Anda di halaman 1dari 22

KONSEP ASKEP PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAH

KESEHATAN : PREMATUR DAN ASFIKSIA

Disusun Oleh :

Ketua Kelompok

M.Abdul Azis Hermawan Yusuf Ali Akbar (C1AB23108)

Anggota :
Antar Bahtiar (C1AB23060)
Muhamad Rizal (C1AB23115)
Ramadhan Isnaeni Soyan (C1AB23135)
Tiar Mahendra (C1AB23157)
Ucu Hikmayati (C1AB23160)

PROGRAM RPL ANGKATAN 2


PROGRRM STUDI SARJAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Askep Pada
Bayi Baru Lahir Dengan Masalah Kesehatan : Prematur Dan Asfiksia.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembutan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Konsep Askep Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Masalah Kesehatan : Prematur Dan Asfiksia.dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Sukabumi, 05 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1.......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG…..............................................................................................................................4
B. TUJUAN MAKALAH…………………………………………………………………………………………………………………………..5

C. MANFAAT MAKALAH……………………………………………………..……………………………….……………………………….5

BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………………………6

TINJAUAN TEORI…………………………………………………………………………...........................................................6

KONSEP BAYI BARU LAHIR …………...……………………………………………………………………………………………………..6

PENGERTIAN……………………………..………………………....……………………………………………….…………………………….9

ETIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………………………………….10

PATIFISIOLOGI DAN KLINIS………………………………………………………………………………………………………………….13

BAB III………………………………………………………………………………………………………………………………………………..19

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asfksia ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah kelahirannya disertai dengan hipoksi, hiperkapnia dan berkahir
dengan asidosis. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus, hipoksia ini
berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,persalinan, atau segera
setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi
tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang
mungkin timbul.

Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan factor terpenting
yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin.
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk
menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor resiko tersebut maka hal itu
harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan
resusitasi, sebab asfiksia memiliki dampak negatif baik yang bersifat jangka pendek.

Prematur adalah kondisi berupa lahirnya bayi sebelum usia kehamilan mencapai
37 minggu kondisi ini beresiko menimbulkan masalah kesehatan pada bayi karena organ
tubuhnya belum berkembang sempurna. Tahap ini sangat berbahaya karena merukan masa
penyesuaian radikal dan bayi itu dimana ia harus menyesuaikan dengan perubahan suhu,
belajar bernafas, menelan dan membuang kotoran. Hal ini sangat berbeda saat bayi masih
dalam kandungan, sehingga pada masa ini orang tua harus sangat teliti terhadap
perkembangan bayinya karena bayi mulai mengalami tingkah laku yang tidk teratur, bert
badan berkurng karena masih menyesuaikan diri untuk menelan ASI agar bayi lebih dapat
berkembang dan terhindar dari peristiwa kematian bayi.

B. Tujuan Makalah
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini untuk mengetahui Konsep
Askep Pada Bayi Baru Lahir Dengan Masalah Kesehatan :
Prematur Dan Asfiksia.

4
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui teori tentang Konsep Askep Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Masalah Kesehatan : Prematur Dan Asfiksia.
2. Mengetahui asuhan keperawatan dan Konsep Askep Pada Bayi
Baru Lahir Dengan Masalah Kesehatan : Prematur
3. Mengetahui asuhan keperawatan dan Konsep Askep Pada Bayi
Baru Lahir Dengan Masalah Kesehatan : asfiksia
C. Manfaat Makalah
Manfaat dalam pembuatan makalah ini jadi mengetahui tentang
Konsep Askep Pada Bayi Baru Lahir Dengan Masalah Kesehatan :
Prematur Dan Asfiksia.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Bayi Baru Lahir

2.1.1 Pengertan Bayi Baru Lahir

Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu
dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42minggu dengan berat lahir 2.5000
gram ( Sugiyarti!2000). Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari
rahim seorang "anita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu ampai umur
satu bulan (FKUI, 1999). Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir
akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau
gangguan (prawiroharjo, S,2002). Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah
asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri
hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

2.1.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

a. Berat Badan 2.500- 4.000 gram

b. Panjang Badan 48 - 52 gram

c. Lingkar dada 30 – 38 cm

d. Lingkar kepala 33 - 35 cm

e. GDS 45 g/dl - 130 g/dl

f. Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 –
140x/menit

g. Pernafasan pada menit - menit pertama ± 140x/menit

h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi
vernik cascosa

i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

j. Kuku agak panjang dan lemas

6
k.Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk laki-laki
testis sudah menurun

l. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

m.Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan
menggenggamn.

n. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekoneum hitam kecoklatan.

2.1.3 Klasifikasi Bayi

a. Bayi aterm

1) Berat badan 2500-4000 gram.

2) Panjang badan lahir 48-52 ,m.

3) Lingkar dada 30-38 ,m.

4) Lingkar kepala 33-35 ,m.

5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180x/menit

6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil


setelah 40x/menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk


dan diliputi verniks kaseosa

8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi
laki-laki testis sudah turun.

11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.

13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama

14) Umur kehamilan 37-42 minggu

7
b. Bayi Prematur

1) Berat badan kurang dari 2400 gram

2) Organ-organ tubuh imatur

3) Umur kehamilan 28-39 minggu

c. Bayi Posmatur

1) Biasanya lebih berat dari bayi aterm

2) Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm

3) Verniks kaseosa dibadan kurang

4) Kuku-kuku panjang

5) Rambut kepala agak tebal

9) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

7) Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

2.1.4 Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:

a. Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui


plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru- paru (setelah tali
pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor
pada sinuskarotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekananal
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit
sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan
ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan
pada neonatus biasanya pernapasan diaragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-60x/menit.

b.Sistem cardiovaskuler

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel

8
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian
seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika
menjadi ligament

2.2 Definisi

a. Pengertian Afiksia dan prematur

Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang mengalami
gangguan tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Keadaan
ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan hiperkapnu serta sering
berakhir dengan asidosis (Nurarif, 2016).

Asfiksia adalah kegagalan dalam memulai dan melanjutkan pernafasan


secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah
lahir. Bayi mungkin lahir dalam keadaan asfiksia yaitu asfiksia primer atau
asfiksia sekunder mungkin dapat bernafas tetapi kemudian mengalami asfiksia
beberapa saat setelah lahir (Sudarti dan Fauziah, 2013).

Asfiksia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bayi baru lahir tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran. Asfiksia juga didefinisikan
sebagai kegagalan untuk memulai respirasi biasanya dalam satu menit kelahiran.
Asfiksia dapat menyebabkan hipoksia (penurunan suplai oksigen ke otak dan
jaringan) dan kerusakan otak atau mungkin kematian jika tidak dilakukan
tindakan dengan benar (Mendri, 2017).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asfiksia adalah


keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir sehingga tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses
kelahiran.

Prematur adalah bayi lahir sebelum usia kehamilan minggu ke-37 tanpa
memperhatikan berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram adalah bayi prematur.( asrining surasmi, dkk. 2003). Prematur
adalah kondisi berupa lahirnya bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
kondisi ini beresiko menimbulkan masalah kesehatan pada bayi karena organ
tubuhnya belum berkembang sempurna.

9
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang
normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan
sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996).

Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan,


dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih
membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak
yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan
pemberi asuhan keperawatan kepada klien. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bayi premature ditetapkan berdasarkan umur kehamilan.

b. Etiologi / Faktor Penyebab Asfiksia dan Prematur

a. Etiologi Asfiksia

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan


sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Hipoksia bayi dalam rahim ditunjukan dengan gawat janin yang dapat
berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa factor tertentu diketahui dapat
menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah
faktor ibu, tali pusat caln bayi berikut ini:

1. Faktor ibu

a. Preeklamsia dan eklamsia

b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)

c. Partus lama atau partus macet

d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria,sifilis, TBC,HIV)

e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

2. Faktor Tali Pusat

a. Lilitan tali pusat

b. Tali pusat pendek

c. Simpul tali pusat

10
d. Prolapsus tali pusat

3. Faktor Bayi

a. bayi premature (sebelum 37 minggu kehamilan)

b. Persalinan dengan tindakan (sungsang , bayi kembar, distosia bahu,


ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

c. Kelainan bawaan (kongenital)

d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk


menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan faktor resiko tersebut maka hal itu harus
dibicrakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan
resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor resiko menjadi sulit dikenali atau
(sepengatahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu,
penolong harus selalu siap melaksanakan resusitasi bay pada setiap pertolongan
persalinan.

Asfiksia Dapat dibagi dalam tiga klasifikasi

 Asfiksia ringan : Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak
memerlukan tindakan istimewa
 Asfiksia sedang : Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
 Asfiksia berat : Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk,sinosis berat,
dan kadang-kadang pucat, reflek ritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan
henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dri 10
menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum
pemeriksaan fisik sama asfiksia berat.

b. Etiologi Prematur

a) Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronis, misalnya diabetes


mellitus kelahiran prematur ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta

b) Faktor Fetal

11
Kelahiran kromosomal (misalnya trisomy antosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

a) Kehamilan

- Malformasi Uterus

- Kehamilan ganda

- TI. Serviks Inkopenten

- KPD

- Pre eklamsia

- Riwayat kelahiran premature

- Kelainan Rh

b) Penyakit

- Diabtes Maternal

- Hipertensi Kronik

- UTI

- Penyakit akut lain

c) Sosial Ekonomi

- Tidak melakukan perawatan prenatal

- Status social ekonomi rendah

- Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :

a. Resiko Demografik

- Ras

- Usia (40 tahun)

- Status sosio ekonomi rendah

12
- Belum menikah

- Tingkat pendidikan rendah

b. Resiko Medis

- Perslinan dan kelahiran premature sebelumnya

- Arbotus trismester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

- Anomali uterus

- Penyaki-penyakit medis (diabetes,hipertensi)

- Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-


masalah plasenta (missal : plasenta previa, solusi plasenta),
pembedahan abdomen, infeksi (missal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.

c. Resiko Perilaku dan Lingkungan

- Nutrisi buruk

- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

- Penyalahgunaan alkohol

c. Perubahan Patofisiologis dan Gambaran Klinis

Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan
dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gasattau pengangkutan O2 selama
kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia ang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian
asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apneu disertai dengan penurunan
frekuensi. Pada penderita asfksia berat, usaha bernafas tidak tampak dn bayi
selanjutnya berada dalam periode apneu kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan
penurunan TD.

Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan


keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama ghanya terjadi
asidosis resipioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses
metabolisme anaerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen
tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurng. Pada tingkat selanjutnya akan

13
terjadi perubahan kadiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya :

1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung kan mempengaruhi fungsi jantung.

2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung.

3. Pengisisan udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap


tingginya resitensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan
sistem sirkulasi lain akam mengalami gangguan. (Rustam, 1998).

Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia

1. Tidak bernafas atau bernafas megap-megap

2. Warna kulit kebiruan

3. Kejang

4. Penurunan kesadaran

5. DJJ lebih dari 160x/mnt/kurang dari 100x/mnt tidak teratur

6. Mekonium dalam air ketubah pada janin letak kelapa

Termogulasi, Bayi premature umunya relatif kurang mampu untuk


bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungs
biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut
berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk meengtur dan mempertahankan
suhu badannya dalam batas normal. Bayi premature dan inatur tidak dapat
memperthankan suhu tubuh dalam batas normal, karena pusat pengatur suhu pada
otak yang belum di matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat
sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan
tubuh yng relatif lebih luas akan menyebabkan kehlangan pans tubuh yang lebih
banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak
dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktvitas. Selain itu kntrol refleks kapiler
kulit juga masih kurang. (asrining surasmi dkk, 2003).

Manisfestasi Klinis Bayi Prematur adalah :

1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.

2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.

3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

14
4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

6. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya
banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic usus.

7. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul
apnea

8. Reflek tonik leher lemah dan reflek moro positif.

9. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrutom
kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klistoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora.

10. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah.

11. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflex hisap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.

13. Tulang rawan dan daun telinga velum sempurna pertumbuhnnya sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga (Surasmsi, 2003).

14. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernafasan belum teratur.

15. Otot-otot masih hipotonik

16. Pernafasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit

17. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit

18. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apneu (gagalnafas)

19. Kepala tidak mampu tegak

Klasifikasi Bayi Prematur

1. Sangat prematur : Usia Kehamilan 24 – 30 minggu, BB bayi 1000 – 1500


gr
Keterangan : Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
2. Prematur Sedang : Usia kehamila 31 – 36 minggu, BB bayi 1500 – 2000 gr

15
Klasifikasi : Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak
sisa yang berat
3. Prematur borderline : Usia kehamilan 36 – 38 minggu, Berat bayi 2001-
2499 g, Lingkaran kepala 33 cm, Lingkaran dada 30 cm, Panjang badan
sekitar 45cm
Klasifikasi : Masih sangat mungkin hidup tampa dampak sisa yang berat
Perhatikan kemungkinan : Ganguan napas, Daya isap lemah, tidak tahan
terhadap hipotermia, mudah terjadi infeksi.

Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
anatar lain:

1. Hipoglikemia

2. Gangguan cairan dan elektrolit

3. Hiperbilirubinemia

4. Sindrom gawat nafas

5. Paten duktus arteriosus

6. Infeksi

7. Pendarahan intraventrikulerApnea of Prematurity

8. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :

1. Gangguan perkembangan

2. Gangguan pertumbuhan

3. Gangguan penglihatan (Retinopati)

4. Gangguan pendengaran

5. Penyakit paru kronis

6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

D. Diagnosis dan Intervensi Keperawatan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia


16
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia /
hipoksia janin. Diagnosis anoksia /hipoksia janin dapat dalam persalinan dengan
ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

1. Denyut jantung janin

Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya,


kan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar
his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya

2. Mekonium dalam air ketuban

Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada
presentasi kepala mungkin menunjukan gangguan oksigenasi dan harus
diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban padda presentasi kepala
dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat
dilakukan dengan mudah.

3. Pemeriksaan pH darah janin

Dengan menggunakan amniskop yang dimasukan lewat serviks dibuat


sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini
di periksa pH – nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. apabila pH
itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu di anggap sebagai tanda bahaya gawat
janin mungkin disertai asfikia. (Wiknjsastro, 1999)

Diagonasa/ masalah keperawatan

a. Gangguan pertukaran

b. Penurunan cardiac out put urin

c. Intolernsi aktivitas

d.. Gangguan perfusi jaringan

e. Resiko tinggi terjadi infeksi

f. Kurangnya pengetahuan

Intervansi keperawatan

a. Gangguan pertuakran gas

Monitoring gas darah, mengkaji denyut nadi, monitoring system jantung dan
pari ( resusitasi ), memberikan O2 yang adkuat

17
b. Penurunan Cardiac out put

Monitoring jantung paru, mengkaji tanda vital, monitoring perfusi jaringan


tiap 2-4 jam, monitoring intake dan output serta melakukan kolaborasi
dalam pemeberian vasolidator

c. Intoleransi aktivitas

Menyediakan stimulus lingkungan yang minimal, menyediakan monitoring


jantung paru,mengurangi sentuhan, melakukan kolaborasi analgetik sesuai
kondisi, memberikan poisi yang aman

d. Gangguan perfusi jaringan

Kolaborasi medis untuk pemberian diuretic sesuai dengan indikasi, monitor


laboraturium urine, monitor intake output

e. Resiko tinggi infeksi

Dengan melakukan pencegahan

f. Kurang pengetahuan

Edukasi dengan bahasa yang sudah dimengerti, berikan informasi setiap


perubahan keadaan pasien

E. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR


Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm.
Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman
proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan
preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm

18
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

F. Hubungan Asfiksia dengan Prematur

Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat


menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena
respon meninggal bayi tiidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah
aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah
adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap rangsangan dingin, tubuh
bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari
cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah
ke jaringan. Stress dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan
hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai respon terhadap stress dingin akan
meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat
memenuhi kebutuhan,tekanan oksigen berkurang ( hipoksia ) dan keadaan in akan
menjadi lebih buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah
dan kelainan paru (paru yang imatur) keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh
haemoglobin fetal (Hbf) yang dapat meningkatkan oksigen lebih banyak sehingga bayi
dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

Stress kan direspon oleh bayi dengan melepas norepinepfrin yang


menyebabkan vasokrintiksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi paru
sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini menghambat metabolisme
glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam
laktat, kondsi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah
kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat.

F. Cara Penanganan Asfiksia dengan prematur

1. Meningktkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup
hangat untuk mencegah hipotermia

2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan

3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi antiseptik sesuai ketenttuan


setempat

4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera diletakan pada ibunya

5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima

19
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat

7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.

8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bila tunggu


sampai enam jam setelah lahir)

9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia-neonatorum.

10. Pemeriksaan fisik dan antropometri.

11. Pemeberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.

12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial

G. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR


Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah
mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001. Setiap persalinan preterm harus
dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko
tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai
apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral
dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai
pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative
(gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asfksia ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah kelahirannya disertai dengan hipoksi, hiperkapnia dan berkahir dengan
asidosis. Prematur adalah kondisi berupa lahirnya bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu kondisi ini beresiko menimbulkan masalah kesehatan pada bayi karena organ
tubuhnya belum berkembang sempurna.

Asfiksia yang terjadi pada bayi memiliki dampak buruk yang berbahaya bagi kehidupan
bayi. Dampak tersebut dapat terjadi dalam jangka pendek ataupun panjang. Damapak jangka
pendek dari asfiksia pada bayi dapat menyebabkan gangguan pernafasan yang
mengakibatkan pendarahan dan gangguan otak.

Dampak jangka panjang dari asfiksia pada bayi yakni, gangguan funsgi multiorgan,
dampak sistemsusunan saraf pusat, dampak sistem kardiovaskuler, dampak terhadap ginjal,
dampak terhadap saluran cerna, dampak terhadap hati, dampak terhadap system darah dan
dampak terhadap paru.

B. Saran

Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa keperwatan dapat memberikan asuhan


keperawatan yang tepat dan baik karena telah mengetahui faktor penyebabnya, penanganan,
gejala, serta diagnosis. Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu
kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Saefudin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP
 Jumiarni, Dra. 1994 Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC
 Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP
 Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 1. Jakarta : Salemba
Medika. 2006
 Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC. 1996
 Wong, Donna I. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: ECG. 2003
 Booback, 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : ECG
 Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : ECG
 Surasmi, Asrining, DKK. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
 Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Materna Ed. 2. Jakarta : EGC
 Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed 2. Jakarta : EGC

22

Anda mungkin juga menyukai