Anda di halaman 1dari 60

Ciri Ciri Wanita Terkena Kanker Serviks

Ciri Ciri Wanita Terkena Kanker Serviks – Kali Ini Kami Akan Share Informasi Ciri
Umum Atau Gejala Umum Wanita Penderita Kanker Serviks. Kanker Rahim membutuhkan
proses yang sangat panjang antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker,
pada mulanya dari sebuah infeksi. saat tahap awal perkembangannya sulit untuk di deteksi.

Gejala Wanita Penderita Kanker Serviks


Ciri Gejala Awal kanker serviks mungkin tidak menunjukkan kondisi yang berarti, dan
hanya dikira sebagai kondisi kurang fit saja. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam mengenali penyakit kanker serviks/Rahim dan semua gejala yang
ditimbulkan.

1. Pendarahan abnormal pada vagina = Ini adalah gejala yang paling umum. Perempuan
harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan setelah hubungan seksual, bercak di
antara periode menstruasi. Sebuah perdarahan vagina yang abnormal dan tiba-tiba
tanpa alasan. Kondisi ini anda harus segera periksa kesehatan ke klinik terdekat agar
mengobati kanker rahim tidak terlambat lagi.

2. Nyeri panggul = nyeri panggul tidak berhubungan dengan kondisi lain, menstruasi,
atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker serviks

3. Keputihan = Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan yang tidak
biasa dan sering, mungkin menjadi salah satu gejala kanker. Ini merupakan gejala
umum yang berkaitan dengan kondisi perempuan. jangan lupa Baca Juga Klik :
Gejala Keputihan

4. Peningkatan frekuensi kencing = Bila Anda sering buang air kecil, terutama jika Anda
tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan bahwa Anda memiliki kanker serviks.

5. Kesulitan dalam buang air kecil = Ketika ada rasa sakit atau kesulitan saat buang air
kecil, saatnya anda pergi kedokter dan check up. Ini mungkin juga merupakan gejala
ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi untuk memastikan, mencari info dari dokter untuk
segera ditangani.

6. Nyeri selama hubungan seksual = Bila Anda merasa sakit yang tidak diinginkan
selama hubungan seksual, Anda mungkin menderita kanker serviks.

7. Gangguan Pencernaan = Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan merasa benjolan
bahkan rasa sakit saat anda buang air besar

8. Kehilangan nafsu makan = penurunan mendadak nafsu makan juga dapat menjadi
tanda kanker serviks.

9. Kelelahan = Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa stres dan
merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari kanker serviks.
Semoga Dengan Adanya Informasi Di Atas Akan Sangat Membantu Untuk Wanita Mengenal
Ciri Gejala Awal Kanker Serviks Agar Bisa Mengatasi Lebih Dini Sehingga Tidak Akan
Membutuhkan Waktu Dalam Penyembuhannya. Apabila Anda Sudah Menderita Gejala Atau
Sudah Terkena Kanker Serviks Tidak Mau Di Operasi Ingin Menggunakan Ramuan Alternatif
Yuk Baca Aja (klik Pada Link Berikut Ini ) Mengobati Kanker Serviks

Bahasan Selain :

 Ciri Ciri Polip Rahim

anda – Tanda Kanker Serviks Stadium Awal


Tanda-tanda kanker serviks stadium awal dapat dilihat dari rasa sakit pada mulut rahim. Rasa
sakit tersebut memang tidak muncul dengan intensitas yang sering. Tetapi jika penyakit ini
semakin parah rasa sakit tersebut akan sangat terasa.

Apabila Anda merasakan mulut rahim terasa sakit lebih baik segera memeriksakan diri ke
dokter karena itu adalah salah satu tanda kanker rahim. Rasa sakit pada mulut rahim
diakibatkan oleh virus human papilloma yang mulai menggerogoti sel dan jaringan pada
mulut rahim.

Tanda lain yang dapat Anda rasakan adalah sakit pada saat berhubungan intim dengan suami.
Rasa sakit tersebut tidak seperti biasanya dan cenderung perih. Dalam banyak kasus ada pula
wanita yang mengeluarkan darah pada saat berhubungan intim.

Darah yang keluar tersebut adalah tanda dari kanker serviks yang cukup parah. Anda harus
melakukan tindakan yang cepat karena jika Anda lambat bisa membuat Anda tidak memiliki
anak karena rahim yang ada dalam tubuh harus diangkat.

Tanda-tanda Kanker Serviks Pada Wanita


Pada tanda-tanda kanker serviks pada wanita yang sudah masuk dalam stadium akhir
biasanya dapat terlihat dari keluarnya cairan dari area kewanitaan. Cairan yang keluar dari
area kewanitaan tersebut memiliki warna yang kuning dan berbau kurang sedap.

Banyak pula yang merasakan jika ada darah yang tercampur pada cairan tersebut. Anda akan
merasakan tidak nyaman karena cairan tersebut akan terus keluar dan akan terus bertambah
jika tidak segera diobati. Jika sudah dalam tingkat yang kronis para dokter akan melakukan
tindakan operasi.

Tindakan operasi harus dilakukan karena jika tidak dilakukan penyakit ini bisa mengancam
nyawa sang wanita tersebut. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan obat kimia ataupun obat herbal. Tetapi menggunakan obat membutuhkan
waktu yang lama untuk sembuh.

Agar Anda terhindar dari kanker serviks maka Anda harus melakukan pencegahan. Ada
banyak sekali pencegahan yang dapat Anda lakukan. Salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan rajin memeriksakan kondisi organ intim dan rahim ke dokter.
Dengan melakukan cara ini, maka jika ada tanda-tanda kanker serviks pada tubuh bisa
terdeteksi secara cepat.

Wanita juga harus mengkonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang sehat dan bisa
mencegah kanker serviks adalah makanan yang banyak mengandung antioksidan seperti buah
dan juga sayur. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.

MENGENALI SEJAK DINI KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim)
merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap
satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim
ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap
penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama
kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan
wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta
yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk
mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita.
Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang
wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker
serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara
mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?

HPV
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma
manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin,
yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang
dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi
infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV
akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Penyebab dan Gejala Kanker Serviks


Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus
HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh
berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker
serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks
yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan
atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda
gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga
bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada
orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan
karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan
berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain
adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita
kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah
ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian
berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita
kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat
dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan
tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat
dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka
berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu
lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya
kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita
yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria
ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan
menginfeksinya.

Deteksi Dini Kanker Serviks


Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker
serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati.
Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher
rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear
yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N.
Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi
HPV dan kanker serviks seperti berikut:

 IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan
mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada
kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap
tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif
murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan,
maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.

 Pap smear

Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk
mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan
dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-
sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah
mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.

 Thin prep

Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil
sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh
bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.

 Kolposkopi

Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan,
prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa
pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada
lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak
normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan
pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Cara Mengobati Kanker Serviks


Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang
dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang
mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau
terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang
jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi.
Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi
pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker
serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah
terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk
mencegah kanker serviks.

Tips Mencegah Kanker Serviks


Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat
melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita
kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain:
 Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.

 Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat


meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

 Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.

 Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.

 Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.

 Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.

 Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.

 Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.

 Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Sehat Tanpa Kanker Serviks


Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap
smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola
makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini.
Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan
penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Vv

Apa itu kanker serviks?


Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang
menghubungkan uterus dengan vagina). Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling
umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen
dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah
satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.

Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma, adenosquamous,
adenosarcoma, melanoma dan lymphoma, merupakan tipe kanker serviks yang langka yang
tidak terkait dengan HPV. Beberapa tipe kanker yang telah disebutkan, tidak dapat
ditanggulangi seperti SCC.

Apa saja gejala-


gejalanya?

Kanker serviks tahap


dini tidak
menunjukkan gejala.

Segera temui dokter


bila Anda mengalami
gejala-gejala kanker
serviks sebagai
berikut:

 Pendarahan
vagina

 Sakit
punggung

 Sakit saat
buang air kecil
dan air seni
keruh

 Konstipasi
kronis dan
perasaan
kembung
walaupun
perut dalam
keadaan
kosong.

 Rasa nyeri saat


berhubungan
seks dan
keputihan

 Salah satu kaki


membengkak

 Kebocoran
urin atau feses
dari vagina

Carcinoma in Situ (CIS atau CIN)

Carcinoma in situ (CIN) merupakan kumpulan sel pra-kanker ganas yang berada pada satu
lokasi dan belum bergerak dari posisi awalnya serta menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Untungnya di Singapura dan negara-negara berkembang lainnya, penyebaran program
skrining kanker serviks mampu mengurangi kasus kanker serviks yang invasif.

Pap smear dapat mengidentifikasi CIN pada serviks, di mana pengobatan dapat mencegah
perkembangan kanker. Wanita direkomendasikan untuk melakukan Pap Smear sekurang-
kurangnya setahun sekali mulai dari saat wanita tersebut berhubungan seksual, hingga usia 70
tahun. Bila dua diantara tiga dari hasil Pap Smear itu normal, para wanita dapat mengurangi
frekuensi pemeriksaan menjadi dua hingga tiga tahun sekali. Namun, wanita dengan tingkat
resiko tinggi (lihat bawah) dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan setahun sekali.

CIN tidak tumbuh pada semua wanita yang pernah terinfeksi HPV, dan tidak semua wanita
yang memiliki CIN terkena kanker serviks. Seperti infeksi pada umumnya, banyak infeksi
HPV sembuh secara otomatis karena sistem kekebalan tubuh.

Akan tetapi, beberapa jenis HPV tertentu dapat tinggal dalam serviks bertahun-tahun
lamanya, mengubah susunan genetik sel serviks, yang mengubahnya menjadi dysplasia
(pertumbuhan sel abnormal). Seiring dengan waktu, bila tidak dilakukan tindakan, dysplasia
yang semakin parah dapat dan akan berkembang menjadi kanker serviks yang bersifat
invasif.

CIN tidak menunjukkan gejala apapun. Inilah sebabnya skrining kanker secara rutin
merupakan langkah pengobatan yang tepat, karena bila terdeteksi dini, CIN dapat diobati
dengan peluang kesembuhan total.

Apa yang menjadi penyebab kanker ini, dan siapa yang beresiko terkena
penyakit ini?
Terinfeksi Human Papilloma Viruses (HPV)
merupakan sebab paling umum atau faktor utama terjadinya kanker serviks. Virus-virus ini
ditularkan melalui hubungan seksual, baik oral maupun anal.

Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena kanker serviks. Akan tetapi
wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih besar. Wanita yang
melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun memiliki tingkat resiko
tertinggi.

Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif membunuh HPV yang menjadi
penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin HPV ditujukan untuk anak
perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena vaksin hanya dapat bekerja
sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat dilakukan pada wanita yang
belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga vaksin ini menjadi penyebab
kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya ditujukan untuk beberapa tipe kanker
beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap Smear, bahkan setelah vaksinasi.

You may want to talk with your doctor about your own risk factors and the possible benefits
and harms of being screened for lung cancer. Like many other medical decisions, the decision
to be screened is a personal one. Your decision may be easier after learning the pros and cons
of screening.

Bagaimana cara mendiagnosa kanker serviks?


Walaupun Pap
Smear merupakan
cara efektif sebagai
tes skrining kanker
serviks, kepastian
diagnosa kanker
serviks atau
diagnosa pra-kanker
memerlukan biopsi
dari serviks. Biopsi
umumnya dilakukan
melalui colposcopy,
inspeksi serviks
melalui pencitraan
yang diperbesar
dengan melarutkan
cairan asam untuk
memperjelas sel-sel
abnormal pada
permukaan serviks.
Proses ini
memerlukan waktu
15 menit dan tanpa
menimbulkan rasa
sakit.

Prosedur diagnosa
lanjutan meliputi
prosedur Loop
Electrical Excision
Procedure (LEEP),
cone biopsies dan
punch biposies.

Pengobatan & Peduli

Penentuan Stadium serta Pengobatan Kanker Serviks

The Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) mengklasifikasikan kanker serviks


berdasarkan hasil scan menjadi CIN I hingga III, di mana CIN III merupakan penyebab awal
kanker serviks. Di atas CIN III berarti sel-sel yang ada telah berubah menjadi kanker, dan
akan ditentukan sebagai stadium 0 (dimana kanker masih terisolasi pada area kulit) hingga
4B (dimana telah terjadi penyebaran pada organ tubuh lain).
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah konservatif
untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka, sementara yang lain dianjurkan
untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah prosedur
pembedahan, umumnya direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya satu tahun
sebelum melakukan program kehamilan. Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker
pada kelenjar getah bening disaat tahap akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan
mengangkat beberapa kelenjar getah bening dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi
patologi.

Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker telah sepenuhnya
diangkat melalui trachelectomy. Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan
pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk melakukan skrining
Pap smear.

Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal (pengangkatan
seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening. Terapi radiasi dengan atau tanpa
kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan guna mengurangi resiko
kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar dapat diobati dengan terapi radiasi dan
kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk mengendalikan kanker
secara lokal dengan lebih baik.

Tumor berstadium lanjut (stadium 2B hingga 4B) harus dirawat dengan terapi kemo-radiasi.

Seberapa besar tingkat keselamatan dari Kanker Serviks?

Dengan pengobatan, tingkat keselamatan 5 tahun untuk kanker serviks pada tahap dini adalah
92 persen, 80 hingga 90 persen untuk kanker stadium 1, dan 50 hingga 65 persen untuk
stadium 2. Hanya 25 hingga 35 persen utuk wanita yang berada pada stadium 3 dan 15
persen untuk mereka dengan kanker stadium 4, yang berhasil bertahan hidup setelah 5 tahun.
Karena itu, skrining dan deteksi dini untuk kanker serviks sangatlah penting.

Stadium 0

Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di
lapisan sel serviks.

Stadium I Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun. Stadium
I dibagi menjadi:

IA1 Kanker hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm
dan besarnya kurang dari 7 mm.

IA2 Kanker hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm
dan besarnya kurang dari 7 mm.

IB1 Kanker dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm.
IB2 Kanker dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran lebih besar dari 4 cm.

Stadium II Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium II
dibagi menjadi:

IIA Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang
lebih dalam dari vagina.

IIB Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum
sampai ke dinding panggul.

Stadium III Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang
dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urin ke kandung kemih.

Stadium IV Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, seperti kandung
kemih, rektum, atau paru-paru. Stadium IV dibagi menjadi:

IVA Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum.

IVB Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru.
Pengobatan untuk kanker serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.

1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh
kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang
dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani
histerektomi.

Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya


(prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.
Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak
diangkat.

2. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih
terbatas pada daerah panggul.
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan
menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi:
- Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak
5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
- Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit.
Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
- iritasi rektum dan vagina
- kerusakan kandung kemih dan rektum
- ovarium berhenti berfungsi.

3. Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.

Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi
dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan,
begitu seterusnya.

4. Terapi biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit.
Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan
kemoterapi.

Tahap 0: Pengobatan pilihan untuk stadium 0 kanker termasuk prosedur loop eksisi
electrosurgical (LEEP), terapi laser, conization, dan cryotherapy

Tahap IA: Pengobatan pilihan untuk penyakit stadium IA adalah operasi histerektomi-total,
histerektomi radikal, dan conization diterima prosedur. Menurut National Comprehensive
Cancer Network pedoman, terapi radiasi panggul sekarang menjadi kategori 1 rekomendasi
untuk wanita d

engan penyakit stadium IA dan kelenjar getah bening negatif setelah operasi yang memiliki
faktor risiko tinggi, termasuk tumor primer yang besar, invasi stroma dalam dan / atau invasi
ruang lymphovascular .

Tahap IB atau IIA


 Untuk pasien dengan penyakit stadium IB atau IIA, pilihan pengobatan dapat berupa gabungan
radiasi pancaran eksternal dengan brachytherapy atau histerektomi radikal dengan
limfadenektomi panggul bilateral.

 Radikal trachelectomy dengan diseksi kelenjar getah bening panggul yang sesuai untuk
pelestarian kesuburan pada wanita dengan penyakit IA2 panggung, dan orang-orang dengan
penyakit stadium yang IB .

 Kebanyakan studi retrospektif menunjukkan tingkat ketahanan hidup setara untuk kedua
prosedur, meskipun studi tersebut biasanya cacat karena bias seleksi pasien dan faktor
peracikan lainnya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan secara keseluruhan bebas
penyakit sintasan dan identik.

 Kualitas-hidup data, terutama di daerah psikoseksual, relatif sedikit.

 radiasi pascaoperasi ke panggul menurunkan risiko kekambuhan lokal pada pasien dengan
faktor risiko tinggi (node panggul positif, margin operasi positif, dan penyakit parametrial
sisa).

 Sebuah uji coba secara acak menunjukkan bahwa pasien dengan keterlibatan parametrial, node
panggul positif, atau positif bedah margin keuntungan dari kombinasi pascaoperasi dari
kemoterapi yang mengandung cisplatin dan radiasi pelvis.

Tahap IIB-IVA

 Untuk kanker leher rahim lanjut secara lokal (stage IIB, III, dan IVA), terapi radiasi adalah
terapi pilihan selama bertahun-tahun. Namun, hasil dari besar, baik dilakukan, uji klinis
prospektif acak menunjukkan peningkatan yang dramatis dalam hidup dengan menggunakan
kombinasi kemoterapi dan radiasi. Dengan demikian, penggunaan kemoterapi berbasis
cisplatin dalam kombinasi dengan radiasi telah menjadi standar perawatan untuk pasien
dengan kanker serviks lanjut secara lokal.

 Terapi radiasi dimulai dengan kursus radiasi berkas eksternal untuk mengurangi massa tumor
untuk mengaktifkan aplikasi intracavitary berikutnya. Brachytherapy dikirim menggunakan
afterloading aplikator yang ditempatkan di dalam rongga rahim dan vagina.

Tahap IVB dan berulang kanker

 Pasien-pasien ini diobati dengan kemoterapi. Selama bertahun-tahun, single-agent cisplatin


mewakili standar perawatan. Baru-baru ini, penggunaan kombinasi cisplatin dan topotecan
terbukti secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan dengan single-
agent cisplatin.

 Radiasi paliatif sering digunakan secara individual untuk mengendalikan pendarahan, nyeri
panggul, atau kencing atau gangguan pencernaan sebagian besar dari penyakit panggul.

 Upaya khusus harus dilakukan untuk menjamin perawatan paliatif yang komprehensif,
termasuk pengendalian nyeri yang memadai untuk pasien.
Pencegahan

 Skrining kanker serviks

o Selama bertahun-tahun, metode standar untuk skrining kanker serviks telah uji
Papanicolaou. Data retrospektif menunjukkan bahwa skrining dengan tes
Papanicolaou mengurangi kejadian kanker serviks dengan 60-90% dan tingkat
kematian sebesar 90%.

o Tingkat palsu-negatif tes Papanicolaou adalah 20%, yang sebagian besar hasil
dari sampling error. Dokter dapat mengurangi kesalahan sampling dengan
memastikan bahan yang memadai diambil baik dari kanal endoserviks dan
ectocervix tersebut. Smear tanpa sel endoserviks atau metaplastic harus
diulang. Setelah pemeriksaan fisik, atau terlalu curiga lesi serviks yang
abnormal harus menjalani biopsi terlepas dari temuan sitologi.

o Sejak diperkenalkan lebih dari 50 tahun yang lalu, penggunaan tes skrining
serviks Papanicolaou untuk mengurangi angka kematian 70%. Meskipun
demikian, tingkat kematian di Amerika Serikat telah tetap relatif konstan
selama 25 tahun terakhir. Salah satu faktor untuk menjelaskan ini telah
digambarkan sebagai keterbatasan metode uji Papanicolaou tradisional itu
sendiri.

 Keterbatasan uji Papanicolaou konvensional termasuk kepekaan


terbatas (51%) dan proporsi yang signifikan dari spesimen yang tidak
memadai. Selain interpretasi, akurat tes Papanicolaou konvensional
sering dikompromikan oleh adanya artefak (seperti darah, lendir,
radang menutupi, bahan selular sedikit, dan udara-pengeringan
artefak).

o HPV testing: The Hybrid Capture II test HPV telah disetujui oleh Food and
Drug Administration (FDA) sebagai pendekatan baru untuk kanker serviks
pada tahun 2003. Tes ini diindikasikan untuk wanita berusia 30 tahun dan
lebih tua, dalam hubungannya dengan uji Papanicolaou, jika kedua tes ini
negatif, maka tes Papanicolaou berikutnya dapat ditunda selama 3 tahun.

o Tes HPV juga berguna untuk menginterpretasikan hasil samar dari tes
Papanicolaou. Jika seorang perempuan memiliki hasil tes ASCUS
Papanicolaou dan tes HPV positif, maka hasil pemeriksaan tambahan dengan
kolposkopi adalah ditunjukkan.

 Pencegahan: Beberapa tindakan efektif untuk mencegah infeksi HPV dan karenanya
mencegah kanker serviks.

o Pantang Seksual (tidak sembarangan dalam berhubungan seksual)

o Menggunakan perlindungan selama hubungan seksual


o Vaksinasi: Bukti menunjukkan bahwa vaksin HPV mencegah infeksi HPV.
Sebuah vaksin untuk HPV, Gardasil, yang disetujui oleh FDA untuk gadis-
gadis dan perempuan 9-26 tahun untuk pencegahan kanker serviks disebabkan
oleh HPV 6, tipe 11, 16, dan 18.

Diposkan oleh bayu di 18.32


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Reaksi:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

kanker serviks radio terapi


Expand
Close

uksi Wanita Tampak Depan


uksi Wanita
Tampak Depan

uksi Wanita
Tampak Depan
PENGERTIAN

Carsinoma cervix adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servix, dimana

jaringan itu tumbuh meluas dan biasanya ganas.

B. ETIOLOGI

1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)

 Hormone penunda kehamilan

 Factor genetic

2. Eksogenii

Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun, adanya rangsang dan pencetus ;

 Karsinoma kimiawi, contohnya adalah obat-obatan

 Fisika, contohnya adalah radiasi

 Makanan
3. Gaya hidup / adat / kebiasaan

 Kehidupan seksual (ganti-ganti pasangan, intercouce)

 Tidak sirkumcici, adanya hestone yang bersifat karsinogenik

 Kawin / senggama pada usia kurang dari 17 th / frekuensi sering

 Persalinan berulang-ulang / banyak anak

4. Penyakit

Peradangan Ca. Cervix yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh adanya

peradangan yang disebabkan oleh;

 Streptococcus

 Stapilococcus / etrococcus

 Neisseria gonorhoe

 Clamida tracomatis

 Virus herpes simplex tipe2

 Human papilona virus / HPV

5. Lingkungan / geografi / rasial

Adanya pencemaran lingkungan yang mengandung karsinogen. Di Lebanon wanita muslim

terhindar dari resti Ca. Cervix, wanita Yahudi angka kejadiannya rendah. Di AS menunjukkan

angka kejadiannya tinggi terutama Negro dan lingkungan prostitusi.

Hipotesis lain angka kejadian tinggi pada wanita muslim yang menikah pada pubertas awal.

Di India biasanya kawin sangat muda angka Ca. Cervix tinggi (terjadi 5-10 tahun lebih awal).

C. PATOLOGI

1. Tempat
85% dari kasus yang terjadidi daerah luar cevix dan 155 terjadi di daerah luar servix. Ca yang

terjadi di daerah luar servix dimulai dari persimpangan dan perubahan epitel bersisik dan

epital kolumnan (daerah / zona perpindahan).

2. Makroskopik

 Luka mungkin terjadi;

 Perlukaan dimulai dari plaque indurasi indurasi yang pecah

 Luka Eksofitik seperti pertumbuhan bunga.

 Luka berbentuk tong, hasil dari distensi kanaliscervikalis dalam tumor endo servikalis.

3. Mikroskopik

Histologi awal perubahanmngkin dilihat dari 10 th sebelum invasive karsinoma menimbulkan

gejala klinik. Pertumbuhan sel ini dimulai dari pertumbuhan sel basal, metosis yang

abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormal, dan

perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormalantara orang adalah

berbeda, status ini dinamakan diplasia. Proporsi dari karsinoma in-situ pertumbuhan progresif

ke infasif adalah sel bersisik di dalam endoservix, 85% dari sel disebut adeno karsinoma.

D. TANDA DAN GEJALA

1. Simptoms

 Serous discharge

 Perdarahan antar menstruasi / post coitus / di luar siklus

 Keputihan

 Perdarahan sentuh

Pada stadium lanjut maka disertai ;

 Perdarahan yang banyak, kerusakan pembuluh darah, anemia, BB turun

 Bila nekrosis dan terinfeksi, sekret encer dari vagina berbau busuk
 Nyeri pelvix

 Fistel retro vaginal yang terjadi incontinensia faecal

 Fistel vesico vaginal terjadi inkontinensia urin

 Massa tumor vbila mengisi panggul

2. Sign

a Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah yang dianjurkan oleh IFGO (International

Federation of Obstetrics and Ginecology)

Tingkat 0 : carcinoma in situ

Selaput basal masih utuh : disebut juga carcinoma ekstra epitel

Tingkat 1 : carcinoma terbatas pada cervix.

Tingkat 1a : carcinoma micro invasive

Proses telah menembus selaput basal tapi tidak lebih dari 3mm.

Dari selaput tersebut dan tidak banyak tempat (papil invasive tak banyak) dan tidak terdapat

sel ganas di pembuluh darah / limfe

Tingkat 1b : Proses masih terbatas pada portio tapi suhdah terjadi sel tumor ganas yang lebih jauh dari

1a.

Tingkat 1b ,occ : proses tidak nyata secara klinis tapi secara histopalogic sudah terjadi invasi sel tumor

ganas.

Tingkat 2 : Ca. Menyebar ke 2/3 bagian atas vagina dan pada uterus

Tingkat 2a : Proses sedah menyebar ke vagina dalam batas 2/3 proximal sedangkan parametrium masih

bebas dari proses.

Tingkat 2b : Proses sudah meluas sampai parametrium tapi belum masuk dinding panggul.

Tngkat 3 : Ca. telah menyebar ke dinding pervic1/3 bagian bawah vagina

Tingkat 3a : proses sudah meluas 1/3 distal vagina proses parametria tidak meluas mencapai dinding

panggul
Tingkat 3b : proses sudah mencapai dinding pada panggul dan tidak terdapat daerah terbebas antara

portio dan proses pada dinding panggul tersebut.

Tingkat 4 : Ca. telah menyebar ke organ lain.

Tingkat 4a : proses telah mencapai mukosa rectum dan atau vu / sudah keluar dari panggul kecil,

metastasis juga belum terjadi

Tingkat 4b : terjadi metastasis jauh.

b Klisifikasi TNM

T : Tumor Primer

TIS : Karsinoma in situ (ca. Inpraivafive)

TI : Berbatas tegas pada portio :perluasan pada korpus uteri tidak menjadi persoalan.

T1a : Ca. Infasiv yang hanya bisa dipastikan dengan histology

T1b : Secara klinis sudah diketahui adanya keganasan.

T2 : Proses sudah keluar dari portio tapi tidak mencapai dinding panggul 1/3 distal vagina.

T2a : Parametrium sudah bebas dari proses

T2b : proses sudah meluas ke parametrium

T3 : Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina/dinding panggul dan tidak ada daerah bebas antara

dinding panggul dan portio (adanya hidronefrosis/ginjal tidak berfungsi, oleh status diureter

dinyatakan T3 walau proses local masih dalam batas-batas kurang dari T3)

T4 : Proses mencapai mukosa rectum / vu / proses sudah keluar dari panggul kecil (pembesaran

uterus saja yang keluar dari panggul kecil tidak dapat dimasukkan ke T4.

T4a : Proses mencapai mukosa rectum &/ rectum (dinyatakan secara histologik)

T4b : Proses sudah keluar dari panggul kecil.

N : Kelenjar limfe dibawah arteri iliaka komunis


Nx : Tdak mungkin dinyatakan adanya kelainan pada kelenjar limfe ; Nx menjadi Nx (+) / Nx (-),

jika secara histologi dapat dinyatakan adanya sel tumor ganas / tidak pada kelenjar.

No : Tidak ditemukan kelainan pada kelenjar limfe dengan cara diagnostik yang ada, teraba masa

kelenjar yang tidak dapat digerakkan pada dinding panggul dan terdapat daerah bebas antara

masa tersebut dengan tumor pada portio.

M : Metastasis jauh

Mo : Tidak terdapat metastasis jauh

M1 : Terdapat metastasis jauh termasuk kelenjar limfe diatas percabangan arteri iliaka komunis.

c Pembahian menurut Broders / Grading

Tingkat 1 : Bila lebih dari 75% sel-selnya berdeferensiasi baik.

Tingkat 2 : 50-75% sel-selnya berdeferensiasi baik.

Tingkat 3 : 25-50% sel-selnya berdeferensiasi baik

Tingkat 4 : 0-25% sel-selnya berdeferensiasi baik.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan cytology & cervical smears

 Grade 1 normal cell

 Grade 2 beberapa cell yang tidak khas yang menginflamasi yang asli

 Grade 3 cell yang tidak khas meragukan pada yang asli, displasia.

 Grade 4 cell yang tidak khas malignant.

 Grade 5 cell malignan yang sesungguhnya.

Pap smears yang merupakan deteksi Ca. yang tradisional bila kurang meyakinkan bisa

ditunjang dengan pemeriksaan lain (hendaknya dilakukan satu kali satu tahun / tiga tahun

sekali)
2. Schliler Test

Vagina dan cervix diolesi dengan solution dari lugals iodine, test ini dapat dilakukan untuk

mengetahui apakah lapisan tersebut normal / tidak normal dan dapat menjadi acuan tempat

untuk biopsy.

3. Coloscopy

Coloscopy adalah suatu alat seperti microscope berpembesaran rendah dan terdapat sumber

cahaya digunakan bila hasil pap smears (+), biasanya yang dinilai dalam coloscopy yaitu:

 Pola pembuluh darah

 Jarak antar kapiler

 Pola permukaan jarum

 Kegelapan ringan

 Batas-batas lesi

4. Radioaktive Phsporus

Dengan menggunakan probe scintillometer untuk scan cervix.

5. Enzime Test

Produksi dari Posphogluconate dehidrogonase dan enzyme lain termasuk dalam carcinoma in

situ dan kondisi malignant yang lain

6. Biopsy pada Cervix

Digunakan untuk menegakkan diagnosa, dilakukan bila :

 Ulangan periksaan sitologi papsmears grade 3,4,5.

 Ada lesi pada cervix

 Schilers test ditemukan epitelium abnormal

 Pada coloscopy ada anjuran untuk biopsy

 Ada enzime aktif dari cervix.


F. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Iritasi kronis

2. Faktor lingkungan ; bahan kimia

3. Radiasi ionasi

4. Tembakau

5. pencemaran kimiawi

6. Nutrisi

7. Alcohol

8. perilaku sexual

9. Virus

G. PENCEGAHAN

1. Personal Higiene yang baik, terutama daerah genitalia

2. Penggunaan obat yang terkontrol

3. Gaya hidup yang baik

4. Circumcici bagi pasangan

5. lingkungan yang baik

6. Pap smears atau cervical smears

 Untuk wanita yang aktiv sexualitasnya, satu tahun sekali.

 Untuk wanita yang biasa, mulai umur 18 tahun, tiap 2 tahun sekali.
Jumlah partus

Hub. sexual

Sos-ek rendah

Higiene (-)

PATHWAYS
Leaflet kanker serviks akper pemda muna

1. 1. WASPADA KANKER LEHER RAHIM Leher rahim (serviks) merupakan bagian terendah dari
rahim yang menonjol kepuncak liang senggama (vagina) KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS)
Adalah keganasan yang terjadi pada Faktor Resiko Sampai saat ini penyebab pasti kanker
GEJALA KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS) Pada tahap menimbulkan pra-kanker, gejala. sering
Pada tidak tahap selanjutnya (kanker) dapat timbul gejala berupa : • Keputihan atau keluar
cairan encer dari vagina • Perdarahan diluar siklus haid • Perdarahan sesudah melakukan
senggama • Timbul kembali haid setelah mati haid (menopause) leher rahim (serviks). leher
rahim diketahui. Tetapi diduga bahwa sejenis virus HPV (human papilloma virus) memegang
peranan penting atas kejadian kanker leher rahim. Ada berbagai faktor yang meningkatkan
resiko untuk terkena Kanker Leher Rahim, yaitu : • • • • • • • UJI KESEHATAN DETEKSI DINI
KANKER belum Menikah / memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun)
Berganti-ganti pasangan seks (resiko terjadi penyakit menular seksual) Sering menderita
infeksi didaerah kelamin Wanita yang melahirkan banyak anak Wanita perokok Sistem
kekebalan tubuh yang menurun Riwayat keluarga Wanita perokok mempunyai resiko 2 kali
lebih besar untuk menderita Kanker Leher Rahim (serviks)

2. 2. Untuk Mendeteksi dini Kanker Leher Rahim (serviks) adalah dengan melakukan
pemeriksaan : “PAPSMEAR” PAP SMEAR Merupakan suatu prosedur pemeriksaan yang
sederhana, tidak membutuhkan waktu lama, tidak menimbulkan rasa sakit dan biayanya
terjangakau. Dilakukan oleh dokter dan bidan yang telah terlatih. Sebaiknya dilakukan pada
hari ke 10- hari ke 20 dari siklus haid. LAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR SECARA BERKALA
SATU KALI SETAHUN DITEMUKAN DITANGANI DENGAN CEPAT DAN TEPAT Apa yang harus
dilakukan setelah Pap smear? Hasil pemeriksaan Pap smear diketahui dalam waktu 1 minggu.
akan Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya sel-sel yang tidak normal, maka harus
segera dilakukan pemeriksaan/ tindakan lebih lanjut oleh seorang ahli kandungan KANKER
LEHER RAHIM ( KANKER SERVIKS ) Sampel dari serviks dan bagian atas vagina diambil dengan
menggunakan Spatula. Setelah dibuat apusan diatas gelas objek, sampel diperiksa dibawah
mikroskope. PADA STADIUM DINI DAPAT DISEMBUHKAN DENGAN SEMPURNA APABILA
KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS) YANG Oleh : PIPIN

3. 3. 11.11.879 AKPER PEMKAB MUNA 2014

Recommended

Leaflet kanker serviks


eputihan patogonis

keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan selain darah dari kewanitaan dalam jumlah
banyak. Meskipuun tidak semua keputihan berbahaya akan tetapi jika anda mengalami
keputihan dengan ciri-ciri berikut, anda harus waspada :Keluarnya cairan dalam jumlah
banyak, Cairan berubah menjadi kental, Berbau
tidak sedap, Berwarna
tidak normal (kekuning-kuningan, kehijauan,
kecoklatan), Timbul rasa panas dan gatal pada area
kewanitaan keputihan dengan ciri-ciri perlu perhatian
serius, konsultasikan dengan dokter spesialis obygn.
2. Sakit pada area kewanitaan

Rasa sakit yang menyerang area kewanitaan disebabkan karena human papiloma virus (HPV)
telah berkembang dan mengganggu imunitas tubuh
sehingga berakibat perut bagian bawah sakit,
muncul sakit pada paha, sakit pada persendiaan
panggul saat menstruasi, sakit ketika buang air
besar dan sakit ketika berhubungan badan.
3. Pendarahan

Kebanyakan wanita menanggap bahwa pendarahan yang terjadi karena siklus menstruasi
yang tidak normal, akan tetapi perlu diwaspadai jika darah yang kelaur dari area kewanitaan
anda sering dan berlangsung rutin maka harus memeriksakan segera pada dokter.

4. Nyeri buang air kecil

Kantung kemih yang terinfeksi dengan virus akan mengakibatkan penderita


mengalami rasa sakit buang air kecil ini merupakan gejala kanker serviks memasuki stadium
lanjut.
5. Timbul rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan seks

Sering menggonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual beresiko tinggi


mengakibatkan kanker serviks. Ketika berhubungan intim sering sakit dan mengeluarkan
darah disebabkan adanya infeksi pada leher rahim yang parah.

6. Penurunan nafsu makan

Penurunan nafsu makan menyebakan imunitas menurun sehingga rawan terjadi stress, cemas
berlebih, dan menggangu energi. Selain itu, ini merupakan tanda awal terjadinya gejala
kanker serviks.

7. Bengkak pada kaki

Ketika anda mengalami kaki bengkak tanpa sebab, mungkin ini serangkaian tanda virus
penyebab kanker serviks menyerang tubuh anda.

8. Cepat Lelah

Kelelahan yang menandakan anda terjangkit HPV adalah kelelahan tanpa sebab yang
menyerang waktu bersantai anda.

Baca Juga

6 Kebiasaan yang Dapat Merusak Gigi

Bahayakah Demam Pada Anak Disertai Mimisan


H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menururt Lynda Juall Carpenitto, 1998 ;

1. Ansietas berhubungan dengan Hospitalisasi dan ketidak pastian tentang hasil yang

diharapkan.

2. Berduka berhubungn dengan kehilangan fungsi tubuh dan efek Ca yang dirasakan pada gaya

hidup.

3. Perubahan pola seksualits berhubungan dengan perubahan anatomis, nyeri, perubahan citra

diri.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah

sekunder terhadap penyakit dan pengobatan

5. Ketidak berdayaan berhubungan dengan ketidakpastian tentang prognosis dan hasil

pengobatan Ca.

6. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pilihan-pilihan modalitas perawatan

7. gangguan konsep diri berhububgan dengan perubahan anatomi sekunder terhadap Ca.
8. Distres spiritual berhubungan dengan konflik yang berpusat arti kehidupan sekunder

terhadap Ca.

9. Perubahan pada membrane mukosa oral berhubungan dengan efek khemotherapy.

10. konstipasi klonik berhubungan dengan efek khemotherapy.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Intervensi tujuan

Klien memiliki koping mekanisme yang positif.

Intervensi tindakan:

a. Kaji tingkat kecemasan klien

b. Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton televisi, membaca buku)

c. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa semuanya adalah cobaan dari Tuhan.

d. Tenangkan klien dan beri rasa aman.

e. Dengarkan keluhan klien.

f. Beri pendampingan dan support pada klien

2. Intervensi tujuan

Klien dapat menerima keadaannya dan mengembangkan nilai positif pada dirinya.

Intervensi tindakan:

a. Beri motivasi klien agar tidak putus asa.

b. Beri alternativ pemecahan masalah yang baik

c. Lakukan komunikasi therapeutic yang efektif dengan klien dengan melibatkan keluarga.

d. Dengarkan permasalahan klien secara empati.

3. Intervensi tujuan
Klien dan pasangannya dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas aktivitas

fisik

Intervensi tindakan:

a. Jelaskan pada klien dan pasangan bahwa seksual tidak hanya terbatas aktivitas fisik.

b. Suport suami untuk memberi perhatian dengan penuh kasih sayang.

c. Hindari kontak yang bersifat negative.

d. Alihkan kegiatan seksual fisik klien dengan kegiatan seksual psikologis.

4. Intervensi tujuan

Nutrisi klien dapat kembali normal atau mendekati normal.

Intrvensi tindakan:

a. Kaji nafsu makan klien

b. Beri porsi makan kecil tapi sering dan menarik.

c. Kaji porsi makan yang dihabiskan

d. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk perbaikan kondisi fisik.

e. Temani klien saat makan bila diperlukan.

f. Timbang / monitor BB tiap 2 hari sekali

g. Ciptakan lingkungan yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester,

Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.

G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University

Press, London

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :

EGC.

Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.

Diposkan oleh guntur prasetyo di 05.38


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: MATERNITAS

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2013 (28)

o ► Mei (3)

o ► April (6)

o ▼ Maret (12)

 LP DHF

 LP ATRESIA RECTAL

 LP DEPRESI

 LP HALUSINASI
 LP Menarik Diri MD

 LP Prilaku Kekerasan PK

 LP WAHAM

 LP Stroke Non Hemoragic SNH

 LP Stroke Hemoragic SH

 LP CA SERVIKS

 LP ULKUS DM

 LP TBC

o ► Januari (7)

Mengenai Saya

guntur prasetyo
Lihat profil lengkapku

Template E
PENGERTIAN

Carsinoma cervix adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servix, dimana

jaringan itu tumbuh meluas dan biasanya ganas.

B. ETIOLOGI

1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)

 Hormone penunda kehamilan

 Factor genetic

2. Eksogenii

Berasal dari luar tubuh yang biasanya bersifat menahun, adanya rangsang dan pencetus ;

 Karsinoma kimiawi, contohnya adalah obat-obatan


 Fisika, contohnya adalah radiasi

 Makanan

3. Gaya hidup / adat / kebiasaan

 Kehidupan seksual (ganti-ganti pasangan, intercouce)

 Tidak sirkumcici, adanya hestone yang bersifat karsinogenik

 Kawin / senggama pada usia kurang dari 17 th / frekuensi sering

 Persalinan berulang-ulang / banyak anak

4. Penyakit

Peradangan Ca. Cervix yang menahun dan higiene yang kurang baik. Contoh adanya

peradangan yang disebabkan oleh;

 Streptococcus

 Stapilococcus / etrococcus

 Neisseria gonorhoe

 Clamida tracomatis

 Virus herpes simplex tipe2

 Human papilona virus / HPV

5. Lingkungan / geografi / rasial

Adanya pencemaran lingkungan yang mengandung karsinogen. Di Lebanon wanita muslim

terhindar dari resti Ca. Cervix, wanita Yahudi angka kejadiannya rendah. Di AS menunjukkan

angka kejadiannya tinggi terutama Negro dan lingkungan prostitusi.

Hipotesis lain angka kejadian tinggi pada wanita muslim yang menikah pada pubertas awal.

Di India biasanya kawin sangat muda angka Ca. Cervix tinggi (terjadi 5-10 tahun lebih awal).
C. PATOLOGI

1. Tempat

85% dari kasus yang terjadidi daerah luar cevix dan 155 terjadi di daerah luar servix. Ca yang

terjadi di daerah luar servix dimulai dari persimpangan dan perubahan epitel bersisik dan

epital kolumnan (daerah / zona perpindahan).

2. Makroskopik

 Luka mungkin terjadi;

 Perlukaan dimulai dari plaque indurasi indurasi yang pecah

 Luka Eksofitik seperti pertumbuhan bunga.

 Luka berbentuk tong, hasil dari distensi kanaliscervikalis dalam tumor endo servikalis.

3. Mikroskopik

Histologi awal perubahanmngkin dilihat dari 10 th sebelum invasive karsinoma menimbulkan

gejala klinik. Pertumbuhan sel ini dimulai dari pertumbuhan sel basal, metosis yang

abnormal, dan perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormal, dan

perubahan lapisan sel. Gradasi dari sel dan hubungan yang abnormalantara orang adalah

berbeda, status ini dinamakan diplasia. Proporsi dari karsinoma in-situ pertumbuhan progresif

ke infasif adalah sel bersisik di dalam endoservix, 85% dari sel disebut adeno karsinoma.

D. TANDA DAN GEJALA

1. Simptoms

 Serous discharge

 Perdarahan antar menstruasi / post coitus / di luar siklus

 Keputihan

 Perdarahan sentuh

Pada stadium lanjut maka disertai ;


 Perdarahan yang banyak, kerusakan pembuluh darah, anemia, BB turun

 Bila nekrosis dan terinfeksi, sekret encer dari vagina berbau busuk

 Nyeri pelvix

 Fistel retro vaginal yang terjadi incontinensia faecal

 Fistel vesico vaginal terjadi inkontinensia urin

 Massa tumor vbila mengisi panggul

2. Sign

a Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah yang dianjurkan oleh IFGO (International

Federation of Obstetrics and Ginecology)

Tingkat 0 : carcinoma in situ

Selaput basal masih utuh : disebut juga carcinoma ekstra epitel

Tingkat 1 : carcinoma terbatas pada cervix.

Tingkat 1a : carcinoma micro invasive

Proses telah menembus selaput basal tapi tidak lebih dari 3mm.

Dari selaput tersebut dan tidak banyak tempat (papil invasive tak banyak) dan tidak terdapat

sel ganas di pembuluh darah / limfe

Tingkat 1b : Proses masih terbatas pada portio tapi suhdah terjadi sel tumor ganas yang lebih jauh dari

1a.

Tingkat 1b ,occ : proses tidak nyata secara klinis tapi secara histopalogic sudah terjadi invasi sel tumor

ganas.

Tingkat 2 : Ca. Menyebar ke 2/3 bagian atas vagina dan pada uterus

Tingkat 2a : Proses sedah menyebar ke vagina dalam batas 2/3 proximal sedangkan parametrium masih

bebas dari proses.

Tingkat 2b : Proses sudah meluas sampai parametrium tapi belum masuk dinding panggul.

Tngkat 3 : Ca. telah menyebar ke dinding pervic1/3 bagian bawah vagina


Tingkat 3a : proses sudah meluas 1/3 distal vagina proses parametria tidak meluas mencapai dinding

panggul

Tingkat 3b : proses sudah mencapai dinding pada panggul dan tidak terdapat daerah terbebas antara

portio dan proses pada dinding panggul tersebut.

Tingkat 4 : Ca. telah menyebar ke organ lain.

Tingkat 4a : proses telah mencapai mukosa rectum dan atau vu / sudah keluar dari panggul kecil,

metastasis juga belum terjadi

Tingkat 4b : terjadi metastasis jauh.

b Klisifikasi TNM

T : Tumor Primer

TIS : Karsinoma in situ (ca. Inpraivafive)

TI : Berbatas tegas pada portio :perluasan pada korpus uteri tidak menjadi persoalan.

T1a : Ca. Infasiv yang hanya bisa dipastikan dengan histology

T1b : Secara klinis sudah diketahui adanya keganasan.

T2 : Proses sudah keluar dari portio tapi tidak mencapai dinding panggul 1/3 distal vagina.

T2a : Parametrium sudah bebas dari proses

T2b : proses sudah meluas ke parametrium

T3 : Proses sudah meluas ke 1/3 distal vagina/dinding panggul dan tidak ada daerah bebas antara

dinding panggul dan portio (adanya hidronefrosis/ginjal tidak berfungsi, oleh status diureter

dinyatakan T3 walau proses local masih dalam batas-batas kurang dari T3)

T4 : Proses mencapai mukosa rectum / vu / proses sudah keluar dari panggul kecil (pembesaran

uterus saja yang keluar dari panggul kecil tidak dapat dimasukkan ke T4.

T4a : Proses mencapai mukosa rectum &/ rectum (dinyatakan secara histologik)
T4b : Proses sudah keluar dari panggul kecil.

N : Kelenjar limfe dibawah arteri iliaka komunis

Nx : Tdak mungkin dinyatakan adanya kelainan pada kelenjar limfe ; Nx menjadi Nx (+) / Nx (-),

jika secara histologi dapat dinyatakan adanya sel tumor ganas / tidak pada kelenjar.

No : Tidak ditemukan kelainan pada kelenjar limfe dengan cara diagnostik yang ada, teraba masa

kelenjar yang tidak dapat digerakkan pada dinding panggul dan terdapat daerah bebas antara

masa tersebut dengan tumor pada portio.

M : Metastasis jauh

Mo : Tidak terdapat metastasis jauh

M1 : Terdapat metastasis jauh termasuk kelenjar limfe diatas percabangan arteri iliaka komunis.

c Pembahian menurut Broders / Grading

Tingkat 1 : Bila lebih dari 75% sel-selnya berdeferensiasi baik.

Tingkat 2 : 50-75% sel-selnya berdeferensiasi baik.

Tingkat 3 : 25-50% sel-selnya berdeferensiasi baik

Tingkat 4 : 0-25% sel-selnya berdeferensiasi baik.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan cytology & cervical smears

 Grade 1 normal cell

 Grade 2 beberapa cell yang tidak khas yang menginflamasi yang asli

 Grade 3 cell yang tidak khas meragukan pada yang asli, displasia.

 Grade 4 cell yang tidak khas malignant.

 Grade 5 cell malignan yang sesungguhnya.


Pap smears yang merupakan deteksi Ca. yang tradisional bila kurang meyakinkan bisa

ditunjang dengan pemeriksaan lain (hendaknya dilakukan satu kali satu tahun / tiga tahun

sekali)

2. Schliler Test

Vagina dan cervix diolesi dengan solution dari lugals iodine, test ini dapat dilakukan untuk

mengetahui apakah lapisan tersebut normal / tidak normal dan dapat menjadi acuan tempat

untuk biopsy.

3. Coloscopy

Coloscopy adalah suatu alat seperti microscope berpembesaran rendah dan terdapat sumber

cahaya digunakan bila hasil pap smears (+), biasanya yang dinilai dalam coloscopy yaitu:

 Pola pembuluh darah

 Jarak antar kapiler

 Pola permukaan jarum

 Kegelapan ringan

 Batas-batas lesi

4. Radioaktive Phsporus

Dengan menggunakan probe scintillometer untuk scan cervix.

5. Enzime Test

Produksi dari Posphogluconate dehidrogonase dan enzyme lain termasuk dalam carcinoma in

situ dan kondisi malignant yang lain

6. Biopsy pada Cervix

Digunakan untuk menegakkan diagnosa, dilakukan bila :

 Ulangan periksaan sitologi papsmears grade 3,4,5.

 Ada lesi pada cervix

 Schilers test ditemukan epitelium abnormal


 Pada coloscopy ada anjuran untuk biopsy

 Ada enzime aktif dari cervix.

F. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Iritasi kronis

2. Faktor lingkungan ; bahan kimia

3. Radiasi ionasi

4. Tembakau

5. pencemaran kimiawi

6. Nutrisi

7. Alcohol

8. perilaku sexual

9. Virus

G. PENCEGAHAN

1. Personal Higiene yang baik, terutama daerah genitalia

2. Penggunaan obat yang terkontrol

3. Gaya hidup yang baik

4. Circumcici bagi pasangan

5. lingkungan yang baik

6. Pap smears atau cervical smears

 Untuk wanita yang aktiv sexualitasnya, satu tahun sekali.

 Untuk wanita yang biasa, mulai umur 18 tahun, tiap 2 tahun sekali.
Jumlah partus

Hub. sexual

Sos-ek rendah

Higiene (-)

PATHWAYS
PENGERTIAN

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu
infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus
kanker serviks

Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.
PENYEBAB

Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh
dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi
sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi
jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam
tubuh (metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor


ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe
resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).

Faktor risiko kanker leher rahim :

1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.

2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg


suka berganti2 pasangan

3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.

4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)

Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini
atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah
menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak
menderita penyakit yang sama

5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker


karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks.
Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat
keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker
serviks semakin besar.

6. pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering

7. diet tinggi lemak

8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten

9. personal hygine yang kurang

10. grande multi para

GEJALA DAN TANDA

Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker
berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala
tersebut dapat berupa

1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode


menstruasi, atau setelah menopause.

2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau
yang busuk.

3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

SKRINING DAN DIAGNOSIS

Skrining (Deteksi dini)

Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan
sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan
prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan
panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah
aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat berupa.
1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit
dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada
tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal
pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya
pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak
ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat
menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area
pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang ditemukan pada
stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya
membutuhkan pengobatan rawat jalan.

2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling
mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA
mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan pada sel
serviks dapat terlihat.

Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak
digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal,
kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak
dikaitkan dengan kanker serviks.

DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan
diagnosis, dokter dapat melakukan :

1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi,


dokter dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk
memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak
biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy). Gambar 1.
Colposcopy untuk mengambil jaringan yang abnormal

2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter


mengambil sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan
alat khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler
khusus untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya
dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang
abnormal.

STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan
lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai
dimana penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium
kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan. Pemeriksaan
untuk menentukan stadium dapat berupa :

· Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography


(CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah
menyebar disekitar serviks.

· Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt


menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung
(cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).

Pembagian stadium kanker adalah

ð Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker


dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.

ð Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks

ð Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum
menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..

ð Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina.

ð Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti
kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh,
seperti paru-paru, hati, atau tulang.
PENATALAKSANAAN

ð Kanker noninvasive, terbatas

Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada
kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan.
Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :

· Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk


mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas
ditemukan.

· Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser
untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.

· Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan


lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau
bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.

· Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan
prekanker..

· Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area


kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan
pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.

ð Kanker invasif

Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks
disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan.
Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk
stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan
pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari

1) Operasi.

Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi


stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan
hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3 milimeter (mm)
ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks, uterus, bagian
vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi standar dimana
terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti
adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks
stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus
membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari
hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan
urinasi

2) Radiasi.

Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.


Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy)
dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan
ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada
kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat,
radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini
dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi,
sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk
membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi
terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi kandung
kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan hubungan seks
lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai
akibat dari terapi radiasi.

3) Kemoterapi.

Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien


dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan
merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak
diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun
ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal
memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan
16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating
yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga
29% pada pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi
oleh semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial
terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride,
vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan
hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi
kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering
digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate,
cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute
Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan
kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi

Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun


secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok.
Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini
pada wanita premenopause.

4) Kemoradiasi.

Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan


hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker
serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari
pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan
bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2 modalitas tersebut digunakan tidak
bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin
mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan hidup 2
tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin
sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari
rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

PENCEGAHAN

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi


HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi,
tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan
hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah
kanker serviks yaitu :

· Menghindari hubungan sex pada umur muda.

· Memiliki partner seks tunggal

· Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan


dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on
Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan
12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka
belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif
secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua
berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga
disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular
pada lengan atas.

Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin ini
tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan
kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga
dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks lah yang
paling penting.

Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara
paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini.
Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :

· Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex
pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)

· Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2
tahun sekali.

· Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika
pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
· Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah
dapat dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus
pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2

Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius

Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates

Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC

Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka

------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini


www.mediahidupsehat.com.

-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif


ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging

Posted by Irma Sari Fitriana at 8:50 AM

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Siapa Pada Risiko untuk HPV?

HPV adalah sangat umum bahwa kebanyakan orang yang pernah melakukan hubungan seks memilikinya - baik
perempuan maupun laki-laki - akan mendapatkan virus di beberapa titik dalam hidup mereka. Karena HPV
dapat diam berlama-lama, kemungkinan ia membawa infeksi bahkan jika sudah bertahun-tahun sejak Anda
melakukan hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko terkena HPV, tetapi mereka tidak sepenuhnya

melindungi terhadap virus. HPV juga terkait de ngan kanker


vagina, vulva, penis, dan kanker anal dan oral pada kedua jenis kelamin.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menururt Lynda Juall Carpenitto, 1998 ;

1. Ansietas berhubungan dengan Hospitalisasi dan ketidak pastian tentang hasil yang

diharapkan.

2. Berduka berhubungn dengan kehilangan fungsi tubuh dan efek Ca yang dirasakan pada gaya

hidup.

3. Perubahan pola seksualits berhubungan dengan perubahan anatomis, nyeri, perubahan citra

diri.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah

sekunder terhadap penyakit dan pengobatan


5. Ketidak berdayaan berhubungan dengan ketidakpastian tentang prognosis dan hasil

pengobatan Ca.

6. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pilihan-pilihan modalitas perawatan

7. gangguan konsep diri berhububgan dengan perubahan anatomi sekunder terhadap Ca.

8. Distres spiritual berhubungan dengan konflik yang berpusat arti kehidupan sekunder

terhadap Ca.

9. Perubahan pada membrane mukosa oral berhubungan dengan efek khemotherapy.

10. konstipasi klonik berhubungan dengan efek khemotherapy.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Intervensi tujuan

Klien memiliki koping mekanisme yang positif.

Intervensi tindakan:

a. Kaji tingkat kecemasan klien

b. Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton televisi, membaca buku)

c. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa semuanya adalah cobaan dari Tuhan.

d. Tenangkan klien dan beri rasa aman.

e. Dengarkan keluhan klien.

f. Beri pendampingan dan support pada klien

2. Intervensi tujuan

Klien dapat menerima keadaannya dan mengembangkan nilai positif pada dirinya.

Intervensi tindakan:

a. Beri motivasi klien agar tidak putus asa.

b. Beri alternativ pemecahan masalah yang baik


c. Lakukan komunikasi therapeutic yang efektif dengan klien dengan melibatkan keluarga.

d. Dengarkan permasalahan klien secara empati.

3. Intervensi tujuan

Klien dan pasangannya dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas aktivitas

fisik

Intervensi tindakan:

a. Jelaskan pada klien dan pasangan bahwa seksual tidak hanya terbatas aktivitas fisik.

b. Suport suami untuk memberi perhatian dengan penuh kasih sayang.

c. Hindari kontak yang bersifat negative.

d. Alihkan kegiatan seksual fisik klien dengan kegiatan seksual psikologis.

4. Intervensi tujuan

Nutrisi klien dapat kembali normal atau mendekati normal.

Intrvensi tindakan:

a. Kaji nafsu makan klien

b. Beri porsi makan kecil tapi sering dan menarik.

c. Kaji porsi makan yang dihabiskan

d. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk perbaikan kondisi fisik.

e. Temani klien saat makan bila diperlukan.

f. Timbang / monitor BB tiap 2 hari sekali

g. Ciptakan lingkungan yang kondusif.


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung : Elemen.

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester,

Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.

G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English University

Press, London

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :

EGC.

Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta : EGC.

Diposkan oleh guntur prasetyo di 05.38


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: MATERNITAS

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2013 (28)

o ► Mei (3)

o ► April (6)

o ▼ Maret (12)

 LP DHF
 LP ATRESIA RECTAL

 LP DEPRESI

 LP HALUSINASI

 LP Menarik Diri MD

 LP Prilaku Kekerasan PK

 LP WAHAM

 LP Stroke Non Hemoragic SNH

 LP Stroke Hemoragic SH

 LP CA SERVIKS

 LP ULKUS DM

 LP TBC

o ► Januari (7)

Mengenai Saya

guntur prasetyo
Lihat profil lengkapku

Template E
vv

Anda mungkin juga menyukai