Anda di halaman 1dari 26

1

BAB1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Belakangan ini kita sering mendengar mengenai kanker serviks. Kanker ini
memang momok bagi perempuan. Menurutdata, di Indonesia ini diperkirakan
setiap satu jam ada satu orang yang meninggal akibat dari kanker serviks.
Kanker ini merupakan pembunuh wanita yang menakutkan.Kanker serviks
atau kanker leher rahim biasa juaga disebut kanker Mulut rahim. Mengingat
fakta yang Mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan
pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher
rahim. Dimana kanker ini disebabkan oleh Virus HPV (Human
papillomavirus).
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi
sel kanker memekan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.Kanker ini
biasanya terjadi pada umur 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia
reproduktif perempuan sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup
secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kanker Serviks
2. Penyebab Kanker Seviks
3. Gejala gejala Kanker Servikr
4. Stadium Kanker serviks
5. Pencagahan Kanker Serviks
6. Pengobatan Kanker Serviks





2


C. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar kita mampu Menghindari Kanker
serviks atau setidaknya Mencegah Kanker Serviks dan Mengetahui gejala
gejala Kanker Serviks, serta Mampu Mengobati Kaker Serviks



3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker Serviks
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker
serviksmerupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu liang senggama (vagina).
Kanker Serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher
rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker sangat
perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel prakanker,
kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut dispalasia dan
biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak
normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering
dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua
jenis kanker.
Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker di Indonesia.
Namun demikian lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam
stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat
ditemukan dan diobati.
Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim
yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker
yang disebut kanker serviks. Bagaimana Gejalanya? Kanker serviks pada
stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang khas,
bahkan tidak ada gejala sama sekali.
Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah:
Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau
bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.

4

Apakah penyebabnya? Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat
dengan infeksi HPV (Human Papiloma Virus) yang dapat ditularkan melalui
aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah infeksi HPV
khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus
kanker serviks di Asia.
Apa saja yang menjadi faktor resikonya? Beberapa faktor risiko
terkena kanker serviks antara lain:
Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
Sering berganti-ganti pasangan seksual.
Sering menderita infeksi di daerah kelamin.
Melahirkan banyak anak.
Kebiasaan merokok (risiko dua kali lebih besar).
Defisiensi vitamin A, C, E.
Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara
melakukan antara lain pemeriksaan SKRINING, artinya melakukan
pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa medote skrining telah
dikenal, yaitu antara lain: PAP SMEAR dan IVA. PAP SMEAR Kanker
serviks dimulai dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap
awal ini, akan dapat disembuhkan dengan sempurna.
Pemeriksaan PAP SMEAR Adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif
terjangkau dan hasilnya akurat. Kapan melakukannya? Pemeriksaan PAP
SMEAR dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau sesudah petunjuk
dokter. Bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan
seksual, lakukanlah pemeriksaan PAP SMEAR setahun sekali. Segera
mungkin melakukan pemeriksaan PAP SMEAR dan jangan menunggu sampai
timbul gejala.
Bagaimana pemeriksaan dilakukan? Pemeriksaan PAP SMEAR
dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah
dilatih, dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin wanita.
Ujung leher diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung

5

sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di
bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang
tidak normal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
pengobatan oleh dokter ahli kandungan.

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang tejadi pada organ
reproduksi wanita. Penyakit ini terjadi pada wanita yang usia reproduksi
antara 20-30 tahun yang disebabkan oleh infeksi firus hr-HPV (high risk
Human Papilloma Virus) atau virus HPV yang beresiko tinggi.
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang
wanita dan menjadi ancaman berbahaya bagi para wanita di seluruh dunia.
Angka kejadian dan tingkat kematian perempuan akibat kanker serviks cukup
tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat. WHO memeperkirakan
kematian akibat kanker serviks akan meningkat sampai 25% untuk 10 tahun
ke depan. Pada tahun 2005 terdapat lebih dari 500.000 kasus baru kanker
serviks dan lebih dari 90%-nya terdapat di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Penderita kanker serviks di Indonesia diperkirakan jumlahnya
sangat banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan, ada sekitar 100
kasus per-100 ribu penduduk setiap tahunnya.
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim
adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk
menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker
ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50
tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan
gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus atau yang
disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ini
ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi
yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian
bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan
proses pengeringan.

6


Gejala klinis dari kanker serviks:
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker
ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering
ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama
(disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75
-80%). Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau
perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang
khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah
lumbal. Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih
bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi
vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi
dan nyeri makin progresif. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda
khusus yang terjadi pada klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau
pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.
Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari
yang cair sampai menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang
menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena
obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel
kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut. Pada pemeriksaan Pap
Smear ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat
dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak
menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks,
barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina

7

yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan
seksual (Wiknjosastro, 1997)


B. Penyebab Kanker Serviks
Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker Serviks.
Virus HPV akan menyernag selaput di dalam mulut dan kerongkongan.
Serviks, serta anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus HPV
menyebabkan terbentuknya sel-sel prankanker serviks dalam jangka panjang.
Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks:
a. Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker
serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok.
b. Infeksi HIV
Seorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuh
yang kurang dapat memerangi Infeksi HPV maupun kanker pada stadiun
awal.
c. Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau
infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.
d. Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko
terjadinya kanker serviks.

8

e. Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki
resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
f. Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir
selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia
tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya
hingga berusia 25 tahun atau lebih.
g. Riwayat Keluarga
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko
anda terkena kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan
orang yang tidak ada riwayat kanker serviks pada keluarga.

Cara Penularan Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh inveksi virus hr-HPV terutama genotipe 16
dan 18 melalui hubungan seksual. Penyebab kanker serviks antara lain:
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk
terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang
melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai
resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20
tahun.
2. Berganti-ganti pasangan seksual
Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi
human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan
timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks
menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang
atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi
faktor pendamping.

9

3. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan
menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen
infeksi virus.
4. Defisiensi zat gizi
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat
dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta
mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita
yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).

C. Gejala gejala Kanker Serviks
Pada tahap awal sering sering tidak ada tanda tanda yang khas namun,
kadang ditemukan gejala gejal sebagai berikut ;
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
b. Pendarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi
pendarahan yang abnormal.
c. Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
d. Pada fase Inpansif dapat keluar cairan warna kuning kuning, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
e. Timbul gejala gejala anemia bila terjadi pendarahan Kronis.
f. Timbul nyeri Panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul.
g. Pada stadium Lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rectum).
Seperti layaknya kanker, jenis kanker juga mengalami penyebaran
(metastasis). Penyebaran kankerserviks ada tiga macam, yaitu :
a) Melalui Pembuluh Limfe (limfogen) Menuju kelenjar getah bening lainya.
b) Melalui Pembuluh darah (hematogen).

10

c) Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung
kencing.
Bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya, risiko terkena kanker serviks bisa
meningkat. Faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut:
Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur. Kanker leher rahim atau
serviks lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap
seacara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal.
Menghapus atau membunuh sel-sel abnormal akan mencegah kanker
serviks.
Merokok. Di antara wanita yang terinfeksi HPV, merokok sedikit
meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim.
Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab
AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
meningkatkan risiko kanker serviks.
Sejarah kehidupan seksual yang buruk. Wanita yang memiliki banyak
pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Demikian pula seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria
yang memiliki banyak pasangan seksual menghadapi resiko lebih tinggi
mengalami kanker serviks. Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita
kanker serviks atau leher rahim lebih tinggi karena wanita memiliki risiko
yang lebih tinggi infeksi HPV.
Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB
untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan
resiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV.
Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti menggunakan
pil KB.
Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan
banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks
atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke
layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Ketika

11

wanita tersebut menderita pra-kanker serviks, penyakit biasanya tetap
tidak terdiagnosa dan tidak diobati sampai penyakit itu berkembang
menjadi kanker serviks dan menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh.
Wanita yang tidak mampu biasanya juga kekurangan gizi yang dapat
meningkatkan risiko kanker serviks.
Kebersihan. Beberapa penelitian yang berbeda telah dilakukan pada
wanita yang terserang HPV. Dari penelitian-peneritian itu ditemukan
bahwa risiko kanker menjadi hampir setengahnya pada wanita yang mandi
6 kali atau lebih seminggu, bila dibandingkan dengan wanita yang mandi
hanya 1 sampai 5 kali seminggu. Hasil studi lain menunjukkan bahwa
risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan yang
minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi HPV
abadi jika mereka terkena virus.
Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-
orang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata
menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga
mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia
(chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker
meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di pabrik tertentu bisa
terpapar bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko mereka
terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada
vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur
ulang yang menjalani proses pemutihan.

Diagnosis kanker serviks
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali pemeriksaan.
Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih dini
dianjurkan. Pemeriksaan berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan
diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks,
histeroskopi sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan

12

Xray untuk paru-paru dan tulang. Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih
dan saluran pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan
amputasi serviks dapat dilakukan
untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari limfangografi arteriografi,
venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini
belum dapat digunakan secara baik untuk
staging karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma karena hasilnya yang
sangat subyektif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan (Suharto, 2007)
Tanda-tanda kekambuhan kanker serviks
Tanda-tanda yang menimbulkan, antara lain:
Badan semakin kurus
Nyeri pada kaki dan pantat
Semban kedua kaki, tanpa jelas penyebabnya.
Bila kekambuhan kanker terbatas hanya pada organ rongga panggul, masih
cukup baik, dan masih bereaksi cukup baik terhadap pengobatan. Dalam
pengobatan kanker, kata kuncinya adalah menemukan secara dini.
Akhir-akhir ini para ahli menganjurkan sebaiknya pemeriksaan. Pap Smear
dilakukan secara rutin sejak umur 20-an atau sejak mulai aktivitas seksual
hingga perubahan gambaran sel leher rahim terdeteksi secara dini.

D. Stadium Kanker serviks
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini
berkaitan dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan
dilakukan. Stadium kanker serviks sebagai berikut :
Stadium Keterangan
0 Kanker serviks stadium 0 bisa disebut
karsinoma in situ. Sel abnormal hanya
ditemukan di dalam lapisan serviks.
I Kanker hanya ditemukan pada leher rahim.

13

II Kanker yang telah menyebar diluar leher rahim,
tetapi tidak menyebar ke kedinding pelvis atau
sepertiga bagian bawah Vagina.
III Kanker yang telah menyebar hingga sepertiga
bagian bawah Vagina. Mungkin telah menyebar
kedinding panggul dan atau telah menyebabkan
ginjal tidak berfungsi.
IV Kanker telah menyebar kekandung kemih,
rektum, atau bagian tubuh lain seperti paru-
paru, tulang, dan hati.

E. Pencegahan Kanker Serviks
Kanker Serviks dapat dicegah dengan skrining yang dinamakan PAP
SMEAR dan skrining ini sangat Efektif karena pemeriksaan ini mudah
dikerjakan, cepat dan tidak sakit.Skrining bertujuan untuk mengetahui
adanya kegansan (kanker) dengan Mikroskop.
Sekarang juga sudah ditemukan Vaksin untuk mencegah kanker serviks,
bahkan Vaksin ini dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun.
Dengan melakukan Vaksinasi ini pencegahan dapat dilakukan, dan bagi
wanita yang aktif atau sudah berhubungan seksual harus rutin melakukan
PAP SMEAR atu Inspeksi Visual.
Memiliki pola makanan yang sehat, yang kaya dengan sayuran, buah
sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
Hindari merokok.
Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda.
Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan Vagina toilet.





14

F. Pengobatan Kanker Serviks
a. Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks. Beberapa
pengobatan melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi). Daftar ini
mencangkup beberapa jenis opersi yang paling umum di lakukan pada
pengobatan kanker serviks.
1. Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair
dimasukkan kedalam Vagina dan leher rahim. Cara ini dapat
membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukanya. Cryosurgery
digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam
leher rahim (stadium 0), bukan kanker invasif yang telah menyebar
keluar leher rahim.
2. Bedah Laser
Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel-sel atau
menghapus sebagian kecil jaringan sel rahim untuk dipelajari.
Pembedahan laser hanya di gunakan sebagai pengobatan kanker
serviks pra-invasif (stadium 0).
3. Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim.
Pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat
tipis yang di panaskan oleh listrik. Pendekatan ini dapat digunakan
untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal(stadium
0 atau 1).
4. Histerektomi
Histerektomi sederhana
Cara kerja metode ini adalah mengankat rahim, tetapi tidak
mencangkup jaringan yang berada didekatnya. Vagina maupun
kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat
dengan cara operasi dibagian depan perut atau melalui vagina.

