DISUSUN OLEH :
BAB 1
PENDAHULUAN
Persoalan kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut wanita usia subur tetapi
mencangkup setiap perkembangan wanita mulai dari kanak-kanak,remaja,dewasa sampai
dengan lanjut usia.Salah satu masalah kesehatan reproduksi saat ini yang paling tinggi
prevalensinya adalah kanker serviks.Banyak wanita yang tidak memahami tentang risiko dan
penyebab dari kanker serviks sehingga hampir rata-rata yang terkena datang sudah sampai
stadium lanjut.
Kanker serviks merupakan suatu proses keganasan yang sering terjadi pada leher rahim
sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana
mestinya.Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher
rahim yang tidak lazim ( Abnormal ).Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker,terjadi perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut.Perubahan tersebut biasanya
memakan waktu bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel kanker
( Ramli,2002 ). Kanker serviks diseluruh dunia adalah Kanker yang paling sering menyerang
perempuan setelah kanker payudara dan menjadi penyebab kematian pada wanita .Kanker
serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.Menurut Internasional Agency For
Research On Cancer (IARC) 2015,85% adri kasus kanker didunia dengan jumlah sekitar
493.000 dengan jumlah 273.000 kematian terjadi di negara-negara berkembang seperti
Indonesia.Di Indonesia kanker serviks menempati urutan pertama daftar kanker dan saat ini
ada sekitar 100 per 100.000 penduduk atau 200.000 kasus setiap tahunnya.Sebanyak 41
kasus baru dan 20 kematiam akibat kanker serviks ditemukan setiap harinya.Sedangkan data
menurut yayasan kanker Indonesia kanker serviks telah menyababkan 8000 kematian di
Indonesia setiap tahunnya yang diakibatkan karena lebih dari 70 % kasus yang datang ke
rumah sakit ditemukan dalam stadium lanjut.Sementara hasil presentasi diruangan dahlia
Rumah Sakit Dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi di data selama 3 bulan terakhir
terdapat 246 pasien dan yang terdapat kanker serviks ada sekitar 8 orang jadi pervalensinya
ruangan dahlia yang menderita kanker serviks adalah 0,03 %.
Penyebab dari kanker serviks yaitu Virus HPV tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkan kanker serviks antara lain : Hubungan seksual pada usia dini,hubungan seksual
multi partner,personal hygiene dan kebiasaan merokok.Jika faktor penyebab tersebut tidak
ditangani lebih lanjut maka bisa terjadi komplikasi.Komplikasi berupa menopause dini,
penyempitan vagina, munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh , pendarahan
berlebih , gagal ginjal , produksi cairan vagina yang tidak normal.
Peran perawat terkait masalah kanker serviks berupa upaya promotif , preventif , kuratif
dan rehabilitatif . peran perawat dalam upaya promotif yaitu dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada individu , keluarga , kelompok dan masyarakat tentang pentingnya deteksi
dini, pentingnya mengetahui tanda dan gejala terkait dengan kanker serviks. Upaya preventif
sepwrti pemeriksaan sejak dini untuk mencegah akibat lanjut dari kanker servuks ,bagaimana
pencegahannya agar tidak berlanjut ke tahap yang lebih berat . Upaya kuratif berupa
pendampingan klien dengan kanker serviks , penangulangan stress akibat penyakitnya.
Upaya rehabilitatif adalah upaya pemulihan kesehatan dirumah, pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan , motivasi untuk pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat
dan bergizi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A . Konsep Penyakit
1.Pengertian
Menurut Notodiharjo ( 2002 ) kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal
dari sel epitel skuamosa akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya.
2.Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun beberapa faktor rwsiko dan
predisposisi yang menonjol menurut omam (2010 )antara lain : Human Papiloma Virus
( HPV ) yaitu virus penyebab kutil genetalia ( Kandiloma Akuminata ) yang ditularkan melalui
hubungan seksual . HPV merupakan virus yang berukuran sangat kecil dan bisa menular lewat
bagian vagina yang mengalami peelukaan , penularan , terjadi saat melakukan hubungan
seksual . Infeksi virus herpes ( HSV -2 ) dan virus papiloma atau virus kandiloma akuminata .
Beberapa faktor risiko seperti umur pertama kali melakukan hubungan seksual Penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda melakukan hubungan seksual semakin besar mendapatkan
kanker serviks: Berganti – ganti pasangan seksual , hubungan seksual usia muda ( dibawah 18
Tahun ) berganti – ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks : Wanita yang sering partus , Semakin sering partus semakin besar kemungkinan
rewsiko mendapat karsinoma serviks : Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan
berganti – ganti pasangan mempunyai faktor risiko yang besar terhadap kanker serviks ini :
Pemakaian pil KB dalam janagka panjang lebih dari lima tahun dapat meningkatkan risiko
relative 1,53. WHO melaporkan risiko relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19
kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian : Pemakaian AKDR ( Alat Kontrasepsi
dalam Rahim ) berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi serviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus – menerus , Hal ini dapat sebagai
pencetus terbentuknya kanker serviks : Merokok , pada wanita perokok konsentrasi nikotin
pada getah serviks 56 kali lebih dibandingkan dalam serum efek langsung bahan tersebut pada
serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen : Sosial
ekonomi , Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi dan kebersihan perorangan . Pada golongan
sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi
imunitas hidup .
3.Patofiologi
Kanker serviks sering tidak menimnulkan tanda dan gejala . gejala akan muncul jika sudah
memasuki stadium kanker serviks . Gejala – gejalan yang ditimbulkan penyakit kanker
sewrviks menurut “ Kanker Serviks “ ( 2015 ) : Smart ( 2013 ) : Mardjikoen , ( 2007 dalam
Fitriana , Ambarini , ( 2012 ) adalah :
a. Gejala Awal
1 . Pendarahan Vagina yang abnormal , berupa pendarahan setelah berhubungan seksual
Pendarahn diluar siklus menstruasi atau pasca menopause.
2 . Menstruasi banyak dan berlangsung lebih dari 7 hari.
3 . Keputihan banyak yang berlebihan dan bau tidak sedap.
4 . Nyeri saat berhubungan seksual.
b. Gejala pada stadium lanjut
1 . Anoreksia , berat badan menurun dan mudah merasa lelah
2 . Nyeri pada panggul , pinggang dan tungkai .
3 . Gangguan eliminasi
4 . Salah satu kaki mengalami pembengkakan
5 . Vagina mengeluarkan urine atau feses .
5.Pemeriksaan Penunjang :
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan , murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak
terlihat.kelemahan,tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena dapat mengikal yodium.
Jika porsio diberi yodium maka epitel karsinomayang normal akan berwarna coklat
tua,sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dandibesarkan 10 – 40 kali . Keuntungan dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehingga mudah untuk melakukan biopsy.Kelemahan hanya dapat memeriksa daerah
yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan
intraservikal tidak terlihat.
- Kolospomikroskopi
Melihat hapusan vagina ( Pas Smear dengan pembesaran sampai 200 kali.
- Biospsi
Biospsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
- Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelrenjarnya . Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan danpada
servuks tidak tampak kelainan – kelainan yang jelas.
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Penatalaksanaa medis
Menurut Tanto ( 2014 ) penatalaksanaan medis secara umum berdasarkan stadium
kanker serviks :
Stadium 0 : Biopsi kerucut – Histerektomi transvaginal.
Stadium 1a : Biopsi Kerucut – Histerektomi transvaginal
Stadium 1b,11a : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi
kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis ) dilakukan radioterapi pasca
pembedahan
Stadium 11b,111,1V : Histerektomi tranvaginal
Stadium 1Va,1Vb : Radioterapi ,Radiasi paliatif dan kemoterapi
Menurut Ariani ( 2015 ) dan Diananda ( 2008 ) pilihan pengobatan yang bisa dilakukan
adalah pembedahan , terapi radiasi ( Radioterapi ) Kemoterapi , atau kombinasi metode
metode tersebut :
1. Operasi atau pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker serviks stadium 1
dan 11
a.Trakelektomi radikal ( Radikal Trachelectomy )Mengambil leher rahim , bagian
vagina dan kelenjar getah bening di panggul . pilihan ini dilakukan untuk perempuan
dengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari.
b. Histerektomi total
Mengangkat leher rahim dan rahim
c .Histerektomi Radikal
Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan disekitar leher rahim, rahim dan bagian
dari vagina
d .Saluran telur dan ovarium
Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini disebut salpingo –
ooforektomi
e . Kelenjar getah bening
Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat apakah mengandung
leher rahim . Jika sel kanker telah histerektomy total dan radikal mencapai kelenjar
getah bening , itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke bagian lain dari
tubuh.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan yang menderita kanker serviks
dengan stadium berapa pun . Perempuan dengan kanker serviks tahap awal dapat
memilih terapi sebagian pengganti operasi . Hal ini juga dapat digunakan setelah
operasi untuk menghancurkan sel – sel kanker apapun yang masih didaerah tersebut
Perempuan dengan kanker yang menyerang bagian – bagian selain kanker serviks
mungkin perlu diterapi radiasi dan kemoterapi . Terapi radiasi menggunakan sinar
berenergi tinggi untuk membunuh sel – sel kanker . Tetapi ini mempengaruhi sel –
sel didaerah yang diobati .Ada dua jenis terapi ini :
a. Terapi Radiasi eksternal
Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada panggul atau jaringan lain
dimana kanker telah menyebar . Pengobatan biasanya diberikan di rumah sakit .
Penderita mungkin menerima radiasi eksternal 5 hari .Semimggu selama
beberapa minggu . Setiap pengobatan hanya memakan waktu beberapa menit.
b. Terapi Radiasi Internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina. Suatu zat radioaktif
dimasukkan kedalam tabung tersebut . Penderita mungkin harus tinggal di rumah
sakit sementara sumber radioaktif masih berada di tempatnya ( sampat 3 hari ) .
Efek samping tergantung terutama pada seberapa banyak radiasi diberikan dan
tubuh bagian mana yang diterapi . Radiasi pada perut dan panggul dapat
menyebabkan mual , muntah , diare , atau masalah eliminasi . Penderita mungkin
kehilangan rambut didaerah genital . Selain itu kulit penderita didaerah yang
dirawat menjadi merah , kering dan tender
3. Kemoterapi
Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun 1950 an dan
diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran kanker yang akan di operasi
atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa – sisa sel kanker . Kadang
dikombinasikan dengan terapi radiasi tapi kadang juga tidak.Kemoterapi ini biasanya
diberikan dalam tablet/pil , suntikan atau infus . Jadwal pemberian ada yang setiap
hari , sekali seminggu atau bahkan sekali sebulan . Efek samping yang terjadi
terutama tergantung pada jenis obat – obatan yang diberikan dan seberapa banyak.
Kemoterapi membunuh sel -sel kanker yang tumbuh cepat. Terapi juga dapat
membahayakan sel -sel normal yang membelah dengan cepat yaitu
a.Sel darah
Bila kemoterapi menurunkan kadarsel darah merah yang sehat,penderita akan lebih
mudah terkena infeksi , mudah memar atau berdarah dan merasa sangat lemah dan
lelah.
b.Sel- sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut penderita yang hilang akan
tumbuh lagi,tetapi kemingkinan mengalami perubahan warna dan tekstur.
c.Sel yang melapisi saluran pencernaan
Kemoterapi menurunkan nafsu makan,mual -mual dan muntah,diare atau infeksi
pada mulut dan bibir. Efek samping lainya termasuk ruam kulit , kesemutan atau mati
rasa ditangan dan kaki , masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan , nyeri
sendi atau kaki bengkak .
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan Keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan pasien .Perawat
mendukung kemampuan pasien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi . Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana pasien dan
pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang
berhubungan dengan kemampuan reproduksinya . Bagi sebagian wanita , masalah harga
diri dan citra tubuh yang berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi mempunyai
anak. Pasangan mereka sering sekali menunjukkan sikap yang sama , yang merendakan
wanita yang tidak dapat memberikan keturunan . intervensi berfokus pada upaya
membantu pasien dan pasangannya untuk menerima berbagai perubahan fisik dan
psikologis akibat masalah tersebut serta menemukan kualitas lain dalam diri wanita
sehingga ia dapat dihargai bahkan sekalipun kehilangan uterus dan kemampuan
reproduksi tidak terlalu mempengaruhi harga diri dan citrea tubuhnya. Wanita tetap
memerlukan penguatan atas peran lainnya yang berharga sebagai seorang manusia .
Wanita yang mengalami nyeri hebat ketika menstruasi dan sangat menggangu aktivitas
rutinnya menganggap penanggulangan seperti Histerektomi sebagai pemecahan
masalah . Apabila terdiagnosis menderita kanker banyak wanita merasa hidupnya lebih
terancam dan perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan
reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu pasien
mengekspresikan rasa tajut, membuat parameter harapan yang realistis , memperjelas
nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan
komunitas dan menemukan diri untuk menghadapi masalah .
7 . Komplikasi
Kanker serviks menyatakan , komplikasi kanker serviks bisa disebabkan oleh karena efek
dari pemberian terapi dan akibat dari stadium lanjut.
1 . Menopause dini
Menopause dini terjadi akibat ovarium diangkat melalui operasi atau karena ovarium
rusak akibat efek samping radioterapi . Gejala yang timbul akibat kondisi ini adalah vagina
kering , menstruasi berhenti atau tidak keluar , menurunnya libido , sensasi rasa panas dan
berkeringat berlebihan meski di malam hari dan osteoporosis .
2 . Penyempitan Vagina
Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena
sistem limfatik yang terhalang . Sistem Limfatik berfungsi untuk membuang cairan berlebihan
dari dalam jaringan tubuh . Gangguan pada sistem ini menyebabkan penimbunan cairan pada
organ tubuh.penimbunan inilah yang menyebabkan pembengkakan .
4 . Dampak Emosional
Didiagnosis kanker serviks dan menghadapi efek samping pengobatan bisa memicu
terjadinya depresi. Tanda – tanda depresi adalah merasa sedih , putus harapan , dan tidak
menikmati hal – hal yang biasanya disukai .
Nyeri akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf , tulang , atau otot
2 . Pendarahan berlebihan
Pendarahan berlebihan terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina , usus atau kandung
Kemih .
Kanker bisa membuat darah menjadi lebih kental dan cenderung membentuk gumpalan .
Penggumpalan darag meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pasca operasi.
Cairan vagina bisa berbau tidak sedap akibat kanker serviks stadium lanjut.
5 . Gagal ginjal
Kanker serviks pada stadium lanjut akan menekan ureter , menyebabkan terhalangnya
aliran
Urine untuk keluar dari ginjal sehingga urine terkumpul di ginjal ( Hidronefrosis ).
6 . Fistula
Fistula adalah Komplikasi yang jarang terjadi dan biasanya terjadi sebanyak satu dalam 50
Kasus kanker serviks stadium lanjut.Fistula adalah saluran abnormal yang berkembang
Antara dua bagian tubuh. Dalam kebanyakan kasus yang melibatkan kanker serviks fistula
Berkembang anatara kandung kemih dan vagina.Hal ini dapat menyebabkan keluarnya
Cairan terus menerus dari vagina. Terkadang fistula berkembang antara vagina dan dubur .
7 . Keputihan
Keputihan dapat terjadi karena beberapa alasan seperti kerusakan jaringan , kebocoran
Kandung kemih , isi usus keluar dari vagina ,atau infeksi bakteri dari vagina
.
1 . PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Diagnosa Keperawatan
Impementasi Keperawatan
Menjelaskan bahwa implentasi merupakan kegiatan setelah perencanaan dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan.Langkah melaksanakan implementasi keperawatan ada
dua tahap yaitu :
Evaluasi Keperawatan
Penutup
Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian yang didapatkan pasien mengatakan :Nyeri didaerah perut,pinggul
dirasakan sejak bulan Maret dan didaerah vagina keluar keputihan dan pasien
mengatakan sakit kadang sampai pingsan dan pasien juga mengatakan saat
berhubungan dengan suami akan merasakan sakit dan keluar darah ,mual dan
muntah,kurang nafsu makan dan kurang tidur.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada contoh kasus ditemukan 5 diagnosa keperawatan . Diagnosa Utama yang
diangkat adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen pancacedera fisiologis.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan untuk nyeri akut berhubungan dengan agen pancacedera
fisiologis adalah managemen nyeri
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi ,frekuensi, intensitas nyeri, skala nyeri dan respon nyeri
nonverbal : memberikan kompres hangat,membatasi pengunjung,menjelaskan
penyebab nyeri: memberikan anlgesik sesuai anjuran dokter.
Daftar Pustaka
1. Afriyanti , Andrijono. G ( 2011 ) Perubahan keluhan Seksual ( Fisik dan
Psikologis ) pada perempuan kanker serviks setelah Interevensi Keperawatan.
Jurnal Ners ,6,68-75.https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/3967/0
2. Indah,L,P (2018 ) Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Nyeri Pasien
kanker Serviks
3. Monavia,A. ( 2021 ) Jenis kanker yang paling Banyak Diderita Penduduk Indonesia
Menurut WHO.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/ini jenis
kanker yang paling banyak diderita penduduk Indonesia.
4. Padila (2014 ) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Contoh Soal Kasus Kanker Serviks
1. Ny. E 40 tahun P6 A1 datang ke tempat bidan untuk periksa perdarahan. KU
pucat, TD 90/60 mmhg, Hari : 88x/menit , SH; 37 c, Hb 7 gr%. Hasil anamnesa
os diatas mengalami keputihan yang berbau kurang lebih 1 tahun belakangan
dan akhir – akhir ini mengalami perdarahan saat berhubungan intim.
Kemungkinan Ny.E menderita?
a. Cervisitis
b. Polip serviks
c. Ca.Serviks
d. Radang panggung
e. Kista
2. Faktor predisposisi Ny. E adalah?
a. Sering Melahirkan
b. Anemia
c. Hypertensi
d. Pemakaian Kb
e. Sering berhubungan
3. Apa nama Vaksin yang dapat mencegah kanker serviks?
a. DPT
b. TT
c. HPV
d. BCG
e. HIB
4. 1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina
2 Timbul nyeri panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul
3 Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
4 Terjadi kram didaerah ekstermitas
5 Terjadi sesak nafas ketika beraktifitas berat
Menurut data diatas manakah yang termasuk manifestasi klinis dari kanker
serviks ?
a. 123
b. 1,2
c. 1,3
d. Semua salah
e. Semua benar
5. Dibawah ini cara Deteksi adini kanker serviks yaitu
1. Pap Smear
2. Test iva
3. Pemeriksaan HPV DNA
4. USG
a. 1 dan 2
b. 1,2,3
c. 1,3
d. Semua salah
e. Semua benar