Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR

Dosen pengampu: Bq Safinatunnaja,Ns.Si., M.Keb

Disusun Oleh:

Kanitah Labihah ( 21.9.2.001)

Kurnia Hidayati ( 21.9.2.007)

Nur Kurniati ( 21.9.2.008)

UNIVERSITAS NAHDATUL WATHAN MATARAM

FAKULTAS ILMU KESEHTAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat
dan KaruniaNya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang
”Konsep Dasar Bayi Baru Lahir”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan


siswa. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yangmembangun dari
semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalahkami di kemudian hari
dengan lebih baik lagi.

Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaatbagi


pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan
ilmupengetahuan tentang ” Konsep Dasar Bayi Baru Lahir”.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..i

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………...
3. Tujuan Masalah……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi bayi baru lahir…………………………………………………………….


B. Ciri-ciri bayu baru lahir…………………………………………………………….
C. Konsep BBL normal dan bermasalah……………………………………………
D. Lingkup asuhan BBL………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bayi merupakan anugrah terindah yang diberikan oleh sang pencipta
kepada manusia. Era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa
Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah
satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan
pada anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat, berbagai
peran yang terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, peranan ibu,
perananmanak dimana fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga
adalah asah, asih, asuh sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuh dan
perawatan yang baik untuk bayinya. Kebanyakan perawatan neonatal yang
dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan bayi baru
lahir terutama di daerah desa pelosok. Banyak dijumpai ibu yang baru
melahirkan dengan perawatan bayi yang tradisional serta pendidikan dan
tingkat ekonominya yang masih rendah, selain itu juga dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan wanita, suami, dan keluarga tentang pentingnya
pelayanan neonatal
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal kehidupan yang
tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intra uterin) dengan lingkungan sekarang (ektrauterin)
yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala
kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri.
Hal ini berarti janin tumbuh dan hidup bergabung penuh pada ibunya. Pada
waktu kelahiran tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik.
Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi
kehidupanya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga
membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya
menjalani masa transisi dengan baik
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan
suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat badan lahir rendah, perawatan tali
pusat, pemberian air susu ibu (ASI), pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu – minggu pertama
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan
Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan dengan masih
tingginya resiko komplikasi, diharapkan bidan mampu mendeteksi dini
komplikasi sehingga bidan tidak terlambat merujuk dan pasien segera
mendapatkan penanganan yang baik, sehingga bayi dapat tertolong dengan
selamat dan menghasilkan bayi yang sehat.
1. Rumusan Masalah
1) Apa saja penatalaksanaan yang harus di lakukan dalam asuhan bai baru
lahir?
2) Apa saja penyebap bai baru lahir bermasalah?
3) Bagaman cara penatalaksanaat bayi baru lahir bermasalah?
4) Apa saja yang termasuk dalam reflek-reflek fisiologi?
2. Tujuan masalah
1) Mampu melaksanakan rencana asuhan kepada bayi baru lahir
2) Mampu memberikan perawatan kepada bayu bayi baru lahir
3) Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi bayi
4) Mampu melakukan diagnosa sesuai dengan masalah yang dialami bayi
baru lahir
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah dimana masa kehidupan bayi pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir di semua sistem. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
B. Ciri-ciri bayi baru lahir
Ciri-ciri bayi baru lahir adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan
2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala
33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 kali
permenit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, gerakan aktif, bayi langsung
menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis
yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan genetalia
pada perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia
minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah
terbentuk dengan baik.
C. Konsep BBL normal dan bermasalah
1. Pengertian bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masalah kehidupan (0-28 hari)
dimana terjadi perubahan yang sangat besar yang terjadi di dalam rahim
menuju luar lahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa pengamanan yang tepat
bisa berakibat fatal.
Priode ini merupakan priode yang rentan terhadap suatu infeksi
sehingga menimbulkan suatu penyakit. Priode ini juga masih membutuhkan
penyempurnaan dalam penyesuaian tumbuhnya secara fisiologi untuk
dapat hidup di luar kandungan seperti sistem pernafasan, sirkulasi,
termoregulasi dan kemampuan menghasilkan glikosa
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Kriteria bayi normal
adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm,
lingkaran dada 30-38 cm, nilai apgr 7-10 dan tanpa cacat bawaan. Lingkar
kepala bayi baru lahir normalnya 34-35 cm dimanaukuran lingkar kepala
mempunyai hubungan dengan perkembangan bayi yaitu pertumbuhan
lingkaran kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada
hambatan atau gangguan, pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan
otak juga biasanya terhambat
2. Klasifikasi bayi baru lahir
Neonatus dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Neonatus menurut masa genetasinya
Masa genetasi ini dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan
waktu dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir
(HPHT) pada ibu sampai dengan bayi lahir
1) Bayi kurang bulan, bai yang lahir kurang dari 259 hari (37 minggu)
2) Bayi cukup bulan, bayi yang lahir antara 259-293 hari (37-42
minggu)
3) Bayi lebih bulan, bayi yang lahir lebih dari 294 hari (lebih dari 42
minggu)
b. Neonatus menurut berat badan
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir dari rumah maka
penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah
kelahiran
1) Bayi berat badan lahir rendah, bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2,5 kg
2) Bayi beart badan lahir cukup, bayi yang lahir dengan berat badan
antara 2,5-4 kg
3) Bayi berat badan lahir lebih, bayi yang lahir dengan berat badan
lebih dari 4 kg
 Bayi bau lahir bermasalah meliputi:
1. kterik
a. definisi
Ikterik adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu
minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari
ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14 peningkatannya
tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan kurang dari 12 mg/dl
pada bayi prematur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
ikterik dibagi menjadi 2 yaitu:
1) kterik fisiologis: ikterik yang timbul pada hari kedua dan ketiga, tidak
mempunyai dasar patologis, kadar tidak melampaui kadar yang
membahayakan. Dikatakan ikterik fisiologis apabila sesudah
pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukan dasar
patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang menjadi
kernicterus (suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak).
2) Ikterik patologis: ikterik yang mempunyai dasar patologis, kadar
bilirubin mencapai hiperbilirubinemia
b. Etiologi
1) kurangnya enzim glukoronil transferase,
2) emberian minum, terutama asi yang kurang,
3) gangguan fungsi hati/kerja hati yang bertambah berat, missal
akibatinkompatibilitas rhesus/ abo hati belum matang.
c. Patofisiologi
1) Peningkatan b.indirek karena pemecahan sel darah merah sebelum
waktunya, fungsi hati belum matang.
2) asupan kalori dan cairan kurang
3) kadar normal bilirubin indirek adalah kurang lebih 5 mg% per hari
d. penatalaksanaan
1) pemberian asi yang adekuat
Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling
tidak setiap 2-3 jam
2) jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-
9 pagi pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah
menajdi isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh
karena mudah larut dalam air
e. diagnosis banding
ikterus yang timbul 24 jam pertatama kehidupan mungkin akibat
eritroblstosis foetalis, sepsis, rubella atau toksoplasmosis congenital.
ikterus yang timbul setelah hari ke 3 dan dalam minggu pertama, harus
dipikirkan kemungkinan septicemia sebagai penyebabnya. Ikterus yang
permulaannya timbul setelah minggu pertama kehidupan memberi
petunjuk adanya septicemia, atresia kongental saluran empedu,
hepatitisserum homolog, rubella, hepatitis herpetika, anemia hemolitik
yang disebabkan oleh obat-obatan dan sebagainya.ikterus yang
persisten selama bulan pertama kehidupan memberi petunjuk adanya
apa yang dinamakan inspissated bile syndrome. Ikterus ini dapat
dihubungkan dengan nutrisi parenteral total. kadang bilirubin fisiologis
dapat berlangsung berkepanjangan sampai beberapa minggu seperti
pada bayi yang menderita penyakit hipotiroidisme ataustenosis pylorus.
f. Terapi
Tujuan utama penatalaksanaan ikterus neonatal adalah untuk
mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang
dapat menimbulkan kernikterus/encefalopati biliaris, serta mengobati
penyebab langsung ikterus tersebut. Pengendalian bilirubin juga dapat
dilakukan dengan mengusahakan agar kunjugasi bilirubin dapat
dilakukan dengan megusahakan mempercepat proses konjugasi. Jalan
ini dapat dilakukan dengan merangsang terbentuknya glukoronil
transferase dengan pemberian obat seperti luminal atau fenobarbital.
pemberian substrat yang dapat menghambat matabolisme
bilirubin(plasma atau albumin).

D. Lingkup asuhan bayi baru lahir


1. Reflek-reflek fisiologi
1) Mata
a. Berkedik atau refleks corneal
bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau
pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan
sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya
kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini
harussepanjang hidup.
c. Glabela ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokana.
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama
masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti padasaat tidur.
b. Muntah
timulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan ataumasuknya
selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini
harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai
menghisap, harus hilang pada usia kira-kira 3-4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan maningkatkan
jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya
keluar harus menghilang pada usia 4 bulan.
f. batuk
iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus
terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
3. ekstrimitas
a. Menggenggam
sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari.
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi danhaluks
dorso fleksi.
c. Masa tubuh
1) Reflek moro
kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba-tiba serta
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jarimem bentuk “c” diikuti
dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan
lemah.
2) startle
suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengandengan
fleksi siku tangan tetap tergenggam
3) tonik leher
jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan
kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lenganyang
berlawanan dan kaki fleksi.
4) neck-righting
jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahudan
batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
5) intraksi batang tubuh (gallant)
sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
4. Penanganan segera bayi baru lahir
1. Pencegahan infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
b. pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c. pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir delee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steri
d. pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakanuntuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula
dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
a. pakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
b. apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas:ika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
enguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
b. konduksi
kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, meja, tempat tidur,timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
c. konveksi
kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, ruangan yang dingin, adanya aliran udaradari kipas
angin, hembusan udara melalui fentilasi, atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda " benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi, karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
 Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. selimuti bayi "engan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relatife luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian asi harusdi mulai
dalam waktu satu jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahuluse limuti bayi dengan
kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut.bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah
lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah
1) 7unggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih
lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
2) Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil(suhu
aksila antara 36,5-37 c). :ika suhu tubuh bayi masih dibawah 36.5 c
selimuti kembali tubuh bayi secara longgar,tutupi bagian kepala dan
tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan
kulit ibu-bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga
suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu jam.
3) Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah
pernapasan
4) Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan
tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk
mengeringkan tubuh bayi dan setelah dimandikan.
5) Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
6) segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
7) ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian
selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagia kepala bayi
diselimuti dengan baik
8) bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti
dengan baik
9) ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan
bayinya
10) tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
11) idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan
ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk
segera memberikan asi.
4. Membebaskan jalan nafas
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan ara sebagai berikut :
a. etakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar.
e. Alat penghisap lendir mulut (delee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah
ditempat.
f. segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
g. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (apgar
score)h.
h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut
harus diperhatikan.
5. Merawat tali pusat
a. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b. celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klonin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
c. bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
d. keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau
kain bersih dan kering.
e. ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali
pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau
jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
f. jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling
ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpu
lkunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
g. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutanklonin 0,5%
h. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatny atetap
hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus di catat. Bayi baru lahir
tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat
dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas. tidak segera dicegah
bayi yang mengalami kehilangan panas(hipotermi) beresiko tinggi untuk
jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak
diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah
sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia. Pencega terjadinya
kehilangan panas yaitu dengan:
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
c. Tutup bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
e. Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
7. Pencegahan infeksi
a. Memberikan vitamin k
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin k
pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin k
per oral 1 mg/hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri
vitamin k parenteral dengan dosis 0,5% -1 mg im.
b. Memberikan obat tetes atau salep mata untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan
obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%, sedangkan salep mata
biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
c. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat
dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat yang
lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan
langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan
tindakan pencegahan infeksi sebagai berikut:
1) cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belumdi
mandikan.
3) Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan
benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril,
jikamenggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
4) pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain
yangdigunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
5) astikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskopdan
benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih.
8. Identifikasi bayi
a. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di
pasangsegera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
b. peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
c. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
d. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama
(bayi,nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bayi baru lahir adalah (BBL) adalah bayi yang baru mengalami, proses
kelahiran 0-28 hari. BBL merupakan penyesuaian fisioligi berupa nutrisi,
adaptasi (menyesuiakan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Kriteria bayi normal
adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkaran
dada 30-38 cm, nilai apgr 7-10 dan tanpa cacat bawaan. BBL juga disebut
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mnegalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan sebelumnya. Neonatus dikelompokkan menjadi dua yaitu neonatus
menurut masa genetasinya dan neonatus menurut berat badan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Wikjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu kebidanan, edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. Wafi Muslihatun. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Fitra,aya. 2010. Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edidi
4 Volume 2. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai