Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH FAKTOR KEPADATAN HUNIAH TERHADAP

KEJADIAN TB PARU DI KABUPATEN SIKKA

OLEH
FEBIOLA
2107010080

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Pujian & syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulisan proposal penelitian dengan judul
“Pengaruh Faktor Kepadatan Hunian Terhadap Kejadian TB Paru di Kabupaten
Sikka” ini dapat selesai sesuai dengan harapan penulis. Proposal penelitian ini
fokus untuk memahami bagaiman faktor kepadatan penghuni berpengaruh
terhadap kejadian TB paru di Kabupaten Sikka.
Dalam melakukan penulisan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada Ibu Dr. Luh Putu Rulianti, S.KM.,M.Kes selaku dosen
pengampu mata kuliah penulisan ilmiah yang telah memberikan arahan, petunjuk
serta saran dalam penyempurnaan proposal ini
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Apris A. Adu, S.Pt.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana;
2. Bapak Mustakim Sahdan, S.KM.,M.Kes selaku koordinator Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana;
3. Bapak Tadeus A. L. Regaletha, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah mengarahkan penulis selama menempuh perkuliahan;
4. Bapa, mama, adik-adik serta seluruh keluarga yang telah memberikan kasih
sayangnya kepada penulis selama menempuh studi;
5. Rekan-rekan seperjuangan di lembaga kemahasiswaan interen dan ektra FKM
Universitas Nusa Cendana yang telah mewarnai kehidupan berlembaga
penulis;
6. Rekan-rekan se-program studi dan se-angkatan yang tidak dapat disebutkan
satu per satu;
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang memberikan balasan kasih yang setimpal atas segala jasa dan

i
perhatian bapak ibu sekalian, dan semoga proposal ini mampu memberikan
manfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, bagi penulis, dan pihak lain yang
membutuhkan

Kupang, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
2.1. Tinjauan Teori........................................................................................... 4
2.1.1. Definisi Tuberkulosis....................................................................... 4
2.1.2. Faktor Penyebab Tuberkulosis........................................................ 4
2.1.3. Kepadatan Hunian........................................................................... 4
2.2. Kerangka Konsep....................................................................................... 5
2.2.1. Kerangka Pikir................................................................................. 5
2.2.2. Kerangka Hubungan Antar Variabel............................................... 5
2.2.3. Hipotesis Penelitian......................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 7
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................. 7
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 7
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................. 7
3.3.1. Populasi............................................................................................ 7
3.3.2. Sampel............................................................................................. 7
3.4. Jenis, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data..................................... 8
3.4.1. Jenis Data......................................................................................... 8
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 8
3.4.3. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................... 8
3.5. Teknik Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data................................... 8

iii
3.5.1. Teknik Pengolahan Data................................................................ 8
3.5.2. Analisis Data.................................................................................. 8
3.5.3. Penyajian Data............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar
menyerang paru-paru (80%), sedangkan 20% lainnya menyerang organ di luar
paru-paru. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia yang
menempati urutan kedua sebagai penyakit infeksi penyebab kematian terbanyak
setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Merujuk pada Laporan TB WHO tahun 2020, 10 juta orang di dunia
menderita tuberkulosis dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap
tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TB tertinggi di
dunia dengan estimasi jumlah orang yang jatuh sakit akibat TB mencapai 845.000
dengan angka kematian 98. 000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO
Global TB Report, 2020). Dari kasus tersebut, hanya 67% yang ditemukan dan
diobati, sehingga terdapat sebanyak 283.000 pasien TB yang tidak diobati dan
berisiko menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya (Kemenkes, 2021)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTT (2022) dalam 4 tahun
terakhir kasus TB paru di NTT tahun 2018 sebanyak 6583 kasus, tahun 2019
sebanyak 3852 kasus, tahun 2020 sebanyak 5126 kasus dan tahun 2021 sebanyak
7585 kasus. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka pada tahun 2020
kasus TB paru di Kabupaten Sikka mengalami peningkatan yang signifikan pada
tahun 2018 sebanyak 432 kasus, tahun 2019 sebanyak 828 kasus, dan tahun 2020
sebanyak 711 kasus.
Salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi TB
adalah kepadatan penghuni. Kepadatan hunian yang tinggi dapat memicu
penularan dan penyebaran tuberkulosis. Berdasarkan Peraturan Bupati Sikka
Nomor 182/HK/2021 luas kawasan kumuh adalah sebesar 116,51 Ha dan tersebar
di 9 kecamatan yaitu Kecamatan Kabor, Kecamatan Madawat, Kecamatan Kota

1
Uneng, Kecamatan Nangalimang, Desa Samporang , Desa Gunung Sari, Desa
Pemana, Kecamatan Wolomarang, dan Desa Beru.
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun
2020, orang yang tinggal di daerah dengan kepadatan pemukiman tinggi memiliki
risiko lebih tinggi terkena infeksi tuberkulosis dibandingkan dengan orang yang
tinggal di daerah dengan kepadatan pemukiman rendah. Kepadatan hunian yang
tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas tidur yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko tertular TB. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Shanaube, dkk (2016) yang
menunjukkan bahwa kepadatan hunian yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan
risiko infeksi TB di Zambia.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Vianitati, dkk (2022) di wilayah
kerja Puskesmas Beru, Kabupaten Sikka menunjukkan bahwa kepadatan hunian
yang tidak memenuhi syarat memiliki resiko terjadinya kasus TB sebesar 13 kali
lebih besar dibandingkan dengan kepadatan hunian yang memenuhi syarat.
(Vianitati Pasionista, 2022 ).
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti bagaimana faktor kepadatan hunian menjadi salah satu
penyebab terjadinya kejadian Tuberkulosis paru di Kabupaten Sikka.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah: "Apakah terdapat pengaruh faktor kepadatan
hunian terhadap kejadian TB paru di Kabupaten Sikka?"

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor
kepadatan hunian terhadap kejadian TB paru di Kabupaten Sikka.

2
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengidentifikasi gambaran kepadatan hunian di Kabupaten Sikka.
2. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian TB paru di Kabupaten Sikka.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kepadatan hunian dan kejadian TB
paru di Kabupaten Sikka.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
tuberkulosis paru di Kabupaten Sikka
2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait, dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan program kesehatan untuk mengurangi kejadian
tuberkulosis paru di Kabupaten Sikka.
3. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian serupa di daerah lain.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi
juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti tulang, kulit, ginjal, otak, dan
sumsum tulang belakang (WHO, 2018). Hingga saat ini penyakit tuberkulosis
masih menjadi penyakit dengan tingkat morbiditas tinggi, disertai penularannya
yang sangat mudah melalui udara. Oleh karena itu, penyakit tuberkulosis wajib
ditangani dengan segera dan hati-hati jika ditemukan kasus ini pada suatu wilayah
( Kemenkes, 2014 ).

2.1.2 Faktor-faktor penyebab Tuberkulosis


Menurut Khan et al. (2016), faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
TB di antaranya adalah faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor sosial-
ekonomi. Faktor lingkungan meliputi kepadatan hunian, ventilasi ruangan yang
buruk, sanitasi yang buruk, dan polusi udara. Faktor individu meliputi usia, jenis
kelamin, status imun, dan kebiasaan merokok. Faktor sosial-ekonomi meliputi
tingkat pendidikan, status ekonomi, dan akses terhadap pelayanan kesehatan.

2.1.3 Kepadatan Hunian


Luas rumah berkaitan erat dengan rumah yang sehat. Rumah yang sehat
harus cukup untuk penghuni di dalamnya, area rumah yang tidak sesuai dengan
jumlah penghuni dapat menyebabkan kelebihan beban. Semakin banyak penghuni
rumah, semakin cepat polusi udara di dalamnya. Ini menyebabkan peningkatan
kadar CO2 di rumah dan merupakan peluang untuk Mycobacterium tuberculosis
untuk berkembang biak. Menurut Menteri Kesehatan Nomor Republik Indonesia.
1077/Menkes/per/V/2011 tentang pedoman sanitasi udara, dimana satu orang
menempati luas setidaknya 8m2 untuk mencegah penularan penyakit dan juga

4
untuk memfasilitasi kegiatan di dalamnya. Kondisi kehidupan yang padat dapat
meningkatkan faktor polusi udara di dalamnya. (Permenkes, 2011).
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun
2020, orang yang tinggal di daerah dengan kepadatan pemukiman tinggi memiliki
risiko lebih tinggi terkena infeksi tuberkulosis dibandingkan dengan orang yang
tinggal di daerah dengan kepadatan pemukiman rendah. Kepadatan hunian yang
tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas tidur yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko tertular TB. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Shanaube, dkk (2016) yang
menunjukkan bahwa kepadatan hunian yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan
risiko infeksi TB di Zambia.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Vianitati, dkk (2022) di wilayah
kerja Puskesmas Beru, Kabupaten Sikka menunjukkan bahwa kepadatan hunian
yang tidak memenuhi syarat memiliki resiko terjadinya kasus TB sebesar 13 kali
lebih besar dibandingkan dengan kepadatan hunian yang memenuhi syarat.
(Vianitati Pasionista, 2022 ).

