Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks

DISUSUN OLEH :

IZATUL HASBIAH (2720227199)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

BAB 1
PENDAHULUAN

Persoalan kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut wanita usia subur tetapi
mencangkup setiap perkembangan wanita mulai dari kanak-kanak,remaja,dewasa sampai
dengan lanjut usia.Salah satu masalah kesehatan reproduksi saat ini yang paling tinggi
prevalensinya adalah kanker serviks.Banyak wanita yang tidak memahami tentang risiko dan
penyebab dari kanker serviks sehingga hampir rata-rata yang terkena datang sudah sampai
stadium lanjut.

Kanker serviks merupakan suatu proses keganasan yang sering terjadi pada leher rahim
sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana
mestinya.Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher
rahim yang tidak lazim ( Abnormal ).Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker,terjadi perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut.Perubahan tersebut biasanya
memakan waktu bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel kanker
( Ramli,2002 ). Kanker serviks diseluruh dunia adalah Kanker yang paling sering menyerang
perempuan setelah kanker payudara dan menjadi penyebab kematian pada wanita .Kanker
serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.Menurut Internasional Agency For
Research On Cancer (IARC) 2015,85% adri kasus kanker didunia dengan jumlah sekitar
493.000 dengan jumlah 273.000 kematian terjadi di negara-negara berkembang seperti
Indonesia.Di Indonesia kanker serviks menempati urutan pertama daftar kanker dan saat ini
ada sekitar 100 per 100.000 penduduk atau 200.000 kasus setiap tahunnya.Sebanyak 41
kasus baru dan 20 kematiam akibat kanker serviks ditemukan setiap harinya.Sedangkan data
menurut yayasan kanker Indonesia kanker serviks telah menyababkan 8000 kematian di
Indonesia setiap tahunnya yang diakibatkan karena lebih dari 70 % kasus yang datang ke
rumah sakit ditemukan dalam stadium lanjut.Sementara hasil presentasi diruangan dahlia
Rumah Sakit Dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi di data selama 3 bulan terakhir
terdapat 246 pasien dan yang terdapat kanker serviks ada sekitar 8 orang jadi pervalensinya
ruangan dahlia yang menderita kanker serviks adalah 0,03 %.

Penyebab dari kanker serviks yaitu Virus HPV tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkan kanker serviks antara lain : Hubungan seksual pada usia dini,hubungan seksual
multi partner,personal hygiene dan kebiasaan merokok.Jika faktor penyebab tersebut tidak
ditangani lebih lanjut maka bisa terjadi komplikasi.Komplikasi berupa menopause dini,
penyempitan vagina, munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh , pendarahan
berlebih , gagal ginjal , produksi cairan vagina yang tidak normal.

Peran perawat terkait masalah kanker serviks berupa upaya promotif , preventif , kuratif
dan rehabilitatif . peran perawat dalam upaya promotif yaitu dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada individu , keluarga , kelompok dan masyarakat tentang pentingnya deteksi
dini, pentingnya mengetahui tanda dan gejala terkait dengan kanker serviks. Upaya preventif
sepwrti pemeriksaan sejak dini untuk mencegah akibat lanjut dari kanker servuks ,bagaimana
pencegahannya agar tidak berlanjut ke tahap yang lebih berat . Upaya kuratif berupa
pendampingan klien dengan kanker serviks , penangulangan stress akibat penyakitnya.
Upaya rehabilitatif adalah upaya pemulihan kesehatan dirumah, pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan , motivasi untuk pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat
dan bergizi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A . Konsep Penyakit

1.Pengertian

Menurut Notodiharjo ( 2002 ) kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal
dari sel epitel skuamosa akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya.

2.Etiologi

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun beberapa faktor rwsiko dan
predisposisi yang menonjol menurut omam (2010 )antara lain : Human Papiloma Virus
( HPV ) yaitu virus penyebab kutil genetalia ( Kandiloma Akuminata ) yang ditularkan melalui
hubungan seksual . HPV merupakan virus yang berukuran sangat kecil dan bisa menular lewat
bagian vagina yang mengalami peelukaan , penularan , terjadi saat melakukan hubungan
seksual . Infeksi virus herpes ( HSV -2 ) dan virus papiloma atau virus kandiloma akuminata .
Beberapa faktor risiko seperti umur pertama kali melakukan hubungan seksual Penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda melakukan hubungan seksual semakin besar mendapatkan
kanker serviks: Berganti – ganti pasangan seksual , hubungan seksual usia muda ( dibawah 18
Tahun ) berganti – ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks : Wanita yang sering partus , Semakin sering partus semakin besar kemungkinan
rewsiko mendapat karsinoma serviks : Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan
berganti – ganti pasangan mempunyai faktor risiko yang besar terhadap kanker serviks ini :
Pemakaian pil KB dalam janagka panjang lebih dari lima tahun dapat meningkatkan risiko
relative 1,53. WHO melaporkan risiko relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19
kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian : Pemakaian AKDR ( Alat Kontrasepsi
dalam Rahim ) berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi serviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus – menerus , Hal ini dapat sebagai
pencetus terbentuknya kanker serviks : Merokok , pada wanita perokok konsentrasi nikotin
pada getah serviks 56 kali lebih dibandingkan dalam serum efek langsung bahan tersebut pada
serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen : Sosial
ekonomi , Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi dan kebersihan perorangan . Pada golongan
sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi
imunitas hidup .

3.Patofiologi

Menurut Andrijono ( 2011 ) perjalanan penyakit kanker serviks didahului dengan


infeksi HPV onkogenik ( Virus HPV ganas ) yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker
pranker dan berkembang lagi menjadi sel kanker . Untuk menjadi sel kanker dan menjadi
kanker serviks dibutuhkan waktu yang tidak singkat , setidaknya butuh waktu yang lama tetapi
tidak menutup kemungkinan bisa berlangsung dalam waktu kurang dari setahun. Dysplasia
kanker atau kondisi prakanker adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan awal dari sel abnormal dalam serviks yang bisa berkembang menjadi kanker.
Dyspasia kanker ini merupakan tahapan pertama dari kanker serviks, Namun sebaliknya , saat
Anda berada dalam tahapan dysplasia , tetapi tidak mendapatkan penanganan yang cepat ,
maka dyplasia rendah dan ringan itu bisa berkembang menjadi sel kanker dan akhirnya menjadi
kanker serviks.
4.Tanda dan Gejala

Kanker serviks sering tidak menimnulkan tanda dan gejala . gejala akan muncul jika sudah
memasuki stadium kanker serviks . Gejala – gejalan yang ditimbulkan penyakit kanker
sewrviks menurut “ Kanker Serviks “ ( 2015 ) : Smart ( 2013 ) : Mardjikoen , ( 2007 dalam
Fitriana , Ambarini , ( 2012 ) adalah :

a. Gejala Awal
1 . Pendarahan Vagina yang abnormal , berupa pendarahan setelah berhubungan seksual
Pendarahn diluar siklus menstruasi atau pasca menopause.
2 . Menstruasi banyak dan berlangsung lebih dari 7 hari.
3 . Keputihan banyak yang berlebihan dan bau tidak sedap.
4 . Nyeri saat berhubungan seksual.
b. Gejala pada stadium lanjut
1 . Anoreksia , berat badan menurun dan mudah merasa lelah
2 . Nyeri pada panggul , pinggang dan tungkai .
3 . Gangguan eliminasi
4 . Salah satu kaki mengalami pembengkakan
5 . Vagina mengeluarkan urine atau feses .

5.Pemeriksaan Penunjang :

1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan , murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak
terlihat.kelemahan,tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena dapat mengikal yodium.
Jika porsio diberi yodium maka epitel karsinomayang normal akan berwarna coklat
tua,sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dandibesarkan 10 – 40 kali . Keuntungan dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehingga mudah untuk melakukan biopsy.Kelemahan hanya dapat memeriksa daerah
yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan
intraservikal tidak terlihat.
- Kolospomikroskopi
Melihat hapusan vagina ( Pas Smear dengan pembesaran sampai 200 kali.
- Biospsi
Biospsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
- Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelrenjarnya . Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan danpada
servuks tidak tampak kelainan – kelainan yang jelas.

Pemeriksaan Laboratorium :

a . Hasil Laboratorium : Hari 1 : Hemoglobin :10,4 g/dL Leukosit : 6,8 ribu

Hematokrit : 34,5 % Trombosit : 318 ribu/ul

Hari 2 : Hemoglobin : 2,7 g/dL Leukosit : 12,0 ribu

Hematokrit : 9,1 % Trombosit : 135 ribu/ul

Hemostasis APT : 26,7 detik APT Control : 14,9 detik

APPTT : 43,3 detik APPT Control : 34,0 detik

Klinik Kimia : Fungsi Ginjal : Ureum : 35 mg/dL

Kreatinin : 0,89 mg/dL

Kimia Urine : Warna : Kuning , jernih pH : 6,0

Berat Jenis : 1015 , Albumin Urine : Negatif

Glukosa : Negatif , keton : Negatif ,

Urobilinogen : Negatif , Bilirubin : Negatif

Darah Samar : Positif 1 (+)

Lekosit Esterase : Negatif


6 . Penatalaksanaan :

1. Penatalaksanaa medis
Menurut Tanto ( 2014 ) penatalaksanaan medis secara umum berdasarkan stadium
kanker serviks :
Stadium 0 : Biopsi kerucut – Histerektomi transvaginal.
Stadium 1a : Biopsi Kerucut – Histerektomi transvaginal
Stadium 1b,11a : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi
kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis ) dilakukan radioterapi pasca
pembedahan
Stadium 11b,111,1V : Histerektomi tranvaginal
Stadium 1Va,1Vb : Radioterapi ,Radiasi paliatif dan kemoterapi
Menurut Ariani ( 2015 ) dan Diananda ( 2008 ) pilihan pengobatan yang bisa dilakukan
adalah pembedahan , terapi radiasi ( Radioterapi ) Kemoterapi , atau kombinasi metode
metode tersebut :
1. Operasi atau pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker serviks stadium 1
dan 11
a.Trakelektomi radikal ( Radikal Trachelectomy )Mengambil leher rahim , bagian
vagina dan kelenjar getah bening di panggul . pilihan ini dilakukan untuk perempuan
dengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari.
b. Histerektomi total
Mengangkat leher rahim dan rahim
c .Histerektomi Radikal
Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan disekitar leher rahim, rahim dan bagian
dari vagina
d .Saluran telur dan ovarium
Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini disebut salpingo –
ooforektomi
e . Kelenjar getah bening
Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat apakah mengandung
leher rahim . Jika sel kanker telah histerektomy total dan radikal mencapai kelenjar
getah bening , itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke bagian lain dari
tubuh.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan yang menderita kanker serviks
dengan stadium berapa pun . Perempuan dengan kanker serviks tahap awal dapat
memilih terapi sebagian pengganti operasi . Hal ini juga dapat digunakan setelah
operasi untuk menghancurkan sel – sel kanker apapun yang masih didaerah tersebut
Perempuan dengan kanker yang menyerang bagian – bagian selain kanker serviks
mungkin perlu diterapi radiasi dan kemoterapi . Terapi radiasi menggunakan sinar
berenergi tinggi untuk membunuh sel – sel kanker . Tetapi ini mempengaruhi sel –
sel didaerah yang diobati .Ada dua jenis terapi ini :
a. Terapi Radiasi eksternal
Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada panggul atau jaringan lain
dimana kanker telah menyebar . Pengobatan biasanya diberikan di rumah sakit .
Penderita mungkin menerima radiasi eksternal 5 hari .Semimggu selama
beberapa minggu . Setiap pengobatan hanya memakan waktu beberapa menit.
b. Terapi Radiasi Internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina. Suatu zat radioaktif
dimasukkan kedalam tabung tersebut . Penderita mungkin harus tinggal di rumah
sakit sementara sumber radioaktif masih berada di tempatnya ( sampat 3 hari ) .
Efek samping tergantung terutama pada seberapa banyak radiasi diberikan dan
tubuh bagian mana yang diterapi . Radiasi pada perut dan panggul dapat
menyebabkan mual , muntah , diare , atau masalah eliminasi . Penderita mungkin
kehilangan rambut didaerah genital . Selain itu kulit penderita didaerah yang
dirawat menjadi merah , kering dan tender
3. Kemoterapi
Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun 1950 an dan
diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran kanker yang akan di operasi
atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa – sisa sel kanker . Kadang
dikombinasikan dengan terapi radiasi tapi kadang juga tidak.Kemoterapi ini biasanya
diberikan dalam tablet/pil , suntikan atau infus . Jadwal pemberian ada yang setiap
hari , sekali seminggu atau bahkan sekali sebulan . Efek samping yang terjadi
terutama tergantung pada jenis obat – obatan yang diberikan dan seberapa banyak.
Kemoterapi membunuh sel -sel kanker yang tumbuh cepat. Terapi juga dapat
membahayakan sel -sel normal yang membelah dengan cepat yaitu
a.Sel darah
Bila kemoterapi menurunkan kadarsel darah merah yang sehat,penderita akan lebih
mudah terkena infeksi , mudah memar atau berdarah dan merasa sangat lemah dan
lelah.
b.Sel- sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut penderita yang hilang akan
tumbuh lagi,tetapi kemingkinan mengalami perubahan warna dan tekstur.
c.Sel yang melapisi saluran pencernaan
Kemoterapi menurunkan nafsu makan,mual -mual dan muntah,diare atau infeksi
pada mulut dan bibir. Efek samping lainya termasuk ruam kulit , kesemutan atau mati
rasa ditangan dan kaki , masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan , nyeri
sendi atau kaki bengkak .
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan Keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan pasien .Perawat
mendukung kemampuan pasien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi . Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana pasien dan
pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang
berhubungan dengan kemampuan reproduksinya . Bagi sebagian wanita , masalah harga
diri dan citra tubuh yang berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi mempunyai
anak. Pasangan mereka sering sekali menunjukkan sikap yang sama , yang merendakan
wanita yang tidak dapat memberikan keturunan . intervensi berfokus pada upaya
membantu pasien dan pasangannya untuk menerima berbagai perubahan fisik dan
psikologis akibat masalah tersebut serta menemukan kualitas lain dalam diri wanita
sehingga ia dapat dihargai bahkan sekalipun kehilangan uterus dan kemampuan
reproduksi tidak terlalu mempengaruhi harga diri dan citrea tubuhnya. Wanita tetap
memerlukan penguatan atas peran lainnya yang berharga sebagai seorang manusia .
Wanita yang mengalami nyeri hebat ketika menstruasi dan sangat menggangu aktivitas
rutinnya menganggap penanggulangan seperti Histerektomi sebagai pemecahan
masalah . Apabila terdiagnosis menderita kanker banyak wanita merasa hidupnya lebih
terancam dan perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan
reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu pasien
mengekspresikan rasa tajut, membuat parameter harapan yang realistis , memperjelas
nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan
komunitas dan menemukan diri untuk menghadapi masalah .

7 . Komplikasi

Kanker serviks menyatakan , komplikasi kanker serviks bisa disebabkan oleh karena efek
dari pemberian terapi dan akibat dari stadium lanjut.

a . Komplikasi dari efek pemberian terapi kanker

1 . Menopause dini

Menopause dini terjadi akibat ovarium diangkat melalui operasi atau karena ovarium
rusak akibat efek samping radioterapi . Gejala yang timbul akibat kondisi ini adalah vagina
kering , menstruasi berhenti atau tidak keluar , menurunnya libido , sensasi rasa panas dan
berkeringat berlebihan meski di malam hari dan osteoporosis .

2 . Penyempitan Vagina

Pengobatan dengan radioterapi pada kanker serviks sering kali menyebabkan


penyempitan vagina.

3 . Limfedema atau penumpukan cairan

Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena
sistem limfatik yang terhalang . Sistem Limfatik berfungsi untuk membuang cairan berlebihan
dari dalam jaringan tubuh . Gangguan pada sistem ini menyebabkan penimbunan cairan pada
organ tubuh.penimbunan inilah yang menyebabkan pembengkakan .

4 . Dampak Emosional

Didiagnosis kanker serviks dan menghadapi efek samping pengobatan bisa memicu
terjadinya depresi. Tanda – tanda depresi adalah merasa sedih , putus harapan , dan tidak
menikmati hal – hal yang biasanya disukai .

b . Akibat dari kanker serviks stadium lanjut

1 . Nyeri akibat penyebaran kanker

Nyeri akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf , tulang , atau otot
2 . Pendarahan berlebihan

Pendarahan berlebihan terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina , usus atau kandung

Kemih .

3 . Pengumpalan darah setelah pengobatan

Kanker bisa membuat darah menjadi lebih kental dan cenderung membentuk gumpalan .

Penggumpalan darag meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pasca operasi.

4 . Produksi cairan vagina yang tidak normal

Cairan vagina bisa berbau tidak sedap akibat kanker serviks stadium lanjut.

5 . Gagal ginjal

Kanker serviks pada stadium lanjut akan menekan ureter , menyebabkan terhalangnya
aliran

Urine untuk keluar dari ginjal sehingga urine terkumpul di ginjal ( Hidronefrosis ).

Hodronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh fungsinya.

6 . Fistula

Fistula adalah Komplikasi yang jarang terjadi dan biasanya terjadi sebanyak satu dalam 50

Kasus kanker serviks stadium lanjut.Fistula adalah saluran abnormal yang berkembang

Antara dua bagian tubuh. Dalam kebanyakan kasus yang melibatkan kanker serviks fistula

Berkembang anatara kandung kemih dan vagina.Hal ini dapat menyebabkan keluarnya

Cairan terus menerus dari vagina. Terkadang fistula berkembang antara vagina dan dubur .

7 . Keputihan

Keputihan dapat terjadi karena beberapa alasan seperti kerusakan jaringan , kebocoran

Kandung kemih , isi usus keluar dari vagina ,atau infeksi bakteri dari vagina
.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1 . PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

1. Anamnesa : Identitas pasien : Data diri pasien meliputi :


Nama,Usia,Pekerjaan,Pendidikan,Alamat dan Rekam Medis
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien mengatakan nyeri didaerah perut, panggul dirasakan sejak bulan Maret dan
daerah vagina keluar keputihan dan pasien mengatakan sakit kadang sampai
pingsan ,dan pasien juga mengatakan saat berhubungan dengan suami akan
merasakan sakit dan keluar darah, mual ,muntah ,kurang nafsu makan dan kurang
tidur
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mempunyai riwayat darah rendah
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :Pasien mengatakan orang tuanya dulu meninggal
pada saat melahirkan dikarenakan kanker rahim.
5. Riwayat Menstruasi: Haid pertama kali pada usia 13 tahun mengalami pendarahan
secara terus – menerus selama kurang lebih 2 tahun , siklus haid sebelum terjadi
pendarahan teratur biasanya haid 5-7 hari dengan jumlah banyak ,berwarna merah-
merah segar, ganti pembalut 3 – 5 kali sehari saat haid biasanya mengalami nyeri
yang sangat hebat
6. Riwayat perkawinan: Pasien bercerai dengan suami pertamanya tahun 2016 karena
tidak bisa memenuhi kebutuhan seksualitas suami.
7. Riwayat Keluarga Berencana : Pasien menggunakan KB suntik selama 7 tahun dan
tidak pernah memakai alat kontrasepsi lainnya.
8. Riwayat Psikososial dan Spiritual : Orang terdekat dengan pasien adalah suami
yang sekarang,Interaksi dengan keluarga terbuka satu sama lain persepsi pasien
terhadap penyakit yang dipikirkan saat ini adalah bersyukur dan dalam menjalani
perawatan/pengobatan adalah ingin cepat sembuh.
9. Riwayat Kebutuhan/Kebiasaan Sehari -hari: Sebelum dirawat frekuensi makan 3
kali sehari tidak menyukai ikan, ayam ,dan daging,alergi makanan laut, jika
memakan makanan laut merasa gatal – gatal, Pasien tidak terlalu sering konsumsi
makanan cepat saji. Cairan yang diminum 2000 ml/hari,tidak pernah meminum
minuman kaleng
10. Riwayat Obstetri : Pasien melahirkan 3 kali dan tidak pernah abortus dengan jumlah
anak hidup 3.
- Anak pertama berumur 12 tahun lahir pada usia kehamilan 40 minggu jenis
kelamin laki- laki persalinan normal dengan berat 2600 gram panjang badan 48
cm.
- Anak kedua berumur 10 tahun lahir pada usia kehamilan 38 minggu jenis
kelamin perempuan persalinan normal dengan berat 2850 gram panjang badan
46 cm
- Anak ketiga berumur 7 tahun lahir pada usia kehamilan 39 minggu jenis
kelamin perempuan persalinan normal dengan berat badan 2650 gram panjang
badan 47 cm
11 .Riwayat Ginekologi dan Penyakit : Pemeriksaan Papsmear Hasilnya Negatif
12 .Riwayat Ginekologi / Infertilitas : Tidak Ada
13. Pola – pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi adan tatalaksana hidup sehat ; pasien mengerti atau tudak
tentang pemeliharaan kesehatan mengenai keadaan yang terjadi pada dirinya
yaitu nyeri perut, keputihan dan keluar darah saat berhubungan.
b. Pola nutrisi dan metabolisme; Nafsu makan menurun dan berat badan
menurun,pasien lemah
c. Pola aktifitas; Aktifitas terganggu, keadaan pasien lemah karena nyeri perut
yang timbul
d. Pola Eliminasi; Frekuensi defekasi dam miksi tidak ada
kesulitan,warna,jumlah dan konsistensi
e. Pola Istirahat dan Tidur; Terjadinya perubahan pola tidur ,pasien sering
terbangun pada malam hari
f. Pola sensori dan kognitif; Mengalami kecemasan dan gelisah dengan
penyakit yang dialaminya.
g. Pola persepsi diri; Terjadi perubahan pola konsep diri ( Harga diri )karena
timbul anggapan tidak bisa Merawat diri.
h. Pola hubungan dan peran; Hubungan pasien dan keluarga tidak mengalami
perubahan interaksi dengan Keluarga terbuka satu sama yang lain.
i. Pola Reproduksi dan sexsual; Kemungkinan keadaan sexsual terganggu
karena rasa nyeri dan keadaan pasien Lemah.
j. Pola penanggulangan stress; Kemungkinan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi mengalami perubahan karena Kadang – kadang pasien cemas dan
gelisah.
k. Pola Tata nilai dan Kepercayaan; Kepercayaan yang dilakukan saat ini berdoa
dan berdzikir
14 . Pemeriksaan fisik :
a. Status Kesehatan umum
Meliputi kesadaran , suara bicara , pernafasan , suhu tubuh ,nadi , tekanan darah
,GCS,BB,TB.
b. Mata,Kepala dan Leher
Ada tidaknya kelainan pada mata konjungtiva dan sklera.dan ada tidaknya
kelainan pada kepala dan leher seperti pembesaran kelenjar tyroid ,keadaan
rambut,stomatitis,icterus maupun anemis.
c. Telinga
Meliputi Kebersihan telinga ada tidaknya serumen atau benda asing
d. Hidung
Ada tidaknya pernafasan cuping,hidung,polip ,sinusitis dan sekret .
e. Dada
Ada tidaknya nyeri dada ,pergerakan pernafasan, kebersihan payudara
hiperpigmentasi pada areola mamae , pembesaran pada payudara.
f. Abdomen
Ada tidaknya massa , konsistensi lunak apa tidak,ada tidaknya pembesaran dan
ada tidaknya nyeri tekan
g. Genetalia
Meliputi kebersihan: vulva bersih apa tidak,rambut pubis,ada pengeluaran
cairan apa tidak, flour albus ada tidak,teraba massa dan tanda – tanda infeksi,
varises dan kandiloma tidak ada
h. Anus
Ada tidaknya haemorroid
i. Punggung
Ada tidaknya punggung lordosis atau kifosis
j. Ektermitas
Mencangkup ada tidaknya kecacatan atau fraktur ,t erpasang infus dan reflek
lutut.
k. Integumen
Mencangkup keadaan kulit seperti warna kulit , turgor kulit dan ada tidakanya
nyeri tekan .

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pancedera fisiologis ( D.0077 )


2. Nausea berhubungan dengan tumor terlokalisir ( Ca serviks ) ( D.00076 )
3. Perpusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi haemoglobin
(D.0009 )
4. Risiko pendarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi( D.0012 )
5. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh ( D.0087 )
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055 )
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


keperawatan
1 2 3
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri I.08238
pencedera fisiologis ( keperawatan selama 1 x 24 - Identifikasi lokasi, karakteristik,
D.0077 ) jam diharapkan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
berkurang nyeri
Kriteria hasil - Identifikasi skala nyeri
- Mengenal faktor – faktor - Identifikasi respons nyeri non
penyebab nyeri . verbal
Melakukan tindakan - Identifikasi faktor yang
manajemen nyeri dengan memperberat dan memperingan
tehnik nonfarkologis. nyeri
Melaporkan - Identifikasi pengetahuan dan
nyeri ,frekuensi dan keyakinan tentang nyeri
lamanya. - Identifikasi pengaruh budaya
- Tanda-tanda vital dalam terhadap respon nyeri
rentang normal - Identifikasi pengaruh nyeri pada
- Menggunakan kualitas hidup
tindakan pengurangan - Monitor keberhasilan terapi
nyeri dengan komplementer yang sudah diberikan
analgesik dan non - Monitor efek samping penggunaan
analgesik secara tepat analgetik
- Ekspresi wajah tenang Terapeutik
dan tidak kesakitan - Berikan teknik nonfarmakologis
- Pasien dapat istirahat untuk mengurangi rasa nyeri.
dan tidur - Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik.

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan


keperawatan
1 2 3
Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual (I.03117)
dengan tumor perawatan selama 1x24 - Monitor efek samping dan efek
terlokalisir ( Ca jam tingkat nausea toksis pengobatan
serviks ) (D.0076 ) menurun,dengan - Monitor mual dan muntah
Krieria Hasil : akibat kemoterapi
- Nafsu makan - Monitor status gizi dan berat
meningkat badan
- Keluhan mual - Batasi stimulasi Lingkungan
menurun ( mis cahaya,suara dan bau )
Perasaan ingin muntah - Berikan Asupan cairan yang
menurun adekuat
- Jelaskan efek obat pada sel
kanker dan fungsi sumsum
tulang belakang
- Anjurkan diet sesuai indikasi
( tidak merangsang
pencernaan,mengurangi mual
dan muntah )
- Kolaborasi pemberian obat
untyk mengendalikan efek
samping ( mis: Antiemetik )
- Monitor TTV sebelum
pemberian obat
Jelaskan jenis obat,alasan pemberian
obat,dan efek samping pemberian obat
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan Perawatan Sirkulasi I.02079
efektif berhubungan keperawatan selama 1 x 24 1.Periksa sirkulasi perifer ( Nadi,perifer
dengan penurunan jam diharapkan perfusi Edema,CRT )
konsentrasi perifer meningkat dengan 2.Identifikasi faktor risiko gangguan
hemoglobin ktiteria hasil : Pada sirkulasi (Diabetes,perokok
( D.0009 ) 1. Edema perifer Orang tua,hipertensi,kadar kolesterol
berkurang Tinggi )
2. CRT <3 detik 3.Hindari penekanan pada daerah
3. Akral menghangat Keterbatasan perfusi
4. Tekanan darah 4.Catat hasil lab HB dan HT
sistol >100mmhg 5.Informasikana tanda dan gejala
5. Tekanan darah Darurat yang harus dilaporkan
diastol >80mmhg 6.Jelaskan kepada pasien dan keluarga
6. Warna kulit Tentang tindakan pemberian transfusi
memerah Darah.
7.Kolaborasi pemberian transfusi darah
8.Monitor TTV
Risiko pendarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan ( I.02067 )
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 24 - Periksa tanda dan gejala
gangguan koagulasi ( jam tingkat perdarahan perdarahan.
Trombositopenia ) menurun kriteria hasil : - Anjurkan bedrest selama
( D.0012 ) 1. Kelembaban perdarahan
membrane mukosa - Jelaskan tanda dan gejala
meningkat perdarahan
2. Kelembaban kulit - Berkolaborasi dalam pemberian
meningkat obat
3. Tekanan darah - Mengontrol perdarahan jika
membaik perlu
4. Suhu tubuh
membaik
Harga diri rendah Setelah dilakukan asuhan Promosi Koping I.09312
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 -Identifikasi kemampuan yang dimiliki
perubahan pada citra jam diharapkan masalah -Identifikasi pemahaman proses
tubuh ( D.0087 ) harga diri rendah teratasi Penyakit.
dengan -Identifikasi dampak situasi terhadap
Kriteria hasil : peran dan hubungan
1. Penilaian diri -Identifikasi metode penyelesaian
positif meningkat Masalah
2. Perasaan malu -Identifikasi kebutuhan dan keinginan
menurun Terhadap dukungan sosial
3. Perasaan bersalah -Diskusikan perubahan peran yang di
menurun Alami
4. Perasaan tidak -Gunakan pendekatan yang tenang dan
mampu melakukan Meyakinkan
apapun menurun -Diskusikan alasan mengkritik diri
Sendiri.
-Fasilitas dalam memperoleh informasi
Yang dibutuhkan
-Motifasi untuk menentukan harapan
Yang realistis
-Ajarkan cara memecahkan masalah
Secara konstruktif
-Latih penggunaan tehnik relaksasi
-Latih keterampilan sosial
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.05174)
berhubungan dengan perawatan selama 1x24 - Identifikasi pola aktivitas dan
kurang kontrol tidur jam pola tidur membaik tidur
( D.0055 ) Kriteria Hasil : - Identifikasi faktor yang
- Keluhan sulit tidur mengganggu tidur
menurun - Modifikasi lingkungan
- Keluhan serung ( Pencahayaan, kebisingan,
terjaga menurun suhu, matras
- Keluhan tidak puas - Tetapkan jadwal tidur rutin
tidur menurun - Lakukan prosedur untuk
- Keluhan istirahat meningkatkan kenyamanan
tidak cukup ( Mis pijat,pengaturan posisi,
menurun terapi akupresur )
- Jelaskan pentingnya tidur yang
cukup selama sakit
- Anjurkan untuk menaati
kebiasaan waktu tidur
- Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

Impementasi Keperawatan

Menjelaskan bahwa implentasi merupakan kegiatan setelah perencanaan dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan.Langkah melaksanakan implementasi keperawatan ada
dua tahap yaitu :

a. Mengkaji Ulang Pasien


Pengkajian ulang terhadap kegiatan implementasi memberikan mekanisme bagi
perawat untuk menentukan tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai .
b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai
perawatan.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah Penilaian dengan cara membandingkan perubahan


keadaan pasien ( Hasil yang diamati ) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan.Tujuan dari evaluasi adalah mengakhiri rencana tindakan
keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan dan meneruskan rencana
tindakan keperawatan dan meneruskan rencana tindakan keperawatan.
Evaluasi
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan pasien ,
digunakan komponen SOAP, Pengertian SOAP adalah sebagai berikut :
a. S : Data Subjektif
Keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan
b. O : Data Objektif
Hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada pasien dan yang
dirsakan pasien setalah dilakukan tindakan keperawatan.
c. A : Analisis
Interpretasi dari data subjektif dan objektif . Analisis merupakan suatu masalah atau
diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dituliskan masalah / diagnosis
baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah teridentifikasi
datanya dalam subjektif dan objektif.
d. P : Planning
Perencanaan perawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atau
ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditewntukan
sebelumnya.
BAB III

Penutup

Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian yang didapatkan pasien mengatakan :Nyeri didaerah perut,pinggul
dirasakan sejak bulan Maret dan didaerah vagina keluar keputihan dan pasien
mengatakan sakit kadang sampai pingsan dan pasien juga mengatakan saat
berhubungan dengan suami akan merasakan sakit dan keluar darah ,mual dan
muntah,kurang nafsu makan dan kurang tidur.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada contoh kasus ditemukan 5 diagnosa keperawatan . Diagnosa Utama yang
diangkat adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen pancacedera fisiologis.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan untuk nyeri akut berhubungan dengan agen pancacedera
fisiologis adalah managemen nyeri
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi ,frekuensi, intensitas nyeri, skala nyeri dan respon nyeri
nonverbal : memberikan kompres hangat,membatasi pengunjung,menjelaskan
penyebab nyeri: memberikan anlgesik sesuai anjuran dokter.
Daftar Pustaka
1. Afriyanti , Andrijono. G ( 2011 ) Perubahan keluhan Seksual ( Fisik dan
Psikologis ) pada perempuan kanker serviks setelah Interevensi Keperawatan.
Jurnal Ners ,6,68-75.https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/3967/0
2. Indah,L,P (2018 ) Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Nyeri Pasien
kanker Serviks
3. Monavia,A. ( 2021 ) Jenis kanker yang paling Banyak Diderita Penduduk Indonesia
Menurut WHO.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/ini jenis
kanker yang paling banyak diderita penduduk Indonesia.
4. Padila (2014 ) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Contoh Soal Kasus Kanker Serviks
1. Ny. E 40 tahun P6 A1 datang ke tempat bidan untuk periksa perdarahan. KU
pucat, TD 90/60 mmhg, Hari : 88x/menit , SH; 37 c, Hb 7 gr%. Hasil anamnesa
os diatas mengalami keputihan yang berbau kurang lebih 1 tahun belakangan
dan akhir – akhir ini mengalami perdarahan saat berhubungan intim.
Kemungkinan Ny.E menderita?
a. Cervisitis
b. Polip serviks
c. Ca.Serviks
d. Radang panggung
e. Kista
2. Faktor predisposisi Ny. E adalah?
a. Sering Melahirkan
b. Anemia
c. Hypertensi
d. Pemakaian Kb
e. Sering berhubungan
3. Apa nama Vaksin yang dapat mencegah kanker serviks?
a. DPT
b. TT
c. HPV
d. BCG
e. HIB
4. 1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina
2 Timbul nyeri panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul
3 Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
4 Terjadi kram didaerah ekstermitas
5 Terjadi sesak nafas ketika beraktifitas berat
Menurut data diatas manakah yang termasuk manifestasi klinis dari kanker
serviks ?
a. 123
b. 1,2
c. 1,3
d. Semua salah
e. Semua benar
5. Dibawah ini cara Deteksi adini kanker serviks yaitu
1. Pap Smear
2. Test iva
3. Pemeriksaan HPV DNA
4. USG
a. 1 dan 2
b. 1,2,3
c. 1,3
d. Semua salah
e. Semua benar

Anda mungkin juga menyukai