Dosen Pembimbing:
Dewi Murtiningsih,SSI,T.,M.Keb.
Disusun oleh :
NIM : P27224019008
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
NIM : P27224019008
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
Robikah,Amd.Keb
NIP. 19660827 198912 2 001
Dosen Pembimbing
Tanggal :
Di :
Dewi Murtiningsih,SSI.T.,M.Keb.
NIP. –
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus “ Asuhan
Kebidanan Neonatus Pada By. Ny. H umur 1 hari di RSUD Waras Wiris Boyolali ”
Laporan ini di susun untuk memperluas ilmu tentang pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Neonatus yang sesuai dengan standar asuhan menurut manajemen asuhan SOAP guna
memberikan manfaat bagi tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko dan
mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surakarta yang telah memberi dukungan dan motivasinya guna
terselesainya laporan kasus ini.
2. Anik Kurniawati, S.Si.T.,M.Keb , selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Politekhnik
Kesehatan Kemenkes Surakarta.
3. Dewi Murtiningsih,SSI.T.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi yang senantiasa
membimbing dan memberikan arahan dalam tersusunnya laporan kasus ini.
4. Robikoh.Amd.Keb. selaku Pembimbing Lahan yang senantiasa membimbing dan
memberikan arahan saat pelaksaan praktek di lapangan.
5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis secara pribadi maupun kepada para pembaca
pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi di mana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL)
adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada
masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa
perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir
meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system
pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan
persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas
maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat
melaksanakan pelayanan essensial neonatal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan
kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi serta
memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam penanganan
kepada bayi baru lahir normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu, wawasan dan menambah
pembelajaran pendidikan.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien dan keluarga mengetahui dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi
setelah dilakukan asuhan neonatus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan
lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 –
42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.
(Asuhan Persalinan Normal, 2003)
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk
menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat
melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,(Perawatan
Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
2. Bayi Baru Lahir
a. Ciri – ciri bayi lahir normal
1) Beratbadan 2500 - 4000 gram
2) Panjangbadan 48 - 52 cm
3) Lingkardada 30 - 38 cm
4) Lingkarkepala 33 - 35 cm
5) Frekuensijantung 120 - 160 kali/menit
6) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7) Kulitkemerah-merahandanlicinkarenajaringan sub kutan terbentuk dan
diliputi verniks caeseosa
8) Rambut lanugo tidakterlihat, rambutkepalabiasanyatelahsempurna
9) Kuku agakpanjangdanlemas
10) Genitalia;
Perempuan labia mayorasudahmenutupi labia minora
Laki – laki testis sudahturun, skrotumsudahada
11) Refleks hisapdanmenelansudahterbentukdenganbaik
12) Refleks Moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
13) Graff reflek sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan
maka akan menggenggam.
14) Eliminasi, urin dan mekoneumakan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan
b. Masa adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi
fisiologis ini disebut juga Homeostatis.
Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital, bersifat
dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa
pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).
1. Sistem Pernapasan
a. Perkembangan Paru
Paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari faring
yang kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8
tahun, sampai jumlah bronkiolus dan alveolus sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan gerakan nafas sepanjang trimester ke-2 dan
3.
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam
waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi saat bayi
melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya
80-100 ml, berkurang sepertiganya sehingga volume yang hilang ini diganti
dengan udara. Paru mengembang sehingga rongga dada kembali ke bentuk
semula. Pernapasan pada neonatus terutama pernapasan diafragmatik dan
abdominal. Biasanya, frekuaensi dan kedalaman pernapasan masih belum
teratur.
2. Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna menghantarkan
oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan luar rahim, terjadi dua perubahan besar, yaitu :
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran,
dengan suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam
kandungan, yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat
cairan amnion menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut
memindahkan 560 kalori panas. Perbandingan antara area permukaan dan
masa tubuh bayi yang luas menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari
kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan
memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan
panas inti ke kulit, kemudian lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan
darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan, kehilangan panas melalui
konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan melalui konveksi
yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.
Saat lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan interna ke lingkungan eksterna. Saat ini
bayi tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi
terdahadap kehidupan diluar rahim disebut “periode transisi”. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem
tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernapasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi dan dalam kemampuan
mengambil serta menggunakan glukosa.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup
akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi
mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi
penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melalui penggunaan cadangan glukosa
3) Melalui penggunaan glukosa dan sumberlain terutama lemak.
5. Sistem Ginjal
Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, muatannya
terbilang kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kekuning-
kuningan, dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas
membrane mukosa dan udara asam dan akan hilang setelah bayi banyak
minum. Tingkat filtrasi glomerulus rendah dan kemampuan reabsorpsi tubular
terbatas. Bayi tidak mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat
asupan cairan, dan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi
atau rendah dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan kandung
kemih secara refleks. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam, dan
akan semakin sering dengan banyaknya cairan yang masuk.
6. Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan ”gumoh” pada bayi baru
lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30
cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting.
Usus bayi belum matang, sehingga tidak mampu melindungi dirinya
sendiri sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat
berbahaya. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air
dibanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada
neonatus (PUSDIKNAKES, 2003).
7. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus
rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberi
kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
Kekebalan alami juga disebabkan pada tingkat sel oleh sel darah yang
membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi
baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir
tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang
lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya.
Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa
dilakukan sampai akhir kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa
bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh
(PUSDIKNAKES, 2003, hal.11).
8. Sistem Muskuloskeletal
Otot bayi berkembang engan sempurna karena hipertropi, bukan
hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk
memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan esensi
osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses pembentukan
selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu beberapa hari setelah lahir.
Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap
terbuka hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan tekanan
hidrasi dan intra cranium yang dilakukan dengan memalpasi tegangan
fontanel.
9. Sistem Neorologi
Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara anatomi
maupun fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak
dengan control minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan
pertama kehidupan, walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal. Bayi baru
lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas reflek pada usia yang berbeda beda,
yang menunjukkan normalitas dan perpaduan antara sistem neuorogi dan
muskuluskletal.
1. Refleks moro, reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap
rangsangan mendadak. Reflek ini dapat di munculkan dengan cara
menggendong bayi dengan sudut 45o, lalu biarkan kepalanya turun
sekitar 1-2 cm. Reflek ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir.
2. Refleks rooting, dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau
sisi mulut, bayi menoleh kearah sumber rangsangan dan membuka
mulutnya siap untuk mengisap.
3. Refleks mengedip atau reflexs mata, melindungi mata dari trauma.
4. Refleks menggenggam, reflek ini di munculkan dengan menempatkan
jari atau pensil atau pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan
menggenggamnya dengan erat.
5. Refleks berjalan dan melangkah. Jika bayi di sangga pada posisi tegap
dan kakinya mennyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang
untuk berjalan.
6. Refleks leher tonik asimetris. pada posisi terlentang, jika kepala bayi
menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan
lengan sebelahnya fleksi.
b. Pemeriksaan Sepintas
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut ibu. Bila hal itu tidak memungkinkan, maka letakkan bayi
dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa
area tersebut bersih dan kering. Segera lakukan penilaian:
1) Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernapas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah, maka
segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN, 2008)
APGAR 0 1 2
Pulse Rate (Frek. Nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Jumlah
1) 5 cc untuk DPT
2) 5 cc untuk TT
3) 5 cc untuk DT
Pemberianimunisasi DPT, DT, TT dosisnyaadalah 0,5 cc.
6. Vaksin Toxoid Difteri
Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan
oleh bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu
racun difteri yang telah dilemahkan. Vaksin difteriakan rusak jika
dibekukan dan juga akan rusak oleh panas.
7. Vaksin Pertusis
Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis
adalah bakteri vaksin dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan
mudah rusak, bilakena panas, sama seperti vaksin BCG, dalam vaksin
DPT komponen pertusis merupakan vaksin yang paling mudah rusak.
8. Vaksin Tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai
tetanus toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri yang
memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin tetanus yang telah
dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan akan rusak
bila kenapanas.
9. VaksinHaemophilusinfluenzatipe b ( Hib)
Hinfluenzae tipe b merupakan bakteri penyebab meningitis dan
berbagai infeksi serius mengancam jiwa, seperti pneumonia,
epiglotitisdan sepsis pada bayi dan anak. Vaksin ini diberikan dengan
jadual tiga dosis pada bayi ( bersamadengan DPT), ditambah satu dosis
booster pada umur 12-18 bulan Sekarang tersedia pula vaksin konjugasi
kombinasi DPT-Hib
10. Imunisasi Tifoid
Untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang mengakibatkan
demam tinggi dan lama, diare atau obstipasi, radang sampai kebocoran
usus, dapat mengakibatkan kematian. Vaksin demam tifoid disuntikan
mulai umur 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
c. Jadwal imunisasi
Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Catatan:
1. Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta,
imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
2. Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-
HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, dinyatakan mempunyai status
imunisasi T2.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang sifatnya
normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena
keluarnya mekonim dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang
mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat badan akan kembali
pada hari kesepuluh.
Berat (gram)
Umur
Standar 80% standar
Lahir 3.400 2700
1 bulan 4.300 3400
2 bulan 5000 4000
3 bulan 5700 4500
4 bulan 6300 5000
5 bulan 6900 5500
6 bulan 7400 5900
7 bulan 8000 6300
8 bulan 8400 6000
9 bulan 8900 7100
10 bulan 9300 7400
11 bulan 9600 7700
12 bulan 9900 7900
1 tahun 3 bulan 10600 8500
1 tahun 6 bulan 11300 9000
1 tahun 9 bulan 11900 9600
Pengukran tinggi badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk menilai
ganguan pertumbuhan da perkembangan bayi dan balita. Tinggi badan bayi baru lahir
normalnya adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh
National Center for health statistics (NCHS), bayi akan mengala,I penambahan panjang
badan sekitar lebih kurang 2,5 cm setiap bulannya.
Tujuan pemantauan pengukuran tinggi badan adalah untuk menilai status perbaikan
gizi disamping factor genetic dan merupakan indicator yang baik untuk pertumbhan
fisik.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan
sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan. Manajemen
kebidanan menurut Varney (1997) merupakan suatu proses pemecahan masalah,
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis, dan berfokus pada klien. Langkah-langkah dari asuhan
kebidanan yaitu :
1. STANDAR I: Pengkajian.
a. Pernyataan Standar.
mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria Pengkajian.
1) Data tepat, akurat dan lengkap.
2) Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial budaya).
A. Data Subjektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau dari
keluarga (Hidayat, 2008).
a. Biodata Pasien :
1. Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu dengan yang
lain. (Marmi, 2012)
2. Umur
Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis bayi
tersebut normal sesuai dengan umurnya. (Matondang, 2013)
3. Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir. (Kosim, 2004)
4. Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lebih
rendah dan untuk mengukur panjang badan bayi. Normal berat
badan bayi adalah 2500-4000 gram dan panjang badan bayi 48-52
cm. (Putra, 2012)
5. Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku,
insiden seks, penyakit-penyakit seks. (Matondang, 2013)
6. Nama ibu/ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain.
(Matondang, 2013)
a. Umur
Untuk menambah keakuratan data. (Matondang, 2013)
b. Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut. (Ambarwati, 2010)
c. Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa. (Matondang, 2013)
d. Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuannya. (Matondang,2013)
e. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan. (Matondang, 2013)
a. Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT, Obat/jamu yang
dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat penyakit penyerta, komplikasi
selama hamil, serta riwayat persalinan terakhir.
b. Keadaan BBL
B. Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang. (Hidayat, 2008).
1. Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima,
dan kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi : Appearance
(warna kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang),
Activity (tonus otot), Respiration (pernafasan). (Kosim, 2005)
2. Pemeriksaan Umum
3. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari pasien
(Saifuddin, 2003).
c. Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar
penuh yaitu memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan, apatis yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya,
gelisah yaitu tidak responsive terhadap rangsangan ringan dan masih
memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak
dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun) gerakan yang
ekstrem dan ketegangan otot. (Hidayat, 2009)
d. Tanda-tanda Vital, meliputi :
1. Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit,
sehingga diketahui normal atau tidaknya nadi bayi tersebut.
Normalnya yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
2. Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. (Sudarti, 2013)
3. Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya
adalah 36,5-37,7⁰C. (Sudarti, 2013)
f. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal hematoma,
hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
2. Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
3. Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
4. Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi terkejut/menangis
dalam reaksi terhadap bunyi yang keras. (Varney, 2007)
5. Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio-palatoskisis,
trush, sianosis, mukosa kering/basah. (Sudarti, 2013).
6. Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan pada clavikula
(normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang simetris).
(Varney,2007)
7. Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan pernafasan.
(Sudarti, 2013)
8. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk, perdarahan tali
pusat, dinding perut, adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel.
(Sudarti, 2013)
9. Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian, memar,
dan setiap trauma kelahiran. (Chapman, 2006)
10. Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis berlubang dan ada di
ujung penis. Kelamin perempuan : vagina, uretra berlubang, labia
mayora, dan labia minora. (Sudarti, 2013)
11. Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang
yang retak misalnya clavikula. (Varney, 2007)
12. Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk atau
tonjolan. (Varney, 2007)
13. Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti, 2013)
g. Pemeriksaan Reflek
1. Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan posisi 45
derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat,
normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
(Dewi, 2012)
2. Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut. (Dewi, 2012)
3. Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan
dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi. (Dewi, 2012)
4. Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa meletakkan
jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat. (Dewi, 2012)
5. Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi
menyusu. (Dewi, 2012)
b. Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi
dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala
yang diputar, tetapi ekstermitas padda ssi lain fleksi. Pada
keadaan normal, bayi akan berusaha untuk mengembalikan
kepala ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori. (Dewi,
2012)
h. Pemeriksaan Antropometri
1. Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar
pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah
rata-rata dari tiga kali pengukuran, normlanya pada bayi 32-37
cm. (Chapman, 2006)
2. Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah 30-38
cm. (Putra, 2012)
3. Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau tidaknya
pertumbuhannya. Berat badan normal bayi adalah 2500-4000
gram. (Putra, 2012)
4. Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
i. Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per hari.
Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau
mengandung lender atau darah. (Sudarti, 2013)
j. Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium (Sulistyawati,
2009)
2. STANDAR II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a. Pernyataan Standar.
menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan
secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan
yang tepat.
b. Kriteria Perencanaan.
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara
komprehensif.
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber
daya serta fasilitas yang ada.
4. STANDAR IV: Implementasi.
a. Pernyataan Standar.
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
b. Kriteria Implementasi.
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural.
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan
atau keluarganya (inform consent).
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
5) Menjaga privacy klien/pasien.
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.
9) Melakukan tindakan sesuai standar.
10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
5. STANDAR V: Evaluasi.
a. Pernyataan Standar.
melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
b. Kriteria Evaluasi.
1) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi
klien.
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau
keluarga.
3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
S : Subyektif data
Adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan
klien kepada bidan (ekspresi verbal dari pasien ).
O : Obyektif data
Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan (
pengamatan pada pasien meliputi tingkah laku dan hasil dari pemeriksaan
fisik dan penunjang ).
A : Analisa
Mengatakan masalah atau diagnosa dan kebutuhan yang terjadi atas
dasar subyektif dan obyektif (kesimpulan yang di dapat dari kondisi pasien
meliputi data dasar obyektif dan subyektif yang selanjutnya ditulis dalam
format diagnosa kebidanan)
P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai dengan masalah dan diagnosa (mengacu
kepada permasalahanya) dan evaluasi sesuai hasil yang telah dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Bayi
Orang Tua
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. J
Umur : 34 tahun Umur : 42 tahun
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pelem Rejo 07/02 Andong
B. Data Kebidanan
1. Pemeriksaan Umum
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 48 x/menit
Denyut jantung : 136 x/menit
c. Berat badan sekarang : 2400 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Diagnosa
Bayi Ny.H lahir Sectio Caesarea,kecil masa kehamilan dengan berat badan lahir
rendah dan hipoglikemi
b. Kebutuhan
2) Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi dan mengenakan topi bayi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan antara praktek
dengan teori manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir yang diterapkan pada By. Ny.H
pada pemeriksaan asuhan kebidanan bayi baru lahir.
Pada pemeriksaan keadaan bayi baru lahir meliputi Antropometri, APGAR Score,
dan penanganan awal bayi baru lahir. Pemeriksaan antopometri dilakukan untuk mengetahui
keadaan tumbuh kembang fisik pada bayi, untuk menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir
dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus. Antropometri pada bayi Ny. H meliputi berat
badan 2400 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 29 cm. Bayi
Ny.H dalam berat badan lahir rendah.
Pada Bayi Ny.H sudah dilakukan perawatan tali pusat dengan ditutup/dibungkus
dengan kassa bersih dan kering. Hal ini sudah sesuai dengan teori APN (2008)yang
mengatakan bahwa cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu
dengan membersihkan luka hanya dengan air bersih selanjutnya dikeringkan dan ditutup
dengan kassa kering.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam laporan kasus asuhan kebidanan bayi
baru lahir normal pada bayi Ny. H usia 1 hari di RSUD Waras Wiris yaitu pada tahap
pengkajian data yang terdiri atas data subjektif dan data objektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam
menentukan diagnosa atau masalah yang mungkin terjadi. Bayi Ny. H yaitu Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun
berdasarkan keadaan yang dialami oleh bayi dan kebutuhan bayi. Setelah rencana
tindakan telah tersusun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi yang didapat berdasarkan
asuhan kebidanan yang diberikan, bayi mengalami kemajuan dalam keadaan
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Varney, H. Et, all. 2007. Buku Ajar Kebidanan Edisi 2. Jakarta : EGC
Setiyani, A, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta:
Kemenkes RI
Muslihatun, W.N., 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitra Maya