Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MENJELASKAN ASUHAN BAYI BARU LAHIR

DENGAN KUNJUNGAN 2 HARI

Disusun oleh:

IMEL SONDA BELO (022022010)

Dosen pengampuh:SITTI ATIFA ABADI, S. ST, M. KES

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

(INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA)


2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Kesehatan Reproduksi tentang “Evidence Based Dalam Asuhan KB”. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing karena dengan adanya tugas ini dapat
menambah pengetahuan kami.

Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dari makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah ini kedepannya.

Palopoi, Oktober 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1. Latar Belakang.....................................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
3. Tujuan..................................................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir..............................................................................................4
B. Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus.............................................................................8
C. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi dan Balita, Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita,
Deteksi Dini............................................................................................................................................15
D. Imunisasi di Komunitas..................................................................................................................24
BAB III....................................................................................................................................................29
PENUTUP...............................................................................................................................................29
1. Kesimpulan........................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................30

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa
serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan
anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang
pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi ,politik, sosial, budaya dan lingkungan sekitarnya
Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di
layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang
di tempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi
pelayanan kebidanan dan tugas dan tanggung jawab bidan agar masyarakat mau membuka
hatinya untuk bekerja sama dengan bidan sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang
bermutu di masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah
pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan
yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu. Perkembangan nasional
dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan
sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dasar asuhan bayi baru lahir di komunitas?
2. Bagaimana manajemen pada bayi baru lahir dan neonates di komunitas?
3. Bagaimana pelayanan kesehatan pada bayi dan balita, pemantauan tumbuh kembang?
4. Apa saja dan bagaimana caranya melakukan imunisasi di komunitas?

3. Tujuan
1. Memahami konsep dasar asuhan bayi baru lahir di komunitas
2. Mengetahui manajemen pada bayi baru lahir dan neonates di komunitas
3. Mengetahui pelayanan kesehatan pada bayi dan balita, pemantauan tumbuh kembang
4. Mengetahui apa saja dan bagaimana caranya melakukan imunisasi di komunitas

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Definisi

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Kehidupan
pada masa neonatus ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus.

2. Ciri-ciri
a. Lahir aterm antara 37-40 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting, (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipidan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing, (isap dan menelan) sudah
terbentukdengan baik.
q. Refleks morro, (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentukdengan
baik.
r. Refleks grapsing, (menggenggam) sudah baik.

4
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
padaskrotum dan penis yang berlubang.
Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora. Eliminasi baik yang
ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna
hitam kecoklatan.
3. Klasifikasi

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa


kasifikasi menurut, yaitu :
a. Neonatus menurut masa gestasinya :
1) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
b. Neonatus menurut berat badan lahir :
1) Berat lahir rendah : < 2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : > 4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
1) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

4. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

a. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang
sudahdisiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan
bayi diantarakedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam
keadaan bersih dan kering.Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru
lahir.
1. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?

5
2. Apakah bayi bergerak aktif ?
3. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada
sianosis ? Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang
menangis kuat, bergerakaktif, dan warna kulit kemerahan.
Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak
dikatakan lahir normal/fisiologis.
b. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian,menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu),mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau
tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), memberikansuntik vitamin K1 secara IM (Intramuskular), dengan
dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir,
memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% padakedua mata,
melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B00,5 ml
secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-2
jam setelah pemberian vitamin K1.
c. Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
1) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karenasetelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2) Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaanyang dingin.
3) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnya melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
4) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
d. Pencegahan kehilangan panas

6
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna.
Olehkarena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka
bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko
mengalamikesakitan berat atau bahkan kematian.
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dandiselimuti walaupun dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berasa dalam rungan yang sangat hangat.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Padasaat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1) Beri salep mata segera setelah lahir
2) Beri imunisasi hepatitis B sebelum bayi berumur 7 hari ( 0,5 ml/10
mcg)
3) Jaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
4) Jangan bubuhi tali pusat dengan ramuan atau bahan lain
5) Peluk bayi dengan kasih sayang
6) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
7) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
8) Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benangtali pusat telah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan
baru. Jangan pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk
lebih dari satu bayi.
9) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain
yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.

7
10) Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,
stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan
bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali
digunakan).
11) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara
denganmandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
12) Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan
air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
13) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya

B. Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus


1. Penilaian

a. Apakah bayi cukup bulan ?


b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
c. Apakah bayi menangis atau bernapas ?
d. Apakah tonus otot bayi baik ?
Manajemen bayi baru lahir normal
a. Bayi cukup bulan
b. Air ketuban jernih
c. Menangis atau bernapas, tonus otot baik
Manajemen asfiksia bayi baru lahir
a. Bayi tidak cukup bulan
b. Tidak menangis atau bernapas atau megap-megap dan atau
c. Tonus otot tidak baik
Manajemen air ketuban bercampur mekonium
a. Air ketuban bercampur meconium

8
2. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal

PENILAIAN :

1. Bayi cukup bulan


2. Air ketuban jernih, tidak bercampur meconium
3. Bayi menangis atau bernapas
4. Tonus otot bayi baik

Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Jaga kehangatan
2. Bersihkan jalan napas (bila perlu)
3. Keringkan dan tetap jaga kehangatan
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir
5. Lakukan inisiasi menyusui dini dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu
6. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
7. Beri suntikan vitamin K 1 mg intramuscular, di paha kiri anterolateral setelah
Inisiasi Menyusui Dini
8. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuscular di paha kanan anterolateral,
diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1

*Pemotongan dan pengikatan tali pusat pada bayi normal, dilakukan sekitar
2 menit setelah bayi lahir (atau setelah bidan menyuntikkan oksitosin kepada
ibu), untuk memberi cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan darah kaya
akan zat besi kepada bayi

9
3. Manajemen Asfiksia Baru Lahir

10
11
4. Pelaksanaan Kesehatan Bayi Baru Lahir

a. Kunjungan neonatal hari ke-1 ( KN 1)


1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat
dilaksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (≥24
jam)
2) Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi
sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6-24 jam
setelah lahir. Hal yang dilaksanakan :
a) Jaga kehangatan tubuh bayi
b) Berikan ASI eksklusif
c) Cegah infeksi
d) Rawat tali pusat
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat
tali pusat.
4) Pemeriksaan fisik dan reflek bayi
Pengukuran berat badan, panjang tubuh dan lingkar kepala. Rata-
rata peningkatan berat badan bayi dalam tiga bulan pertama adalah
1 ons per hari sedangkan bayi yang disusui, peningkatan berat
badannya kurang lebih 1 ons per hari. Selama 3-5 hari pertama, BB
bayi akan hilang 5-10%, penurunan BB tsb harus dicapai kembali
pada hari ke 10. Tingkat kesadaran, bunyi pernafasan dan irama
jantung
b. Kunjungan neonatal hari ke-2 ( KN 2)
1) Jaga kehangatan tubuh bayi
2) Berikan ASI eksklusif
3) Cegah infeksi
4) Rawat tali pusat
5) Menjelaskan rangkaian imunisasi
6) Mengukur kembali BB dan TB

12
c. Kunjungan neonatal minggu ke-1
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan
saatinidengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan
penambahanulang BB bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan nutrisi bayi8)
7) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi
d. Kunjungan neonatal minggu ke-3 ( KN 3 )
1) Periksa ada/tidak tanda bahaya dan/atau gejala sakit
2) Lakukan; jaga kehangatan, beri ASI eksklusif, rawat tali pusat
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau
masalah kesehatan pada neonatus. Resiko kematian pada neonatus terjadi pada
saat 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama
kehidupannya.
Sehingga jika bayi dilahirkan di tempat fasilitas kesehatan dianjurkan untuk tetap
tinggal di tempat fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Pelayanan
ini termasuk ASI eksklusif dengan konseling dengan ibu dan keluarganya,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan
vitamin K1 dan imunisasi HB-0 yang diberikan pada saat kunjungan rumah
sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak langsung diberikan pada saat lahir), dan
penangan rujukan kasus.

13
5. Hal yang dilakukan dalam Pemeriksaan Kunjungan Neonatus
a. Lakukan pengamatan tanda-tanda bayi sehat
b. Setiap bulan BB anak bertambah mengikuti pita hijau pada KMS
c. Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia
d. Anak jarang sakit
e. Anak ceria, gembira, aktif, lincah, dan cerdas
6. Tatalaksana Bayi Baru Lahir
a. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
1) Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir,
dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
2) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu
ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus.
3) Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
b. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
1) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan.
2) Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi
ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan
kesehatan.
3) Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan
yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat
dalam satu kamar bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24
jam).
4) Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, berada dalam jangkauan
ibu selama 24 jam. Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
kempeng.
7. Konseling pada saat melakukan asuhan neonatal di rumah
a. Pemberian ASI segera setelah persalinan
b. Berikan ASI sesering mungkin dan setiap bayi mengiginkan
c. Jaga bayi agar suhunya tetap hangat

14
d. Tunda memandikan bayi sekurangnya 6 jam setelah lahir
e. Pakaian bayi harus kering, ganti bila kain basah
f. Jangan tidurkan bayi ditempat dingin atau banyak angin
g. Jika berat lahir kurang dari 2500 gr, agar sering melakukan metode
kangguru
h. Ajak bayi tersenyum, bicara serta mendengarkan musik
i. Berikan nasehat pada ibu
j. Ajarkan cara pemberian ASI Eksklusif
k. Menjaga bayi tetap hangat
l. Merawat tali pusat
m. Ajarkan cara merangsang perkembangan bayi.

C. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi dan Balita, Pemantauan Tumbuh Kembang


Bayi dan Balita, Deteksi Dini
1. Pelayanan Kesehatan pada Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang


diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29
hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
a. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
c. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
d. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan


kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi
sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas
hidup bayi dengan stimulusi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak
mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut
meliputi :

15
a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
c. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
d. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –
tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku
KIA
e. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan

2. Pelayanan Kesehatan pada Balita

Anak balita (bawah lima tahun) usia 1-5 tahun, merupakan kelompok tersendiri
yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang
lebih khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA ini
mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap
pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan
pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak
secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya.

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan
sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang
meliputi :
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran
berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS.
Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan
anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
b. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK

16
diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar
gedung.
c. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
d. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita
e. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS.

Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita


a. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang dapat digunakan
untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS
harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas
pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS juga dapat dipakai
sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis
tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.
Manfaat KMS adalah :
1) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
2) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak
3) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.

b. Pemberian Kapsul Vitamin A


Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat

17
melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang
diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang
dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan
balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri
dari 2 jenis :
1) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang
berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
2) Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita

c. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila
ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
d. Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada

18
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Kegiatan
MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana
kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter
dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).
2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan).
Dalam pelaksanaannya, MTBS ini dibedakan dalam 2 kategori, yaitu :
1) Manajemen Terpadu Bayi Muda ( Usia 1 hari sampai 2
bulan )Pengelolaan bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini,
meliputi penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan
tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian
konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam
manajemen terpadu bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap
penyakit-penyakit yang lazim terjadi pada bayi muda, antara lain
adanya kejang, gangguan nafas, hipotermi, kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare serta kemungkinan
berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.
2) Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan sampai 5 Tahun
Tahapan pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada usia 2
bulan sampai 5 tahun ini sama seperti manajemen terpadu bayi
muda, yaitu penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan

19
tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian
konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam MTBS
usia 2 bulan sampai 5 tahun ini, dilaksanakan pengelolaan terhadap
beberapa penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun.
Beberapa penyakit yang lazim terjadi pada anak usia 2 bulan
sampai 5 tahun, aantara lain adanya tanda bahaya umum ( tidak
bias minum atau menetek, muntah, kejang, letargis, atau tidak
sadar ), batuk dan sukar bernafas, diare, demam, masalah telinga,
status gizi buruk ( malnutrisi dan anemia ).

3. Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita / Deteksi Dini

Anak selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa
remaja, hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukkan ciri – ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, bersosialisasi, dan kemandirian.
Ciri- ciri tumbuh kembang anak :
a. Perkembangan dan pertumbuhan menimbulkan perubahan
b. Perkembangan dan pertumbuhan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya
c. Perkembangan dan pertumbuhan mempunyai kecepatan yang berbeda
d. Perkembanagan berkolerasi dengan pertumbuhan
e. Perkembangan mempunyai pola tetap
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak :


a. Faktor dalam ( internal) : Ras etnik / bangsa, keluarga, usia, jenis kelamin,
genetik, kelainan kromosom.

20
b. Faktor luar ( eksternal )
1) Faktor prenatal : mekanis/ posisi dalam kandungan, gizi, toksin/
zat kimia, endokrin ( ibu dengan diabetes melitus ), radiasi, infeksi,
kelainan imunologi/ perbedaan golongan darah, anoksia embrio/
gangguan fungsi plasenta, psikologi ibu.
2) Faktor persalinan : adanya komplikasi dan penyulit saat persalinan
3) Faktor pasca persalinan : gizi, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, obat – obatan.

Aspek perkembangan yang dipantau, yaitu sebagai berikut :


a. Gerak kasar / motorik kasar ( duduk, berdiri, dll)
b. Gerak halu / motorik halus ( menulis, menjimpit, dll)
c. Kemampuan bicara dan bahasa
d. Sosialisasi dan kemandirian
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaiatan, dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.
a. Masa prenata atau intrauterin ( masa janin dalm kandungan)
1) Masa zigot saat konsepsi sampai usia kehamilan 2 minggu
2) Masa embrio saat usia kehamilan 2 minggu sampai 8 atau 12
minggu, terbentuk organ – organ janin
3) Masa janin / fetus dimulai sejak kehamilan 16 minggu sampai
akhir masa kehamilan. Fetus dini dimulai sejak usia kehamilan 12
minggu sampai trimester kedua, pertumbuhan cepat, dan terjadi
pembentukan sebagai manusia yang lengkap. Fetus lanjut, yakni
trimester akhir kehamilan.
b. Masa bayi ( 0 – 11 bulan )
1) Masa neonatal ( 0 – 28 hari ), pada masa ini terjadi adaptasi
terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, dan mulai
berfungsinya organ – organ. Ada dua periode, yaitu masa neonatal
dini/perinatal (0-7 hari) dan masa neonatal lanjut (8-28 hari).

21
2) Masa pasca-neonatal (29hari – 11 bulan ), pada masa ini,
pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlanjut secara
terus- menerus, terutama meningkatnya fungsi saraf. Kontak erat
antara ibu dan bayi terjalin sehingga dalam masa ini pengaruh ibu
dalam mendidik anak sangat besar.
c. Masa balita (12-59 bulan)
1) Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun, namun
terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan
gerak halus)
2) Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga
terbentuk jaringan saraf yang akan mempengaruhi segala kinerja
otak, mulai dari kemampuan belajar, berjalan, mengenal huruf,
bersosialisasi/ kesadaran sosial dan emosional, kemampuan
berbicara dan bahasa, kreativitas dan inteligensi.
3) Masa ini mulai dipersiapkan untuk bersosialisasi dengan teman
sebaya melalui kegitan ditaman bermain atau playgroup
d. Masa anak prasekolah (60-72 bulan)
1) Pada masi ini pertumbuhan berlangsung stabil
2) Perkembangan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir
3) Anak mulai senang bermain di luar rumah, mulai berteman atau
bersahabat dengan anak kecil
4) Anak mulai dipersiapkan masuk sekolah ( TK/SD)
Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus
dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di dalam
kandungan Ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis proses tumbuh
kembang manusia yaitu masa dibawah usia lima tahun. Proses tumbuh kembang
berlangsung secara bersamaan dan berkesinambungan yang mencakup aspek motorik,
bahasa, kognitif, sosialisasi, dan kemandirian.

22
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah. Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat
dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, meliputi:
1) Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
2) Pengukuran lingkar kepala
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
1) Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
2) Tes daya dengar
3) Tes daya lihat

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan /
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila
penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional meliputi :
1) Masalah mental emosional pada anak prasekolah (usia 36 – 72
bulan). Masalah ini dideteksi dengan menggunakan kuisioner
masalah mental emosional (KMME)
2) Autisme pada anak prasekolah ( usia 18-36 bulan). Deteksi dini
pada masalah ini menggunakan CHAT ( daftar tilik deteksi dini
autisme pada anak [ checklist for autism in toddlers])
3) Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GGPH).
Deteksi dini ini dilakukan untuk mengetahui seara dini adanya

23
gangguan hiperaktivitas pada anak usia 36 bulan keatas. Alat yang
digunakkan adalah formulir deteksi dini GPPH.

Jadwal Kegiatan Deteksi Dini


Kelompok
No Jadwal Deteksi Dini
Umur
1 Bayi           Pada bayi umur 0 – 28 hari
          Pada bayi 1 – 11 bulan, deteksi dini dilakukan
saat umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
2 Anak balita Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan,
42 bulan, 48 bulan, dan 54 bulan
3 Anak prasekolah Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72
bulan

D. Imunisasi di Komunitas
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten. Imunisasi berarti kekebalan
atau resisten terhadap suatu penyakit tertentu , tetapi tidak kebal terhadap penyakit yang lain.
Macam kekebalan ada dua, yaitu kekebalan tidak spesifik dam kekebalan spesifik. Kekebalan
tidak spesifik, yaitu pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi
tubuh dari suatu penyakit. Kekebalan spesifik adalah kekebalan yang diperoleh dari dua
sumber :

1. Genetik
Kekebalan yang berasal dari genetik yang berhubungan dengan ras ( warna kulit
dan kelompok etnis) cenderung lebih resisten terhadap penyakit. Misalnya, orang
Negro resisten terhadap penyakit Malaria vivax.
2. Kekebalan yang diperoleh
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubu anak seseorang, ada dua kekebalan yang
diperoleh :

24
Kekebalan aktif, adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh anak atau
seseorang sembuh dari penyakit tertentu., misalnya sakit campak. Kekebalan
aktif yang diperoleh setelah diberi imunisasi, berarti tubuh diberikan
organisme yang dilehkan atau dimatikan

Kekebalan pasif, yaitu kekbalan yang diperoleh dai ibu mealui plasenta, yakni
ibu yang diperoleh dari ibu melalui plasenta, yakni ibu yang telah memperoleh
kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya : campak, tetanus, malaria.

Faktor yang mempengaruhi kekebalan, yaitu sebagai berikut :


1. Usia
Bayi, anak balita, orang tua lebih mudah terserang penyakit tertentu.dengan kata
lain usia sangat muda atau usia tua lebh rentan dan kurang kebal terhadap
penyakit tertentu.
2. Jenis kelamin
Penyakit tertentu seperti polio dan difteri lebih parah terjadi pada anak
perempuan dari pada anak laki- laki.
3. Kehamilan
Ibu hamil lebih rentan terhadap penyakit menular, mialnya polio, pneumonia,
malaria. Akan tetapi, penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada
kehamilan.
4. Gizi
Gizi yang baik akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit infeksi,
namun sebaliknya kekurangan gizi akan menimbulkan kerentanan terhadap
penyakit tertentu
5. Trauma
Stress merupakan salah satu bentuk trauma yang menimbulakan kerentanan
seseorang terhadap penyakit infeksi tertentu.

25
Kekebalan yang terjadi pada tingkat komunitas disebut heard immunity. Jika heard
immunity dimasyarakat rendah, pada masyarakat tersebut akan mudah terjadi wabah, dan
sebaliknya jika heard immunity tinggi, wabah jarang terjadi pada masyarakat tersebut.

Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu: Hepatitis, Campak,
Polio, Difteri,Tetanus, Batuk Rejan, Gondongan, Cacar air, TBC.

Macam – Macam Imunisasi


1. Imunisasi Aktif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang secara aktif
membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau campak . Imunisasi aktif
juga dapat di bagi 2 macam:
a. Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di
peroleh sembuhdari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang
diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
2. Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di
dapat dari luar. Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanus Serum). Pada orang
yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya
melalui darah placenta selama masa kandungan. misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
a. Imunisai pasif alamiah  adalah antibodi yang di dapat seorang karena di
turunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika
berada dalam kandungan.
b. Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena
suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu
c. Jenis – Jenis Imunisasi

26
1) BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-2 bulan pada bahu kanan.
Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul benjolan putih pada
lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi
panas. Jangan dipecahkan.
2) DPT
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan pada paha. Anak akan
mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri
obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan
selimut tebal.
3) Polio
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 4-6
bulan Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak
menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan
sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.
4) Campak
Dosis pemberian 1 kali usia 9 bulan pada bahu kiri. Setelah 1
minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul
kemerahan. Cukup beri ¼ tablet penurun panas.

Program imunisasi dilaksanakn untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tersebut, seperti difteri, tetanus, pertusis,
hepatitis B, polio dan tuberkulosis. Sasaran program imunisasi, adalah sebagai berikut :
1. Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun (0-11 bulan)
2. Ibu hamil (awal kehamilan -8 bulan)
3. Wanita usia subur (calon pengantin wanita)
4. Anak sekolah dasar (SD) kelas I dan kelas VI
Pokok- pokok kegiatan program imunisasi , yaitu sebagai berikut :
1. Pencegahan pada bayi (imunisasi lengkap)
a. Imunisasi BCG dosis 0,5 cc disuntukan pada lengan kanan atas melalui
intrakutan mulai usuia 0—1 bulan dan diberikan satu kali

27
b. Imunisasi Hb uninjek diberikan pada bayi baru lahir melalui intramuskular
pada paha kanan/kiri
c. Imunisasi DPT/HB Combo dosis 0,5 cc disuntikan pada paha kanan/kiri
melalui intramuskular dengan interval 4 minggu dan diberikan 3 kali
mulai usia 2-11 bulan
d. Imunisasi polio dengan dosis 2 tetesdiberikan per oral dengan interval 4
minggu dan diberikan 4 kali mulai usia 0-11 bulan
e. Imunisasi campak dosis 0,5 cc disuntikan melalui intrakutan pada lengan
kiri atas dan diberika cukup sekali pada usia 9 bulan
2. Imunisasi pada anak sekolah dasa (SD)
a. Imunisasi DT ( difteri tetanus ) dosis 0,5 cc disuntikan melalui
intramuskular atau ubkutan pada lengan kiri dan diberikan 1 kali pada
anak SD kelas 1
b. Imunisasi TT 9 Toksoid Tetanus) dosis 0,5 cc disuntikan melalui
intramuskular atau subkutan pada lengan kiri dan diberikan 1 kali pada
anak SD kelas VI

28
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan
angka kematian neonatus.
Melakukan penilaian Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudahdisiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi
diantarakedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir.

1. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?


2. Apakah bayi bergerak aktif ?
3. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada sianosis ? Bayi
yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat, bergerakaktif, dan
warna kulit kemerahan.

Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir normal/fisiologis.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian N.L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika

Walyani, Elisabeth S. 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press

Maternity, D, Ratna D.P dan Devy L.N.A. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta :
Andi.

Wahyuni, Elly D. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Sulani, Fathi. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan
Anak. Direktorat Kesehatan Anak Khusus.

Dwi, Sutjiati. 2011. Kebidanan Komunitas : Konsep & Manajemen Asuhan. Jakarta :EGC

Fitria, Ika. 2015. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta :
Trans Info Media

30

Anda mungkin juga menyukai