2.2 Kerangka Konsep


2.2.1 Kerangka Pikir
Kepadatan hunian yang tinggi dapat mempengaruhi kejadian TB di
Kabupaten Sikka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan hunian, seperti
ukuran rumah, jumlah penghuni, dan kondisi sanitasi, juga dapat mempengaruhi
risiko penularan TB.

2.2.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel Penelitian


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepadatan hunian, yang
dipengaruhi oleh ukuran rumah, jumlah penghuni, dan kondisi sanitasi. Variabel
terikat adalah kejadian TB. Dalam kerangka hubungan antar variabel penelitian,
terdapat hipotesis bahwa semakin tinggi kepadatan hunian, semakin tinggi pula
kejadian TB di Kabupaten Sikka.

5
2.2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka hubungan antar variabel
penelitian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor kepadatan hunian dengan
kejadian TB di Kabupaten Sikka.
H1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor kepadatan hunian
dengan kejadian TB di Kabupaten Sikka.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang menggunakan
design case control. Design case control adalah desain penelitian yang digunakan
untuk membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk
mengetahui proporsi peristiwa berdasarkan ada atau tidak adanya paparan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Sikka, tepatnya di dua
Kelurahan dan satu Desa yaitu Kelurahan Nangameting, Kelurahan Madawat, dan
Desa Beru, selama satu bulan terhitung dari 20 Agustus 2024 hingga 22
September 2024.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal di
Kelurahan Nangameting, Kelurahan Madawat dan Desa Beru yang merupakan
penderita tuberkulosis parusebagai populasi kasus dan masyarakat yang bukan
penderita tuberkulosis sebagai populasi kontrol

3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan
Nangameting, Kelurahan Madawat dan Desa Beru. Dimana penentuan sampel
yaitu dengan kriteria umur 15-64 tahun. Jadi, sampel dalam penelitian ini yaitu
penderita tuberkulosis paru (kelompok kasus) dengan jumlah responden untuk
masing-masing lokasi sebanyak 20 orang dan bukan penderita tuberkulosis paru
(kelompok kontrol) untuk masing-masing lokasi sebanyak 20 orang. Sehingga
jumlah keseluruhan sampel untuk tiga lokasi tersebut yaitu 120 sampel.

7
3.4 Jenis, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dan juga dari hasil pengukuran kepadatan hunian.
Dan juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data Dinkes Kabupaten
Sikka dan juga Puskesmas di wilayah lokasi penelitian tersebut.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara untuk
mendapatkan informasi terkait kepadatan hunian, observasi serta melalui
pengukuran menggunakan alat ukur kepadatan hunian yang dilakukan di tiga
lokasi penelitian tersebut.

3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah formulir
observasi yang berisi variabel penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data


3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul akan diolah dengan cara ditabulasi untuk
mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.

3.5.2 Analisis Data


Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dengan α = 0,05,
tingkat kepercayaan 95%. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara faktor kepadatan hunian dengan kejadian TB paru..

3.5.3 Penyajian Data


Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mempermudah
interpretasi dan presentasi hasil penelitian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2020. InfoDATIN


Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan RI.
Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Tuberculosis (TB).
Diakses dari https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/default.html
Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Diakses dari
https://ntt.bps.go.id/indicator/30/226/1/jumlah-kasus-hiv-aids-dbd-diare-tb-dan-
malaria.html
Hartati, S., Soedirham, O., & Karyadi, E. (2019). Faktor Risiko Terjadinya
Tuberkulosis pada Pasien Rawat Jalan di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 7(1), 14-22.
Hidayati, A., Djoerban, Z., & Rahayu, S. 2020. Analysis of risk factors for
pulmonary tuberculosis using logistic regression in Surabaya, Indonesia.
F1000Research, 9.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturaan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2017. Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2018. Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Profil Daerah Kabupaten Sikka. (2020). Diakses dari
https://www.bapelitbang.sikkakab.go.id/dokplan/384026profil_2022.pdf
Sikka dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka.

9
Vianitati, Pasionista & Fembi, P. N. (2022). Analisis Faktor Resiko
Kepadatan Hunian Dan Kelembaban Ruangan Dengan Kejadian TB Paru Di
Wilatah Kerja Puskesmas Beru Kabupaten Sikka. Jurnal Keperawatan Dan
Kesehatan Masyarakat, 9(2), 47-55.
World Health Organization. (2020). Global Tuberculosis Report 2020.
Diakses dari
https://www.who.int/publications/i/item/9789240013131\\

10

Anda mungkin juga menyukai