(Skripsi)
Oleh:
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
ZENIRA SARI PITALOKA
NPM. 17310316
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI PUSKESMAS
SIMBAWARINGIN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2020”.
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka dengan
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Bandar Lampung,
BAB I................................................................................................................................6
PENDAHULUAN............................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................11
1.5. Judul Penelitian...............................................................................................12
BAB II.............................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................13
2.1 Hipertensi........................................................................................................13
2.2 Gaya Hidup.....................................................................................................29
2.3 Usia dewasa muda...........................................................................................36
2.4 Tinjauan umum...............................................................................................37
2.5 Kerangka Teori...............................................................................................42
2.6 Kerangka Konsep...........................................................................................43
BAB III...........................................................................................................................44
METODE PENELITIAN.............................................................................................44
3.1 Jenis penelitian dan Rancangan Penelitian..................................................44
3.2 Tempat dan Waktu.........................................................................................44
3.3 Subjek Penelitian............................................................................................45
3.4 Variabel Penelitian.........................................................................................47
3.5 Definisi Operasional.......................................................................................47
3.6 Alat ukur dan Cara pengumpulan data.......................................................48
3.7 Pengolahan data..............................................................................................48
3.8 Analisis Data....................................................................................................49
3.9 Alur Penelitian................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
hampir 8 miliar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap
tahunnya di Kawasan Asia Timur Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di
akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2015 sebanyak 29% orang
8 juta orang setiap tahun, di mana 1,5 juta kematian di Asia Tenggara yang sepertiga
Hipertensi sering juga disebut penyakit tidak menular, penyakit degeneratif ini
banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta
hipertensi sering diberi gelar The Sillent Killer karena penyakit ini merupakan
pembunuh tersembunyi. Penyakit hipertensi atau tekanan darah telah membunuh 9,4
juta warga di dunia setiap tahunnya. Saat ini pun World Health Organization (WHO)
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada kelompok umur ≥18
tahun sebesar 25,8%, Prevalensi penyakit hipertensi pada setiap propinsi di Indonesia
pada kelompok umur ≥18 tahun tergolong cukup tinggi. Sebagai contoh prevalensi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Jawa Barat pada tahun 2013 rata-rata di
atas 29,4%. Sedangkan prevalensi hipertensi pada kelompok umur ≥18 tahun di Jawa
Tengah pada tahun 2013 sebesar 26,4%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar
252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita penyakit hipertensi.
(30,9%) atau secara absolut sebanyak 30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa
pada tahun 2013 pada kelompok usia muda, yaitu kelompok usia 18-24 tahun sebesar
8.7%, kelompok usia 25-34 tahun sebesar 14.7% dan pada kelompok usia 35-44
(16,8%). Selanjutnya, Menurut Joint National Committee (JNC) VII 2013 didapatkan
prevalensi hipertensi sebesar 5,3% (laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%), pedesaan
(5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%). Peningkatan tekanan darah dipengaruhi
oleh beberapa faktor risiko antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol) dan gaya hidup seperti kebiasaan
pasien.
jumlah pasien hipertensi tahun 2017 sebanyak 1.065 pasien, sedangkan pada tahun
penelitian terkait hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada usia
dewasa muda.
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dan dapat menimbulkan kerusakan
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
Menurut Kotler dan Keller gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat sedangkan menurut Mowen
Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan
uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Konsep gaya hidup di atas sangat
umum dan luas, oleh karena itu konstruk gaya hidup perlu difokuskan pada gaya
Modifikasi gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk menjaga
kesehatan dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua
tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga
Gaya hidup sehat telah menjadi bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi dengan mengurangi berat badan untuk individu yang gemuk, mengadopsi
Menurut hasil penelitian Fadhli (2018), tidak ada hubungan gaya hidup
(konsumsi kopi) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda dengan p=0,453
(p value >0,05). Selain itu tidak ada hubungan bermakna antara hubungan gaya
hidup (kebiasaan merokok) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa p=0,303 (p
value >0,05) serta tidak ada hubungan gaya hidup (aktifitas fisik) dengan kejadian
ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada usia
dewasa muda di nilai p=0,747. Selanjutnya, ada hubungan antara aktifitas fisik
dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda dengan nilai p=0,012 dan tidak
ada hubungan antara sering mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi dengan
nilai p=0,457>0,05.
tentang Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi pada
hubungan gaya hidup dengan kejadian penyakit hipertensi pada usia dewasa
muda.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.2 Definisi
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
adalah Tingginya tekanan darah arteri secara peristen, Penyebab nya mungkin
kontrol tekanan darah tidak berfungsi dengan benar atau tidak mampu secara
selalu tinggi (hipertensi jika di atas 140/90 mm Hg) (hipotensi jika dibawah
epidemiologi studi meta analisis. Sebab bila tekanan darah lebih tinggi dari
angka normal yang disepakati, maka resiko morbiditas dan mortalitas kejadian
kardiovaskular akan meningakat. Yang paling penting ialah tekanan darah harus
2.1.2 Etiologi
juga menyangkut gaya hidup yang juga berbeda. Hipertensi akan makin
Hasil analisa The Third National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES III) blood pressure data, hipertensi dapat di bagi menjadi dua
katagori: 26% pada pupulasi muda (umur ≤ 50 tahun), terutama pada laki-laki
(63%) yang biasanya didapatkan lebih banyak IDH di banding ISH. 74% pada
populasi tua (umur >50 tahun), utamanya pada wanita (58%) yang biasanya
Hipertensi mengambil porsi sekitar 60% dari seluruh kematian dunia. Pada
faktor resiko independen untuk kejadian hipertensi. Faktor asupan NaCl pada
alkohol, rokok, stres kehidupan sehari-hari, kurang olah raga juga berperan
tidak didapatkan hipertensi setelah umur 55 tahun, semua orang akan menjadi
tidak diketahui dan faktor turunan memegang peranan besar. Hipertensi jenis ini
dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Ada juga hipertensi
1) Hipertensi Esensial
Merupakan 95% dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini
pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung. (Panjaitan, 2015).
2) Hipertensi Sekunder
perifer. Apabila terjadi peningkatan salah satu variabel tersebut dan tidak
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin
jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh
hormon, senyawa renin yang diproduksi oleh ginjal akan diubah menjadi
dalam meningkatkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang
malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang
bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau
epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur,
tidak mantap.
2) Nyeri kepala yang terjadi saat bangun dipagi hari yang disertai mual dan
muntah.
6) Sering berkemih pada malam hari akibat dari peningkatan aliran darah ke
tekanan perifer. Adapun faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat dikontrol
dikontrol pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.
1. Kegemukan (obesitas)
Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 39% untuk pria dan 34%
untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 18%
untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut
2. Kurang Olahraga
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang
akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung
menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak atau kurang aktif olahraga pada
umumnya cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan
sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak
arteri.
4. Merokok
darah naik.
5. Stres
tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah kita dapat meningkat.
Tetapi pada umumnya, begitu kita sudah kembali rileks maka tekanan darah
akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel saraf
1. Keturunan (genetika)
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
2. Jenis kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan
masa menopause.
3. Umur
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko
Hipertensi adalah the silent killer penderita baru mempunyai keluhan setelah
2.1.8.1 Anamnesis
Anamnesis meliputi:
3. faktor-faktor risiko.
2014).
Tes darah rutin, glukosa darah (sebaiknya puasa), kolesterol total serum,
kolesterol LDL dan HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat serum,
kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin dan hematokrit, urinalisis (uji carik
2.1.8.4 Penatalaksanaan
a. Farmakologi
natrium tubuh dan mengurangi voleme darah serta barangkali juga dengan
mekanisme lainnya.
2) Obat simpatomegalik
penyimpnan darah vena dalam pembuluh darah vena yang besar. (kedua
efek terakhir mengurangi curah jantung). Obat ini dibagi lagi menurut
3) Vasolidator langsung
Adalah obat yang mengurangi tekanan darah cara merelaksasi otot polos
Oleh karena itu mengurangi tahanan perifer vaskular dan volume darah
b. Non Farmakologi
Terapi non farmakologi ialah Dengan Menerapkan gaya hidup sehat bagi
setiap orang sangat penting karena untuk mencegah tekanan darah tinggi
hal ini Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan
darah dapat terlihat pada tabel 2 dan sesuai dengan rekomendasi dari JNC
VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan
prehipertensi.
darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obesitas atau
Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, Diet rendah natrium,
Aktifitas fisik, dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien
dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi
kardovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal,
menimbulkan kebutaan.
jantung).
pengukuran tekanan darah berupa dua angka yang menunjukkan tekanan sistolik
dan tekanan diastolik. Tekanan darah selalu diukur dalam milimeter (mmHg)
karena manometer air raksa merupakan standar manometer yang dipakai dalam
mengukur tekanan darah. Satuan pengukuran tekanan darah pada manusia yaitu
mmHg (millimeter hydrargyrum/raksa) yang maksudnya ialah berapa tinggi air
sistolik dan diastolik. Keunggulan yang dimiliki oleh tensimeter air raksa adalah
Prinsip kerja tensimeter air raksa adalah udara yang berada di manset akan
2. Tensimeter digital
Tensimeter Digital adalah sebuah alat pengukur tensi darah secara digital/
elektronis. Alat kesehatan ini biasanya digunakan untuk mengukur tensi darah
secara mudah dan langsung menunjukkan angka tensi darah dengan hasil yang
rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara
manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan
udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut
nadi mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan
menggunakan MCU untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan
kemudian merekam tekanan dalam manset. Kemudian tekanan dalam manset
akan menurun lebih lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik di mana
dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat sedangkan menurut
hidup di atas sangat umum dan luas, oleh karena itu konstruk gaya hidup perlu
Modifikasi gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
2015)
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk, perencanaan pola
Menurut Panjaitan (2015), ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
menerapkan gaya hidup sehat bagi penderita hipertensi yaitu sebagai berikut:
a. Pola makan
kelompok umur sedangkan gizi yang baik akan membuat berat badan
penyakit kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola
kesehatan yang buruk, serta dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan
dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang
(Permenkes, R. I. 2014).
b. Aktifitas fisik/olahraga
serta membuat tubuh menjadi bugar. Olahraga yang dilakukan secara rutin
dapat menjaga agar tidak terjadi berat badan yang berlebih akibaat
Olahraga seperti jalan santai, jogging, bersepeda dan aerobic yang dilakukan
3-4 kali dalam seminggu dengan durasi 30-45 menit dapat menurunkan
sisitolik 4-9 mmHg. Selain itu, sebuah studi di 68th annual conference of
2017).
dari segi fisik, dan mental. Peningkatan pada sistem tubuh selama tingginya
tekanan darah sistolik naik 8-12 mmHg untuk setiap ekuvalen metabolik
(MET lebih tinggi) di atas saat istirahat. Satu MET adalah jumlah oksigen
membutuhkan tiga kali jumlah oksigen, dan seterusnya. Karena aliran darah
tidak aktif lainnya dalam tubuh juga diturunkan atau dijauhkan dari aliran
darah ekstra yang tidak dilakukan pada saat itu. Proses ini dicapai dengan
kontraksi tak sadar otot polos dalam pembuluh darah. Peningkatan kontraksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan olahraga atau aktivitas
fisik:
Bila hal ini dilakukan terlalu sering, contohnya setiap hari otot tidak
hasilnya pun tidak akan akan efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2) Intensitas artinya ukuran berat ringannya atau beban suatu latihan. Jika
3) Tempo atau waktu artinya berapa lama (durasi) waktu latihan saat berlangsung.
latihan, kemampuan kerja dan daya tahan jantunng serta otot-otot yang
c. Kebiasaan Merokok
Berhenti merokok merupakan gaya hidup yang paling kuat untuk
sangat besar perannya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh
nikotin yang terdapat di dalam rokok yang memicu hormone adrenalin yang
pembuluh darah di dalam paru dan diedarkan ke seluruh aliran darah lainnya
merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan
4000 bahan kimia, dan hampir 200 diantaranya beracun dan 43 jenis yang
dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Racun utama pada rokok adalah
sebagai berikut:
(1) Nikotin
merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan pada dosis tinggi dan
beracun. Nikotin bekerja secara sentral di otak dengan mempengaruhi
pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh
aliran darah. Hanya dalam beberapa detik, nikotin sudah mencapai otak.
Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal
berat karena tekanan yang lebih tinggi. Dengan menghisap sebatang rokok
akan memberi pengaruh besar terhadap naiknya tekanan darah. (Saputra, O.,
dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen, sehingga setiap
ada asap tembakau, di samping kadar oksigen udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena
(3) Tar
Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut dalam bentuk
uap padat. Setelah dingin, tar akan menjadi padat dan membentuk endapan
Faktor yang tidak
dapat diberwarna
kendalikan
coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru.
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Etnis
4. GenetikSedangkan menurut Roza (2016), kebiasaan konsumsi kafein dapat
darah
Faktor karena
yang dapat mengandung polifenol,Hipertensi
kalium, dan kafein. Kafein memiliki
dikendalikan
efek yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin
Gaya hidup
1. Obesitas
2. Konsumsi garam
3. Konsumsi alkohol
merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada
4. Kebiasaan olahraga
5. Konsumsi kopi
6. Merokok
susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan
7. Stres
8. Sosial Ekonomi
meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan
hormon adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa di dalam sel saraf yang
dapat dirasakan dalam waktu 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam.
Efeknya akan berlanjut dalam darah selama sekitar 12 jam. Konsumsi satu
atau dua cangkir kopi dalam sehari dapat membuat seseorang merasa lebih
darah tepi dan vasokonstriksi di sebabkan oleh kafein yang memiliki sifat
dosis kafein yang dikonsumsi. Dosis kecil kafein yang biasa dikonsumsi oleh
Y. 2018).
2.3 Usia dewasa muda
Dewasa muda merupakan tahapan dalam perkembangan kehidupan
manusia yang harus dijalani. Pada usia masa muda seseorang diawali dengan
masa transisi dari masa remaja menuju dewasa muda yang melibatkan
dewasa dibagi menjadi 3, yaitu dewasa muda (young adulthood) dengan usia
antara 20-40 tahun, dewasa menengah (middle adulthood) dengan usia antara
40-65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia ≥ 65 tahun
(Supratman, A. 2019)
Usia dewasa muda menurut WHO yaitu pada usia 20-44 tahun. Usia ini
disebut juga usia pekerja pada kelompok populasi dengan usia tertentu. Rentang
usia 20-44 tahun merupakan usia dimana manusia sudah matang secara fisik dan
biologisnya. Pada usia ini pula manusia sedang berada pada puncak aktivitas
yang cenderung lebih berat dari usia remaja dan lansia. Padatnya aktivitas
yang dianggap penting bagi lingkungan (manfaat) dan pandangan mereka (sudut
Gaya hidup dan pola hidup sehat adalah merupakan hal yang saling
berhubungan dan berkaitan. Selain itu para pakar kesehatan berpendapat bahwa
terciptanya atau terbentuknya pola hidup yang sehat akan bergantung dari gaya
atau pola hidup yang dijalani oleh seseorang. Gaya hidup individu, yang
dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan
individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Pola hidup dan pola makan
modern yang sekarang ini dianut orang ternyata sangat berpotensi rawan
hidup yang sehat serta wajib diikuti oleh penderita hipertensi yaitu dengan
melaksanakan pola hidup yang sehat serta dapat menurunkan tekanan darah,
Masa dewasa muda dimulai sekitar usia 18 sampai 22 tahun dan berakhir
pada usia 35 sampai 40 tahun (Lemme, 1995 dalam Priajaya, S., & Sirait, A.
2019). Kedewasaan dalam bahasa latin disebut dengan adult atau “adolescene”
yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi kata adult berasal dari
bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Di
Indonesia batas kedewasaan adalah usia 21 tahun. Hal ini bahwa pada usia
jawab terhadap perbuatannya. Dewasa awal adalah rentang usia 20-40 tahun
kondisi fisik dan intelektual yang baik. Peningkatan yang terjadi pada masa
dewasa ini akan dimanifestasikan melalui berbagai macam hal, seperti sosialisasi
yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi, perencanaan yang jauh
kedepan dan sebagainya. Berbagai keputusan yang penting yang berkaitan
dengan kesehatan, karir dan hubungan antar pribadi juga akan dialami pada
ADMA pada perokok 80% lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Ketika
ADMA meningkat maka fungsi Nitric Oxide Synthase (NOS) terhambat dan
batang per hari meningkatan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak
jantung 5-20 kali per menit. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Heart Survey for
sistolik terhadap kelompok perokok dan bukan perokok yang diukur pada usia
diatas 16 tahun dikelompok menurut interval usia setiap 5 tahun.9 Perokok aktif
jaringan berkurang sehingga sel kekurangan O2. Hal ini dapat terjadi karena
sel darah merah lebih kuat dibanding O2. Seharusnya, Hb berikatan dengan O2
yang sangat penting untuk sistem pernapasan sel-sel tubuh. Oleh karena itu, sel
tekanan darah. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka
gangguan irama jantung. Namun, pada saat yang bersamaan hal itu
jantung memompa lebih banyak tetapi asupan darah yang didapat berkurang.
