Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing: Ns. Reni Amiati, S,Kep

Disusun oleh :

Kelompok 2

Tingkat II B Keperawatan

1. Ayuni Shafina 4. Tiara Nofalia


2. Silva Aulia 5. Sulastri
3. Lula Mardatillah 6. Uswatun Hasanah

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat
beriring salam kami persembahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah menuju jaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Pada makalah
dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir (BBL) ” ini kami menampilkan hasil
pemahaman dan kesimpulan dari buku dan jurnal yang telah kami baca. Kami mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini serta
kepada Ns. Ibu Reni Amiati S,Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai pedoman
pembaca dalam praktik pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memeperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.

Jaakarta 2 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Neonatus/BBL adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. Bayi
baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40
minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28
hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi baru lahir
mengalami fase transisi yang cukup berat, yakni dari suatu kehidupan intrauterin ke dalam
lingkungan ekstrauterin.
Dilaksanakannya pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir difasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.Oleh karena itu, peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan bayi baru lahir merupakan tindakan keperawatan harus dilakukan dengan cepat,
tepat dan didasarkan pada rasional ilmiah. Asuhan keperawtan yang adekuat pada bayi akan
mencegah bahaya pada bayi, misalnya asfiksia, dan pada gilirannya akan
meningkatkanpertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum supaya mahasiswa dapat memperoleh gambaran dari penulisan dan pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien bayi baru lahir di RSUD Koja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu dapat melakukan pengkajian secara menyeluruh pada bayi Ny. dengan BBL.
b. Mampu merumuskan diagnosa dalam masalah keperawatan pada bayi Ny. dengan BBL.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan yang sesuai kondisi pada bayi Ny. dengan
BBL.
d. Mampu dapat melaksanakan dengan baik rencana asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan untuk bayi Ny. dengan BBL.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada bayi Ny. dengan BBL.
f. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung maupun penghambat dan dapat mencari
solusi pada BBL di RSUD Koja.
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan pada BBL di RSUD
Koja.

C. Ruang Lingkup
a. Sasaran
Sasaran pengambilan kasus ini adalah “Bayi Baru Lahir” pada Bayi Ny.d Umur 0 jam
diruang kala Iv RSUD KOJA
b. Tempat
Pengambilan kasus ini pada bayi ny.d umur 0 jam diruang kala Iv di RSUD KOJA
c. Waktu
Penyusunan makalah pada bayi ny.d tgl 27 bulan juni sampai 1 juli 2023.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini menguraikan pengelolaan kasus pada bayi baru
lahir Ny.S dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

E. Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika yang terdiri antara
lain: BAB 1 Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori: A. konsep dasar medis terdiri dari
pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, patoflowdiagram, tanda dan gejala,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi, B. Konsep Dasar Keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi implementasi dan evaluasi keperawatan.
BAB III Tinjauan Kasus: terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB IV Pembahasan: terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB V Penutup:
terdiri dari kesimpulan dan saran. Ditutup dengan daftra Pustaka, lampiran.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Bayi Baru Lahir


1. Pengertian

Bayi baru lahir/ new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adalah bayi dari lahir sampai
dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu.
Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (. Kepala
bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan
tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan,
tengkorak bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir
mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi
pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa, bahkan bukan pula miniature
anak. Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan
yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua
system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal
dan hepar. Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

2. Anatomi Fisiologi
3. Etiologi
a. His (kontraksi otot Rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejen
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
4. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
a. Sistem pernafasan, Masa alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku. Pernafasan
pada neonatus biasanya pernafasan diafragma dan abnominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30-60 x/menit.

b. Jantung dan sirkulasi darah, Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup
dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan
paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian
duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat

c. Saluran pencernaan, Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya


dikeluarkan dalam 24 jam pertama.

d. Hepar, Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk menindakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin
Difosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrigerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang
sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis

e. Metabolisme, Pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil


metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100
ml.

f. Produksi panas, Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan


penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran "brown fat" (lemak coklat) yang memberikan lebih
banyak energi daripada lemak biasa.

g. Kelenjar endokrin, Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu


lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum akhir.

h. Keseimbangan air dan ginjal, Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium
i. Susunan saraf, Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan
diatas 32 Minggu dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan
maka janin amat sensitif terhadap cahaya

j. Imunologi, Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum


dan asi

k. Sistem integumen

l. Sistem hematopoiesis

m. Sistem skeletal

Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yg telapak tangan dan
sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

5. Ptoflowdiagram
6. Tanda Bayi Normal
a. Bb 2500-4000 gr
b. Pb lahir 48-52 cm 3. Lingkar dada 30-38 cm
c. Lingkar kepala 33-35 cm
d. Bunyi jantung dalam menit - menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian
menurun
e. Sampai 120x/menit atau 140x/menit
f. Pernafasan pada menit - menit pertama cepat kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit 8. kulit kemerah
merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
g. Vernic caseosa
h. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemah
j. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora (pada perempuan) testis
sudah turun (pada anak laki-laki)
k. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 14. Reflek moro sudah
baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
l. Memeluk
m. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak
tangan bayi akan
n. Menggenggam atau adanya gerakan reflek
o. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Meconium berwarna kuning kecoklatan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sel Darah Putih 18000/mm,

b. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis)

c. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)

d. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,


penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)

e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.

f. Detrosik: Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-

rata mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3.

8. Penatalaksanaan Medis
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome.

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat. mempertahankan suhu tubuh bayi,
identifikasi, dan pencegahan infeksi Asuhan bayi baru lahir meliputi :

a. Pencegahan Infeksi (PI)

b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah bayi
mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi
lahir dengan tiga pertanyaan:
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Jika ada jawaban "tidak" kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus
segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan
secara rutin.

c. Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda
asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah
pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat
atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat. Perawatan rutin untuk tali pusat
adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan
terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena
menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus.

d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan
bayi tengkurap di dada ibu. kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan
proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai
menyusu. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama
10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih
dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit
berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep mata,
serta pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar
menyusu.

e. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan
ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.

f. Pemberian salep mata/tetes mata


Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi
salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau
antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran.
Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah
kelahiran.

g. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri


Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin Kl (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin
yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Pemberian vitamin K sebagai
profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan
yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan
beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti
pada bayi. Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir.

h. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Imunisasi Hepatitis
B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk
mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan
kerusakan hati.

i. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut
selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali
pada umur 4- 7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

j. Pemberian ASI eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian
ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI ekslusif
mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan
perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

9. Komplikasi
1. Sebore

2. Ruam

3. Moniliasis

4. Ikterus fisiologi

5. Gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflex mata

6. Kardiovaskular: penurunan tekanan darah secara berangsur

7. Pernafasan: Menurunnya konsumsi oksigen


8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian Fisik
Menurut Doenges (2001), pengkajian dasar pada neonatus cukup
bulan meliputi :
a. Aktivitas/istirahat

Aktivitas spontan, status terjaga yang terlihat (mengantuk, sadar aktif, sadar diam,

menangis), status tidur yang terlihat (tidur dalam, tidur sebentar).

b. Sirkulasi

Nadi apikal, bunyi jantung (murmur), warna kulit (kebiruan, belang- belang, abu-

abu), sianosis (lokasi, efek menangis), haemoglobin, hematokrit.

c. Integritas ego

Area umum dari masalah perhatian terhadap rangsang (penglihatan, auditorium),

kebiasaaan terhadap rangsang, perilaku sosial/keinginan untuk digendong.

d. Eliminasi

Bising usus, abdomen (utuh, lunak, masa), anus (paten, fisura, kista pilonidal),

mekonium keluar (waktu), urine (waktu pertama berkemih, jumlah/frekuensi,

warna).

e. Makanan/cairan

Berat badan, panjang badan, kulit (lembab/kering, turgor), fontanel (normal,

tertekan), kekuatan refleks (menghisap, menelan), muntah.

g. Hygiene
Bayi tidak mampu merawat diri dan tergantung secara total (tingkat 4)

h. Neurosensori

Tingkat kesadaran, respons terhadap rangsang, menangis (kekuatan, karakter),

respons pendengaran dan pengelihatan, tonus otot, refleks.

h. Nyeri/ketidaknyamanan

Observasi (tidak dites untuk) respons terhadap rangsang nyeri : gelisah,

iritabilitas, menangis konstan.

i. Pernapasan

APGAR skor 1 menit dan 5 menit, frekuensi pernapasan, bunyi napas, pernapasan

cuping hidung,

j. Keamanan

Tipe kelahiran, suhu, kulit (tekstur, lembab/kering, warna, verniks kaseosa,), tali

pusat (jumlah pembuluh, warna, perdarahan, eksudat, hernia, navel kutis),

klavikula (utuh, ikatan/krepitasi/lokasi), ekstremitas (kesamaan panjang, jumlah

jari), spinal (lurus, melengkung).

k. Seksualitas

Payudara (jarak, diameter areola), genitalia wanita (labia mayor lebih besar dari

labia minor, kemerahan, bengkak, perdarahan), genitalia pria ( skrotum ada rugae,

bengkak , testis turun)

2. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara

menyeluruh. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur

perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi
bayi baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami

penyimpangan.

a. Pengukuran

1) Lingkar Kepala

Lingkar kepala diukur mulai dari bagian depan kepala (diatas

alis/area frontal) dan area oksipital. Lingkar kepala normalnya

32- 36,8 cm. Apabila lingkar kepala lebih kecil dari pada

lingkar dada dicurigai adanya mikrosefalus. Jika lingkar

kepala 4 cm lebih besar dari lingkar dada atau tetap menetap

atau bertambah meningkat selama beberapa hari, maka harus

dicurigai adanya hidrosefalus.

2) Lingkar Dada

Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30-33 cm.

Sekitar 2 cm lebih kecil daripada lingkar kepala. Pengukuran

tepat dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar kepala <30

cm perlu dicurigai adanya prematur.

3) Panjang Badan

Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit,

pada bayi cukup bulan normalnya adalah 45-55 cm. Bila

panjang badan <45 cm atau >55 cm perlu dicermati adanya

penyimpangan

kromosom.

4) Berat Badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000

gram.

b. Pengukuran tanda-tanda vital

1) Suhu/tempratur

Sebaiknya mengukur temperatur melalui aksila, karena

mengukur temperatur melalui rektum dapat

menyebabkan perforasi pada mukosa. Temperatur

normal adalah 36,5-37,2°C.

2) Pernafasan

Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari

kelahiran, Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir

adalah berkisar 30-60 x/menit, pengukuran dilakukan

selama 60 detik (1 menit). Pengukuran dilakukan

dengan menghitung 60 detik penuh untuk mendeteksi

ketidakteraturan dalam kecepatan. Kecepatan

pernafasan dipengaruhi seperti menangis. Bila tidak

terjadi pernafasan yang teratur menunjukan suatu

kelainan yaitu asfiksia.

3) Nadi

Denyut nadi normal pada bayi baru lahir adalah 110-

160 x/menit. Pengukuran juga dilakukan dengan

menghitung selama 60 detik.

c. Kondisi Umum
Yang perlu diperhatikan Dalam kondisi umum meliputi :

1) Kedaan umum : kesadaran dan keaktifan

2) Kulit : pada bayi baru lahir kulit tampak berwarna

merah. Observasi warna kulit bayi dalam hubungannya

dengan perubahan aktifitas, posisi dan temperatur.

Pada umumnya bayi akan memerah jika dia menangis ,

penurunan temperatur dapat meningkatkan derajat

sianosis karena vasokontriksi.

d. Pemeriksaan bagian tubuh

1) Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase,

caput succedaneum, cephal hematome, hidrosepalus.

Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara caput

succedenum dan caput cephalhematoma.

2) Mata

Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran efikantus),

kesimetrisan, bengkak pada kelopak mata, perdarahan

subkonjungtiva.

3) Telinga

Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan

kepala adanya gangguan pendengaran.

4) Hidung

Bentuk hidung,pola pernafasan,kebersihan.


5) Mulut

Bentuk simetris/tidak,mukosa mulut

kering/basah,lidah,palatum.bercak putih pada

gusi,refleks menghisap,ada labio/palatoskisis

6) Leher

Bentuk simetris/tidak,adakah pembengkakan dan

benjolan,kelainan tiroid.

7) Klavikula

Adakah fraktur klavikula,Gerakan,jumlah jari.

8) Dada

Bentuk dan kelainan bentuk dada,putting

susu,gangguan pernafasan,auskultasi bunyi jantung,

dan pernafasan.

9) Abdomen

Penonjolannsekitar tali pusat pada saat

menangis,perdarahan tali pusat, dinding perut, dan

adanyabenjolan,gastroskisis,omfalokel,bentuk

simetris/tidak,palpasi hati,ginjal.

10) Genetalia

Kelamin laki-laki : skrotum sudah turun, urifisium

uretra diujung penis (fimosis,hipospadia/epispadia).

11) Tungkai dan kaki


Gerakan, bentuk simetris/tidak,jumlah

jari(sindaktili,polidaktili)

12) Anus

Berlunang/tidak, posisi,fungsi sfingter ani,adanya

atresia ani.

13) Punggung

Bayi tengkurap,raba kuvatura kolumna

vertebralis,pembengkakan, spina bifida.

14) Pemeriksaan kulit

Verniks caseosa, lanugo, warna,udema, bercak tanda

lahir,memar.

3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah
disusun pada masing-masing diagnosa keperawatan. Namun pada pelaksanaannya
di lapangan , implementasi disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang
muncul pada pasien, situasi dan kondisi pasien serta ketersediaan alat-alat dan
prosedur di rumah sakit.

6. Evaluasi
Evaluasi mengacu kriteria hasil yang ada pada masing-masing diagnos
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai