TAHUN 2021
PROPOSAL
Disusun oleh:
NIM : 19142012058
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2021
Majalengka
Menyetujui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
3. Yang terhormat Ibu Hera Hijriani, S.Kep, Ners, M.Kep selaku Kepala
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
12
13
15
18
19
20
24
28
30
31
32
2.2.3 Lingkungan...........................................................................................
39
46
3. 1 Rancangan Penelitian........................................................................................
47
48
49
3.5 Definisi Operasional.............................................................................................
49
51
52
55
56
59
60
BAB I
PENDAHULUAN
(Hockenberry & Wilson, 2009). Diperkirakan pada tahun 2011 insiden kasus
TBC mencapai 8,7 juta, 990 orang meninggal karena TBC, secara global
sekiatar 95 % kasus TBC dan 98% kematian akibat TBC di dunia terjadi di
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TBC anak
bahaya penularan yang tinggi terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan
umur 7-14 tahun, usia anak sangat rawan tertular tuberculosis, bila terinfeksi
secara pasti, namun bila angka kejadian Tuberkulosis dewasa tinggi, maka
dapat diperkirakan tuberculosis pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi
karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan
( Kartasasmita 2009)
(Mangtani et al 2014).
nutrisi jelek, sesak, ventilasi rumah yang tidak bersih, perawatan kesehatan
yang tidak cukup, dan perpindahan tempat. Lingkungan rumah yang buruk
Penyakit TBC pada anak bila tidak segera ditangani dan diobati
biasanya akan berkembang ke arah yang lebih buruk misalnya TBC milier
lebih buruk. Tuberkulosis jika tidak diobati segera bisa menyebar ke seluruh
organ lain, dan biasanya lebih berbahaya. Oleh karena itu, screening dan
anak akan diketahui dan terdiagnosis TBC jika orang tua membawa anaknya
orang dengan gejala CXRs sugestif TBC (19,4%), orang tanpa gejala dengan
12,96) dengan rata-rata peningkatan skor 17,67 (SD = 20,96) dan nilai p
dan kader kesehatan dapat meningkat dalam melakukan deteksi dini dan
pada tahun 2018-2020 terdapat 112 kasus yang terdiri dari kasus TBC anak,
dewasa, BTA positif, TBC ekstra paru dan BTA negatif. Angka TBC anak ini
kasus BTA+ pada tahun 2018 berjumlah 17 orang dan TBC anaknya terdapat
6 orang. Pada tahun 2019 BTA+ berjumlah 12 orang dan TBC anaknya
terdapat 17 orang. Lalu pada tahun 2020 BTA+ berjumlah 6 orang dan TBC
anaknya terdapat 5 orang Seharusnya target TBC Anak <15 % dari BTA+.
riwayat TBC.
badan.
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TBC anak
secara pasti, namun bila angka kejadian Tuberkulosis dewasa tinggi, maka
dapat diperkirakan tuberculosis pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi
karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan
( Kartasasmita 2009).
penyakit TBC, dan beberapa anak yang menderita TBC terdapat kontak erat
serumah dengan penderita TBC dewasa, baik TBC dengan BTA Positip
anak dari tahun 2018 sampai tahun 2020 sebanyak 30 orang dari 120 orang
penelitian ini yaitu adalah adakah Hubungan Kontak Erat penderita TBC
tahun 2021.
informasi tentang penuluaran TBC pada anak dengan cara kontak erat pada
bangku perkuliahan
a. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
juga mengenai organ tubuh lainnya. TB anak terjadi pada anak usia 0-
2.1.2 Etiologi
Jensen, Ogawa.
5. Sangat peka terhadap panas , sinar matahari dan sinar ultra violet.
Dalam dahak pada suhu 30-37 derajad celcius akan mati dalam
3.2.3 Patogenesis
primer terletak di lobus bawah atau tengah maka kelenjar limfe yang
individu dengan sistem imun yang berfungsi baik , pada saat sistem
kelenjar ini, tetapi tidak menimbulkan gejala sakit TB. Fokus primer di
fokal. Jika terjadi nekrosis perkijuan yang berat , bagian tengah lesi
Kelenjar hilus yang mulanya berukuran normal pada awal infeksi akan
kolaps-konsolidasi.
(Depkes RI, 2003). Ahli lain mengatakan bahwa transmisi dari bakteri
dari sputum penderita, selain itu pada beberapa kasus juga dilaporkan
adanya kotaminasi lewat makanan untuk jenis M. bovis
(Varaine,dkk,2010).
bayi dan anak (TB milier ). TB anak adalah Penyakit TB yang terjadi
iobati kuman TB akan terus menetap di dalam tubuh seumur hidu dan
Children, 2013).
1. Paparan
2. Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6-14 minggu setelah
tetap hidup dalam lesi tersebut (dormant)dan suatu saat bisa aktif
penyembuhan lesi.
3. Faktor Risiko
penyerta.
(Permenkes,2016).
2.1.6 Klasifikasi TB
1) Tuberkulosis Paru
1) Pasien baru TB
atau reinfeksi).
dari
1) Mono resistan (TB MR) : resistan terhadap salah satu jenis OAT
2) Poli resistan (TB MR) : resistant terhadap lebih dari 1 jenis OAT
bersamaan.
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
ART.
sputum mereka. Penderita yang tidak diobati atau yang diobati tidak
tahun (Chin,2009).
ruangan yang sama dengan orang yang batuk dan menghirup udara
tinggi bagi mereka yang berada paling dekat dengan orang yang batuk
(Crofton, 2002).
dan malnutrisi (gizi buruk). HIV merupakan faktor risiko yang paling
kuat bagi yang terinfeksi TB dan menjadi sakit TB. HIV mengakibatkan
kerusakan yang luas sistem daya tahan tubuh seluler, sehingga jika
RI.2016)
Upaya ini dilakukan pada anak yang mempunyai gejala dan atau
1. Gejala sistemik/umum
1) TB kelenjar
Meningitis TB
3) TB sistem skeletal
(gibbus).
lutut.
4) TB mata
Konjungtivitis fliktenularis
Tuberkel koroid
5) TB kulit (skrofuloderma)
1. Pemeriksaan bakteriologis
3) Pemeriksaan biakan
minggu).
2. Pemeriksaan penunjang
1) Uji tuberkulin
2) Foto toraks
3. Alur diagnosis TB
( KemenKes,RI.2016)
Tabel 2.1
Sistem skoring TB paru anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak - Laporan kelurga BTA (+)
jelas BTA (-)/tidak
jelas/tidak
tahu
Uji tuberkulin Negati - - Positif(≥10m
(Mantoux) f m atau ≥pada
imunokompro
mais
Berat - BB/TB<90% Klinis gizi -
badan/Keadaa atau buruk atau
n gizi BB/U<80% BB/TB:70%
atau
BB/U<60%
Demam yang - ≥2 minggu - -
tidak di
ketahui
Batuk kronik - ≥2 minggu - -
Pembesaran - ≥1cm,>1KG B, - -
kelenjar tidak nyeri
kolli,aksila,in
g
uinal
Pembengkaka - Ada - -
n pembengkak
tulang/sendi an
panggul/lutut
Foto toraks Normal/ Gambaran - -
kela sugestif
inan
tidak
Skor total
1) Kontak dengan pasien TB BTA positif diberi skor 3 bila ada bukti tertulis
hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari
untuk anak usia ≤ 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016 ,
sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standarWHO 2005
yaitu grafik IMT/U.
1-2 bulan.
1. Menyembuhkan pasien.
3. Mencegah TB relaps.
seminimal mungkin.
adalah:
sebagai monoterapi
Tabel 2.2
Tabel 2.3
(75/50)
>30 OAT
dewasa
saat itu.
umur).
4) OAT KDT harus diberikan secara utuh tidak boleh di belah atau
digerus.
6) Obat diberikan pada saat perut kosong atau paling cepat 1 jam
setelah makan.
melebihi 10 mg/kgBB/hari.
obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer.
Pada kasus TB anak yang berat biasanya juga diberikan obat berikut:
1) Kortikosteroid
TB meningitis
Perikarditis TB
Efusi pleura TB
2) Piridoksin
terutama pada anak dengan malnutrisi berat dan anak dengan HIV
pada anak dengan TB. Penilaian status gizi harus dilakukan secara
wasting.
nutrisi sampai anak stabil dan TB dapat diatasi.air susu ibu tetap
(Kemenkes,2016).
agar setiap orang terhindar dari terjangkitnya suatu penyakit dan dapat
(environment) (Notoatmodjo,2007).
pada anak yang mengalami paparan pasien TB BTA positif dan pada
HIV, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat anak dengan gizi
buruk.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru Anak
terjadinya penyakit, salah satu diantaranya adalah John Gordon. Pada tahun
Agent (A) adalah penyebab esensial yang harus ada agar penyakit dapat
yang abstrak, suasana sosial, yang dalam jumlah yang berlebih atau
Host atau pejamu adalah manusia atau hewan hidup, termasuk burung
pada pria selalu tinggi pada semua usia tetapi angka pada wanita
rentang usia 51-60 tahun. Dan sebagian besar terjadi pada laki-laki
usia (0-14 tahun), tetapi sebagian besar kasus terjadi pada usia
antara 1-4 tahun (WHO,2006). Hal ini disebabkan oleh usia yang
2002).
2. Kekebalan
Association, 2011).
3. Status gizi
(Supariasa,2012).
meningkatkan
tangkal yang baik terhadap penyakit atau infeksi adalah status gizi
dewasa (Achmadi,2005).
status gizi normal dan status gizi buruk berdasarkan indikator berat
identik sebagai strain TB, terjadi lebih sering pada individu yang
aktif atau yang memiliki risiko TB, akan memiliki risiko sama
disebut kontak erat adalah orang tuanya , orang serumah atau orang
(Kemenkes RI,2013)
paru BTA positif, polusi udara dalam ruangan dari asap rokok
tuberculosis (Sejati,2015)
Infeksi HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang
(Depkes,2007).
2.2.3 Lingkungan
1) Ventilasi rumah
(Depkes,2002).
ventilasi dibagi dalam dua jenis ,yaitu ventilasi alam dan ventilasi
berikut;
penghuninya.
penyakit melalui udara akan semakin mudah dan cepat. Oleh sebab
keringat (Achmadi,2005).
(Soedjajadi,2005).
3) Suhu rumah
umumnya suhu kering antara 24-34 0C; 2) suhu basah, yaitu suhu
yang menunjukkan
bahwa udara telah jenuh oleh uap air , umumnya lebih rendah dari
yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 200C atau >250C.
menular (Soedjajadi,2005).
4) Pencahayaan rumah
nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup
dan berkembangnya bibit-bibit penyakit seperti Mycobacterium
(Satrio,2015).
Tetapi jika dalam sputum dapat bertahan 20-30 menit. Oleh karena
5) Kelembaban rumah
Agent/Kuman:
bacterium Tuberculosis
1. Ventilasi rumah
2. Kepedatan
penghuni
3. Suhu rumah
4. Pencahayaan
rumah
5. Kelembaban
rumah
Sumber : John Gordon 1970
BAB III
METODE PENELITIAN
(Arikunto, 2012).
2012).
3.2 Kerangka Konsep
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
( Notoatmodjo, 2012).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah angka kejadian TBC anak.
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
V.Independen V.Dependen
Keterangan : = diteliti
TBC
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.2
Definisi Oprasional
Skala
No Variabel Definisi Oprasional Alat ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel bebas
kontak erat
ada yang
menderita
TBC
Variabel terikat
Rongent
Positip
maupun TB
Ekstra Paru
2. Tidak ada
kontak erat
yang
menderita
penyakit
TBC
3.6.1 Populasi
3.6.2 Sampel
penderita TBC
dan dianalisa.
terkait dengan kontak erat dengan penderita TBC dukungan dan dapat
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
pernah).
pertanyaan dengan nilai r hasil lebih besar dari nilai r tabel yaitu
0.444.
2. Uji Reliabilitas
atau tetap asas, bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala
(Notoatmodjo, 2012).
penelitian ini.
3.8.1 Editing
3.8.2 Coding
menggunakan komputer.
3.8.4 Cleaning
kembali data yang sudah di entry ada kesalahan atau tidak. Pada
penelitian ini, saat cleaning tidak ada data yang salah saat di entry
data.
3.8.5 Tabulating
f
p= x 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah pernyataan
n = Jumlah sampel
terikat (kejadian TBC anak). Uji statistik yang digunakan yaitu uji
x =∑ ¿ ¿ ¿
2
df = (b-1) (k-1)
keterangan :
membantu manusia untuk melihat atau menilai secara kritis mortilitas yang
etika penelitian.
meliputi :
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Privacy
orang lain, bahkan oleh peneliti itu sendiri, sehingga responden dapat
5. Maleficence
Bebas dari bahaya di mana penelitian ini tidak akan berdampak secara
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
di Tempat
Dengan Hormat,
NPM : 191420120058
Hubungan Kontak Erat penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC Anak Di
Saudara/ i berikan akan dijamin kerahasiaan karena itu Saudara/ i bebas untuk
Peneliti
( )
PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan menandatangani lembar ini, saya:
Nama :
Usia :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan kontak erat penderita TBC dengan angka kejadian
TBC anak di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungkerta” yang akan
dilakukan oleh Siti Fathonah mahasiswi ProgramStudi S1 Keperawatan
STIKes YPIB Majalengka.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan
untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi
responden penelitian ini.
Sumedang
Yang menyatakan
( )
KUISIONER
Pengantar
Terima kasih atas waktu yang telah diluangkan saudara/ i untuk mengisi kuisioner
ini.
hubungan Hubungan Kontak Erat penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC
Berilah chek list pada jawaban yang menurut anda paling sesuai dan mengisi
Identitas
No. Responden :
YA
TIDAK
DRAFT KESEPAHAMAN BERSAMA
(MoU)
ANTARA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YPIB MAJALENGKA
DENGAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
TENTANG
PELAKSANAAN KEGIATAN TRI DHARMA
PERGURUAN TINGGI
Jl. Gerakan Koperasi No.003 Majalengka Provinsi Jawa
Barat
TAHUN 2021
Nomor : A-87/LPPMSTIKesYPIB/VIII/2021
Nomor : ……………………….…………
Pada hari ini Senin tanggal Dua, bulan Agustus, tahun Dua ribu dua puluh satu (02-08-
2021), Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk mengadakan kerjasama dalam
bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan ketentuan seperti dicantumkan pada pasal–
pasal berikut :
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. STIKes YPIB Majalengka adalah STIKes YPIB Majalengka Jawa Barat sebagai unit
pelaksana teknis dibidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
Program Studi DIII Kebidanan, Progran Studi S1 Farmasi, Program Studi S1
Keperawatan dan Profesi Ners yang berada dibawah tanggung jawab Departemen
Pendidikan Nasional dan secara teknis operasional berada dibawah pembinaan dan
bimbingan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV Jawa Barat Banten.
2. Ketua STIKes adalah Ketua STIKes YPIB Majalengka.
3. Pemerintah Kabupaten Majalengka sebagai unit pelaksana teknis dibidang Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang berada dibawah tanggung jawab Departemen
Pemerintahan dalam negeri.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan serta membina hubungan kelembagaan antara
kedua belah pihak yang saling menguntungkan dalam melaksanakan kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi antara STIKes YPIB Majalengka dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumedang.
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk mewujudkan dalam bentuk :
1) Bekerjasama saling meningkatkan Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi tentang
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
2) Bekerjasama saling memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi tentang Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Naskah kerja sama ini mulai berlaku sejak ditandatangani dan berlaku untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun.
2. Naskah kerja sama ini dapat diperpanjang dengan ketentuan 6 (enam) bulan sebelum
naskah kerja sama ini berakhir, sudah harus ada persetujuan tertulis antara kedua
belah pihak untuk memperpanjang kerja sama.
3. Naskah kerja sama ini dapat diubah atas kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
Pasal 5
PERSELISIHAN
Perselisihan yang mungkin timbul dalam perjanjian ini akan diselesaikan dengan jalan
musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila tidak tercapai kesepakatan maka
kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui badan arbitrase.
Pasal 6
SANKSI
1. Apabila PIHAK PERTAMA tidak mentaati naskah kerja sama, maka PIHAK KEDUA
dapat memutuskan kerja sama ini.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak mentaati naskah kerja sama, maka PIHAK PERTAMA
dapat memutuskan kerja sama ini.
Pasal 7
EVALUASI
Dalam rangka Evaluasi pelaksanaan kerja sama ini kedua belah pihak mengadakan rapat
sekurang–kurangnya dua kali setahun.
Pasal 8
KEADAAN MEMAKSA
(FORCE MAJEUR)
Apabila terjadi keadaan diluar kekuasaan kedua belah pihak atau sebab kahar (force
majeur) yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya isi surat perjanjian ini, maka
kedua belah pihak dengan itikad baik dan demi tercapainya maksud dan tujuan
perjanjian kerja sama ini sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat dan dengan tidak saling merugikan kedua belah pihak.
Pasal 9
PENUTUP
1. Hal–hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja sama ini akan dibicarakan secara
musyawarah dan mufakat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang akan
dituangkan dalam suatu Adendum atau Petunjuk pelaksanaan.
2. Perjanjian kerjasama ini dibuat daslam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama serta masing-masing pihak
memiliki 1 (satu) berkas.
3. Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
dengan ketentuan apabila terjadi kekeliruan dan ketidaksesuaian akan
dimusyawarahkan kemudian hari secara mufakat oleh kedua belah pihak.
MENGETAHUI,
Dr Wawan Kurniawan, SKM., S.Kep., Ners., M.Kes Dadang Sulaeman, S.Sos., M.Kes
Nomor : A-086/LPPMSTIKesYPIB/VIII/2021
Lamp. : 1 bundel
Perihal : Permohonan Kesepahaman Bersama
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Di
Tempat
Dengan Hormat,
TENT
ANG:
PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PRAKTEK LAPANGAN
Dl LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
Dasar Surat dari Ketua Sekolah Tinggi limu Kesehatan (STIKes) YPIB Majalengka
Nomor : 231/STIKes-S1.Kep/06-Penelitian/V1/2021 tanggal 07
Juni 2021 Perihal : Permohonan Ijin Penelitian.
MENGIZINKAN
Kepada:
Nama Siti Fathonah
Judul Hubungan Kontak Erat Penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC Anak di Wilayah
Puskesmas Tanjunkerta Tahun 2021
Waktu 9 Agustus s.d 9 September 2021
Untuk Melaksanakan Penelitian di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.
Degan ketentuan 1. Selama melaksanakan penelitian yang bersangkutan harus mengikuti ketentuan
pelaksanaan penelitian yang berlaku di Kabupaten Sumedang.
2. Hasil penelitian tersebut diharapkan menjadi bahan masukan bagi
perencanaan program di Dinas Kesehatan.
3. Menyerahkan hasil Hard Copy penelitian melalui Bidang Sumber
Daya Kesehatan C.q Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Dikeluarkan di Sumedang
Pada tanggal 2 Agustus 2021
Ditandatangani Secara Elektronik Oleh:
Bala
i EKKI RISWANDYAH SKM
NIP.
Sertifikasi
Elektronik
197211101995032004