ATIKA KHAIRUNNISA
NIM. 211121108
Proposal Skripsi
ATIKA KHAIRUNNISA
NIM. 211121108
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh
ATIKA KHAIRUNNISA
NIM. 211121108
……..
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
KETEPATAN TRIASE TERHADAP RESPON TIME PERAWAT DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PEMANGKAT TAHUN 2021
ATIKA KHAIRUNNISA
NIM. 211121108
Pada tanggal….
Tim penguji :
Tanda tangan
Singkawang, ….
Mengetahui,
Ketua jurusan KeperawatanPoltekkes
Kemenkes Pontianak Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Pontianak
BIODATA PENULIS
JenisKelamin : PEREMPUAN
Agama : ISLAM
Nomor HP : 0895701808826
Email : atkhrnsa00@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nama : AtikaKhairunnisa
Nim : 211121108
Jurusan : Keperawatan
Menyatakanbahwasayatidakmelakukankegiatanplagiatdalampenulisan proposal
skripsi yang berjudul :
Penulis
Atika Khairunnisa
NIM. 211121108
v
KATA PENGANTAR
vi
Penulistelahberusahasebai-baiknyauntuk Menyusun proposal
skripsiini. Penulistetapmengharapkankritik dan saran
daripembacauntukperbaikan proposal skripsiini.
Semogahasilpenelitianinidapatbermanfaatbagipeneliti dan pihak lain yang
membutuhkan.
AtikaKhairunnisa
211121108
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
BIODATA PENULIS.............................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.........................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A.Latar Belakang.............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.......................................................................................................7
C.Tujuan Penelitian.........................................................................................................7
D.Manfaat Penelitian......................................................................................................7
E.Keaslian penelitian......................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................13
A.Konsep Teori.............................................................................................................13
1. Instalasi Gawat Darurat.....................................................................................13
2. Triase..................................................................................................................16
3. Respon Time......................................................................................................22
B.Kerangka teori............................................................................................................28
C.Kerangka konsep.......................................................................................................29
D.Pertanyaan penelitian................................................................................................29
viii
G.Metode penelitian......................................................................................................33
H.Instrument Penelitian................................................................................................33
I.Etika penelitian............................................................................................................34
J.Analisa Data................................................................................................................34
K.Jadwal Penelitian.......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
Lampiran................................................................................................................38
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Salah
satuhakasasimanusiaadalahmendapatkanpelayanankegawatdaruratan.
Pelyanankegawatdaruratanmeliputipelayanankegawatdaruratan pada
bencana dan pelayankegawatdaruratansehari-hari.
Pelayanankegawatdaruratanmeliputipenanganankegawatdaruratanprafisilit
aspelayanankesehatan, infrafasilitaspelayanankesehatan, dan
antarfasilitaspelayanankesehatan (Permenkes, nomor 47 tahun 2018).
Setiapfasilitaskesehatan, baikfaskeskelas D
sepertipuskesmashinggarumahsakitkelas A
denganfasilitaslengkapdiharuskanmemilikisebuah
Unit/InstalasiGawatDaruratuntukmenanganikasuskasuskegawatdaruratan
yang terjadisetiapwaktu. Unit IGD inidipimpin oleh seorangdokter jaga
dengantenagadokterahli dan
berpengalamandalammelayanikasusgawatdarurat, yang
kemudianbiladibutuhkanakanmerujukkepadadokterspesialistertentu
(Hidayati, 2014).
Instalsigawatdaruratadalahpelayanankesehatan di rumahsakit yang
memberikanpertolonganpertama dan
jalanpertamamasuknyapasiendengankondisigawatdarurat (The 10th
University Research Colloqium 2019).
Gawatdaruratadalahkeadaanklinispasien yang membutuhkan Tindakan
medissegerauntukmenyelamatkannyawa dan pencegahankecacatan
(Kemenkes, 2019). Oleh
karenafungsiutamanyasebagaitempatperawatanbagibanyakpasienyagmemb
utuhkanpenanganan media tentufasilitas Kesehatan merupakantempat
paling seringdimanakasuskasuskegawatdaruratanterjadi.
1
InstalasiGawatDarurat (IGD) merupakan salah satu unitrumahsakit
yang
mmberikanpelayanangawatdaruratuntukmemenuhikebutuhanpasiendalamk
ondisigawatdarurat dan harussegeramendapatpenanganandarurat yang
cepat dan tepat.
Gawatmerupakansuatukondisidimanapasienharusditangani.
Apabilatidaksegeraditanganimakaakanmegalamikecacatanataukematian.
Daruratsuatukondisidimanapasienharussegera di
tanganitetapipenundaanpenanganantidakakanmenyebabkankematianatauke
catatan (Jadmiko, 2014).
Kasuskematian dan kecacatanakibatpertolongan yang salah
ataulambat pada pasienterutama di InstalasiGawatDarurat (IGD)
seringterjadi. IGD merupakantempat yang dapatmencegahkematian dan
kecacatan pada pasien, dan untukmencapaitujuantersebut,
diperlukansuatuusahatertentu agarhaliniterkaitdenganfungsi IGD
(Emergency, 2011).
MenurutWorld Health Organization (WHO) (2012)
terdapatbeberapapenyakit yang dianggappenyakitgawatdarurat dan
penyumbangkematianterbanyak di dunia
diantaranyaadalahpenyakitjantungiskemik 7,4 jutajiwa (13,2%), stroke
76,7 jutajiwa (11,9%), penyakitparuobstruksikronik 3,1 jutajiwa (5,6%),
infeksipernafasanbawah 3,1 jutajiwa (5,5%), kanker 1,6 jutajiwa (2,9%),
kasuskecelakaanmemberikanangkakematian mencapai1,2 juta.
Banyaknyapasiendengankasusgawatdarurat yang
masukkerumahsakitmemerlukanpertolongandengansegera agar
tidakterjadinyakecacatan dan kematian.
Kegawatandaruratandaripenyakittersebutmenajdimasalahseluruh dunia
termasuk negara-negara Asean.
IGD merupakanpintuutamamasuknyapasien yang
mengalamigawatdaruratmenjadikankuncibagisebuahpelayanan di
rumahsakit. PelayananInstalasiGawatDarurat (IGD)
memilikiperbedaandenganpelayananlainnya. Pada IGD, pasienditangani
2
dan dilayanitidakberdasarkanantrianataunomorurutsepertihalnyapelayanan
yang ada di poli. Pelayanan IGD mengacu pada konsep triage
dimanapasienakandilayaniberdasarkantingkatkegawatdaruratannya.
Secepatapapunpasien dating ke IGD, namunmasihadakondisipasien lain
yang lebihgawat, maka IGD akanmemprioritaskanpasien yang
kondisinyalebihgawatdaripadapasien yang datangdahulutersebut,
(JurnalAdministrasi Kesehatan Indonesia, 2016).
Triaseadalahtindakandimanapasiendigolongkanberdasarkanpriorita
skegawatnya. Pasien yang
mengalamikondisigawatdaruratdiberitandakartumerah, kondisigawat dan
tidakdaruratdiberitandakartukuning, kondisitidakgawat dan
tidakdaruratdiberikartuhijau, serta death arrival diberikartuhitam
(Sudrajat,2014).
Masalah yang
seringmunculsaattraseadalahkesalahandalampenentuantriasesepertipasien
yang harusnyabertandamerahtapi di beritandakuning,
initerjadikarenakurangakuratnya data dalampegkajian dan juga
karenafaktorkelelahandenganbanyaknyapasien yang datangke IGD
(Gunawan, 2017).
Nasib korban tergantung pada ketepatantriase dan
kecepatanpelaksanaan.
Ketepatanadalahkemampuanseseoranguntukmengarahsuatugerakkesuatusa
saransesuaidengantujuannya, dengan kata lain
bahwaketepatanadalahkesesuaianantarakehendak yang diinginkan dan
kenyataanhasil yang diperolehterhadapsasarantujuantertentu.
Ketepatanmerupakanfaktor yang diperolehterhadapsasaranfaktor yang
diperlukansesoranguntukmencapai target yang diinginkan.
Sedangkanrespon timemerupakankecepatandalampenangananpasien,
dihitungsejakpasiendatangsampaidilakukanpenanganan (Krissanty, 2016).
Factor yang memengaruhirespon time perwatadalahsarana dan
prasarana, jikasarana dan
3
prasaranamemnuhistandarmakaperawatakanlebihcepat da
tepatdalammemberikanpelayanankepadapasien, factor yang
keduayaitukompetensiperawat, untukmenjaminpelayanan yang cepat dan
tepatperawatharusmempunyaikompetensimeliputi Pendidikan perawat,
factor ketigayaitupengetahuan, keterampilan, dan pengalaman,
semakintinggipengethuan dan keterampilanmakaakansemkainbaik pula
pelaynana yang akandiberikankepadapasien (Eko Widodo, 2015, 27).
Penurunanpenilaianskalatriaseatauketidaktepatantriaseakanmemper
panjangwaktupenanganan yang seharusnya di terima oleh
pasiensesuaidengankondisiklinisnya dan
kemudianakanberesikomenurunkanangkakeselamatanpasien dan
kualitasdarilayanan Kesehatan (Khairina, Marini, &Huraini, 2018).
Pasiengawatdaruratharusditanganidenganwaktu<5 menit (Keputusan
Menteri Kesehatan,2009). Respon time yang
memanjangdalampenangananpasiengawatdaruratdapatmenurunkanusahape
nyelamatanpasien (Maatilu, 2014).
Sebuahstudi di Amerika Serikatmelaporkanbahwadari 1
jutakejadianmiokardinfarksekitar 350.000 pasienmeninggal di faseakut
yang ditangani di IGD diakibatkankarenakerusakanototjantung yang
permanen dan bahkankematian Ketika penangananmiokardinfark yang
terlambat (Sanders & DeVon, 2016). Tingkat akurasitenagakesehasatan
sangat bercariasi, mulaidari 15%-88% (Varndell et al., 2019). Sekitar 50%
daripasien yang membutuhkanperawatn di IGD
mengalamiketidakakuratandalamtriase (Goldstein et al., 2017).
Dalamupayamenyelamatkanpasiendenganwaktu yang singkat di
InstalasiGawatDarurat, sangat diperlukanpengetahuan dan
keterampilanpetugas Kesehatan. Hal
iniberkaitandenganpengambilankeputusanklinis agar tidakterjadikesalahan.
Pengetahuanperawatterkaitilmu yang
mendasaritindakandalammenanganipasiengawatdarurat sangat penting,
karenatindakancepat dan akurattergantungdariilmu yang dikuasai oleh
petugaskesehatan di InstalasiGawatDarurat (Laoh&Rako, 2014).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Asmara dan Handayni (2017)
tentanggambaranpenyebabkematian di IGD terdapat 51 pasien (44,3%)
pasienmeninggal di IGD dalamwaktu<24 jam dari total 115 pasien.
Penelitian oleh Putri dan Fitria (2018)
mengenaihubungankecepatan dan ketepatanterhadaplife savingpasien
trauma kepalamenunjukkanadanyahubungan yang signifikanantararespon
time dan life savingpasien trauma kepaladimanasemakincepatrespon
timemakasemakin naik life savingpasiencederakepala.
Penelitian yang dilakukan oleh Tumbuan (2015) hasilrespon
timeperawat di IGD RSU GMIM KolooranAmurang yang
adalahrumahsakittipe C kebanyakan (57,1%) lambat.
PenelitiandariApriani dan Febriani (2017) di IGD RSI Siti
Khadijah Palembang yang merupakanrumahsakittipe C di
dapatkanhasiladahubungan yang
signifikanantarakegawatdaruratandenganwaktutanggap (respon time).
Fenomena yang terjadi di IGD
yaknipenerapantriasebelumdilakukandenganmaksimalsehinggamasihbanya
kpasien yang tidakmemperolehpenanganan yang cepat dan
tidaktepatsesuaidengankondisinyamenyebabkanmemanjangnyarespon
timedalammelaksanakantindakanpelayananawal di IGD.
Penelitian yang dilakukan oleh Jimmy dan Mario (2019)
mengenaihubunganketepatantriasedenganrespon timeperawat di
InstalasiGawatDaruratrumahsakittipe C
menujukkanadanyahubunganantaratriasedenganrespon timeperawat di
IGD rumahsakittipe C. berdasarkanfenomena di
atasmakapenelititertarikuntukmelakukanpenelitiandenganjudul
“KetepatanTriaseTerhadapRespon TimePerawat Di
InstalasiGawatDaruratRumahSakitPemangkatTahun 2021”
Kabupaten Sambas merupakan salah kota yang berada di Provinsi
Kalimantan Barat. Terdapattigarumahsakit yang berada di Kabupaten
Sambas salah satunyaadalahRumahSakitUmum Daerah Pemangkat. RSUD
Pemangkatmerupakanrumahsakitdengantipe C yang memilikivisi
5
“Mewujudkan RSUD PemangkatMenujuPelayanan Yang Professional
Dan TerakreditasiParipurna 2021”. RSUD Pemangkatberlokasi di Jalan
Abdul Kadir Kasim Nomor 20 Pemangkat (rsudpemangkat.id).
RSUD Pemangkatmemilikiruanginapdengan 135 tempattidur.
RSUD Pemangkattelahdilengkapidenganfasilitas CT-Scan peralatan
Endoscopy Unit sebagaipemeriksaanpenunjang.
Fasilitashemodiallisabagipasien yang membutuhkanfasilitascucidarah di
RSUD Pemangkat. RSUD Pemangkat juga memilikipelayanan IGD 24
jam untukmelayanipasiendengankondisidarurat. RSUD
Pemangkatmenyediakanmobil ambulance dan ambulance
jenazahbagikebutuhanmasyrakat. Jumlahperawatsebanyak 131 orang yang
terbagikesetiapbangsal. Data yangtercatatpasien yang masuk IGD pada
tahun 2018 sebanyak 130.899 pasien (rekammedis, 5 tahunterakhir)
( rsud.pemangkat.id).
Berdasarkan data StudiPendahuluan yang dilakukan pada tanggal
13 Oktober 2021 di IGD RSUD Pemangkatdidapatkan data tenagaperawat
yang dinas di ruang IGD sebanyak 13 orang. Sebanyak 11
tenagaperawattelahmengikutipelatihan BTCLS. Jadwaldinasdibagimenjadi
3 shift : pada shift pagiperawat yang dinasberjumlah 4 orang, pada shift
siangselalu 3 orang, dan shift malamselalu 3 orang.
Berdasarkanwawancaradenganperawat di ruang IGD
bahwauntukpelabelanpasienbiasanyamenggunakan label
triasedenganketogoriwarnayaknimerah, kuning, hijau, dan hitam. Namun
pada saatmelakukanstudipendahuluantidakdidapatkanadanya label triase di
ruang IGD di karenakan Gedung IGD yang
saatinidigunakanbersifatsementarasampai Gedung IGD yang lama selesai
di renovasi. Perawat di ruang IGD mengatakanuntuk di ruang IGD
sementara, pengelompokanprioritaspasiendilakukandengancaramemisah
bed pasiendenganjarakbeberapa meter dan belumdiberi label triase yang
berwarnamerah, kuning, hijau dan hitam. Pasien yang masukkeruang IGD
dalam 3 shift dinas rata-rata 20 pasien. Menurutperawat di ruang IGD
selamainijarangsekaliadanyakesalahandalampemberianwarna label
6
triasenamunadakalanya yang
mengharuskanpasienditempatkantidaksesuaidenganwarna label
triasedengankondisinya. Jika jumlah bed di
triasetersebutpenuhmakapasienakanditempatkansementara di bed triase
yang lain dan pasienakanselalu di observasiulang.
Selamastudipendahuluandidapatkan 2 pasien di tingkatprioritas
yang berbeda. Pasien 1 adalahlaki-lakidewasadengankondisilemah dan
sulitbernafasdengan diagnose CHF. Pasien 1 ditempatkan di prioritassatu
yang seharusnyadiberi label merah. Sedangkanpasien 2
adalahanakkecilberjeniskelaminlaki-lakidengankondisilemahdengan
diagnose diare. Pasien 2 ditempatkan di prioritasdua yang
seharusnyadiberi label kuning. Jika dilihatdarikondisipasien, perawat di
ruang IGD sudahtepatmenempatkanpasiensesuaidenganwarna label triase.
Hasil
wawancarastudipendahuluandengankeluargapasienmengatakanperawatcep
atmenanggapikeluhandaripasien dan perhatian yang
diberikanperawatkepadapasiendinilaibaik. Berdasarkanlatarbelakang di
atas, makapenelititertarikuntukmelakukanpenentiantentang
“KetapatanTriaseterhadapRespon Time Perawat di ruang IGD RSUD
Pemangkattahun 2021”
B. RumusanMasalah
C. TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
7
Penellitianinibertujuanuntukmengetahuiketepatantriasedenganresp
on timeperawat di
InstalasiGawatDaruratRumahSakitPemangkattahun 2021.
2. TujuanKhusus
a. Untukmengetahuigambarankarakterisitikrespondenberdasarkanusia
, jeniskelamin, dan Pendidikan
mengenaiketepatanpelaksanaantriase dan respon time.
b. Mengetahuigambaranketepatantriase di IGD RSUD Pemangkat
c. Mengetahuigambaranpelaksanaanrespon time di IGD RSUD
Pemangkat. .
D. ManfaatPenelitian
1. BagiPeneliti
Proses dan hasilpenelitiandapatdijadikansebagai media
alatbantudalammenyampaikaninformasimengenaiketepatantriase dan
respon timeperawat di
InstalasiGawatDaruratRumahSakitPemangkattahun 2021
2. BagiInstitusi Pendidikan
hasilpenelitianinidiharapkandapatmenambahwawasanilmu,
menambahinformasi,
sebagaibahanmasukanatauacuandalammengembangkanilmupengetahua
nkhususnya pada Program
SarjanaTerapanKeperawatanPoltekkesKemenkes Pontianak.
3. BagiLahanPenelitian
Penelitimengharapkanhasilpenelitianinidapatdijadikansebagaibahanta
mbahanwawasan dan literaturreferensi yang berkaitandengantriase dan
respon time di ruangInstalasiGawatDarurat.
4. BagiRumahSakit
Manfaatdarihasilpenelitianinidiharapkandapatmeningkatkankemampua
nkinerjaperaatterutama di
ruangInstalasiGawatDaruratseihinggaterselenggarapelayanancepat,
8
responsive, tepat dan mampumenyelamatkanpasiengawatdarurat di
RumahSakitPemangkat.
E. Keaslianpenelitian
Table 1.1
No Judul Nama Tahun dan Rancangan Variabel Penelitian Hasil
. Penelitian Peneliti Tempat Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Hubunganke Jimmy Di IGD Jenispeneli 1. Variabel Hasil uji
tepatantriase F. RSU tianiniadal Independent : fisher’s exact
denganResp Rumamp GMIM ahpenelitia Triase. test pada
on uk Pancaran nobservasi 2. Variabel tingkatkema
Timeperawa Mario E. Kasih onalyang dependent : knaan 95%
t di Katuuk Manado bersifatana Response time. diperolehnila
instalasigaw dan IGD litikdengan isignifikan p
atdaruratru RSU mengguna = 0,003
mahsakittipe GMIM kandesain ataulebihkeci
C Bethesda Cross ldari 0,05
Tomohon Sectional (0,003 <
pada tahun 0,005).
2018 Sehinggahasi
lpenelitianini
menunjukka
nbahwaterda
pathubungan
antaraketepat
antriasedneg
anrespon
timeperawat
di IGD
rumahsakitti
pe C.
9
Cardiac Life pada tahun tiankuantit Trauma dengankateg
Support) 2019 atifdengan Cardiac oribaik pada
DenganPena desaincros Life penangananp
ngananPrim s sectional. Support. rimary
ary Survey b. Penanga survey yang
Di IGD nanPrim terampil.
RSU Yarsi ary Makadidapat
Pontianak Survey. kannilaip
Provinsi value =
Kalimantan 0.046 (p
Barat value<
0,005)
sehinggadap
atdisimpulka
nbahwa Ha
diterima,
yang
artinyaadahu
bunganpenge
thuanperawat
ntentang
BTCLS
denganpenan
gananPrimar
y Survey.
3. HubunganR Septian Di Penelitiani 1. Variabel Perhitungan
espon Dian RumahSak nimerupak Independent : uji
TimeDengan Pratiwi, it Pandan anjenispen Respon time. sphearmen
Triase Dan Nabhani, ArangBoy elitiankuan 2. Variabel rhodiperoleh
Penatalaksa Nanang olali pada titatifdenga dependent : p – value<
naanPasien Sri tahun nmetodeko Triase dan 0,005
Di Mujiono 2019. relasi, penatalaksana (0,0000 <
InstalasiGa . yaitumeng anpasien. 0,005) yang
watDarurat. hubungkan berarti Ha
antara diterima dan
variable H0ditolakarin
bebasdeng yaterdapathu
an variable bunganantara
terikatdeng respon
andesaincr timedengantr
oss iase dan
sectional penatalaksan
aan. Nilai
kekuatankore
lasi( r)
adalahsebesa
r 0,74 yang
berate
10
keeratanhubu
ngandalamka
tegorisedang
dan nilai r
tabelyaitu
0,44 yang
artinya Ha
diterima dan
H0 di
tolakkarenan
ilai r table
lebihbesar
(0,44 >
0,05).
Hubunganres
pon
timedenganti
ngkat
Pendidikan
nilai p >
0,005 (0,31
>0,05) yang
berarti Ha
ditolak dan
H0diterima
yang
artinyatidaka
dahubungana
ntararespon
timedengan
Pendidikan.
4. AnalsiisHub Antoni InstalasiGa Desain 1. Variabel Hasil uji
ungan Eka watDarurat penelitian Independent : statistic
Tingkat Fajar RumahSak yang Tingkat menggunaka
Pengetahuan Maulana itUmum peneliti pengetahuan. n uji
Dan Respon , Ageng Daerah gunakan 2. Variabel ANOVA one
TimePerawa Abdi pada adalah dependent : waydidapatk
tDalamPela Putra, tahun2019 deskriptif Respon time annilaip
ksanaan Alwan . dan dan triage. valuelebihke
Triage Di Wijaya. mengguna cildarinilaiαs
IGD kan ehingga Ha
RumahSakit pendekatan diterima, n
Umum cross ataujumlah
Daerah Kota sectional data
Mataram. dan penelitianada
corelation lahsebanyak
study serta 27
mengguna responden,
11
kan teknik kemudiannil
total ai sign
sampling. adalah 0,037
yang
berartinilaip
valuelebihke
cildarinilai
alpha 0,005
(p <α)
sehingga Ha
diterima,
sebagimanad
asarpengamb
ilankeputusa
n di
atasmakaada
hubungantin
gkatpengetah
uanperawatte
rhadaprespo
n
timeperawatd
alammelaksa
nakantriase
di IGD
RSUD Kota
Mataramtahu
n 2019
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KonsepTeori
1. InstalasiGawatDarurat
a. Pengertian
Gawatdaruratadalahkeadaanklinis yang
membutuhkantindakanmedissegerauntukpenyelamatannyawa dan
pencegahankecacatan (Permenkes RI Nomor 47 tahun 2018).
Pelayanankegawatandaruratadalahtindakanmedis yang dibutuhkan
oleh
pasiengawatdaruratdalamwaktusegerauntukmenyelamatkannyawa
dan pecegahankecacatan (Permenkes RI Nomor 47 tahun 2018).
IGD adalah salah satu unit pelayanan di RumahSakit yang
menyediakanpenangananawal (bagipasien yang
datanglangsungkerumahsakit)/ lanjutan
(bagipasienrujukandarifasiltaspelayanan Kesehatan lain),
menderitasakitataupuncedera yang
dapatmengancamkelangsunganhidupnya (Permenkes RI Nomor 47
tahun 2018).
MenurutAzwar, InstalasiGawatDaruratadalah unit
Kesehatan yang melayanikeadaangawat (Hadiansyah et al, 2019).
DalambukupedomanpelayanangawatdaruratDepkes juga
disebutkanbahwapelayanangawatdaruratberlangsungselama 24 jam
dalamsehari dan diberikankepadaklien yang
membutuhkanwaktusegerauntukmenyelamatkanhidup (Hadiansyah
et al., 2019).
Instalasigawatdaruratmerupakanbagiandarirumahsakit yang
mnyediakanpelayanangawatgawatdaruratterhadappasien yang
mengalamisakit, kondisikritis, dan cedera yang
bisamembahayakankelangsunganhidupnya (Perceka, 2020).
13
SehinggadapatdisimpulkanbahwaInstalasiGawatDaruratada
lah unit kesehatan yang melayanikasusgawatdarurat yang
menjaditujuanpertamabagipasien yang
datangkerumahsakitdengankondisikritisataucedera yang
bisamembahayakanhidupnyasehinggamembutuhkanpertolonganper
tamauntukmencegahterjadinyakematian dan kecacatan korban.
IGD berfungsimenerima, menstabilkan dan mengaturpasien
yang membutuhkanpenanganankegawatdaruratansegera,
baikdalamkondiissehari-harimaupunbencana (Permenkes RI
Nomor 47 tahun 2018). Secaragarusbesarkegiatan di IGD
rumahsakitmenjaditanggungjawab IGD secaraumumterdiridari :
1) Menyelenggarakanpelayankegawatdaruratan yang
bertujuanmenanganikondisiakutataumenyelamatkannyawa
dan/ataukecacatanpasien.
2) Menerimapasienrujukan yang
memerlukanpenangananlanjutan/ definitive
darifasilitaspelayanankesehatanlainnya.
3) Merujukkasus-
kasusgawatdaruratapabilarumahsakittersebuttidakmampumela
kukanlayananlanjutan.
b. Ruang LingkupPelayananGawatDarurat
1) Pasiendengankasustrue emergency
Yaitupasien yang tiba-
tibaberadadalamkeadaangawatdaruratatauakanmenjadigawat
dan terancamnyawanyaatauanggotabadannya
(akanmenjadicacat) bilatidakmendapatpertolongansecepatnya
2) Pasiendengankasusfalse emergency
Yaitupasiendengan :
a) Keadaangawattetapitidakmemerlukantindakandarurat
b) Keadaangawattetapitidakmengancamnyawa dan anggota
badan
14
c) Keadaantidakgawat dan tidakdarurat
(Nurhasim, 2015)
15
maupuninstanstidalambentukstandaroprasionalprosedur (Frislia,
dkk, 2015).
4) Usia
Dalampenelitian yang dilakukan oleh Rina, Yunita dan Nurul
(2019), menurutDepkes (2016) usia<25
tahuntermasukkategoriremajaakhir, uisaantara 26-35
tahuntermasukdalamketegoridewasaawal. Dikararenakan IGD
membutuhkanperawat-perawat yang berpengalaman dan
harusempunyaipengetahuan yang memadaisertaketerampilan
yang professional untukmemperolehhasil yang baik.
Usiamempunyaidayatangkap dan pola piker seseorang.
Semakinbertambahusiaseseorangmakaakansemakinberkembang
dayatangkap dan
polapikirnyasehinggapengetahuandiperolehakansemkainbaik
2. Triase
a. PengertianTriase
TriaseberasaldaribahasaPrancistrier, bahasaInggristriage
dan diturunkandalambahasa Indonesia triase yang berartisortiryaitu
proses
khususmemilahpasienberdasarkanberatnyacederaataupenyakituntu
kmenentukanjenisperawatangawatdarurat.
Kiniistilahtersebutlazimdigunakanuntukmenggambarkansuatukons
eppengkajian yang cepat dan berfokusdengansuatucara yang
memungkinkanpemanfaatansumberdayamanusia,
peralatansertafasilitas yang paling efesienterhadap 100 juta orang
yang memerlukanperawatan di IGD setiaptahunnya (Andara,
2019).
Triasesebagaipintugerbangperawatnpasienmemgangperana
npentingdalampengaturandaruratmelaluipengelompokan dan
memprioritaskanpasiensecaraefesiensesuaidnegantampilanmedispa
sien.
16
Triaseadalahperawatanterhadappasein yang didasarkan
pada prioritaspasein (atau korban selamabencana) bersumber pada
penyakit/ tingkatcedera, tingkatkeparahan, prognosis dan
keteserdiaansumberdaya.
Dengantriasedapatditentukankebutuhanterbesarpasien/korban
untuksegeramenerimaperawatansecepatmungkin.
Triaseadalahsuatu Tindakan pemilihanpasienberdasarkan
pada tingkatkegawatannya, keparahannnya dan cidera yang
diprioritaskanapakahadaatautidaknyagangguansepertiAirway (A),
Breathing (B), dan Circulation (C)
denganmempertimbangkansumberdayamanusia, sarana dan
probabilitashiduppasien (Kartikawati, 2013).
Dari
pengertiantersebutmakatriasedapatdidefiniskansebagaiupayapengel
ompokanpasiensecaracepatdenganmemperhatiangejala,
berupaberatatauringannyacedera yang
dialamipasienadatidaknyagangguanAirway, Breathing, dan
Circulation.
Triase di
rumahsakitmengutamakanperawatnpasienberbasarkangejala.
Perawattriasemengguakanpenilaiankeperawatansepertijalannafaspe
rnafasan dan sirkulasi, sertawarnakulit, kelembaban, suhu, nadi,
respirasi, tingkatkesadaran dan inspeksi visual untuklukadalam,
deformitaskotor dan memaruntukmemperioritaskanperawatan yang
diberikankepadapasien di ruanggawatdarurat.
Perawatmemberikanprioritaspertamauntukgangguanjalannafas,
bernafasatausirkulasiterganggu. Pasien-
pasieninimungkinmemilikikesulitanbernafasataunyeri dada
karenamasalahjantung dan merekamenerimapengobatanpertama.
Jumlah dan kasuspasien yang
dapatkeInstalasiGawatDarurattidakdapatdiprediksikarenakejadiank
egawatanataubencanadapatterjadikapansaja,
17
dimanasajasertamenimpasiapasaja. Karena kondisinya yang
tidakterjadwal dan bersifatmendadaksertatuntunanpelayanan yang
cepat dan
tepatmakandiperlukantriasesebagailangkahawalpenanganganpasien
di IntsalasiGawatDaruratdalamkondisisehari-hari (Depkes RI, 2009
dalam Tengku Liza,2020).
Triasemerupakan salah satuketerampilankeperawatan yang
harusdimiliki oleh perawat unit gawatdarurat dan
halinimembedakanantaraperawat IGD denganperawat unit
khususlainnya. Karena triaseharusdilakukandnegancepat dan
akuratmakadiperlukanperawat yang berpengalaman dan
kompetendalammelakukantriase. SesuaistandarDepKes RI
perawat yang melakukantriaseadalahperawat yang
telahbersertifikatpelatihanPPGD
(PenanggulanganPasienGawatDarutatau BTCLS (Basic Trauma
Cardiac Life Support). Selainituperawat triage
sebaiknyamempunyaipengalaman dan pengethuan yang
memadaikarenaharusterampildalampengkajiansertaharusmampume
ngatasisituasi yang komplek dan
penuhtekanansehinggamemerlukankematangan professional
untukmentoleransi stress yang
terjadidalammngambilkeputusanterkaitdengankondisiakutpasien
dan menghadapikeluargapasien (Elliot et al, 2007 dalam Tengku
Liza, 2020).
Rumahsakitharusdapatmelaksakantriase,
surveiprimer,surveisekunder, tatalaksanadefinitif dan
rujukan.apabiladiperlukanevakuasirumahsakit yang
menjadibagiandari SPGDT dapatmelaksanakanevakuasitersebut.
Setiaprumahsakitharusmemilikistandartriaseditetapkan oleh kepala/
direkturrumahsakit (Permenkes RI Nomor 47 tahun 2018).
18
1) Triasemerupakan proses
khususmemilahpasienberdasarkanberatnyacederaataupenyakitu
ntukmenentukanjenispenanganan/ intervensikegawatdaruratan.
2) Triasetidakdisertai Tindakan/ intervensimedis.
3) Prinsiptriaseadalahpemberlakuan system
prioritasdenganpenentuan/penyeleksianpasien yang
harusdidahulukanuntukmendapatkanpenanganan, yang
mengacu pada tingkatancamanjiwa yang timbulberdasarkan :
(a) Ancamanjiwa yang dapatmematikandalamhitunganmenit
(b) Dapatmatidalamhitungan jam
(c) Trauma ringan
(d) Sudahmeninggal
b. TujuanTriase
Triasedapartemenmemilikibeberapafungsidiantaranya :
1) Mengidentifikasipasien yang tidakharusmenungguuntukdilihat
2) Memprioritaskanpasien
19
TujuantriasemenurutNusdin (2020) antaralain :
20
a) Kategorimerah :prioritaspertama (area resusitasi).
Pasiencederaberatmegancamjiwa yang
kemungkinanbesardapathidupbiladitolongsegera.
Pasienkategorimerahdapatlangsungdiberikantindakan di
ruangresusitasi, tetapibilamemerlukantindakan media
lebihlanjut, pasiendapatdipindahkankeruangoperasiatau di
rujukkeRumahSakitlain.
b) Kategorikuning :prioritaskedua (area Tindakan).
Pasienmemerlukan Tindakan definitive
tidakadaancamanjiwasegera.
Pasiendengankategorikuning yang memerlukan Tindakan
media lebihlanjutdapatdipindahkankeruangobeservasi dan
menunggugiliransetelahpasiendengankategorimerahselesaid
itangani.
c) Kategorihijau :prioritasketiga (area observasi).
Pasiendengancedera minimal, dapatberjalan dan
menolongdirisendiriataumencaripertolongan.
Pasiendengankategorihijaudapatdipindahkankerawatjalan,
ataubilasudahmemungkinkanuntukdipulangkan,
makapasiendiperbolehkanuntukdipulangkan.
d) Kategorihitam :prioritas nol.
Pasienmeninggalataucedera fatal yang jelas dan
tidakmungkindiresusitasi.
Pasienkategorihitamdapatlangsungdipindahkankekamarjena
zah.
d. KlasifikasiKegawatanTriase
Berdasarkan (Oman, 2008 dalamAndaraSafery Wijaya, 2019),
pengambilankeputusantriasedidasarkan pada keluhanutama,
Riwayat medis, dan data objektif yang
mencakupkeadaanumumpasiensertahasilpengkajianfisik yang
terfokus. Penentuantriasedidasarkan pada kebutuhanfisik,
21
tumbuhkembang dan psikososialselain pada factor-faktor yang
mempengaruhiaksespelayanankesehatansertaalurpasienlewat
system pelayanankedaruratan. Hal-hal yang
harusdipertimbangkanmencakupsetiapgejalaringan yang
cenderungberulangataumeningkatkeparahannya.
Beberapahal yang mendasariklasifikasipasiendalam system
triaseadalahkondisiklien yang meliputi :
1) Gawat
Suatukeadaan yang mengancamnyawa dan kecacatan yang
memerlukanpenanganandengancepat dan tepat.
2) Darurat
Suatukeadaan yang
tidakmengancamnyawatapimemerlukanpenanganancepat dan
tepatsepertikegawatan.
3) Gawatdarurat
Suatukeadaan yang menagncamjiwadisebabkan oleh gangguan
ABC (Airway/Breathing/ Circulation)
jikatidakditolongsegeramakandapatmeninggal/ cacat.
1. Respon Time.
a. Pengertian
MenurutSuharti et al Respon
Timeadalahkecepatandalammenanganiklien (Akrian N
Tumbuandkk, 2015).
MenurutKemenkes RI nomor 856 tahun 2009
mengenaistandar IGD di
rumahsakitmenjejaskanbahwapasiengawatdaruratharusditangani
paling lama 5 (lima) menitdihitungdarisetibanyapasien di
depanpinturumahsakitsampaimedapatrespondaripetugas IGD
(Mbalatp,2020). Repon
22
timeperawatdikatakantepatwaktujikatidakmelebihi rata-rata waktu
yang telahditetapkan.
Respon Timedipengaruhi oleh beberapahaldiantaranya,
jumlahtenaga, sarana dan prasarana,
pengetahuanataupengalamanperawat (eko Widodo,2015).
Klasifikasirespon timeberdasarkankegawatan salah
satuindikatorkeberhasilanpenaggulanganmedikpenderitagawatdarur
atadalahkecepatanmemberikanpertolongan yang
memadaikepadapenderitagawatdarurat naik pada
keadaanrutinsehari-hariatausewaktubencana.
Keberhasilanwaktutanggap sangat tergantung pada kecepatan yang
tersediasertakualitaspemberianpertolonganuntukmenyelamatkanny
awaataumencegahcacatsejak di tempatkejadian,
dalamperjalananhinggapertolonganrumahsakit (Moewardi, 2015).
b. Kategorirespon time
Respon timedapatdikategorikandengan :
1) P1 yaitudenganpenanganan 0-4 menit = cepat
2) P2 dengankecepatanpenanganan 5-10 menit = lambat
3) P3 dengankecepatanpenanganna<10 menit = sangat lambat
c. StandarRespon time
Standarrespon time tertuangdalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentangstandarInstalasiGawatDaruratRumahSakit yang
menyebutkanbahwapasiengawatdaruratharusterlayani paling lama
5 (lima) menitsetelahsampai di gawatdarurat, begitu juga dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentangAtandarPelayanan Minimal
23
RumahSakitdisebutkanwaktutanggappelayanan di IGD adalah ≤5
(lima) menitterlayanisetelahkedatanganpasien.
(Rezky H, 2020)
24
imendapatkanpenanganankurangdari 5 menit (Kementrian
Kesehatan RI, 2008 dalamYumiati, 2017).
Kinerja
seorangperawatakanmenunjukkankinerjasuaturumahsakit,
secarakhususkinerjaseorangperawatmenunjukkankinerjaseoran
gperawat di IGD
dalamstandarpelayanankeperawatangawatdarurat di
rumahsakitdapatdinilaidarikecepatan response time
dalammelayanipasien, angkakepuasanpasien>70% dan
angkakematian di IGD <24 jam (Direktorat Bina
PelayananKeperawatan dan Teknis Medik, 2011).
Salah satuupaya yang diberikan agar
memberikankepuasanbagipasienmaupunkeluargadalamhalgawa
tdaruratbisadinilaidarikemampuanperawatdalammemberikanres
ponsiviness (cepattanggap), reliability (pelayanancepatwaktu),
empaty (kepeduliandalammemberikanpelayanan), tangible
(mutupelayananjasa) (Muninjaya, 2012 dalam Marlisa, 2016).
Jadi dapatdisimpulkan, keuntungandarirespon time
adalahdapatdijadikanindikatormutuuntukmengukurkinerjapera
wat IGD suaturumahsakit yang
dapatdilihatdariangkakepuasanpasien>70%, dan
angkakematian di IGD <24 jam.
2) KelemahanRespon Time
Respon time sangat pentingdalammenanganipasien.
Respon time yang cepat dan tepatakanmenimbulkankepuasan
dan kepercayaandariklien. Ditunjang juga
dengansikappeduliperawatkepadaklien,
25
klienakanmerasapercayadenganperawatdalammemberikanpelay
anan (Dwi Surtiningsih,2016).
ComplaintmenurutNisaKusumawardhani (2017)
merupakanungkapan rasa ketidakpuasandariklien. Complaint
umumnyadiartikansebagaikesalahan, masalah, stress, frustasi,
kemarahan, konflik, tuntutan, dan sejenisnya. Jika
responperawatdalammenanganikeluhandaripasiencepat dan
tepat, makaklientidakakan complaint kepadainstitusi.
Penangananpasien di IGD juga
harusdilakukansecaracepat dan tepatkarenapenanganan yang
lama akanmeningkatkanangkakecacatan dan kematian,
meningkatkankecemasanpasien dan juga dapatberpengaruh
pada kepuasanpasienterhadappelayanansuaturumahsakit oleh
karenaitudiperlukansuatustandar yang mengatur lama
wakturepsonterhadappasien di IGD (Direktorat Bina
PelayananKeperawatan dan Teknis Medik, 2011).
Jadi dapatdisimpulkan, kelemahanrespon
timeapabilaterjadiketerlambatanrespon
timemakaakanmenimbulkan :
a) Ketidakpuasanpasienterhadappelayanansuaturumahsakit
b) Meningkatkankecemasanpasien
c) Meningkatkankecacatan dan kematian di IGD
f. EfekSampingRespon Time
Kepuasanpasien dan
keluargatergantungkepadakualitaspelayanan. MenurutPurba, dkk
26
(2015) dalamsuatupelayanandikatakanbaik oleh
pasienataupunkeluargaditentukan oleh apakahjasa yang
diberikanbisamemenuhipersepsitentangpelayanan yang
diterimapasienmaupunkeluarga (mengecewakanataumemuaskan
dan lamanyawaktupelayanan).
Semakintinggiangkaketerlambatanrespon time,
makaangkakepuasaanpasiensemakinrendah. Hal
itudapatmeningkatkanangkakecacatan dan kematian dan juga
akanberpengaruh pada kualitaskinerjaperawat di IGD rumahsakit.
g. ProsedurPengukuranRespon Time
Prosedurpengukuranrespon timedalampenelitian oleh
Widodo (2015) yaitudengancaraobservasi. Obeservasiadalah
Teknik pengumpulan data dimana data
takmhanyadiukurdarisikapresponden (angket dan wawancara)
namun juga dapatdigunakanuntukmerekamberbagaisituasi dan
kondisi (Hasdinahdkk, 2015). Dalamprosedurini,
penelitimenghitungwaktu yang dibutuhkanperawatpertama kali
melakukanawalatauanamnesasejakpasienmasukkepintu IGD
denganmenggunakanstopwatch (arloji).
Cara menghitungrespon
timeseorangpetugaskesehatanyaitusejakkedatanganpasientesebutke
IGD untukmendapatkanpelayananpenangananpertama (Kemenkes
RI, 2008 dalamRezky, H. 2020).
Terhitungsaatpasienmembukapintumasukuntukmendapatkanpenan
gananpertamadengantriase (Rezky. Hm 2020).
27
2. Penelitiansebelumnya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jimmy dan Mario (2019)
didapatkan 36 responden ;sebanyak 22 orang
melakukantriasedengantepat dan sebanyak 14
torangtidaktepatdalammelakukantriase ; sebanyak 26 orang
memilikirespon time lambat dan hanya 10 orang yang memilikirespon
time cepat. Sehinggadapatdisimpulkanpelaksanaantriase di IGD
rumahsakittipe C dilakukadengantepat dan respon time di IGD
rumahsakittiipe C termasukkategorilambat.
Hasil penelitian yang dilakukanSeptiana, Nabhani, dan Nanang (),
berdasarkankategorikecepatanpenatalaksanaan yang <5 menitsebanyak
15 orang (62,5%) dan yang >5 menitsebnayak 5 (20,8%).
Berdasarkanketepatanpenatalaksaanyaitutepatsebanyak 20 orang
(100%). Dapatdisimpulkanterdapathubunganantararespon time
dengantriase dan penatalaksanaan.
Hasil penelitian yang dilakukan Rina dan Nurul (), didapatkan 16
responden. Mayoritasrespondenberpendidikan D-III Keperawatan
(62,5%). Dalampenelitianiniperawat yang
memilikiketerampilandalampelaksanaan primary survey
dalamkategoriterampilberjumlah 8 orang (50%),
sedangkantidakterampilberjumlah 8 orang
(50%).Frekuensitingkatpengetahuan BTCLS
dengankategoribaiksebanyak 50% dan kategorikurang 50%.
ehinggadapatdisimpulkanterdapatadanyahubungantingkatpengetahuant
entang BTCLS denganpenanganan Primary survey di IGD RSU
YarsiPonrianakProvinsi Kalimantan Barat.
Hasil penelitian Antoni, Ageng, dan Alwan (2019). Sebagian
besarrespondenmemilikitingkatpengetahuanperawatdengankategoribai
kberjumlah 10 responden (37%), kategoricuku 17 responden (62,9%)
dan tidakadaresponden yang memilikitingkatpengetahuankurang.
Sebagian besarrespondenberdasarkankatgorirespon time
cepatberjumlah 19 responden (70,3%) dan kategorirespon time
28
lambatberjumlah 8 responden
(29,6%).Makadapatdisimpukanadahubungantingkatpengetahuanperaw
atterhadaprespon time perawatdalammelaksanakan triage di IGD
RSUD Kota Mataramtahun 2019.
B. Kerangkateori
Kerangkateoriadalahpenjelasantentangteori yang
dijadikanlandasandalamsuatupenelitiansertaasumsi-asumsiteoretis yang
mana dariteoritersebut yang akandigunakanuntukmenjelaskanfenomena
yang diteliti (Kelana, 2015).
Pengertian
Tujuan
Konseptriase
Prosedur
Klasifikasikeg
awatan Observasi
Pengertian
n
kategori
Konsep
standar respon
time
Factor yang
mempengaruhi
Prosedurpe
ngukuranres
pon time
Gambar 2.1
29
C. Kerangkakonsep
Respon time
Pendidikan
Ketepatantriase
Umur
Jeniskelamin
observasi
Gambar 2.2
D. Pertanyaanpenelitian
1. Bagaimanagambarankarakteristikrepondenberdasarkanusia,
jeniskelamin, dan Pendidikan mengenaiketepatanpelaksanaantriase dan
respon time?
2. Bagaimanagambaranketepatantriase di IGD RSUD Pemangkat?
3. Bagaimanagambaranpelaksanaanrespon time di IGD RSUD
Pemangkat?
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain
penelitianadalahseluruhdariperencanaanuntukmenjawabpertanyaanpeneliti
dan mengantisipasibeberapakesulitan yang mungkintimbulselama proses
penelitian (Nursalam, 2017).
Desain penelitian yang
digunakandalampenelitianiniadalahobservasionaldeskriptif. Penelitian
deskripstif adalah penelitian yang bertujuan memaparkan variable
penelitian secara deskriptif tanpa melakukan Analisa hubungan antar
variable yang diteliti. Observasi (Kelana, 2015). Observasi adalah kegiatan
pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap aktifitas
responden atau partisipan yang terencana, dilakukan secara aktif dan
sistematis (Kelana, 2015).
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantatif dengan
metode cross sectiona. Cross sectional adalah suatu penelitian yang
dilakukan dimana pengambilan data terhadap beberapa variable penelitian
dilakukan pada satu waktu (Kelana, 2015)
1. Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017).
Populasidaripenelitianiniadalahperawat IGD RSUD Pemangkat yang
berjumlah 13 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dpilih dengan sampel
tertentu dapat mewakilkan seluruh objek penelitian (Nursalam, 2016).
31
Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi diambil dan
sampel( total populasi) penelitian ini adalah perawat IGD RSUD
Pemangkat yang berjumlah 13 orang.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober2021 hingga Maret 2022
di IGD RSUD Pemangkat.
D. Variable Penelitian
Variable adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugioyono, 2017).
Variable dalampenelitianiniadalah variable
tunggalyaituketepatantriase.
E. DefinisiOperasional
Variabl Definisi
e
Triase Upayapengelompokanpasiensecaracepatdenganmemperhatikangejalaberupaberatatauring
yang dialamipasienadatidaknyagangguan airway, breathing, dan circulation.
respon Kecepatanperawatdalammenanganipasien.
time
IGD
Definisioperasionalyaitumendefinisikan variable
secaraoperasionalberdasarkankarakterisitik yang diamati (Hidayat, 2011
dalamLailin, 2019)
Table 3.1
32
F. ProsedurPenelitian
1. Tahappersiapan
a) Sebelum melakukan penelitian, peneliti menentukan masalah
penelitian dan untuk mendapatkan data awal yang akurat untuk
mendukung masalah, peneliti dapat melakukan studi pendahuluan.
b) Peneliti menentukan tujuan (alasan melakukan penelitian dan
tentang apa yang ingin diketahui dari suatu penelitian) dan manfaat
(kegunaan atau faedah dari hasil penelitian terhadap berbagai pihak
yang terkaitdengan pelaksanaan penelitian) dari suatu penelitian.
c) Melakukan penelusuran literatur yang bertujuan untuk
memperjelas tentang masalah penelitian yang ditijau dari
aspekteoritis dan menambah luasnya pemahaman peneliti yang
diteliti.
d) Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
e) Menentukan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
f) Mengembangkan instrument penelitian dan menentukan metode
pengumpulan data.
g) Uji validitas dan relabilitas instrument (Dharma,2011)
2. Tahap pelaksanaan
a) Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian.
b) Mengantar surat izin penelitian ke wilayah yang akan diteliti.
c) Menjelaskan kepada calon respon dententang penelitian yang akan
dilakukan dan bila bersedia menjadi responden diperkenankan
mengisi inform consent.
d) Menjelaskan kepada responden mengenai mekanisme pertolongan
pertama tersedak (Choking) pada balita.
e) Setelah satu minggu, peneliti melakukan pengumpulan data dan
data dianalisa kemudian diolah.
f) Melakukan Penyusunan hasil penelitian.
G. Metodepenelitian
33
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitin (Kelana, 2015).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
observasi. Penelitian kuantitatif adalah suatu cara yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka
dan program statistic (Dr. Wahidmurni, 2017). Metode observasi adalah
kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap
aktivitas respon den atau partisipan yang terencana, dilakukan secaraaktif
dan sistematis.
H. Instrument Penelitian
I. Etika penelitian
34
Informed
consentmerupakanbentukpersetujuanantarapenelitidenganrespondenpe
nelitiandenganmemberikanlembarpersetujuanuntukmenjadiresponden.
Tujuaninformed consentadalah agar subjekmengertimaksud dan
tujuanpenelitian, mengetahuidampaknya. Jika respondentidakbersedia,
makapenelitiharusmenghormatihakpasien. Beberapainformasi yang
harusadadalaminformen consent tesebutantaralain :partisipasipasien,
tujuandilakukanya Tindakan, jenis data yang akandibutuhkan,
komitmen, prosedurpelaksanaa, potensialmasalah yang akanterjadi,
manfaat, kerahasiaan, informasi yang udahdihubungi, dan lain-lain.
2. Anonymity (tanpanama)
Masalahetikakeperawatanadalahmasalah yang
memberikanjaminandalampenggunakansubjekpenelitiandengancaratid
akmemberikanataumencantumkannamaresponden pada lembaralatukur
dan hanyamenuliskankodeatauinisialnama pada lembarpengumpulan
data atauhasilpenelitian yang akandisajikan.
3. Confidentiality (kerahasian)
Masalahinimerupakanmasalahetikadenganmemberikanjaminankerahasi
aanhasilpenelitian, baikinformaimaupunmasalah-masalahlainnya.
Semuainformasi yang telahdikumpulkandijaminkerahasiannya oleh
peneliti, hanyakelompok data tertentu yang akandilaporkan pada
hasilriset.
J. Analisa Data
35
Pada penelitian ini menggunakan analisaUnivariat. Analisa
univariata dalahs uatup rosedur pengolahan data dengan menggambarkan
dan meringkas dan dengan cara ilmiah dalam bentuk table ataugrafik
(Nursalam, 2016).
K. JadwalPenelitian
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Lemone, PriscilliaDkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medical
BedahGangguanRespirasi. Jakarta : EGC.
Maatilu, V., Mulyadi., Malara, R. T. (2014). Faktor-Faktor Yang
BerhubunganDenganRespon Time Perawat Pada
PenangananPasienGawatDarurat Di IGD RSUP Prof Dr. R. D.
Kandou Manado. FakultasKedokteran Program
StudiIlmuKeperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado. E-
JurnalKeperawatan (E-Kep)
Ningsih, Kartikawati D. Overcrwoding Patient And Improving Emergency Patient
Flow In Emergency Patient Flow In EmergancyDepartement; A
Literature Review. Malang: UrusanKeperawatan UNBRA. JIK. 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
TentangPelayananKegawatdaruratan
Putri,D., Fitria, C., N. (2018). Ketepatan Dan KecepatanTerhadap Life Saving
Pasien Trauma Kepala. Jurnal The 7 Th University Research
Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Sanders, S. F., & Devon, H. A. (2016). Accuracy In ED Triage For Symptoms Of
Acute Myocardial Infarction. Journal Of Emergency Nursing, 42(4),
331–337. Https://Doi.Org/10.1016/J.Jen.2015.12.011
Sudrajat, Ace. 2014. HubunganPengetahuan Dan
PengalamanPerawatDenganKeterampilanTriase Di IGD RSCM.
Jakarta: PoltekesKemenkes Jakarta
Tumbuan, A. N. (2015). Hubungan Response Time PerawatDengan Tingkat
KecemasanPasienKategoriTriaseKuning Di IGD RSU GMIM
KalooranAmurang. FakultasKedokteran Program
StudiIlmuKeperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado. E-Journal
Keperawatan (E-Kp) Volume 3 No.2
Tumbuan, A.N. 2015. HubunganRespontimePerawatDengan Tingkat
KecemasanPasienKategoritriaseKuning Di IGD RSU GMIM
KALOORAN AMURANG, Vol. 3 No. 2 Mei 2015.
Varndell, W., Hodge, A., & Fry, M. (2019). Triage In Australian Emergency
Departments: Results Of A New South Wales Survey. Australasian
Emergency Care, 22(2), 81–86.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Auec.2019.01.003
Widodo, E. 2015. Hubungan Response Time
PerawatDalamEmmeberikanPelayananDenganKepuasanPelanggan Di
IGD RS PantiWaluyo Surakarta.
38
Lampiran
39