Kopi menjadi salah satu minuman paling popular dan digemari semua
kalangan, salah satunya pada anak muda dewasa muda. Di sisi lain kopi sering
meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai
dewasa muda yang tidak mengetahui hal tersebut bahkan walaupun mereka
tersebut adalah kewajiban minuman yang harus dinikmati setiap hari. (Martiani,
kalium, dan kafein yang terkandung di dalamnya. Polifenol dan kalium bersifat
volume plasma, curah jantung, dan tekanan perifer sehingga tekanan darah akan
fungsi pada susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan
dan mencapai tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan. Olahraga
yang teratur dapat menurunkan risiko aterosklerosis yang merupakan salah satu
khususnya aerobik seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, renang dan senam
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai denyut jantung
yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras
badan. Aktivitas fisik yang dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari akan
efisiensi jantung secara keseluruhan. Mereka yang secara fisik aktif umumnya
mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dan lebih jarang terkena tekanan
darah tinggi. Mereka yang secara fisik aktif cenderung mempunyai fungsi otot
dan sendi yang lebih baik, karena organ-organ lebih kuat dan lentur. Aktivitas
2019).
GAYA HIDUP
HIPERTENSI
Penyebab:
Penyakit penyerta Penatalaksanaan:
1. Farmakologi
Obat-obatan
- Diuretic
Makanan - Obat simpatomegalik
- Vasilidator Langsung
- Obat-obat yang menghambat produksi & kerja
(Yogiantoro, M. 2014) angiotensin
(Katzung, B, G. 2014),
Komplikasi 2. Non farmakologi
- Olahraga secara teratur
Menyebabkan stroke, Menyebabkan - menghindari stress
- menghindari obesitas
retinopati hipertensi, Menyebabkan - menghindari stres
penyakit jantung coroner,
(Muchid, 2006)
Menyebabkan penyakit ginjal kronik,
: Tidak Diteliti
METODE PENELITIAN
faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2012).
daftar pertanyaan kepada responden yang dipandu oleh peneliti itu sendiri
tentang pola aktifitas fisik, merokok, dan kosumsi kafein pada pasien hipertensi
generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian (Sumantri,
2011). Populasi dalam penelitian kali ini adalah seluruh pasien hipertensi pada di
Provinsi Lampung, tahun 2020. Dengan jumlah pasien hipertensi yang datang ke
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari kuantitas dan karakteristik yang terdapat dalam
populasi, dan merupakan sekumpulan elemen yang akan dipilih untuk penelitian.
(Sugiyono,2015).
N
n=
1+ N e 2
771
n=
1+771. 0,12
771
n=
8,71
n=88,5=88
Keterangan:
1 = Kostanta
N = Besar populasi
n = Besar sampel
e² = Kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (10%)
Sehingga didapatkan jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah sebanyak
diambil oleh penulis, maka penulis dalam penelitian kali ini mengambil sampel
2 Responden yang memiliki penyakit penyerta seperti stroke, DM, CHF, dan
Gagal ginjal.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel
terikat
kuesioner, alat tulis, dan alat pengolah data berupa kalkulator dan computer.
merupakan daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai
Uji validitas dan reliabilitas dari Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis.
dicetak.
Analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan juga gambaran
dari variabel bebas dan variable terikat, sehingga analisis berikutnya dapat
berjalan lebih mudah (Notoadmodjo, 2018). Dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
f
P= X 100 %
N
Keterangan :
P : Persentase
N : Jumlah populasi
F : Jumlah yang didapat
2. Analisis Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel
bebas dan variable terikat. Hubungan antara satu keadaan dengan keadaan yang
lain dapat digunakan uji statistik “Spearman” yaitu dengan melihat besar
hubungan antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi pada Usia
kesalahan 5%.
Mengurus perizinan
Kesimpulan
Dewi, E. U., Bakri, M, dkk. 2017. The Relation of Knowledge and Life Style
with Hipertension at Puskesmas Depok 2 Condong Catur
Sleman. Journal of Health (JoH), 4(2), 100-106.
Dorland N. 2008. Kamus Saku Kedokteran Dorland. 28th ed. Jakarta: EGC, 540
Ismanto, I., & Rahmawati, T. 2013. Hubungan Olahraga Terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah Surakarta. Profesi: Media Publikasi Penelitian, 10(01),
162020
Jannah, R. (2018). Kejadian Hipertensi Di Tinjau Dari Gaya Hidup Di
Kalangan Dewasa Muda.
Katzung, B.G. 2014. Farmakologi Dasar dan Klinik. Antihipertensi. 4th ed.
Kementerian Kesehatan RI
Rineka Cipta.
hubungan-gaya-hidup-dengan-kejadian-hipertensi-di-wilayah-kerja-
(11.15)
Sari, A., Lolita, & Fauzia. 2017. Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Hipertensi