Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN TUMOR MAMAE


DI KAMAR OPERASI II
RSUD ABDUL AZIS SINGKAWANG

DISUSUN OLEH :

HERSI
NIM. 211121117

MATA KULIAH : PRAKTEK KLINIK KMB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN
2021

1
BAB I
KONSEP TEORI
I. Konsep teori
A. Definisi
Pengertian Carcinoma Mammae Ca mammae atau carcinoma
mammae yaitu sebuah keganasan yang sudah berasal dari sebuah sel
kelenjar ,saluran kelenjar dan pada jaringan dengan penunjang payudara.
Ca mammae adalah sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di dalam
jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh yaitu di dalam
kelenjar payudara seseorang, saluran payudara, di jaringan lemeak
maupun ada di jaringan ikat pada sebuah payudara.(Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah yaitu dimana sekelompok sel yang tidak
normal pada payudara seseorang yang terus tumbuh dan akan berlipat
ganda. dan Pada akhirnya semua sel-sel ini terus akan menjadi bentuk
sebuah benjolan di payudara. dan Jika sebuah benjolan kanker itu tidak
bisa di buang atau tidak terkontrol,sel-sel kanker bisa menyebar
(bermestastase) pada sebuah bagian- bagian tubuh yang lain dan nantinya
juga akan dapat mengakibatkan kematian. Metasase bisa juga terjadi yaitu
pada sebuah kelenjar getah bening pada ketiak atau pun bisa juga yaitu
diatas tulang belikat. Selain itu pada sel- sel kanker juga bisa bersarang di
dalam tulang, bisa juga di paru-paru, di hati kulit dan di bawah kulit dan
kanker payudara merupakan sebuah penyakit yang bisa juga disebabkan
karna terjadiya pembelahan sebuah sel-sel di dalam tubuh seseorang
secara tidak teratur dan sehingga pada pertumbuhan sel juga tidak dapat
dikendalikan dan dia akan tumbuh menjadi sebuah benjolan atau tumor
(kanker) dari sel tersebut (Brunner dan Suddarth 2011 )
B. Etiologi
Menurut  Tasripiyah (2012)  ada  beberapa  faktor  resiko  yang 
telah  teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin : wanita  lebih  beresiko  menderita  tumor  payudara 
dibandingkan  dengan  pria.
2. Riwayat keluarga : Wanita  yang  memiliki  keluarga  tingkat  satu 

2
penderita  tumor  payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk
menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
4. Faktor usia
5. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6. Faktor hormonal : Kadar  hormon  yang  tinggi  selama  masa 
reproduktif,  terutama  jika  tidak diselingi  oleh  perubahan  hormon 
akibat  kehamilan,  dapat  meningkatkan resiko terjadinya tumor
payudara.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral : Pemakaian  kontrasepsi  oral  dapat 
meningkatkan  resiko  tumor  payudara. Penggunaan  pada  usia 
kurang  dari  20  tahun  beresiko  lebih  tinggi dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua.
10. Makanan yang berkarsinogen
C. Anatomi fisiologi

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu: Korpus (badan),


yaitu bagian yang membesar, areola yaitu bagian yang kehitaman di
tengah., papilla atau puting yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara.
1. Korpus dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel
otot polos dan pembuluh darah.
Alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus
yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI
dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
2. Kalang Payudara (Areola Mammae)
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang

3
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Pada
daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama
kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang payudara
terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.
3. Papilla (Putting Susu).
Terletak setinggi interkosta IV, Pada tempat ini terdapat lubang –
lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung
serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat – serat otot
polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka
duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi,
sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
putting susu tersebut. Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus. Masing – masing
lobulus terdiri dari 20 – 40 lobulus. Selanjutnya masing – masing lobulus
terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing – masing dihubungkan dengan
saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).

D. Patofisiologi

Menurut Safma (2019) Sel-sel dri kanker itu dibentuk dari sebuah
sel-sel yang normal di dalam suatu proses yang sangat rumit yang bisa
disebut juga dengan transformasi, yang juga terdapat dari setiap insiasi dan
promosi :
1. Fase insiasi
Pada tahap pertama yaitu insiasi akan terjadi sebuah perubahan di
dalam bahan yang genetic sel yang sering memancing sel itu menjadi
sangat ganas. Perubahan yang ada di dalam bahan yang genetic sel ini
sering disebabkan oleh salah satu agen yang bisadisebut karsinogen,
yang juga bisa berupa bahan yang ber kimia virus, atau bisa juga

4
radiasi/ (penyinaran) dari sinar matahari. Tetapi tidak juga semua sel
yang memiliki kepekaan yang sama semuanya terhadap suatu
karsinogen. Maka Kelainan genetic di dalam sel atau bahan kimia
lainnya disebut dengan promotor, akan menyebabkan sel yang lebih
rentan terhadap salah suatu karsinogen.dan juga Bahkan gangguan
fisik yang sudah menahunpun juga bisa membuat sel menjadi akan
lebih pekasekali untuk mengalami gangguan suatu keganasan
2. Fase promosi
Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah
mengalamifase insiasi akan bisa berubah unutk menjadi ganas. Sel ini
yang belum mampu melewati tahap pertama insiasi maka tidak akan
bisa terpengaruh pleh promosi. Karna itu diperlukan beberapa factor
untuk terjdainya keganasan atau (gabungan dari semua sel yang sudah
peka dan pada suatu karsinogen).
E. Manifestasi klinis (William & Kins, 2012)
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam,
dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam,
tarikan dan refraksi pada areola mammae
4. Edema (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan
encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
F. Pemeriksaan penunjang (William & Kins, 2012)
1. Laboratorium :
a) Morfologi sel darah
b) Laju endap darah
c) Tes faal hati

5
d) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e) Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang
keluar dari ekskoriasi
2. Tes Diagnostik
a) Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
b) Mammografi
memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor
yang terjadi pada tahap awal
c) Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaan sitologik.
d) Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa.
G. Penatalaksanaan (Tasripiyah, 2012)
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau
seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Tindakan
pembedahan kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan
sebagian dari payudara
b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

6
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara..tindakan ini
mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang
bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target
pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone
dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal
disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya
menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang
ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

7
BAB II
WEB OF COUTION

Genetik, gang hormonal; estrogen,


makanan berkarsinogen, dll

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel


payudara yg abnormal

Banigna/
Maligna
pembedahan Tumor mamae
Sel tumor Hospitalisasi
Terputusnya menekan
jaringan jaringan sekitar
Krisis
konsistensi situasi
MK: Gangguan Stimulasi saraf nyeri
integritas mamae
kulit/jaringan Mamae bengkak Stress
Sensasi nyeri ke SSP
psikologi
Masa tumor
Hipotalamus
mendesak ke jar. luar Perasaan
takut,
Saraf motorik kawatir
Perfusi jar. terganggu

Nyeri dipersepsikan
Ulkus MK:
Nyeri menjalar Ansietas
MK: Nyeri
pada lengan MK: gangguan
akut
integritas
Ketidakmampuan kulit/jaringan
mobilisasi lengan
kiri dr tubuh

MK: gangguan
mobilitas fisik Gambar 2.1 Web Of Coution Ca Mamae

8
9
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian
2. Riwayat keluhan utama meliputi
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
6. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.

b) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.

10
c) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
i) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

7. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a) Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung
memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit
karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b) Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan,
klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c) Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
d) Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola
aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri.
e) Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca
bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik
maupun motorik.
f) Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur
karena nyeri.
g) Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi

11
wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien
tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
h) Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan
mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi
social.
i) Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas
klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j) Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress
yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k) Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien
menerima kondisinya dengan lapang dada.
B. Diagnosa keperawatan
1. Ganguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan faktor
mekanis
2. Gangguan padamobilitas fisik berhubunganbisa dengan penurunan
padakekuatan otot
3. Defisitpada perawatan diri bisaberhubungan dengan padakelemahan
4. Nyeri kronik berhubungan dengan kerusakan sistem saraf
5. Resiko pada infeksi bisaberhubungan dengan kanker

1. NCP (Nurse Care Planing)

12
No Diagnose SLKI SIKI
keperawatan
1 Ganguan Setelah dilakukanyaitu Perawatan Integritas Kulit
integritas tindakan Observasi
kulit/ jaringan keperawatanselama 3x24 • Monitor karakteristik luka
berhubungan jam makadiharapkan
dengan faktor gangguan integritas kulit/ Terapeutik
mekanis jaringan meningkat. • Lepaskan balutan dan
(penekanan Kriteria hasil : plester secara perlahan
kulit), • Perfusi jaringan • Bersihkan dengan cairan
dibuktikan membaik • Kemerahan naCl atau pembersih
dengan menurun nontoksik
kerusakan • Jaringan nekrosis • Bersihkan jaringan
jaringan dan menurun nekrotik
atau lapisan • Pasang balutan sesuai
kulit jenis luka
• Pertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
• Jadwalkan perubahan
yaituposisi setiap waktu2
jam

Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
antibiotik
2 Gangguan Setelah dilakukanaitu Dukungan Mobilisasi
mobilitas pada tindakan keperawatanyaitu Observasi
fisik 3x24 jam makadiharapkan • identifikasi adanya nyeri
berhubungan gangguan mobilitas fisik atau keluhan fisik lainya
dengan ada meningkat Kriteria hasil : • • identifikasi toleransi fisik
penurunan Pergerakan ekstremitas melakukan pergerakan
padakekuatan meningkat • monitor kondisi umum
otot, di • Kekuatan otot meningkat selama melakukan
buktikan • Gerakan terbatas mobilisasi
dengan menurun
kekuatan otot • Kelemahan fisik Terapeutik
menurun menurun • fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (pagar tempat tidur)
• libatkan keluarga dalam
melakukan pergerakan jika
perlu

Edukasi
• jelaskan tujuan mobilisasi
• anjurkan melakukan

13
mobilisasi dini
• anjurkan mobilisasi yang
sederhana (memiringkan
badan ke kiri danjuga ke
kanan)

Dukungan Ambulasi
Observasi
• identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
• identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
• monitoe kondisi umum
selama melakukan ambulasi

Terapeutik
• fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik
• libatkan keluargayaitu
untukdalam membantu
pasien dalam meningkatkan
ambulasi

Edukasi
• jelaskan tujuan dari
prosedur ambulasi
3 Nyeri Kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan yaitutindakan Observasi • Identifikasi
dengan keperawatanwaktu 3x24 lokasi, karakteristik, durasi,
penekanan sel jam makadiharapkan frekuensi, kualitas,
saraf kontrol nyeri meningkat intensitas nyeri
dibuktikan Kriteria Hasil : • Identifikasi skala nyeri
dengan tidak • melaporkan nyeri • Identifikasi respon non
mampu terkontrol meningkat verbal
menuntaskan • dukungan orang terdekat • Identifikasi faktor yang
tidak mampu meningkat memperkuat dan
menuntaskan • kemampuan memperingan nyeri
aktivitas menggunakan teknik nin- • Identifikasi pengaruh
farmakologi meningkat nyeri terhadap kualitas
• keluhan nyeri menurun hidup

Terapeutik
• Berikan tekik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Kotrol lingkungan yang

14
memperberat rasa nyei
• Fasilitasi istirahat dan
tidur
• Pertimbangkanyaitu jenis
dan jugasumber nyeri
didalam pemilihan strategi
dalammeredakan nyeri

Eukasi
• Jelaskan tandapenyebab,
periode, jugadan pemicu
padanyeri
• Jelaskanpada strategi
meredakanpada nyeri
• Ajarkan teknik nin
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
analgetik

Terapi Relaksasi
Observasi
• Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, dan juga
atau gejalayg lain yang
dapat mengganggu
kemampuan yg kognitif
• Identifikasi teknik
relaksasiyang pernah efektif
digunakan
• Identifikasi pada
kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
• Periksa ketegangan otot

Terapeutik
• Ciptakan lingkungan yang
tenang dan jugatanpa
gangguan
• Gunakan pakaian longgar

15
• Gunakan teknikrelaksasi
Yaitu sebagai strategi dan
penunjang dengan cara
analgetik atau tindakan oleh
medis lain

Eduksai
• Jelaskan tujuan, dan juga
manfaat, batasan, danjuga
jenis relaksasi yang sudah
tersedia
• Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
• Anjurkan untuk rileks dan
untuk merasakan sensasi
pada relaksasi
• Anjurkan untuk sering
mengulangi atau juga
melatih untuk teknik yang
sudah dipilih
4 Resiko infeksi Setelah dilakukanyaitu Pencegahan Infeksi
berhubungan tindakan keperawatanyaitu Observasi
dengan kanker 3x24 jam dandiharapkan • Monitoryaitu tanda dan
dibuktikan tingkat infeksi menurun gejaladari infeksi lokal dan
dengan Kriteria hasil : sistemik
kerusakanpada • Kemerahan menurun
integritas kulit • Nyeri menurun Terapeutik
• Cairan berbau busuk • Berikan perawatan kulit
menurun pada area edema
• Gangguan kognitif • Pertahankan teknik aseptik
menurun pada pasien beresiko tinggi
• Kadar sel darah putih
membaik Edukasi
• Kultur darah membaik • Jelaskan tandajuga dan
• Kultur area luka gejalapada infeksi
membaik • Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
• Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

C. Implementasi Keperawatan
Setelah renacana keperawatan disusun, selanjutnya menerapkan rencana

16
keperawatan dalam suatu tindakan keperawatan dalam bentuk nyata agar
hasil yang diharapkan dapat tercapai, sehingga terjalin interaksi yang
baik antara perawat, klien dan keluarga. Implementasi mrupakan tahap
keempatdari proses dari keperawatan dimana yangrencana keperawatan
sudah dilaksanakan : yaitu melaksanakan intervensi/aktivitas atauyang
telah ditentukan, danpada tahap ini para perawat siap untuk
melaksanakan intervensi juga dan aktivitas yang sudahtelah dicatat
dalam melakukan rencana perawatan pada klien. Agar implementasi dan
perencanaan dapatyang tepat waktu dan juga efektif terhadap biaya,
yang pertama-tama harus juga mengidentifikasi prioritas padaperawatan
klien, lalu kemudian bila ada perawatan telah dilaksanakan,
jugamemantau dan mencatan untukrespons pasien terhadap setiap para
inervensi dan dapat mengkomunikasikan informasi jeas ini kepada yang
penyedia perawatan dan kesehatan lainnya. Maka Kemudian, dengan
yaitu menggunakan data,akan dapat mengevaluasi danjuga revisi
rencana pada perawatan dalam tahap sebuah proses keperawatan yang
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddarth. (2011). Buku Ajar Medikal-Bedah. Jakarta:EGC

PPNI SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi keperawatan pada Indonesia pada
Edisi 1 : JakartaDPP PPNI

PPNI SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran padaKeperawatan Indonesia yaitu
Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI

Safma, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Ca. Mammae

17
Komplikasi Metastasis Tulang Di Ruang Rawat Inap Ambun Suri Lantai
Ii Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi.

Tasripiyah, 2012.konsep teoritis ca mammae, Jakarta: Aditama

William & Kins (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba

18

Anda mungkin juga menyukai