Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukan ibu dan bayi
yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.
Apa saja yang menjadi tanda bahaya pada kehamilan?
Hyperemesis Gravidarum
Tanda bahaya yang pertama, sering dialami oleh ibu di awal masa kehamilan dan sering
dianggap wajar. Apa itu kira-kira ibu? Iya betul, mual muntah.
Mual muntah seperti apa yang dianggap bahaya?
Mual muntah yang terjadi terus – terusan, jumlahnya lebih dari 10kali/hari, atau setiap jam
ibu merasakan mual muntah, sampai keadaan ibu menjadi lemah, lemas tidak bisa
beraktivitas. Ibu juga jadi malas makan bahkan tidak mau makan atau karena mual ibu hanya
mau makan makanan yang pedas terus asem, betul? Senengnya makan bakso yang pedes
terus asem banyak cukanya, ciki-cikian yg banyak micinnya. Kira2 makanan seperti itu bagus
tidak untuk ibu dan janinnya? Nggak ya ibu karena tidak ada gizinya, sedangkan janin yang
ada di dalam kandungan ibu perlu nutrisi atau gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Kalua tidak terpenuhi maka janinnya akan kekurangan gizi, akibatnya
apa? Pada saat lahir berat badannya di bawah normal, berapa coba berat normal bayi baru
lahir? 2500gram. Makannya pada saat hamil ibu harus makan makanan yang berkualitas
yang bergizi, contonya apa?
Biar ibu semangat nih makan makanan yang bergizinya ibu harus ingat bahwa kualitas
makanan yang ibu makan mempengaruhi kualitas kehamilan yang akan berpengaruh juga
pada kualitas anak yang nanti akan lahir.
Demam
Tanda bahaya yang kedua adalah demam tinggi, suhunya bisa lebih dari 38 ℃.
Demam ini kadang-kadang berhubungan dengan ibu yang terus-terusan muntah dan susah
atau malas untuk minum sampai dehidrasi atau kekurangan cairan, jadi suhu tubuhnya
meningkat jadilah ibu demam tinggi.
Atau bisa juga karena ibu kelelahan, terus apa lagi? Karena infeksi virus atau bakteri,
contohnya batuk pilek, diare, misalnya juga ibu sering nahan pipis itu bisa menyebabkan
infeksi di saluran kemih. Terus kenapa demam ini bisa menjadi bahaya?
Karena virus atau bakteri tersebut dapat masuk ke pembuluh darah dalam plasenta atau ari-
ari sehingga menginfeksi juga janin yang ada di dalam, akibatnya apa? Ibu bisa mengalami
keguguran atau kelainan pada janin.
Perdarahan Pervaginam
Tanda bahaya yang ketiga, yaitu perdarahan lewat vagina. Keluar bercak darah.
Kalau misalnya bercak darahnya itu keluar pada saat waktunya ibu mengalami haid itu
normal. Terus, perdarahan seperti apa yang dianggap bahaya?
Perdarahan yang terjadi di trimester pertama, jumlah darah yang keluar cukup banyak dilihat
di pembalutnya penuh oleh darah, warna darahnya merah terus ibu merasakan nyeri yang
amat sangat nyeri pada bagian perut bawah. Jika seperti itu ibu harus segera pergi ke RS
untuk mendapatkan pertolongan karena bisa jadi ibu mengalami keguguran, bisa juga karena
ibu mengalami yang namanya hamil anggur si janinnya tidak bisa berkembang jadi ya begitu
jadi seperti anggur atau hamil di luar kandungan, jadi janinnya hanya nempel di dinding
rahim tapi bukan di dalam rahim.
Perdarahan ini juga bisa terjadi pada usia kehamilan trimester akhir, kenapa bisa
terjadi?
Salah satu penyebabnya plasenta previa, yaitu letak plasenta atau ari-ari nya ada di bawah,
dia menekan pembuluh darah yang ada di bagian bawah rahim, bahkan menutup jalan lahir.
Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya
berada diantara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker serviks terjadi
ketika sel-sel abnormal tumbuh di leher rahim dan membentuk tumor ganas.
Faktor penyebab
HVP (Human Papilloma Virus) adalah penyebab utama dalam kanker serviks yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
Selain itu faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks diantara adalah:
1. Kebiasan merokok
Asap yang dihirup dari asap rokok mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan
infeksi virus.
2. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, maka semakin
besar risiko untuk terkena kanker serviks hal tersebut berhubungan dengan kematangan
atau kesiapan organ – organ reproduksi. Meskipun secara fungsional rahim wanita
dinyatakan sudah berfungsi sejak mengalami menstruasi (9-15 tahun), namun kesiapan total
umumnya baru tercapai pada usia sekitar 20 tahun. Hubungan seksual yang dilakukan terlalu
dini dapat berpengaruh pada kerusakan jaringan epitel serviks atau dinding rongga vagina.
Kondisi tersebut dapat bertambah buruk dan mengarah pada kelainan pertumbuhan sel yang
tidak normal.
3. Penggunaan antiseptic untuk Vagina
Terlalu sering menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina dapat memicu kanker
serviks. Dengan mencuci vagina dengan antiseptik maka dapat menyebabkan iritasi di
serviks. Iritasi akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menhjadi
kanker.
4. Riwayat infeksi menular seksual.
5. System kekebalan tubuh yang lemah.
6. Makanan
7. Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan pengawet, sedikit atau
kurang mengkonsumsi buah – buahan dan sayuran.
Jenis pemeriksaan
1. Pemeriksaan Pap smear
Pap smear dilakukan dengan mengambil sel dari serviks, yaitu bagian bawah rahim yang
sempit dan berada di bagian atas vagina untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mengetahui adanya HPV atau human papilloma virus ataupun sel
karsinoma penyebab kanker serviks.
2. IVA
IVA merupakan metode deteksi dini dengan mengoleskan asam asetat (cuka) kedalam lener
rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan
pada leher rahim yang diperiksa.
3. Biopsi
Pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Pencegahan
1. Vaksin HPV
Vaksinasi HPV dianjurkan untuk melindungi terhadap infeksi HPV yang dapat menyebabkan
kanker serviks.
2. Pemeriksaan Pap smear secara rutin
Melakukan Pap smear secara teratur dapat membantu mendeteksi perubahan sel-sel leher
rahim yang abnormal.
3. Praktik seks yang aman
Menggunakan pengaman saat berhubungan seksual dapat membantu mengurangi risiko
infeksi HPV. Tidak melakukan hubungan seksual < usia 20 tahun.
4. Konsumsi gizi seimbang, mengandung banyak vitamin C,A dan asam folat.
PAP SMEAR
Pengertian
Pap smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks) pada
wanita. Pap smear juga dapat menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang
dapat berkembang menjadi kanker.
Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu, sampel sel
tadi akan diteliti di laboratorium agar diketahui apakah di dalam sampel tersebut terdapat sel
prakanker atau sel kanker. Pap smear juga bisa digunakan untuk mendeteksi infeksi atau
peradangan pada serviks.
Tujuan
Pap smear bertujuan untuk mendeteksi kanker leher rahim (kanker serviks) sejak dini.
Pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan setiap 3 tahun sekali pada wanita usia 21 tahun ke atas.
Bagi wanita usia 30ꟷ65 tahun, pap smear bisa dilakukan tiap 5 tahun sekali, tetapi perlu
dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV.
Pap smear juga dianjurkan bagi wanita yang berisiko tinggi terserang kanker leher rahim
tanpa memandang usia. Wanita dengan risiko tinggi tersebut adalah mereka yang memiliki
faktor berikut:
Memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks
Mendapatkan hasil abnormal (lesi prakanker) pada pap smear sebelumnya
Menderita HIV
Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menjalani transplantasi organ, kemoterapi,
atau menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang
Menderita penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau chlamydia
Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
Memiliki kebiasaan merokok
Terpapar atau menggunakan obat dietilstilbestrol (DES)
Membersihkan bagian dalam vagina (douching) dengan air, cuka, atau cairan lainnya
Memasukkan apa pun ke dalam vagina, termasuk tampon, krim vagina, atau obat-obatan
untuk vagina.
Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian bagian bawah. Setelah itu, dokter akan
meminta pasien berbaring di meja dengan posisi lutut menekuk dan paha terbuka.
Dokter akan memasukkan spekulum (cocor bebek) ke dalam vagina. Alat ini berfungsi untuk
membuka dinding vagina sehingga bagian leher rahim dapat terlihat. Pada proses ini, pasien
mungkin akan merasa tidak nyaman.
Dokter akan mengambil sampel jaringan di leher rahim menggunakan spatula, sikat halus
khusus, atau keduanya. Setelah selesai, dokter akan menyimpan sampel tadi di dalam wadah
khusus dan memeriksanya di laboratorium.
Jika dari hasil pemeriksaan pap smear tidak ditemukan sel abnormal atau hasil
pemeriksaannya negatif, pasien dapat dikatakan tidak menderita kanker serviks. Pasien yang
mendapatkan hasil negatif tidak perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut sampai jadwal pap
smear berikutnya.
Hasil pap smear dikatakan positif jika pasien memiliki sel-sel abnormal, baik kanker
maupun lesi prakanker.
Pasien yang memperoleh hasil pap smear positif akan disarankan untuk menjalani
pemeriksaan lanjutan dengan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan jaringan leher rahim,
vagina, dan vulva dengan menggunakan kaca pembesar khusus (kolposkop).