KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. Definisi
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bis
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat
pada payudara (Medicastore, 2011)
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor
resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetik. Kanker
payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus
atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperpasia sel dengan
perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma
insitudan dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh
dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga
berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradisol dan progesteron mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler)(Brunner & Suddarth, 2002).
Faktor-faktor resiko :
1. Mutasi gen BRCA-1 atau BRCA-2 pada wanita dengan mutasi gen memiliki
perubahan 50-90% meningkatkan kanker payudara dan kemungkinan
perkembangan kanker payudara sebelum usia 50 tahun (Lewis, 2007 dalam
Monika 2012).
2. Riwayat keluarga, merupakan faktor resiko yang penting. Khususnya jika terdapat
anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara atau ovarium.
Dennis (2009) mengatakan bahwa bila ada riwayat keluarga yang menderita
kanker seperti ayah/ ibu, saudara perempuan ayah/ibu, kakak/ adik, mempunyai
resiko 2-3 kali lebih besar terhadap terjadinya kanker payudara.
3. Usia relatif muda (kurang dari 12 tahun) saat pertama kali mendapatkan
menstruasi dapat meningkatan resiko kanker payudara. Saat ini di Negara
berkembang terjadi pergeseran usia menarche menjadi usia 12-13 tahun.
Kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun, wanita nullipara atau belum
pernah melahirkan dan lama masa menyusui dapat meningkatkan angka kejadian
kanker payudara (Rasjidi, 2010). Angka kejadian kanker payudara di bawah 25
tahun sangat sedikit dan meningkat secara bertahap hingga usia 60 tahun (Lewis,
2007).
4. Terapi sulih hormone (TSH) dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Terdapat peningkatan resiko sebesar 2,3% setiap tahunnya pada wanita
pascamenopause yang memakai TSH. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
lebih dari 5 tahun kemungkinan meningkatkan faktor resiko.
5. Obesitas, wanita yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan individu
dengan konsumsi tinggi lemak beresiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak sering
mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
6. Konsumsi alkohol, sebagai faktor resiko masih menjadi kontroversi. Pola hidup di
negara maju yang mengkonsumsi wine secara teratur (misalnya Italia dan
Perancis) memiliki angka kejadian kanker payudara lebih tinggi.
1. Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 49 tahun
16 No. 07
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Dextra
2. Keluhan Utama :
Tanggal 2-05-2017 yang lalu klien mengatakan nyeri daerah payudara kanan lalu pergi
Mammae Dextra Epithelial Hyperplasia dengan sel atipik dan kesimpulan USG payudara
kiri tampak 4 buah klasifikasi pada PK 6 masing – masing diameter 0,08cm payudara
mammae dan disarankan untuk melakukan operasi. Klien masuk Rs diruang pp pada
tanggal 14-5-2017 pukul 19:45. Dan dijadwalkan operasi pada tanggal 15 mei 2017
pukul 14:30. Sejak pagi pukul 7 dipuasakan. Saat pengkajian didapatkan data TD:
Klien mengatakan tidak pernah masuk RS sebelumnya, tetapi klien sudah mempunyai
benjolan 3 tahun yang lalu tapi klien hanya rutin memeriksakan kondisinya ke dokter dan
5. Riwayat Alergi :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi obat, tetapi klien mengatakan mempunyai
6. Data Psikososial
a. Konsep Diri
Gambaran Diri:
Harga Diri:
Klien dapat mengenali identitas dengan baik, dengan menyebutkan nama, alamat,
Peran Diri:
Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga sebagai istri dan menjadi
wiraswasta
Ideal Diri:
b. Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan keluarga maupun orang lain baik, klien dapat kooperatif selama
c. Spiritual
Selama di RS pengkajianklien percaya terhadap Tuhan atas kesembuhannya dengan
dibantu keluarga.
d. Kecemasan
Klien mengatakan cemas karena ingin dilakukan tindakan operasi
Di Rumah
b. Pola Eliminasi
Di Rumah
Di RS
2. Konsistensi - Cair
Di Rumah
Mandi : 3 x sehari
Di RS
Mandi : 1x mandi
Di Rumah:
Klien menjadi seorang ibu dirumah tangga dan berjualan dilakukan secara mandiri
Di RS
e. Pola Istirahat/Tidur
Di Rumah
Tidur Siang : Berapa jam 2 ;jam berapa biasa tidur 12:00 – 14:00
Tidur Malam : Berapa jam 7 ;jam berapa biasa tidur 21:00 – 04:00
Di RS
Tidur Malam : Berapa jam 5 ; jam berapa biasa tidur 23:00 – 04:00
8. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS :4–5-6
Tanda-tanda vital:
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36°C
Respirasi : 24 x/menit
Inspeksi
Palpasi
c. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi
Palpasi
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Bola Mata : Pergerakkan bola mata dapat kearah atas bawah kanan kiri
Sklera : Sklera berwarna putih susu dan tidak tampak ikterik
Pupil : Terdapat reflek cahaya kanan kiri +/+, besar pupil isokor dengan diameter
2mm
Palpasi
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung : Simetris, persebaran bulu hidung merata, tidak terdapat polip atau
benjolan.
Palpasi
Sinus Hidung : Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus frontalis, edmoidalis,
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Kondisi lubang telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada masa, membran tympani
tampak intak
Palpasi
Telinga : Tidak ada nyeri tekan pada daerah daun telinga dan tragus
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi atau sariawan, labioskisis tampak
lengkap
Gigi : Gigi bersih, tidak terdapat caries gigi, terdapat 2 gigi palsu pada
bagian geraham
Lidah : Bersih
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Palpasi
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Palpasi
Pada Dada : Terdapat benjolan pada mammae sebelah kanan dan teraba padat
Auskultasi : suara napas terdengar vesikuler, tidak terdengar suara napas tambahan
whezing
Suara Nafas :
WHEEZING RONCHI
j. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Palpasi
BJ I : Terdengar Lup di ICS 5 katub mitral mid klavikula kiri dan dikatup
k. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembekakan pada kaki dan tangan, tidak terdapat masa,
5 5
Kekuatan Otot
5 5
Keterangan :
m. Pemeriksaan Genetalia
HEMATOLOGI RUTIN
3. Hematocrit 44,4 35 – 47 N
5. MCH 30,1 27 – 34 N
6. MCHC 33,1 31 – 37 N
Hitung jenis
- Eosinophil 3 2-4 N
- Basophil 1 0–1 N
- Neotrofil segmen 62 50 – 70 N
- Limfosit 26 25-40 N
- Monosit 8 2-8 N
FAAL HEMOSTASIS
1) SGOT 10 0-35 N
2) SGPT
FUNGSI GINJAL
DO :
- Klien tampak bingug dan cemas
- Sering berkemih
- Akral dingin
- Telapak tangan klien berkeringat
- Saat dilakukan palpasi dada klien
berdebar-debar
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 98×/mnt
2. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 klien tidak - TTV dalam batas 1. Jelaskan tentang prosedur
meras cemas normal yang akan dilakukan klien
saat dilakukan TD : 120/90 mmHg
tindakan N : 60-100x/menit 2. Bantu klien untuk
keperawatan 1x2 RR : 16-24x/menit mengungkapan perasaan
jam - Klien dapat ketakutannya
mengetahui
prosedur yang akan 3. Ajarkan teknik distraksi dan
dilakukan relaksasi
- Ekspresi wajah dan
bahasa tubuh 4. Bantu klien mengenai
SPOK menunjukan tidak situasi yang menimbulkan
ada kecemasan kecemasan
4. Implementasi Keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
O:
- cemas berkurang
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/ menit
RR : 24x/ menit
1. Analisa Data
Nama : Ny S No Register :156xxx
2. Diagnosa prioritas
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupan : Setelah - Klien terbebas 1. Cuci tangan setiap sebelum dan
dilakukan asuhan dari tanda dan sesudah tindakan operasi
keperawatan gejala infeksi 2. Memakai APD lengkap ( sarung
selama 1x2 jam (rubor, dolor, tangan, masker, skoret, pelindung
klien menunjukan kalor, tumor) kepala)
tidak adanya - Tetap menjaga ke 3. Jaga kesterilan alat-alat
tanda infeksi. sterilan alat-alat 4. Desinfeksi daerah yang akan di
yang akan operasi
Tupen : setelah digunakan 5. Monitor tanda-tanda infeksi
dilakukan asuhan 6. Kolaborasi pemberian obat
keperawatan antibiotic bila diperlukakan
selama 1 x 2 jam
klien menjalani
proses operasi
dengan
mempertahankan
tehnik aseptik
4. Implementasi keperawatan
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
F. PENGKAJIAN POST-OPERATIF
G. PENGKAJIAN PERIOPERATIF POST-OPERATIF
H. ASUHAN KEPERAWATAN POST-OPERATIF
1. Analisa Data
Nama : Ny S No Register :156xxx
DO :
- Klien tampak lemas
- Klien tampak meringis
Tindakan
kesakitan
- Terdapat bekas luka post masektomi dan
op di daerah mammae vriescope
- TTV
TD: 130/80 mmHg
N : 74x/menit
RR : 20x/menit Terputusnya
- Skala nyeri 6 jaringan
Nyeri akut
2. Diagnosa prioritas
3. Rencana keperawatan
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupen : - Mampu 1. Kaji skala nyeri
nyeri mengontrol 2. Observasi luka bekas post op
berkurang nyeri adanya tanda infeksi atau tidak
setelah - Mampu 3. Observasi ketidak nyamanan terhadap
dilakukan mengenali nyeri
tindakan nyeri skala 4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
keperawatan 0-10 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian
1x24 jam - Mengatakan obat nyeri.
nyaman saat
Tupan : nyeri
nyeri hilang berkurang
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24 jam
spok
4. Implementasi keperawatan
4.menganjurkan untuk
mendengarkan musik atau
menonton tv, dan melatih nafas
dalam
1. Amin & Hardhi. 2015. Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis Jilid 1.
Jogja.
2. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC
3. Gruendemann, BJ dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar keperawatan Perioperatif
Volume 1: Prinsip. Jakarta: ECG
4. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. 2014. Panduan Penatalaksanaan Kanker
Payudara. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indindonesia
5. Oda Debora, 2012. Proses keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salem
Medika, 2013
6. Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Ed.6, vol 1&2,
EGC, Jakarta.