15

Setelah dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil.
Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks
stadium awal (stadium 1) dan mengobati kanker stadium prakanker
(stadium 0) jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul
Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim,
jaringan di dekatnya, Vagina bagian atas yang berbatasan dengan
leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah
panggul. Opersi ini paling sering di lakukan melalui pemotongan
bagian depan perut, bukan dilakukan melalui vagina.
5. Trachlektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachlektomi radikal memungkinkan
wanita muda dengan kanker stadium awal dapat di obati dan masih
dapat mempunyai anak. Metode ini meliputi pengangkatan serviks dan
bagian atas Vagina, kemudian meletkkanya pada jahitan berbentuk
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam
rahim. Kelenjar getah bening didekatnya juga di angkat. Opersi ini bisa
dilakukan melalui vagina atau perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan
jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caecar.
Resiko terjadinya kekambuhan kanker sesudah pengobatn ini cukup
rendah.
6. Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada
opersi jenis ini juga dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina,
dubur, dan sebagian usus besar. Operasi ini dilakukan saat kanker
serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya. Diperlukan
waktu enam bualan atau lebih untuk pulih dari opersi radikal ini.
Namun, wanita yang pernah menjalni opersi ini tetap dapat menjalani
kehidupan dengan bahagia dan produktif


16

b. Radioterapi
Pada pengobatan kanker serviks, radioterpi ditetapkan dengan melakukan
radiasi eksternal yang diberikan bersama dengan kemoterpi dosis rendah.
Untuk jenis pengobatan radiasi internal, zat radioaktif dimasukkan
kedalam silinder didalam vagina. Kadang-kadang, bahan-bahan radioaktif
ini ditempatkan kedalam jarum tipis yang dimasukkan langsung kadalam
tumor.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Biasanya obat-obatan tersebut di berikan melalui infus kedalam
pembuluh darah atu melalui mulut. Setelah obat masuk kealiran darah,
maka akan menyebar keseluruh tubuh. Terkadang, ada beberapa obat yang
diberikan dalam satu waktu.

Pengobatan kanker serviks berdasarkan stadiumnya
a. Stadium prakanker (stadium 1)
Stadium prakanker hingga stadium 1 awal biasanya diobati dengan
histerektomi. Apabila pasien massih ingin memiliki anak biasanya
dilakukan metode LEEP atau cone biopsy.
b. Stadium awal (stadium 1 dan II)
- Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya dilakukan radikal
histerektomi atau radioterapi dengan atau tampa kometerapi.
- Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan
radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, atau
kometerapi berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan
histerektomi.
c. Stadium lanjut(stadium akhir II Akhir-IV awal)
Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan radioterapi dan
kometerapi berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut(stadium IV
akhir),dokter dapat mempertimbangkan kometerapi dengan kombinasi
obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

17

Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya
adalah mengangkat atau menghanjurkan sebanyak mungkin sel-sel
kanker. Biasanyaa dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif-
ditujukan untuk mengurangi gejele-gejela
Pencegahan kanker serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat
dan menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha,
2004) :
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia
muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan
seks. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun
serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi.
Namun hal ini tak menutup kemungkinan akan terjadi pada wanita
yang telah setia pada satu pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai
anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau
menurut petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear adalah cara
untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan
hasilnya akurat. Disarankan untuk melakukan tes Pap setelah usia
25 tahun atau setelah aktif berhubungan seksual dengan frekuensi
dua kali dalam setahun. Bila dua kali tes Pap berturut-turut
menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat dilakukan sekali
setahun. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada
teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim,
yang dinamakan teknologi Hybrid
Capture II System (HCII).
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan
kondom, karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker
leher rahim


18

4. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga
dapat mengatasi masalah kanker mulut rahim. Penelitian
mendapatkan hubungan yang terbalik antara konsumsi
sayuran berwarna hijau tua dan kuning (banyak mengandung beta
karoten atau vitamin A, vitamin C dan vitamin E) dengan kejadian
neoplasia intra epithelial juga kanker serviks. Artinya semakin
banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan
semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut rahim
5. Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker
serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan
tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga
bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6
dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan
adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan
yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu.
Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun
hingga 75%.
Cara Untuk Menghindari Kanker Servik
Diketahuinya HPV sebagai penyebab kanker serviks maka dapat
dikembangkan dua jenis vaksin untuk pencegahan primer :
1. Vaksin pencegahan
Vaksin pencegahan merangsang kekebalan tubuh humoral agar
dapat terlindungi dari infeksi HPV.
2. Vaksin pengobatan
Vaksin pengobatan untuk merangsang kekebalan tubuh seluler agar
sel yang terinfeksi HPV dapat dihilangkan. Dalam uji klinis,vaksin
ini HPV di antaranya Gardasil dan Cervarix,mempunyai tingkat
efektivitas tertinggi pada perempuan yang belum aktif secara

19

seksual atau belum terinfeksi HPV. Selain itu,hindari melakukan
hubungan seksual dengan banyak pasangan yang akan
mempercepat penularan virus HPV.
Banyak orang yang percaya bahwa kanker serviks tak bisa dicegah.
Padahal ada banyak cara untuk mencegahnya, termasuk lima cara yang
bisa dilakukan, berikut ini.
1. Melakukan tes papsmear secara teratur
Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda
mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan
melakukan papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul
akan segera diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan
masih cukup tinggi.
2. Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV
diketahui sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker
serviks. Namun melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus
menjaga kesehatan diri sendiri.
3. Tidak berganti-ganti pasangan
Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah
melalui infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual.
Risiko ini semakin tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti
pasangan. Terutama mereka yang tak mengetahui ketika pasangan
memiliki virus HPV. Untuk itu, setialah pada satu orang dan
jangan lakukan hubungan seksual dengan orang lain, selain
pasangan Anda.
4. Tak terlalu aktif secara seksual di usia muda
Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual
dan aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita
yang telah aktif secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki
risiko terkena kanker serviks yang lebih tinggi dibandingkan

20

dengan wanita yang menunggu untuk aktif secara seksual di usia
yang lebih tua.
5. Gaya hidup sehat
Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga,
dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk
mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok
wanita memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker
serviks.
Pengobatan kanker serviks
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila mana diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh
tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim
kanker / tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker leher rahim
tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan
umum
penderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah
biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah
yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan),
kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi), pembedahan laser untuk
menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat
di sekitarnya dan LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau
konisasi (Wiknjosastro, 1997).
1. Operasi pengangkatan
Operasi pengangkatan rahim dan uterus (kandungan) dikenal dengan
istilah histerektomi yaitu dengan melakukan pengangkatan rahim
penderita yang dilakukan pada bagian rahim vagina dan jaringan
parametrium, kemudian dilakukan pembersihan bilaterial kelenjar
getah bening pada panggul. Ada 4 jenis tingkatan histerektomi:
1) Histerektomi parsial (subtotal).

21

Operasi pengangkatan yang dilakukan hanya pada rahim. Dengan
operasi ini penderita kemungkinan menderita kanker rahim masih
besar oleh karena itu disarankan melakukan pemeriksaan rutin.
2) Histerektomi total.
Operasi pengangkatan rahim dan mulut rahim. Pada operasi ini
tidak melakukan pengangkatan tuba falopi dan ovarium.
3) Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral.
Operasi pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi dan ovarium.
4) Histerektomi radikal.
Operasi pengangkatan rahim, kelenjar getah bening, serviks,
bagian atas vagina dan jaringan dalam panggul diangkat. Operasi
pengangkatan (histerektomi) dapat melalui perut dan alat
kewanitaan (vagina). Histerektomi melalui vagina cenderung
lebih beresiko kecil dan cepat pulih . Cara pengobatan melalui
histerektomi sering dilakukan karena memiliki keunggulan yaitu
membersihkan lesi kanker dan pengobatan yang lebih cepat. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan
pada buang air kecil dan pengangkatan yang luas.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan
kanker serviks. Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker
serviks di awal dan lanjut stadium. Radioterapi sendiri adalah
penggunaan radiasai pengion yang diberikan pada penderita kankers
dengan mematikan sel kanker sesuai dosis pada volume tumor.
Radiasi akan merusak sel kanker dan menghambat pembelahan sel.
Pemberian radiasi pada penderita kanker serviks disesuaikan dengan
ukuran, luas, tipe dan stadium tumor. Meskipun dianggap sebagai
pengobatan kanker serviks yang sangat baik akan tetapi memiliki efek
samping pada perubahan tubuh yaitu kulit, rambut. Gangguan yang
mungkin terjadi adalah infeksi kandung kemih. Radioterapi dibagi

22

menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkatan stadium kanker
serviks.
1) Radioterapi seluruh panggul (whole pelvis)
2) Radioterapi karsinoma serviks uteri pasca wertheim
3) Radioterapi brachiterapi
3. Radiopartikel
Teknologi pengobatan yang ditujukan menghambat perkembangan sel
kanker dan tidak menggangu kegiatan sehari-hari. Radioterapi
menggunakan biji partikel seluas 1,7 cm yang kemudian akan
memancarkan sinar gamma dan tidak menghancurkan sel-sel tubuh
lain. Pengobatan ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya
kegagalan.
Cara Untuk Menghindari Kanker Servik
Diketahuinya HPV sebagai penyebab kanker serviks maka dapat
dikembangkan dua jenis vaksin untuk pencegahan primer :
1. Vaksin pencegahan
Vaksin pencegahan merangsang kekebalan tubuh humoral agar dapat
terlindungi dari infeksi HPV.
2. Vaksin pengobatan
Vaksin pengobatan untuk merangsang kekebalan tubuh seluler agar sel
yang terinfeksi HPV dapat dihilangkan.
Dalam uji klinis,vaksin ini HPV di antaranya Gardasil dan
Cervarix,mempunyai tingkat efektivitas tertinggi pada perempuan yang
belum aktif secara seksual atau belum terinfeksi HPV. Selain
itu,hindari melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
yang akan mempercepat penularan virus HPV.
Banyak orang yang percaya bahwa kanker serviks tak bisa dicegah.
Padahal ada banyak cara untuk mencegahnya, termasuk lima cara yang
bisa dilakukan, berikut ini.
1. Melakukan tes papsmear secara teratur

23

Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda
mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan
melakukan papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul
akan segera diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan
masih cukup tinggi.
2. Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV
diketahui sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker
serviks. Namun melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus
menjaga kesehatan diri sendiri.
3. Tidak berganti-ganti pasangan
Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah
melalui infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual.
Risiko ini semakin tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti
pasangan. Terutama mereka yang tak mengetahui ketika pasangan
memiliki virus HPV. Untuk itu, setialah pada satu orang dan
jangan lakukan hubungan seksual dengan orang lain, selain
pasangan Anda.
4. Tak terlalu aktif secara seksual di usia muda
Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual
dan aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita
yang telah aktif secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki
risiko terkena kanker serviks yang lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang menunggu untuk aktif secara seksual di usia
yang lebih tua.
5. Gaya hidup sehat
Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga,
dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk
mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok

24

wanita memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker
serviks.







25

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks Merupakan kanker yang menyerang wanita pada daerah
genitalia. Yang disebkan oleh Huma Papillomavirus dimana Virus ini bersifat
Onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ditularkan melalui hubungan
seksual dan dapat pula melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan,
misalnya pakaian bersama.
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak
normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut
antara lain adalah:
Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau
bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.

B. Saran
Lebih baik Mencegah dari pada Mengobati




26

Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/60761871/MAKALAH-KANKER-SERVIKS
http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/01/05/makalah-kanker-serviks/
http://hiperkes.com/pdf/makalah-tentang-kanker-serviks.html
http://windaoutea.wordpress.com/tag/makalah-kanker-serviks/
http://mheldastarhealthy.blogspot.com/2013/05/makalah-tentang-kanker-
serviks.html
http://tentangkanker.com/2011/apa-itu-kanker-servik/html.Diakses tanggal
17 Desember 2011
http://doktersehat.com/waspadai-kanker-serviks/#ixzz1gmEQ8BHU.
Diakses tanggal 17 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai