Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang abnormal

dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau mengarah pada

keganasan. Kanker ini biasanya menyerang wanita yang pernah atau sedang berada

dalam status sexually active. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah

berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35 - 55 tahun. Akan tetapi,

tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki

faktor risikonya.

Perkembangan neoplasma ganas di serviks tidak menghalangi untuk terjadinya

kehamilan. Terdapat kemungkinan 1 di antara 3000 kehamilan bagi seorang wanita

penderita kanker serviks. Namun, adanya kanker serviks memberi pengaruh yang

tidak baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Kanker serviks dapat memicu

terjadinya abortus akibat pendarahan dan hambatan dalam pertumbuhan janin karena

pertumbuhan neoplasma tersebut. Apabila penyakit ini tidak diobati lebih lanjut, pada

kira-kira dua pertiga usia kehamilan penderita menjelang cukup bulan, dapat terjadi

kematian janin. (Wiknjosastro, Hanifa. 2010)

Pengaruh kanker serviks pada waktu persalinan, antara lain kekakuan serviks

karena jaringan kanker yang terbentuk, akan menghambat proses persalinan

(khususnya Kala I). Bila tumor yang terbentuk lunak dan hanya terbatas pada

sebagian serviks, pembukaan pada waktu persalinan dapat menjadi lengkap dan bayi

bisa lahir spontan. Dalam masa nifas, sering terjadi infeksi.


Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim

menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut ,antara lain :

hubungan seksual pada usia dini (< 17 tahun), hubungan seksual multi partner,

infeksi HPV (Human Papilloma Virus), dan genetik (namun, persentasenya sangat

kecil). Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu :

usia, melahirkan lebih dari 3x, personal hygiene, status sosial ekonomi, terpajan virus

terutama virus HIV, dan kebiasaan merokok.

Beberapa gejala yang bisa timbul pada penderita kanker serviks, antara lain :

keputihan atau keluarnya cairan encer dan berbau busuk dari vagina, pendarahan,

hematuria, anemia, kelemahan pada ekstremitas bawah, timbul nyeri panggul (pelvis)

atau di perut bagian bawah. Pada stadium lanjut, badan menjadi lebih kurus, edema

kaki, timbul iritasi kandung kencing dan rektum, bahkan bisa menyebabkan

terbentuknya vesikovaginal atau rektovaginal, hingga timbul gejala-gejala akibat

metastasis jauh.

Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 500 ribu kasus baru kanker leher rahim,

sebanyak 80 persen terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Sedikitnya

231.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Dari jumlah

itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Kematian pada kasus kanker

serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam

stadium lanjut. (Syaifullaoh Nur. 2012) Padahal, dengan ditemukannya kanker ini

pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir

100%. Kini, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker ini adalah

melalui skrining yang dinamakan Pap Smear. Pap smear adalah suatu pemeriksaan

sitologi untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop.


Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Dengan

adanya upaya deteksi dini ini, diharapkan angka kejadian kanker serviks dapat ditekan

pada tahun - tahun berikutnya.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis ingin mengkaji lebih lanjut bagaimana

asuhan keperawatan pada pasien dengan ca.cerviks

B. TUJUAN

1. Mengetahui definisi ca.cervik

2. Mengetahui etiologi ca.cervik

3. Mengetahui patofisiologi ca.cerviks

4. Mengetahui tanda dan gejala ca.cerviks

5. Mengetahui pemeriksaan ca.cerviks

6. Mengetahui Penatalaksanaan ca.cerviks

7. Mengetahui WOC ca.cerviks

8. Mengetahui asuhan keperawatan ca.cervik

C. Manfaat

Makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan ca.cervik ini bisa bermanfaat

bagi penulis secara pribadi dan juga bermanfaat bagi pembaca secara luas sebagai

pembelajaran
BAB II

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel servik dengan karakteristik histologi.
Proses perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi pada sel-sel
squamocolummar junction.

Kanker serviks ini terjadi paling sering pada usia 30-40 tahun, tetapi dapat
terjadi pada usia dini yaitu 18 tahun.

Kanker serviks adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan adanya
perdarahan lewat jalan lahir dimana tanda dan diagnosis pasti bisa ditegakan
dengan menggunakan pap smear ( prawiraharjo, 1994 )

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
dimana dalam keadaan ini terdapat sekelompok sel yang abnormal sehingga
jaringan tubuh tidak dapat melaksanaan fungsi sebagaimana mestinya ( bobak,
2005 )

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks dimana sel-
sel normal berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini biasanya memakan waktu
10-15 tahun sampai kanker terjadi 80% dari wanita yang berisiko terinfeksi oleh
HPV sehingga 50% dari mereka akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa
hidupnya (evi andriani, 2010 )

B. ETIOLOGI
Pada kanker servik ini, penyebab aslinya belum diketahui. Aktivitas seksual
berhubungan dengan angka kejadian servik pada wanita di usia 25 tahun dengan
riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang dan beberapa kehamilan dini,
diangka kejadian ini lebih prevalen.
Faktor resiko kkanker servik adalah sebagai berikut :
1. Usia dini melakukan hubungan seksual ( 6 tahun )
2. Melahirkan pada usia sangat muda
3. Menghabat pertumbuhan janin
4. Kelainan pada persalinan
5. Perdarahan dan infeksi
6. Infeksi HPV
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Keputihan :makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh,
terkadang bercampur darah.
2. Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala serviks 75%-80%
3. Perdarahan spontan :perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh
darah dan semakin lama semakin sering terjadi.
4. Perdarah pada wanita usia menaupause
5. Anemia
6. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan
obstruksi total
7. Perdarahan vagina yang tidak normal
a. Perdarahan diantara periode regulr menstruasi.
b. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.
c. Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
d. Perdarahan pada wanita pada usia menopause.
8. Nyeri
a. Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih,
nyeri di daerah sekitar
b. Bila kanker sudah mencapai stadium III keatas, maka akan betis, paha, dan
sebagainya.

Menurut Ricci (2009), tersangka kanker serviks stadium lanjut antara lain
pasien dengan :

1. Nyeri panggul
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kaki
4. Penurunan berat badan
5. Anoreksia
6. Kelemahan dan kelelahan

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis berdasarkan stadium kanker:
1. Stadium 0-Ia : Biopsi kerucut, histerektomi transvaginal
2. Stadium Ib, Iia : Histerktomi radikal dengan limpadenektomi panggul dan
evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terjadi metastases dilakukan radio
terapi paska pembedahan)
3. Stadium Iib : Histerektomi, radiasi dan kemoterapi
4. Stadium III-Ivb : Radiasi, kemoterapi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pap smear. Tes papanicoloum smear atau disebut tes pap smear merupakan
pemeriksaan sitologi untuk sel diarea servik. Sample sel-sel diambil dari
servik wanita untuk memeriksa tanda-tanda perubahan pada sel. Tes pap dapat
mendeteksi diplasia servik atau kanker servik.
Tes ini dilakukan saat tidak sedang dalam proses menstruasi, sebaiknnya pada
hari ke 10-20 setelah hari pertama menstruasi sebelumnya. 2 hari sebelum
pelaksanaan tes, pasien tidak diperbolehkan menggunakan obat-obatan vagina,
spermisida, krim ataupun jelly, kecuali apabila diinstruksikan oleh dokter.
Pasien juga harus menghindari hubungan seksual 1-2 hari sebelum tes
dilaksanakan karena semua ini dapat menyamarkan hasil dan membuatnya
tidak jelas. Setelah tes dilakukan pasien dapat melakukan aktivitas normalnya
kembali.
2. Tes IVA (Inspeksi Visual dengan asam asetat)
Adalah pemeriksaan skrining alternatif pap smear karna biaya murah, praktis,
sangat mudah untuk dilakukan dengan peralatan sederhana dan murah, dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokterginekologi.
(goldi,2001:singh,1992:sankaranarayana,1998:dikutip dalam sinta, 2012)
Tes IVA merupakan salah satu deteksi dini kangker serviks dengan
menggunakan asam asetat 3-5 persen pada inspekulo dan dilihat dengan
pengamatan langsung (mata telanjang) menurut Nugroho (2010). Serviks
(epitel) apnormal jika diolesi dengan asam satetat 3-5% akan berwarna putih
(epitel putih) (Smart ,2010)
3. Biopsi serviks.sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sempel jaringan
atau biopsi ,dari serviks untuk memeriksa kangker serviks atau kondisi
lainya.biopsi serviks sering dilakukan selama kolposkopi.
4. Kolposkopi. Sebuah tes tindak lanjut untuk tes pap abnormal.serviks dilihat
dengan kaca pembesar yg dikenal sebagai kolposkopi,dan dapat mengambil
biopsi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
5. Biopsi kerucut(cone biopcy). Biopsi serviks dimana irisan berbentuk kerucut
jaringan akan dihapus dari serviks dan di periksa di bawah mikroskop di sebut
biopsi kerucut.biopsi kerucut dilakukan setelah tes pap abnormal baik untuk
mengidentivikasi dan menghilangkan sel-sel berbahaya dalam serviks
6. CT scanner .CT scanner membutuhkan beberapa sinar X, dsn komputer
menciptsksn gsmbsr detail dari serviks dan strutur lainya dalam perut dan
panggul.CT scan sering digunakan untuk menentukan apakah kangker serviks
telah menyebar dan jika demikian ,seberapa jauh
7. Magnetic resonancer imaging (MRI scan) .sebuah scenner MRI menggunakan
magnet bertenaga tinggi dan komputer untuk mebuat gambar resolusi tinggi
dari serviks dan struktur lainya dalam perut dan panggul.seperti CT scan,MRI
scan dapat digunakan untuk mencari peyebaran kangker serviks.
8. Tes DNA HPV. Sel serviks dapat di uji untuk kehadiran DNA dari Human
papillomavirus (HPV) melalui tes ini.tes ini dapat mengidentifikasi aktivikasi
apakah tipe HPV yg dapat menyebabkan kangker serviks yg hadir.

F. DIIT
1. Diit untuk pasien kanker serviks dini
makanan yang mengandung protein tinggi, gula, lemak, vitamin, akar teratai,
coixbici, hauthorn, jamur hitam.

2. Diit pasien dengan stadium lanjut


Makanan yang tinggi Protein dan Tinggi kalori (Susu,Telur,Daging Sapi)

3. Diit untuk penderita Ca cervik yang menjalani Radioterapi


Asupan gizi yang mengandung banyak air seperti:semangka,biji coix,kacang
merah,chestnut air,akar teratai,bayam.

4. Diit untuk pasien yang dilakukan kemoterapi


Makanan seperti susu,kedelai,daging tanpa lemak,trotters,teripang,ikan,hati
hewan ,kacang tanah,jamur hitam,wortel,kacang merah.

G. FARMAKOLOGI
1. Kemoterapi untuk Kanker Serviks

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.


Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui
mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh.
Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan
tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan
berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
a. Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
b. Kehilangan nafsu makan
c. Kerontokan rambut jangka pendek
d. Sariawan
e. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah
putih)
f. Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
g. Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
h. Kelelahan
i. Menopause dini
j. Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan)


berhenti ketika pengobatan selesai.

2. Sebuah vaksin baru untuk mencegah kanker servik stelah tersedia tersedia.
Pada bulan Juni 2006 yang lalu, Food and Drug Administration Amerika
Serikat menyetujui vaksin yang disebut Gardasil, yang mencegah infeksi
terhadap dua jenis human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk
kebanyakan kasus kanker serviks . Penelitian telah menunjukkan bahwa
vaksin ini dapat mencegah kanker serviks dalam tahap awal dan lesi
prakanker. Gardasil merupakan vaksin pertama yang ditujukan khusus
disetujui untuk mencegah kanker apapun.

3. Pengobatan lesi prekanker


Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor
berikut:
a. Tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi).
b. Rencana penderita untuk hamil lagi.
c. Usia dan keadaan umum penderita.

Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut,


terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan biopsi. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear
dan pemeriksaan panggul secara rutin.

Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:

• Kriosurgeri (pembekuan).
• Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi).
• Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa
melukai jaringan yang sehat di sekitarnya.
• LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi. .Setelah
menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri
lainnya, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan
rahim), terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks.
Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
BAB III
PEMBAHASAN

Kasus 6 : Ca Servix
Ny. Minah berusia 40 th. Saat ini 16 jam post histerektomi total. Klien mengatakan ibunya
pernah menderita Ca servik. Saat ini pasien mengeluh nyeri skala 6 pada luka bekas operasi,
nyeri muncul setiap kali batuk atau bergerak. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan luka
bekas operasi diperut bagian bawah,kondisi luka bersih,balutan tidak rembes, tidak tampak
kemerahan disekitar luka, perdarahan pervagina tidak ada, TD 130/100 mmHg, nadi 95
x/menit, RR 22x/menit, suhu 37˚C.

A. Pengkajian Keperawatan
Nama perawat yang mengkaji : Ana
Unit : Rawat Inap
Ruang/Kamr : Dahlia/101
Tanggal/ waktu masuk RS : 8 Januari 2017 Pukul 08.00
Tanggal/ waktu pengkajian : 9 Januari 2017 Pukul 13.00
Cara pengkajian : Pf, aloanamnesa, observasi,autoanamnesa

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 12 September 1976
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Semarang
Dx Medis : Post Histerektomi hari ke 0
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. G
Alamat : Semarang
Hubungan dengan Klien : Suami

3. Riwayat Keperawatan Masa Lalu :

1. Penyakit yang diderita : Pasien mengatakan 6 bulan yang lalu positif


kanker serviks.

2. Penyakit Keturunan dalam keluarga : Pasien mengatakan ibunya pernah menderita


penyakit Ca Servix
3. Operasi yang pernah dilakukan : Pasien mengatakan belum pernah melakukan
melakukan operasi sebelumnya

4. Alergi : Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi


obat,alergi makanan,alergi udara dan alergi dingin

5. Imunisasi : Pasien mengatakan sudah pernah mendapatkan


imunisasi (BCG,Polio,Campak,Cacar)

6. Kebiasaan Buruk : Paien mengatakan dulu pernah merokok aktif


selama sebelum didiagnosa kanker serviks pada 6 bulan yang lalu

7. Obat-obatan : Pasien mengatakan dulu saat sakit hanya


mengkonsumsi obat herbal yaitu sering meminum air rebusan mengkudu
4. Riwayat Keperawatan Saat Ini
a. Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan pada
tanggal 3 Januari 2017 merasakan nyeri pada perut bagian bawah tak
tertahankan,dan keluar keputihan bercampur darah,kemudian pada tanggal 4
Januari 2017 pukul 16.00wib pasien konsul ke dokter keluarga dan
menyarankan untuk melakukan pemeriksaan papsmear,maka Pada t tanggal 5
Januari 2017, pukul 10.00 wib melakukan pemeriksaan papsmear dan hasilnya
HPV (Human Papiloma Virus) Positif, kemudian dokter menganjurkan untuk
melakukan peneriksaan CT scan,sehingga pada tanggal 6 Januari 2017, pukul
12.00 wib,dilakukan pemeriksaan CT scan dengan hasil kanker serviks sudah
stadium IIA, kemudian dokter menganjurkan untuk melakukan operasi
pengambilan rahimnya,sehingga pada tanggal 8 Januari 2017 pukul 08.00
masuk ke poilumum kemudian langsung disarankan untuk operasi
pengambilan rahim oleh dokter spesialis kandungan, sehingga pada tanggal 9
Januari 2017 pukul 08.30 wib dilakukan operasi histerektomi.

b. Terapi yang sudah diterima tgl 8-9 Januari 2017


- Infus RL 500 ml 20 tpm
- Ceftriaxone 2x1gr
- Ranitidine 2x1g
- Ketorolac 2x10mg

c. Keluhan utama : Pasien mengatakan


P : nyeri bertambah setiap kali batuk dan bergerak.
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R : nyeri pada perut bagian bawah.
S :nyeri pada skala 6.
T : nyeri hilang timbul.
d. Keluhan penyerta : Pasien mengaatakan badannya hangat
Suhu : 37⁰C.

5. Kebutuhan
1. Oksigenasi
Sebelum Sakit :Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami sesak nafas dan
tidak menggunakan alat bantu nafas seperti oksigen.
Saat Sakit :Pasien mengatakan saat sakit tidak mengatakan tidak mengalami
sesak nafas dan tidak menggunakan alat bantu nafas seperti oksigen,
RR : 22x/menit, spo2: 98%,

2. Cairan
Sebelum Sakit: Pasien mengatakan sebelum sakit minum air putih sehari 8 gelas
belimbing
Saat sakit : pasien mengatakan saat sakit minum air putih 7 gelas perhari dan
minum teh sehari 1 gelas belimbing, pasien terpasang RL 20tpm

3. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit makan habis 1 porsi dan suka
makan jajanan pasar seperti kue
Pemeriksaan ABCD
1. Antropometri
TB : 160cm
BB : 55 kg
LL : 24 cm
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (160-100)-10%(160-100)
= 60-10%(60)
= 60-0,6
=59,4
BBN = BBI ± 10% BBI
59,4 + 5,94 = 65,34
59,4 – 5,94 =53,46
BBN = 53,46 – 65,34
BMI = BB (Kg) : TB²(M)
= 55 : 1,6²
= 55 :2,56
= 21,48
2. Biochemical
-
3. Clinical signs
-
4. Diit
Makan 3x sehari (nasi, sayur, lauk)

Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit makan habis 1 porsi dan tidak
makan snack
Pemeriksaan ABCD
5. Antropometri
TB : 160cm
BB : 55 kg
LL : 24 cm
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (160-100)-10%(160-100)
= 60-10%(60)
= 60-0,6
=59,4
BBN = BBI ± 10% BBI
59,4 + 5,94 = 65,34
59,4 – 5,94 =53,46
BBN = 53,46 – 65,34
BMI = BB (Kg) : TB²(M)
= 55 : 1,6²
= 55 :2,56
= 21,48

6. Biokimia
Hemoglobin 12.0 g/dl
Leukosit 5.3 ribu
Eritrosit 3.9 juta
Hematokrit H50.2 %

7. Clinical signs
Turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering,konjungtiva ananemis
8. Diit
Diit lunak.
4. Eliminasi fekal
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit BAB sehari 1x saat pagi, tekstur
keras dan konstipasi, warna kuning kecoklatan, bentuk lonjong, tidak
ada perdarahan
Saat sakit : Pasien mengatakan sehabis operasi belum BAB.
5. Eliminasi Urine
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit BAK ± 7x sehari, berwarna kuning
jernih, bau khas urin, tidak ada perdarahan, tidak nyeri saat BAK.
Saat sakit : pasien terpasang selang kateter, urin 500cc
6. Aktivitas
Sebelum sakit : pasien mengatkan sebelum sakit pasien melakukan aktivitas secara
mandiri, seperti makan, kekamar mandi berpakaian dll.
Saat sakit : pasien mengatakan saat sakit aktivitasnya dibantu sebagian, seperti
makan, dan berpakaian.
Indeks kartz

No Aktivitas Mandiri Nilai (1) Tergantung Nilai (0)


1. Mandi di kamar mandi (menggosok, V
membersihkan, dan mengeringkan
badan).

2. Menyiapkan pakaian, membuka, dan


menggunakannya. V

3. Memakan makanan yang telah


disiapkan. V

4. Memelihara kebersihan diri untuk V


penampilan diri (menyisir rambut,
mencuci rambut, mengosok gigi,
mencukur kumis).

5. Buang air besar di WC (membersihkan V


dan mengeringkn daerah bokong).

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses


(tinja). V

7. Buang air kecil di kamar mandi V


(membersihkan dan mengeringkan
daerah kemaluan).

8. Dapat mengontrol pengeluaran air


kemih. V

9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal V


atau ke luar ruangan tanpa alat bantu,
seperti tongkat.

10. Menjalankan agama sesuai agama dan


kepercayaan yang dianut. V

11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti: V


merapikan tempat tidur, mencuci
pakaian, memasak, dan membersihkan
ruangan.

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri V


atau kebutuhan keluarga.
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan V
menggunakan uang sendiri).
14. Mengguanakan sarana transportasi V
umum untuk berpergian.

15. Menyiapkan obat dan minum obat


sesuai dengan aturan (takaran obat dan V
waktu minum obat tepat).

16. Merencanakan dan mengambil V


keputusan untuk kepentingan keluarga
dalam hal penggunakan uang, aktivitas
sosial yang dilakukan dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.

17. Melakukan aktivitas di waktu luang V


(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,
olah raga dan menyalurkan hobi.

Aktivitas sebelum sakit bisa dilakukan secara mandiri, di lihat dari indeks kartz
dengan nilai 17

Saat sakit : pasien mengatakan pasien aktivitasnya ketika


sakit di bantu oleh keluarga secara sebagian.

Dengan indeks katz


No Aktivitas Mandiri Nilai (1) Tergantung Nilai (0)
1. Mandi di kamar mandi (menggosok, V
membersihkan, dan mengeringkan
badan).
2. Menyiapkan pakaian, membuka, dan
menggunakannya. V

3. Memakan makanan yang telah V


disiapkan.

4. Memelihara kebersihan diri untuk V


penampilan diri (menyisir rambut,
mencuci rambut, mengosok gigi,
mencukur kumis).

5. Buang air besar di WC (membersihkan V


dan mengeringkn daerah bokong).

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses


(tinja). V

7. Buang air kecil di kamar mandi V


(membersihkan dan mengeringkan
daerah kemaluan).

8. Dapat mengontrol pengeluaran air V


kemih.

9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal


atau ke luar ruangan tanpa alat bantu, V
seperti tongkat.

10. Menjalankan agama sesuai agama dan V


kepercayaan yang dianut.
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti: V
merapikan tempat tidur, mencuci
pakaian, memasak, dan membersihkan
ruangan.

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri V


atau kebutuhan keluarga.

13. Mengelola keuangan (menyimpan dan V


menggunakan uang sendiri).

14. Mengguanakan sarana transportasi V


umum untuk berpergian.

15. Menyiapkan obat dan minum obat


sesuai dengan aturan (takaran obat dan V
waktu minum obat tepat).

V
16. Merencanakan dan mengambil
keputusan untuk kepentingan keluarga
dalam hal penggunakan uang, aktivitas
sosial yang dilakukan dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.

17. Melakukan aktivitas di waktu luang V


(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,
olah raga dan menyalurkan hobi.

Aktivitas saat sakit tidak dapat dilakukan secara mandiri, di lihat dari indeks kartz
dengan nilai 7, menunjukkan aktivitas dibantu sebagaian.
7. Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur nyenyak, tidur ± 8 jam,
biasanya tidur dari jam 21.00 wib dan bangun jam 05.00 wib.

Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit tidur kurang nyenyak dan sering
terbangun karena setiap kali batuk atau bergerak terasa nyeri pada
bagian bekas post op di bagian perut, dan baru bisa tidur nyenyak

8. Seksualitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan saat menstruasi nyeri pada perut, siklus
menstruasi tidak lancar, lamanya menstruasi tidak tentu ±3 hari,
darah menstruasi yang keluar sedikit, belum mengalami menopause,
mempunyai anak 2 perempuan dan 1 laki- laki, Saat melakukan
hubungan seks keluar bercak darah
Saat sakit :. Pasien mengatakan mempunyai anak 2 perempuan dan 1 laki- laki

GENOGRAM
9. Interaksi sosial
Sebelum sakit : pasien mengatakan sering interaksi dengan masyarakat sekitar
Saat sakit : pasien terbaring di RS sehingga kurang interaksi dengan
masyarakat kecuali dokter, perawat dan tenaga medis lainnya, sudah
ada sanak keluarga yang menjenguk
10. Pencegahan masalah
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dulu saat sakit hanya mengkonsumsi obat
herbal yaitu sering meminum air rebusan mengkudu

Saat sakit : pasien mengatakan minum obat-obatan dari rumah sakit.

11. Promosi Kesehatan


Sebelum sakit : pasien mengatakan pernah mendapatkan promosi kesehatan
tentang penyakitnya tapi sudah lama sekali
Saat sakit : pasien mengatakan sudah mendapatkan penjelasan mengenai
masalah penyakitnya dan mendapatkan penanganan dengan operasi
dan mendapatkan diit.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umun dan kesadaran
Keadaan umum : Klien tampak sakit sedang
b. Kesadaran :
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : Motorik = 6
Verbal = 5
Eyes =4 +
Tota l = 15

c. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 37˚C
SpO2 : 95%
Nadi : 95x/menit
RR :22 x/menit
TD : 130/100mmHg
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi: Bentuk mesosefal, tidak ada benjolan, rambut tumbuh merata, rambut
tampak kotor, terdapat ketombe di kulit kepala, tidak terdapat
luka/bekas luka di kulit kepala, dan tidak botak.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan kulit kepala

2. Wajah
Inspeksi: Bentuk wajah oval, tidak terdapat luka/bekas luka, wajah tampak
berminyak, warna kulitnya sawo matang, warna kulit merata, pasien
meringis kesakitan dan sianosis tidak ada
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan di wajah, tidak ada benjolan disekitar mata,
finger print < 3 detik
3. Mata
Inspeksi: Konjungtiva ananemis, sklera tampak ikterik, warna iris cokelat, tidak
terdapat luka/bekas luka disekitar area mata, pupil isokor, gerakan
mata pasien berpencar
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada area mata
4. Telinga
Inspeksi: Telinga simetris, daun telinga bersih, lubang telinga terdapat serumen,
tidak terdapat luka atau bekas luka di area telinga, fungsi pendengaran baik
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan,tidak terdapat gangguan
pendengaran, misalnya : pasien dapat mendengarkan perintah sederhana
5. Hidung
Ispeksi : Tidak terdapat septum deviasi, tidak terdapat luka atau bekas luka,
warna kulit sawo matang sama dengan kulit yang lain
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan, tidak ada gangguan
penciuman, misalnya : pasien dapat membedakan minyak kayu putih dan bau
kopi
6. Mulut
Inspeksi : gigi lengkap,lidah bersih, bibir simetris,mukosa bibir lembab, tidak ada
sariawan
Palpasi : saat mengunyah, temporalis dan masefer tampak bergerak
7. Leher
Inspeksi :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,lidak ada luka
Palpasi : tidak ada benjolan di leher dan tidak ada nyeri tekan
8. Dada dan Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada luka dan edema,tidak ada spider nefi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

9. Paru-paru.
Insperksi: tidak menggunakan otot bantu nafas,
Palpasi : vokal fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi : Suara paru sonor.
Auskultasi : suara paru vesikuler, suara nafas tambhan tidak ada.
10. Jantung .
Inspeksi :ictus kordis tidak tampak
palpasi : ukuran ictus cordis 1cm
perkusi :
batas atas : ics 2 parasternalis sinistra
batas kanan : ICS 4 parasternalis dextra
batas kiri : ICS 4 mid clavikula sinistra
Auskultasi :terdengar suara s1 dan s2, tidak terdengar suara tambahan jantung
seperti gallop dan murmur.
11. Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak cembung, tidak ada cairan atau darah yang
keluar dari umbilicus, adanya luka dibagian bawah panjang
jahitan 10 cm, lebar 5 cm.
Auskultasi : Bising usus 5x/mnt pada kuadran 1 dan 3
Bising usus 6x/mnt pada kuadran 2 dan 4
Palpasi : tidak terkaji karena adanya luka bekas operasi.
Perkusi : tidak terkaji karena adanya luka bekas operasi
12. Ekstremitas atas
Inspeksi : tampak simetris, tidak ada luka,jari lengkap ,kuku
bersih,warna kulit sawo matang, terpasang infus sebelah tangan
kanan.
Palpasi : Turgor kulit elastis,tidak terdapat nyeri tekan, kapilari revil <3
detik
Ekstremitas bawah
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak terdapat luka, jari lengkap, kuku
bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan, kulit elastis
Kekuatan otot: 5 5
4 4
13. Genetalia

Inspeksi : tidak ada perdarahan di vagina, vagina tampak bersih, terpasang selang
kateter.
7. Pemeriksaan diagnostik
Hasil Pemeriksaan papsmear tanggal 5 Januari 2017, waktu 10.00 wib
Hasil HPV (Human Papiloma Virus) Positif
Hasil CT Scan tanggal 6 Januari 2017, waktu 12.00 wib
Kesan : Gambaran Karsinoma belum sampai menginfiltrasu parametrium
( stadium IIA)
8. Terapi yang sudah diberikan

Tanggal Jenis terapi Dosis Rute Waktu Indikasi


10 Januari Infus RL 20 tpm Parental 08.00, 14.00 Untuk memenuhi
2017 500 ml (metakarpal cairan tubuh
sinistra) Untuk membunuh
Ceftriaxone 2x1gr Parenteral 06.00 , 14.00 kuman akibat
penyakit patogen

Ranitidine 2x1gr Parenteral 06.00 , 14.00 Untuk pelapis


lambung

ketorolac 2x10mg Parenteral 06.00 , 14.00


Untuk meredakan
rasa nyeri

9. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Tanggal : 8 Januari 2017
Waktu : 17.00wib
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 12.0 11.7-15.5 g/dL

Leukosit 5.3 3.6-11.0 Ribu

Eritrosit 3.9 3.8-5.4 Juta

Hematokrit H50.2 36-47 %

Trombosit H405 150-400 Ribu

Limfosit 1.0 1.0-4.5 10˄3/mikro

Monosit 0.4 0.2-1.0 10˄3/mikro

Eosinofil 0.5 0.04-0.8 10˄3/mikro

Basofil 0.1 0-0.2 10˄3/mikro

Neutrofil 5.5 1.8-7.5 10˄3/mikro

Limfosit % 25 25-40 %

Monosit % 3 2-8 %

Eosinofil % 3 2-4 %

Basofil % 1 0-1 %

Neutrofil % 69.2 50-70 %

10. ANALISA DATA


TGL/JAM NO ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
DP
1. Ds : Nyeri Akut Agen cidera fisik
P: Pasien mengatakan nyeri (prosedur bedah)
muncul setiap kali atau batuk
atau bergerak
Q: Pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah
S: Pasien mengatakan nyeri
skala 6
T: Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul

DO : Pasien tampak meringis


menahan sakit, pasien tampak
melindungi area nyeri,
TD : 130/100 mmhg, RR:
22x/menit.

2. DS :- Resiko Infeksi Prosedur invasif


DO :
- Terdapat luka bekas
operasi diperut bagian
Bawah
L : 5cm
P : 10cm

- Luka bersih
- Balutan tidak rembes
- Tidak tampak kemerahan
disekitar luka
- Tidak ada perdarahan
pada vagina
- HASIL LAB:
Lekosit :5,3 ribu

- Hasil ttv:
TD : 130/100 mmHg
Suhu: 37ºC

11. RUMUSAN DIAGNOSTIK


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( prosedur pembedahan ) di
tandai dengan P: Pasien mengatakan nyeri muncul setiap kali atau batuk atau
bergerak Q: Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk,R: Pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah, S: Pasien mengatakan nyeri skala 6, T: Pasien
mengatakan nyeri hilang timbul, Pasien tampak meringis menahan sakit, pasien
tampak melindungi area nyeri, TD : 130/100 mmhg, RR: 22x/menit.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

12. NCP

TGL/JAM NO NOC NIC RASIONAL


DP
1. Nyeri Akut dapat teratasi 1. Manajemen nyeri
setelah dilakukan Mandiri:
tindakan asuhan
keperawatan selama a. Ajarkan a. Untuk
4x24jam, pasien mampu: teknik mengurangi
relaksasi nyeri pasien
Domain 5: Kondisi nafas dalam
Kesehatan
yang
dirasakan b. Berikan b. Untuk
Kelas 5: Status Gejala pasien mengurangi
Outcomes: dengan nyeri pasien
Tingkat nyeri ( 2102) lingkungan
yang nyaman

a. Menunjukkan penurunan c. Anjurkan c. Untuk


tingkat nyeri pasien membantu
b. istirahat/idur menurunkan
Indikator A T yang adekuat nyeri pasien
1. Nyeri yang 3 5
dilaporkan
Monitor:
a. Memonitor a. Untuk
2. Panjangnya 3 5
PQRST mengetahui
episode nyeri keadaan nyeri
yang dirasa
3. Ekspresi 3 5
pasien
nyeri wajah

4. Tekanan 3 5 b. Monitor TTV b. Untuk


darah (TD, RR) mengetahui
perkembanga
5. Frekuensi 4 5 n tanda-tanda
nafas vital pasien
c. Kaji bersama c. Untuk
pasien faktor- mengetahui
faktor yang tentang
P : pasien mengatakan dapat perkembagan
tidak muncul nyeri pada menurunkan nyeri yang
saat batuk dan bergerak dan dirasakan
Q : pasien mengatakan memperberat pasien.
sudah tidak nyeri nyeri
R :pasien mengatakan
perut bagian bawah tidak Kolaborasi :
nyeri lagi. a. Berikan a. Untuk
S : Pasien mengatakan pemberian membantu
skala nyeri berada 2. obat mengurangi
T : Pasien mengatakan analgesik rasa nyeri
sudah hilang cetorolax pasien.
- Pasien tidak 2x10 mg
tampak meringis
kesakitan Edukasi :
- TD : 110/70- a. Berikan a. Agar pasien
120/80 mmHg informasi dan keluarga
- RR :16-20x/menit yang akurat mengetahui
untuk informasi
meningkatan tentang
pengetahuan pengetahuan
dan respon dan respon
keluarga terhadap
terhadap pengalaman
pengalaman nyeri
nyeri

2. Resiko infeksi dapat 1.Perlindungan


teratasi setelah setelah infeksi
dilakukan tindakan Mandiri:
asuhan keperawatan
selama Nyeri Akut dapat a. Lakukan a. Untuk
teratasi 4x24jam, pasien perawaatan mencegah
mampu: luka 3 hari terjadinya
setelah infeksi
Domain II:Kesehatan operasi
fisiologi
Kelas AA :Respon
b. Anjurkan b. Untuk
terapeutk
pasien untuk membantu
Outcomes:
beristirahat pemulihan
Pemulihanpembedahan:
luka pasien
Segera setelah operasi

c. Monitor:
a. Monitor a. Untuk
Indikator A T mengetahui
Tekanan darah 3 5 adanya tanda
dan gejala tanda-tanda
sistolik gejala infeksi
infeksi :
Tekanan darah 3 5 Tumor,kolor,
dolor,lubor,f
diastolik
ungsiolesa.
Suhu tubuh 4 5 b. Untuk
b. Monitor mengetahui
kerentanan kerentanan
Cairan 5 5 terhadap luka terhadap
merembes infeksi. infeksi
dari balutan
luka
Kolaborasi : a. Untuk
perdarahan 5 5
a. Berikan mencegah
pemberian terjadinya
obat infeksi
antibiotik
- Luka bekas ceftriaxone
operasi diperut 2x1 gr b. Untuk pelapis
b. Berikan obat lambung
bagian bawah lambung pasien
sudah pulih Ranitidin 2x1
gr c. Untuk
- Luka bersih c. Berikan membantu
- Balutan tidak asupan proses
nutrisi TKTP penyembuhan
rembes luka
- Tidak tampak Edukasi :
kemerahan a. Ajarkan a. Agar pasien
disekitar luka pasien dan ddan keluarga
keluarga mengetahui
- Tidak ada meengenai tentang
perdarahan pada taandaa dan taanda dan
gejalaa gejala infeksi
vagina infeksi dan sehingga
- HASIL LAB: kapaan ddapat
haarus melaporkan
Lekosit 4000- melaporkan kepada
10000. nya kepada pemberi
pemberi layanan
layanan
- Hasil ttv: kesehatan
TD : 110/70-
120/80mmHg
Suhu: 36,5º-
b. Ajarkan b. Agar paasien
37,5ºC dan keluaarga
pasien daan
anggotaa mengetahui
keluarga cara
baagaaimana menghindari
cara infeksi yang
menghindaari tepat
infeksi.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel servik ditandai dengan adanya
perdarahan lewat jalan lahir dimana dalam keadaan ini terdapat sekelompok
sel yang abnormal sehingga jaringan tubuh tidak dapat melaksakan fungsi
sebagaimana mestinya.Perubahan ini biasanya memakan waktu 10-15 tahun
sampai kanker terjadi 80% dari wanita yang berisiko terinfeksi oleh HPV
sehingga 50% dari mereka akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa
hidupnya.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini yang berisi tentang asuhan keperawatan Cancer
Serviks diharapkan mahasiswa mengetahui serta memahami bagaimana
penanganan asuhan keperawatan terhadap pasien Cancer Serviks meliputi
tindakan mandiri yang dapat dilakukan perawat,kolaborasi pemeriksaan
radiologi,maupun laboratorium,kolaborasi pemberian obat,serta kolaborasi
pemberian obat yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Buelchek,Gloria, dkk . 2013 Nursing Interventions Classifications ( NIC)..Jakarta:


Mocomedia.

Herdman,Heather dan Shigemi Kamitsuru.2015.Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.

Mitayani.2013.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika.

Rahayu, Dedeh Sri. 2015.Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks.Jakarta: Salemba Medika.

Soemurhid,dkk. 2013.Nursing Outcomes Classification (NOC)..Jakarta: Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai