Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

“KONSEP BAYI BARU LAHIR (BBL) dan PROGRAM PEMERINTAH


DILAYANAN DASAR”

Dosen Pengampu : Ns. Yelly Herien, M.Kep

Kelompok 7

1. Resty Noer Syafitri 2011313002

2. Allvi dayu nengsih 2011311004

3. Rahmi Aulia Adrul 2011311013

4. Diva Erlinda 2011312005

5.Rizka Noviola Hardita 2011313008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga dengan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP BAYI BARU LAHIR (BBL) dan
PROGRAM PEMERINTAH DILAYANAN DASAR " dalam memenuhi tugas
perkuliahan teori maternitas 2 yang dibimbing oleh Ibu Ns. Yelly Herien, M.Kep. Tujuan
penulisan makalah ini adalah mengetahui tentang proses asuhan keperawatan pada fase
postpartum serta menambah pemahaman penulis serta pembaca.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis pun juga menyadari
kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami sebagai penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Padang, 08 Juni 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................7
1.3 Manfaat........................................................................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN...................................................................................................................................8
2.1.1 Pengkajian ……………………….……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neonatus/BBL adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan.
Siti Maemunah, 2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40
atau 42 minggu, dan berat lahir 2500 gram - 4000 gram. (Bobak,2000) . Bayi baru lahir
(neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40
minggu, lahir melalui jalanlahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28
hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi
diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi
baru lahir mengalami fase transisi yang cukup berat, yakni dari suatu kehidupan
intrauterin ke dalam lingkungan ekstrauterin. Dilaksanakannya pemeriksaan bayi baru
lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Resiko terbesar
kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir difasilitas
kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Oleh karena itu, peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir
merupakan tindakan keperawatan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan didasarkan
pada rasional ilmiah. Asuhan keperawatan yang adekuat pada bayi akan mencegah
bahaya pada bayi, misalnya asfiksia, dan pada gilirannya akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir (BBL)

1.3 Tujuan
1. Dapat melakukan Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (BBL)
BAB II

PEMBAHASAN

A.Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir

2.1.1 Pengkajian

Menurut Yermia (2017), pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir meliputi :

1. Identitas

Biasanya berupa nama, tanggal lahir/jam lahir, jenis kelamin, identitas orang tua (meliputi :
nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama)

2. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Meliputi prenatal (pemeriksaan yang dilakukan sebelum melahirkan/pada saat mengandung),


intranatal (pada saat melahirkan), dan postnatal (pemeriksaan yang dilakukan setelah
malahirkan).

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir umumnya adalah menggunakan APGAR(Appearance,
Pulse, Grimace, Activity, Respiration)scoreatau yang berarti ( A : warna kulit, P : denyut
jantung, G : respons refleks, A : tonus otot/keaktifan, dan R : pernapasan). Pemeriksaan fisik
secara komplek pada bayi baru lahir meliputi : kesadaran, keadaan umum, tanda-tanda vital,
kepala, mata, hidung, mulut dan lidah, telinga, leher, dada, abdomen, punggung, genetalia,
tanganm kaki, serta integumen.

1. Posture

2. Inspeksi Bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari

3. Riwayat persalinan Tekanan saat dalam rahim pada anggota gerak atau bahu dapat
menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat
ekstremitas akstensi.

4. Tanda-tanda vital

a. Suhu: aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran


b. Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit, bisa tidak teratur untuk periode singkat,
terutama setelah menangis

c. Pernafasan: 30-60 kali/menit

d. Tekanan Darah: •

● 78/42mmHg •

● Pada waktu lahir, sistolik 60-80mmHg dan diastolik 40-50mmHg •

● Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg dan diastolik sedikit meningkat •

● Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur )

5. Pengukuran umum

a. Berat: berat badan lahir 2500-4000gr

b. Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm

c. Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm

d. Lingkar dada: mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33cm

e. Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.

6. Integumen

a. Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi cukup bulan dan
hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal seperti
akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting sementara ketika bayi
terpapar suhu rendah.

b. Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat edema kulit,
beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju, tidak
berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga dan
dahi dengan jumlah yang bervariasi.
c. Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian dalam, turgor
kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas. Indikator
terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan 10%
BB setelah lahir adalah normal.

7. Kepala

a. Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi. Kadang terdapat
kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan adanya ekimosis

b. Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh, kadang
sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.

c. Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel posterior bentuk
segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan padat.

d. Sutura: teraba dan tidak menyatu

8. Mata

a. Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar
kantus ke bagian luar kantus yang lain.

b. Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran sama, refleks
kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil sebagai respo terhadap cahaya, reflek
berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak, dapat fokus
sebentar, dan dapat melihat kearah garis tengah.

9. Hidung

Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat sedikit
mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang bersin untuk membersihkan hidung.

10. Telinga

Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat, berespon terhadap
suara dan bayi.

11. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak dan palatum keras utuh,
uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.

12. Leher

Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput. Kepala terdapat digaris
tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat dan tidak teraba massa, bebas bergerak
dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek leher tonik, reflek neck-righting dan reflek orolith-
ligthing.

13. Dada

Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut sinkron
dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan simetris, nodul payudara sekitar 6 mm pada
bayi cukup bulan.

14. Abdomen

Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga kanan. Tidak teraba
massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam setelah lahir, mekonium keluar 24-28
jam setelah lahir. Batas antara tali pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus didalamnya,
tali pusat kering didasar dan tidak berbau.

15. Genetalia

a. Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari labia mayora,
meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam 24 jam

b. Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di dalam setiap
skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae, biasanya
pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam

c. Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus

16. Ekstremitas

Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari tangan dan jari kaki, rentang gerak
penuh, punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera stelah lahir. Fleksi
ekstremitas atas dan bawah. Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus otot sama
secara bilateral, Nadi brakialis bilateral sama
4. Pemeriksaan Penunjang

Meliputi pemeriksaan darah lengkap di laboratium medis.

2.1.2 Diagnosa

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2. Hipotermia

3. resiko gangguan integritas kulit

4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali pusat

2.1.3 Intervensi

Diagnosa 1: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam BBL menunjukkan
keefektifan jalan nafas Kriteria hasil

1)BBL mudah untuk bernafas

2)Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada

3)RR dalam batas normal

Intervensi :

1)Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain

2)Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau
tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan

3)Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikan adanya ketidakefektifan jalan
nafas

4)Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan: O2, suction, inhalasi

5)Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi: Berikan udara/oksigen yang telah
dihumidifikasi
Diagnosa 2 : Hipotermia

Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan hipotermia tidak
terjadi Kriteria hasil :

1)BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas yang dihasilkan,


peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode neonatus)

Intervensi :

1)Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu tubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan

2)Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami
penurunan

3)Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan

4)Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinya hipotermi

5)Selimuti bayi segera setelah dilahirkan

6)Mencegah kehilangan panas

7)Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir

8)Mencegah kehilangan panas

9)Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat sesuai kebutuhan

10)Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat

Diagnosa 3 : resiko gangguan integritas kulit


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam

Kriteria hasil:

1) Dapat merawat kulit untuk menjaga keutuhan

2) Menjaga kelembaban

3) mencegah perkembangan mikroorganisme

Intervensi:

1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)

2) Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare

3) Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering

4) Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif

5) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

6) Anjurkan menggunakan pelembab: lotion, serum

7) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

8) Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem

Diagnosa 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali pusat

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi tidak
menjadi aktual

Kriteria hasil :

1)BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi

2)Jumlah leukosit dalam batas normal

3)Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal


Intervensi :

1)Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan


luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)

2)Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap infeksi dan
mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi

3)Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun rendah, dan
malnutrisi)

4)Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh cepat

5)Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda, protein
serum, dan albumin)

6)Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi

7)Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar

8)Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism

9)Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke
pusat kesehatan

10)Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeks

11)Berikan terapi antibiotic bila diperlukan


2.1.4 Implementasi

Komponen pada tahap implementasi adalah :

a. Tindakan keperawatan mandiri

Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan keperawatan


mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses Associatioin (1973) dan
kebijakan institusi perawatan kesehatan.

b. Tindakan keperawatan kolaboratif

Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat bekerja dengan anggota


tim perawat kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk
mengatasi masalah klien.

c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan keperawatan.


Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas yang otentik dengan
mempertahankan catatan-catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk
komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh
perawat dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung
pada kondisi klien dan terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam
medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut diterima di
pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan perawatan memberikan bukti tindakan
perawat. Perawat harus melindungi catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti
pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat merupakan akuntabilitas
terhadap isi catatan. Mengubah dokumen legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah
tidak bisa di teruma untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan
tinta atau lainnya.
2.1.5 Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Asuhan keperawatan yang bisanya menggunakan metode
SOAP (S: Subjektif, O: Objektif, A: Analisa, dan P: Perencanaan). Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap intervensi keperawatan.
Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan
dalam menghubungkan tindakan-tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap
evaluasi ini terdiri 2 kegiatan yaitu:

a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera.

b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu,
evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu yang
membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian.

1) Tujuan Tercapai

Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan perubahan kemajuan yang sesuai
dengan keiteria yang telah ditetapkan

2) Tujuan tercapai sebagian

Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak

tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau

penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual, setelah

makan bahkan kadang-kadang muntah.

3) Tujuan tidak tercapai

Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah kemajuan
sebagaimana kriteria yang diharapkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-
4000 gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005). Bayi baru
lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi
38 – 42 minggu.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan memahami dan dapat menjalankan asuhan keperawatan
pada bayi baru lahir dengan tepat dan sesuai prosedur sangat penting dilakukan agar dapat
menerapkan praktik yang benar di dunia kerja dan tentunya menjamin keselamatan klien
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Lilis. 2020. Keperawatan Maternitas Bayi Baru Lahir.


http://elibs.unigres.ac.id/680/1/DIKTAT%20BAYI%20BARU%20LAHIR.pdf. diakses 2 Juni 2022
Marlina, Dewi. 2020. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI TALI PUSAT DALAM PENERAPAN
PERAWATAN TALI PUSAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH. http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2956/1/
Dewi%20Marlina%20Siregar.pdf. 2 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai