Disusun Oleh:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat
dan KaruniaNya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang
”Konsep Dasar Bayi Baru Lahir”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..i
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………...
3. Tujuan Masalah……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bayi merupakan anugrah terindah yang diberikan oleh sang pencipta
kepada manusia. Era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa
Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah
satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan
pada anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat, berbagai
peran yang terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, peranan ibu,
perananmanak dimana fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga
adalah asah, asih, asuh sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuh dan
perawatan yang baik untuk bayinya. Kebanyakan perawatan neonatal yang
dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan bayi baru
lahir terutama di daerah desa pelosok. Banyak dijumpai ibu yang baru
melahirkan dengan perawatan bayi yang tradisional serta pendidikan dan
tingkat ekonominya yang masih rendah, selain itu juga dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan wanita, suami, dan keluarga tentang pentingnya
pelayanan neonatal
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal kehidupan yang
tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intra uterin) dengan lingkungan sekarang (ektrauterin)
yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala
kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri.
Hal ini berarti janin tumbuh dan hidup bergabung penuh pada ibunya. Pada
waktu kelahiran tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik.
Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi
kehidupanya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga
membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya
menjalani masa transisi dengan baik
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan
suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat badan lahir rendah, perawatan tali
pusat, pemberian air susu ibu (ASI), pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu – minggu pertama
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan
Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan dengan masih
tingginya resiko komplikasi, diharapkan bidan mampu mendeteksi dini
komplikasi sehingga bidan tidak terlambat merujuk dan pasien segera
mendapatkan penanganan yang baik, sehingga bayi dapat tertolong dengan
selamat dan menghasilkan bayi yang sehat.
1. Rumusan Masalah
1) Apa saja penatalaksanaan yang harus di lakukan dalam asuhan bai baru
lahir?
2) Apa saja penyebap bai baru lahir bermasalah?
3) Bagaman cara penatalaksanaat bayi baru lahir bermasalah?
4) Apa saja yang termasuk dalam reflek-reflek fisiologi?
2. Tujuan masalah
1) Mampu melaksanakan rencana asuhan kepada bayi baru lahir
2) Mampu memberikan perawatan kepada bayu bayi baru lahir
3) Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi bayi
4) Mampu melakukan diagnosa sesuai dengan masalah yang dialami bayi
baru lahir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah dimana masa kehidupan bayi pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir di semua sistem. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
B. Ciri-ciri bayi baru lahir
Ciri-ciri bayi baru lahir adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan
2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala
33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 kali
permenit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, gerakan aktif, bayi langsung
menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis
yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan genetalia
pada perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia
minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah
terbentuk dengan baik.
C. Konsep BBL normal dan bermasalah
1. Pengertian bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masalah kehidupan (0-28 hari)
dimana terjadi perubahan yang sangat besar yang terjadi di dalam rahim
menuju luar lahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa pengamanan yang tepat
bisa berakibat fatal.
Priode ini merupakan priode yang rentan terhadap suatu infeksi
sehingga menimbulkan suatu penyakit. Priode ini juga masih membutuhkan
penyempurnaan dalam penyesuaian tumbuhnya secara fisiologi untuk
dapat hidup di luar kandungan seperti sistem pernafasan, sirkulasi,
termoregulasi dan kemampuan menghasilkan glikosa
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Kriteria bayi normal
adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm,
lingkaran dada 30-38 cm, nilai apgr 7-10 dan tanpa cacat bawaan. Lingkar
kepala bayi baru lahir normalnya 34-35 cm dimanaukuran lingkar kepala
mempunyai hubungan dengan perkembangan bayi yaitu pertumbuhan
lingkaran kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada
hambatan atau gangguan, pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan
otak juga biasanya terhambat
2. Klasifikasi bayi baru lahir
Neonatus dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Neonatus menurut masa genetasinya
Masa genetasi ini dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan
waktu dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir
(HPHT) pada ibu sampai dengan bayi lahir
1) Bayi kurang bulan, bai yang lahir kurang dari 259 hari (37 minggu)
2) Bayi cukup bulan, bayi yang lahir antara 259-293 hari (37-42
minggu)
3) Bayi lebih bulan, bayi yang lahir lebih dari 294 hari (lebih dari 42
minggu)
b. Neonatus menurut berat badan
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir dari rumah maka
penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah
kelahiran
1) Bayi berat badan lahir rendah, bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2,5 kg
2) Bayi beart badan lahir cukup, bayi yang lahir dengan berat badan
antara 2,5-4 kg
3) Bayi berat badan lahir lebih, bayi yang lahir dengan berat badan
lebih dari 4 kg
Bayi bau lahir bermasalah meliputi:
1. kterik
a. definisi
Ikterik adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu
minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari
ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14 peningkatannya
tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan kurang dari 12 mg/dl
pada bayi prematur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
ikterik dibagi menjadi 2 yaitu:
1) kterik fisiologis: ikterik yang timbul pada hari kedua dan ketiga, tidak
mempunyai dasar patologis, kadar tidak melampaui kadar yang
membahayakan. Dikatakan ikterik fisiologis apabila sesudah
pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukan dasar
patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang menjadi
kernicterus (suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak).
2) Ikterik patologis: ikterik yang mempunyai dasar patologis, kadar
bilirubin mencapai hiperbilirubinemia
b. Etiologi
1) kurangnya enzim glukoronil transferase,
2) emberian minum, terutama asi yang kurang,
3) gangguan fungsi hati/kerja hati yang bertambah berat, missal
akibatinkompatibilitas rhesus/ abo hati belum matang.
c. Patofisiologi
1) Peningkatan b.indirek karena pemecahan sel darah merah sebelum
waktunya, fungsi hati belum matang.
2) asupan kalori dan cairan kurang
3) kadar normal bilirubin indirek adalah kurang lebih 5 mg% per hari
d. penatalaksanaan
1) pemberian asi yang adekuat
Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling
tidak setiap 2-3 jam
2) jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-
9 pagi pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah
menajdi isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh
karena mudah larut dalam air
e. diagnosis banding
ikterus yang timbul 24 jam pertatama kehidupan mungkin akibat
eritroblstosis foetalis, sepsis, rubella atau toksoplasmosis congenital.
ikterus yang timbul setelah hari ke 3 dan dalam minggu pertama, harus
dipikirkan kemungkinan septicemia sebagai penyebabnya. Ikterus yang
permulaannya timbul setelah minggu pertama kehidupan memberi
petunjuk adanya septicemia, atresia kongental saluran empedu,
hepatitisserum homolog, rubella, hepatitis herpetika, anemia hemolitik
yang disebabkan oleh obat-obatan dan sebagainya.ikterus yang
persisten selama bulan pertama kehidupan memberi petunjuk adanya
apa yang dinamakan inspissated bile syndrome. Ikterus ini dapat
dihubungkan dengan nutrisi parenteral total. kadang bilirubin fisiologis
dapat berlangsung berkepanjangan sampai beberapa minggu seperti
pada bayi yang menderita penyakit hipotiroidisme ataustenosis pylorus.
f. Terapi
Tujuan utama penatalaksanaan ikterus neonatal adalah untuk
mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang
dapat menimbulkan kernikterus/encefalopati biliaris, serta mengobati
penyebab langsung ikterus tersebut. Pengendalian bilirubin juga dapat
dilakukan dengan mengusahakan agar kunjugasi bilirubin dapat
dilakukan dengan megusahakan mempercepat proses konjugasi. Jalan
ini dapat dilakukan dengan merangsang terbentuknya glukoronil
transferase dengan pemberian obat seperti luminal atau fenobarbital.
pemberian substrat yang dapat menghambat matabolisme
bilirubin(plasma atau albumin).
Wikjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu kebidanan, edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. Wafi Muslihatun. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Fitra,aya. 2010. Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edidi
4 Volume 2. EGC: Jakarta