN

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : Rizqiyatul Chalida Zain
NIM : 19159010080
KELAS :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA
2019-2020
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN
DI PMB LUK LUATUN MUBRIKOH, S.ST

Disusun Oleh :
Nama : Rizqiyatul Chalida Zain
NIM : 19159010080
Kelas : B

Tanggal Pemberian Asuhan 20 Desember 2019

Disetujui :
Pembimbing Klinik : Luk Luatun Mubrikoh, S.ST
Tanggal : _____________
Di : PMB Luk Luatun Mubrikoh, S.ST (_______________________)
NIP:
Pembimbing Institusi : Nailufar Firdaus, S.ST., MAP
Tanggal : _____________
Di : STIKes Ngudia Husada Madura (_______________________)
NIDN:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di Puskesmas Kamal
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di STIKes Ngudia Husada
Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini
terutama:
1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.
2. Hamimatus Zainiyah,S.ST, M.Pd. M.keb selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan
3. Pembimbing klinik Luk Luatun Mubrikoh, S.ST
4. Nailufar Firdaus, S.ST., MAP selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan Asuhan
Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan selanjutnya.

                                                                                    Bangkalan,                      2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada faktor-faktor yang memperlemah kondisi
seorang ibu hamil perlu diprioritaskan. Disamping itu perlu dilakukan pembinaan kesehatan
pranatal yang memulai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian
perinatal yang meliputi asfiksia, perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran pretem/Bayi
Berat Lahir Rendah dan Hiportermi.
Penilitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan,. Kuranh baiknya kelainan yang
dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi perode neonatal merupakan periode
yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, pemberian ASI
dalam usaha menurunkan angka kematian merupakan tugas pokok bayi pemantau
kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh
kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih
dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan, dan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
1.2. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan fisiologis agar dapat mendukung peran, tugas dan kewajiban seorang bidan.
2. Tujuan khusus
 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian yaitu dengan mengumpulkan data
subjektif dan objektif pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu menginterprestasikan data pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang sekiranya muncul
ada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau
kolaborasidengan tenaga kesehatan lain
 Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang komprehensif sesuai dengan
kondisi pada bayi baru lahir fisiologis.
 Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan yang komprehensif
sesuai dengan yang telah direncanakan.
 Mahasiswa mampu mengevaluasi keejektifan dari asuhan yang sudah diberikan
pada bayi baru lahir fisiologis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1. Definisi Bayi Baru Lahir (BBL)
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia
4 minggu. Biasanya lahir dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram.
Menurut M, Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat.
2.1.2. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6) Pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia ;
a. Perempuan : Labia mayora menutupi labia minora
b. Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk
12) Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13) Reflek graps sudah baik
14) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium berwarna
hitam kecoklatan.
(Marmi, 2015)
2.1.3. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonates
dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di lar uterus. Kemampuan adaptasi fiiologis
ini disebut juga homeostasis.
1) Konsep – konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir :
a) Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan ekstrauterin.
b) Dalam 24 jam setelah lahir, system ginjal, gastrointestinal (GI), hematologic,
metabolic, dan system neurologi bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai
untuk maju kea rah dan mempertahankan kehidupan ekstrauterin.
2) Periode Transisi
a) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 – 8 jam pertama kehidupan, yang
akan dialami oleh seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan.
b) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir) pernafasan cepat (dapat
mencapai 80 kali/menit) dan pernafasan cuping hidung sementara , retraksi dan
suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat menapai 180
kali/menit selama beberapa menit pertam kehidupan.
c) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang, relaks, dan jatuh tertidur;
tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) dalam 2 jam setelah kelahiran dan
berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
d) Periode kedua reaktivitas dimulai waktu bayi bangun ditandai denan respon
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi agak
sianosis, dan denyut jantung cepat.
e) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar, misalnya, tersedak, tercekik, dan
batuk.
3) Faktor – faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir
a) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya terpajan zat toksik dan
sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak).
b) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya lama persalinan, tipe
analgesic, atau anastesia intrapartum).
c) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi kehiduan ekstrauterin.
d) Kemampuan petugas kesehaan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan tepat
pada saat terjadi.
Fisiologi neonatus adalah ilmu yang mempelajari fungsi yang proses vital pada
neonatus. Di bawah ini akan diuraikan beberapa fungsi dan proses vital pada neonatus.
1) Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi baru pada saat pernapasan yang pertama kali. Selama dalam uterus, janin
mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran
gas terjadi pada paru-paru (Setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama kali pada neonatus disebabkan karena adanya :
a) Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir.
b) Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida merangsang
kemoreseptor pada sinus karotis (stimlasi kimiawi).
c) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
(stimulasi sensorik).

Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-
paru pada bayi yang normal yang cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan)
sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru
berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.
2) Jantung dan sirkulasi darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan
serangkaian reaksi slanjutnya.
Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada unit
janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem sirkulasi tertutup, bertekanan
tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat diklem adalah
peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal yang paling penting adalah
peningkatan tahanan pembuluh darah dan tarikan nafas pertama terjadi secara
bersamaan. Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan sistem pembuluh
darah berelaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi sistem bertekanan rendah.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter permenit/m 2. Aliran darah
sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m2 dan bertambah pada
hari kedua dan ketiga yaitu 3,54 liter/m2 karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan
darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta
dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi
konstan kira-kira 85/40 mmHg.
3) Saluran pencernaan
Pada masa neonatus, traktus digestivus mengandung zat-zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolosakarida dan disebut meconium. Pada
masa neonatus saluran pencernaan mengelarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam
pertama berupa meconium. Dengan adanya pemberian susu, meconium mulai
digantikan oleh tinja tradisional pada hari ketiga dan empat yang berwarna coklat
kehijauan.
Pada saat lahir aktifitas mulut sudah berfungsi yaitu menghisap dan menelan,
saat menghisap lidah berposisi dengan palatum sehingga bayi hanya bernafas melalui
hidung, rasa kecap dan penciuman sudah ada sejak lahir, saliva tidak mengandung
enzim tepung dalam 3 bulan pertama dan lahir volume lambung 20-25 ml. Adapun
adaptasi pada saluran pernafasan adalah :
a) Pada hari ke 10 kapasitas lambung menjadi 100cc
b) Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana yaitu
monosacarida dan disacarida.
c) Difesiensi lifase pada pancreas menyebabkan terbatasnya absorpsi lemak
sehingga kemampuan bayi untuk mencerna lemak belum matang, maka susu
formula sebaiknya tidak diberikan pada bayi baru lahir.
d) Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan ludah
sampai bayi berusia ±2-3 bulan.
4) Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk meniadakan bekas penghancuran dalam peredaran darah.
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopoetik juga
mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar
pada waktu bayi baru lahir, daya ditoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mgt/kg BB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome.
5) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama
energy didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energy berasal
dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih hari keenam,
pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak 40% dari karbohidrat.
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir,
diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120
mg/ 100 ml.
6) Suhu tubuh
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus
minimal, rentang maksimal hanya 0,6 derajat celcius sangat berbeda dengan kondisi
diluar uterus. Tiga faktor yang paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi.
a) Luasnya permukaan tubuh
b) Pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna
c) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
(Kukuh Rahardjo, 2015)
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan 10
minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis janin, hormone ini diperlukan
untuk mempertahankan glandula supra renalis janin. Pada neonatus kadang-kadang
hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat
misalnya pembesaran kelenjar susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan, kadang-
kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan (Wafi Nur Muslihatn, 2010). Adapun penyesuaian pada sistem endokrin
adalah:
a) Kelenjar thyroid berkembang selama minggu ke-3 dan 4.
b) Sekresi-sekresi thyroxin dimulai ada minggu ke-8 thiroxin maternal adalah bias
memintasi plasenta sehingga fetus yang tidak memproduksi hormone thyroid akan
lahir dengan hypothyroidism kongenital jika tidak ditangani akan menyebabkan
reterdasi mental berat.
c) Kotrek adrenal dibentuk pada minggu ke-6 dan menghasilkan hormon pada
minggu ke-8 atau minggu ke-9.
d) Pankreas dibentuk dari foregut pada minggu ke-5 sampai minggu ke-8 dan pulau
Langerhans berkembang selama minggu ke-12 serta insulin diproduksi pada
minggu ke-20 pada infant pada ibu DM dapat menghasilkan fetal hyperglikemi
yang dapat merangsang hyperinsulinemia dan sel-sel pulau hyperplasia hal ini
menyebabkan ukuran fetus yang berlebih.
e) Hyperinsulinemia dapat memblok maturasi paru sehingga dapat menyebabkan
janin dengan resiko tinggi distress pernafasan.
8) Keseimbangan cairan dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus engandung relative lebih banyak air dan kadar natrium
relative lebih besar daripada kalium karena ruangan ekstraseluler luas (Marmi, 2015).
Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
b. Tidak seimbang antar luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
c. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus reatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
Sehingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian
air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan
setelah lahir.
Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa defisit structural dan
fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tersebut akan membaik
pada bulan pertma kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru
lahir yang sakit atau mengalami stress. Ginjal bayi baru lahir menunjukkan
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi
ini dapat menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Bayi baru lahir tidak dapat
mengonsentrasikan urine dengan baik, bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine
pada 48 jam pertama kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml (Marmi, 2015).
9) Imunologi
sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobin (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG (Immunoglobulin gamma G).
Pada neonatus hanya terdapat imunoglobulin gamma G, dibentuk banyak pada bulan
kedua setelah bayi dilahirkan.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia
ilium serta apendiks. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Gamma A
telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan segera
setelah bayi dilahirkan khususnya pada traktus respiratory. Imunoglobulin gamma M
ditemukan pada kehamilan lima bulan, produksi meningkat segera setelah bayi
dilahirkan, sesuai dengan bakteri dalam alat pencernaan.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun
yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi
mencegah atau meminimalkan infeksi. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat
sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing
(Marmi, 2015).
2.1.4. Penilaian BBL
Pada penilaian BBL, keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah bayi
menderita asfiksia/ tidak. Hal-hal yang dinilai antara lain frekuensi jantung (hearst rate),
usaha napas (respiratury effort), tonus otot (Musole tore), warna kulit (colour) dan
prekuensi terhadap rangsangan (Respon to stimuli) yaitu dengan memasukkan kateter ke
lubang hidung setelah jalan panas diberikan.
Setiap penilaian angka 0,1 dan 2. dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah
bayi normal (vigorous baby, nilai APGAR 7-10). Asfikasi sedang ringan (APGAR 0.3),
baik nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih-lebih lanjut karena apabila bayi menderita asfiksa lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neorologis lanjutan di kemudian hari lebih besar.
Selain dilakukan pada umur 1 menit juga dilakukan pada umur 5 menit (Ilmu Kebidanan,
2005 : 248-249)
Semua bayi harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang menunjukkan
suatu pxt

 BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu/ beberapa tanada berikut :
a. Sesak nafas e. Panas/ suhu badan bayi rendah
b. Frekuensi pernafasan 60 x/menit f. Kurang aktif
c. Gerakan retraksi dada g. Berat lahir rendah (1500-2500 gr)
d. Malas minum Dengan kesulitan minum
 Tanda-tanda bayi sakit berat
a. Sulit minum e. Kejang/ periode kejang-kejang kecil
b. Sionosis rentral (lidah biru) f. Merintih
c. Perut kembung g. Perdarahan
d. Periode apnev h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gr
( Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2000 : 139)
 Tabel Nilai APGAR
Nilai O 1 2 NA Cat :
Kriteria  NA 1 menit lebih/
Badan merah Seluruh tubuh sama dg 7 tidak
Appreance Pucat perlu resusitasi
ekstrimitas biru kemerah-merahan  NA 1 menit 4-6
Tdk bog and mask
Pulse < 100 > 100 ventilation
teraba
Tdk
Grimaco Batuk/ bersin Batuk/ bersin
ada
Tdk Ekstrimitas dalam
Activty Gerakan aktif
ada rediktif plexi
Tdk Lemah/ tdk
Respiration Baik/ mengangis
ada teratur
(Ilmu kebidanan, 2005: 248-249)
2.2. Manajemen Kebidanan
I. Pengkajian

Data Subyektif

1. Biodata Bayi
Nama : Untuk dapat mengidentifikasi agar tidak keliru dengan penderita
lain
Umur : Untuk mengetahui usia bayi saat ini, mempermudah dalam
penatalaksanaan
Jenis Kelamin : Untuk memeriksa dan membedakan bagi yang satu dengan yang
lain
2. Biodata Orang tua
Untuk mengetahui nama orang tua, umur, agama, tingkat satelektual, taraf hidup dan
sosial ekonomi serta alamat untuk memastikan tempat tinggal
3. Riwayat Kehamilan
Untuk mengetahui adanya komplikasi selama kehamilan, rutin atau tidak ANC.
4. Riwayat Kesehatan intranatal
Untuk mengetahui proses pentalian, penolong dan komplikasi persalinan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Untuk mengetahui adanya respon dari bayi terhadap simulai yang diberikan, seperti :
Morro : Timbul rangsangan yang diberikan secara tiba-tiba yaitu
menepuk tempat tidur
Tonic Neck : Timbul bayi saat diangkat kemudian dapat mengangkat
lehernya sendiri
Palmagraph : Untuk dapat menggerggam saat diberi suatu rangsangan
pegangan
Rooting : Menoleh kearah benda yang menyentuhnya
Walking : Menggerakkan kakinya jika 8 gures telapak kakinya
Scoking : Menghisap
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan bayi baik/ cukup/ lemah
TTV : Nadi : 100-160 x/mnt
Respiration : 30-60x/mnt
Suhu : 36,5-37,5 0C
Antroprometri : BB : 2500-4000 gr
TB : 45-50 cm
LK : 33 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Terdapat caput succedenum/tidak, terdapat cephal hematoma/tidak
Mata : Simetris/tidak, skiera putih/ tidak, konjungtive merah muda/ tidak
Muka : Pucat/ tidak, oedem/ tidak
Hidung : Simetris/tidak cacat/ tidak ada sekrep/tidak
Mulut : Simetris/ tidak, sionosis/ tidak
Gigi : Ada/ tidak
Telinga : Simetris/ tidak ada penumpukan serumen/ tidak
Leher : Ada pembesaran vena regilaris/ tidak ada pembengkakan abnormal/
tidak
Dada : simetris/ tidak, ada retraksi/tidak
Abdomen : Ada pembesaran abnormal/ tidak, ada perdarahan talbus/ tidak
Punggung : Ada/ tidak pembenjolan optina bivida
Genetalia : Wanita lebih mayora menutup/ tidak, oedem/ tidak, perdarahan/
tidak, uresum ada/tidak
Pria ada/ tidak skorom, tetris turun/tidak. Ada lubang gland penis
Anus : Ada atrena ani/ tidak
Ekstrimitas : Simetris/ tidak, ada polidiktiv/ tidak adasiadiktili/ tidak, pergerakan
aktif/ tidak
II. Interpretasi dan Dasar
Diagnosa : NCB SMK
DS : Sesuai keluhan yang dikatakan ibu/ keluarga terhadap bayinya
DO : Keadaan umum
TTV : Nadi, suhu, serfiran
Antropomelsi : BB, PB, LK, LD, ULA
Masalah : Timbul setelah dilakukan pengkajian pada data subyektif dimana dapat
mengganggu kelanjutan kesehatan ibu.
Kebutuhan : Hal-hal yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang timbul.
III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi klien.
V. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
VI. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan
tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
VII. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam  diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN BBL
DI PMB LUK LUATUN MUBRIKOH, S.ST

Tanggal Pengkajian : 20 Desember 2019


Jam : 18.00 WIB
I. Pengkajian
Identitas
- Pasien - Orang Tua
Nama Bayi : By. Ny. A Nama Ayah/ Ibu : Tn. M/ Ny. A
Umur : 0 hari Umur : 30 Th/ 28 Th
Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam
Pendidikan : D3/D3
Pekerjaan : Swasta/ Bidan
Alamat : Bancaran
Data subjektif
Bayi lahir tanggal 20-12-2019 jam 17.25 WIB
a. Riwayat Kehamilan
- GII P10001
- Kunjungan ANC 4x
- Tidak ada riwayat penyakit selama kehamilan
- Tidak ada komplikasi ibu dan janin
- Tidak konsumsi obat luar dan jamu
b. Riwayat Persalinan
- Umur Kehamilan : 40-41 minggu
- Tgl/ jam : 20-12-2019/17.25
- Jenis persalinan : Spontan
- Lama persalinan : 25 menit
- Penolong : Bidan
- Komplikasi ibu dan BBL : Tidak ada
- Bounding Attachment : Segera setelah lahir

c. Riwayat tumbuh kembang


Reflek : Morro : Baik
Tonic neck : Baik
Palmagiaph : Baik
Ruotirg : Baik
Soecking : Baik
Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Tangisan : Kuat
TTV : N: 138 x/menit RR : 40x/m S : 36,6oC
Antroprometasi : BB : 3200 gr LILA: 15 cm
PB : 49 cm LIDA : 34 cm
LIKA : Prosnto ocapito : 32 cm
Mento ocapito : 33 cm
Suhu ocapito : 30 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada caput succedenum, tidak ada cephal hematoma
Muka : Simetris kemerahan tidak oedem
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, palpabra tidak oedem
Mulut : Bersih, tidak ada mucus, platum normal
Telinga : Simetris terdapat lubang pada telinga
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi
Abdomen : Simetris, tidak ada perdarahan talpus, tidak ada megacolon dan
omfalokel
Punggung : Tidak ada benjolan spina bifida dan scoliosis
Genetalian : Labia mayora menutupi labia minora, susunan klitoris, uretra dan vagina
normal
Anus : Tidak ada atesia ani (terdapat lubang)
Ekstrimitas : Gerakan aktif, tidak polidaktil/sindaktil
c. Pemeriksaan Penunjang
-

II. Interpretasi Data Dasar


Diagnosa : NCB SMK
Data Subyektif : Bayi lahir tanggal 20-12-2019 jam 17.25
Data obyektif : Keadaan umum baik
Tangisan kuat
N: 138 x/menit RR : 40x/m S : 36,6oC
BB : 3200 gr LILA: 15 cm
PB : 49 cm LIDA: 34 cm
LIKA : Prosnto ocapito : 32 cm
Mento ocapito : 33 cm
Suhu ocapito : 30 cm
AS : 7-8

Kategori
Appreance Pulse Grimace otivity Respiration
Kriteria
1 1 2 1 1 2
5 2 2 1 1 2

Masalah : Tidak ada


Kebutuhan : Tidak ada
III.Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
V. Intervensi
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
R : agar keluarga mengetahui keadaan bayi
2. Jaga suhu tetap hangat
R : agar tidak terjadi hipotermi
3. Beri salep mata dan injeksi vit K kemudian beri imunisasi Hb0 1 jam kemudian
R : Agar mata bayi tidak infeksi, mencegah perdarahan talpus
4. Rawat tali pusat bayi
R : Agar tidak terjadi infeksi
5. Lakukan Bounding Attachment dan beri bayi ASI segera setelah lahir
R : Menciptakan hubungan baik ibu dan bayi
VI. Implementasi
Tanggal : 20-12-2019 Waktu : 17.25 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
Keadaan umum baik
Tangisan kuat
N: 138 x/menit RR : 40x/m S : 36,6oC
BB : 3200 gr LILA : 15 cm
PB : 49 cm LIDA : 34 cm
LIKA: Prosnto ocapito : 32 cm
Mento ocapito : 33 cm
Suhu ocapito : 30 cm
AS : 7-8
2. Menjaga suhu tetap hangat
3. Memberi salep mata dan injeksi vit K kemudian memberi imunisasi Hb0 1 jam
kemudian
4. Merawat tali pusat bayi
5. Melakukan Bounding Attachment dan beri bayi ASI segera setelah lahir

VII. Evaluasi
S : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya
O : K/u baik, bayi menangis kuat
1. Bayi terbungkus kain dan memakai topi
2. Bayi sudah diberi salep mata, injeksi vit K
3. Talpus terbungkus kasa steril
4. Asi keluar dan bayi menghisap
A : NCB SMK
P : Memberi HE tentang perawatan BBL sebelum pasien pulang
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (normal) adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan dengan berat badan lahir 2500 gr sampai 7000 gr
Perubahan-perubahan pada BBL :
 Perubahan suhu tubuh
 Perubahan sistem sirkulasi
 Perubahan sistem pernafasan
 Perubahan sistem hematopoesis
 Perubahan sistem reproduksi
 Perubahan sistem neorumuskuler
 Perubahan metabolisme karbohidrat
 Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal dan otot yang mulai berfungsi
Pembagian kehamilan menurut WHO 1979 :
b. Preterum : UK < 37 minggu
c. term : UK 37 minggu
d. Posterm : >42 minggu

4.2 Saran
1. Institusi
 Dapat memberikan bimbingan yang efektif dan efisien terutama memberikan motivasi
2. Pembimbing akademik
 Agar memberikan bimbingan yang detail dan motivasi agar pembuatan laporan
selanjutnya lebih baik
3. Mahasiswa
 Lebih trampil dan mengkaji menambah kemampuan tentang perawatan BBL

Anda mungkin juga menyukai