Anda di halaman 1dari 66

PROPOSAL

PENGARUH PROGRAM POLA HIDUP SEHAT TERHADAP


HIPERTENSI PADA PRA LANSIA DAN LANSIA DI DESA
BUKIT PADI, KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2023

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Stugi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Tanjungpinang

Oleh :
RISMINA SIMARMATA
162212027

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNGPINANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Penulis panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa,
atas seluruh curahan rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan proposal yang berjudul “PENGARUH PROGRAM POLA HIDUP
SEHAT TERHADAP HIPERTENSI PADA PRA LANSIA DAN LANSIA DI
DESA BUKIT PADI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS” ini tepat pada
waktunya. Proposal ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai
gelar Sarjana keperawatan pada Program study S-1 Keratan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang. Dalam penyelesaian studi dan penulisan
proposal ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik pengajaran, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum, S.Kp, M. Kep selaku Ketua STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang

2. Ibu Zakiah Rahman, S.Kep, Ns, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan

3. Ibu DR. Nur Meity SA, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing satu, terima

kasih atas bimbingan, ilmu dan dorongan yang telah diberikan.

4. Ibu Umu Fadhilah, S.Pd, M. Pd selaku pembimbing dua, terima kasih atas

bimbingan, ilmu dan dorongan yang telah diberikan

5. Ibu Zuraidah, S. Kep , Ns, M. Kep selaku Penguji Sidang Proposal,

terimakasih atas saran, ilmu, masukan dan dorongan yang telah diberikan.

6. Staf dosen dan administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah

Tanjungpinang

i
7. Seluruh Kader Posyandu lansia dan Staf Desa Bukit Padi serta teman sejawat

Puskesmas Pembatu dan Teman-teman sejawat Puskesmas Jemaja Timur

yang sudah membantu penulis dalam melaksanakan proses penelitian.

8. Keluarga tercintaku Mama, suami, adik dan anak-anak, serta saudara-

saudaraku yang telah mengorbankan segalanya serta selalu mendukung dan

mendoakan kepada penulis dalam melakukan penelitian untuk menuju

kesuksesan.

9. Sahabat-sahabatku satu angkatan terima kasih atas do’a dan support serta

bantuannya.

Penulis menyadari bahwa proposal ini kurang dari sempurna, untuk itu

kami sangat mengharapkan segala kritik serta saran yang sifatnya membangun

guna penyusunan dan penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bukit Padi, Januri 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIi
DAFTAR BAGAN
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Malasah........................................................................................7
a. Tujuan Umum.......................................................................................7
b. Manfaat Penelitisan...............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
A. Pola Hidup Sehat..........................................................................................9
B. Konsep Dasar Hipertensi...........................................................................15
C. Konsep Pra Lansia Dan Lansia..................................................................24
D. Kerangka Teori..........................................................................................29
E. Kerngka Penelitian.....................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................31
A. Desain Penelitian........................................................................................31
B. Populasi Dan Sampel.................................................................................32
C. Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................................33
D. Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional............................................35
E. Definisi Oprasional....................................................................................36
F. Alat Pengumpulan Data.............................................................................37
G. Ujivaliditas dan reabilitas...........................................................................38
H. Teknik Pengilahan Data.............................................................................39
I. Tehnik Analisa data...................................................................................40
J. Pertimbangan Etik......................................................................................41
DAFTAR PPUSTAKA

iii
DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 Kerangka Teori ………………………………………………… 29


BAGAN 2.1 Kerangka Konsep.……………………………………………… 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan

tekanan darah dalam jangka panjang. Hipertensi disebut juga sebagai the

silent killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang

penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekal (Irwan, 2016).

World Health Organization (WHO) tahun 2019 menerangkan penyakit

ini sudah mencapai peningkatan 1 miliar di dunia dan termasuk di Negara

berkembang, hal itu semakin mengkhawatirkan karena sebanyak 26% orang

dewasa atau sekitar 972 juta telah menderita hipertensi dan mengalami

peningkatan pada tahun 2021 dari data WHO, prevalensi hipertensi di

seluruh dunia sebesar 1,28 juta. Hasil prediksi pada tahun 2025 yang

mengidap hipertensi akan terus mengalami peningkatan sebesar 29% pada

orang dewasa di seluruh dunia (WHO, 2019).

Bukan hanya secara global, penyakit ini juga telah menjadi salah satu

perhatian di Indonesia karena masyarakat masih banyak menderita hipertensi.

Angka hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 menyatakan

jumlah kasus hipertensi sebanyak 63.309.620 orang(Kemenkes RI, 2018).

Hipertensi atau dikenal sebagai penyakit darah tinggi terjadi jika tekanan

darah meningkat diatas angka normal yaitu 120/80 mmHg (Alfeus

Manuntung, 2019).

1
3

Hipertensi jika dibiarkan terus-menerus akan mengganggu fungsi organ

lain seperti mata, jantung, dan ginjal (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 2020 Kabupaten

Kepulauan Anambas melalui bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

(P2P), mencatat sebanyak 4.809 masyarakat Kepulauan Anambas menderita

Hipertensi, dengan target 5.651 orang dari capaian program penyakit tidak

menular (PTM). Data ini adalah capaian pada program penyakit tidak

menular (PTM) tahun 2020. Penderita hipertensi lebih banyak didominasi

oleh laki-laki dibandingkan perempuan, hipertensi pada laki-laki berjumlah

2.906 orang, perempuan sebanyak 2.742 orang. Dengan rincian yang

mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 2.388 untuk laki-laki, dan 2.421

untuk perempuan.

Hipertensi jarang menimbulkan gejala sehingga banyak yang tidak

menyadari telah menderita hipertensi, banyak orang yang direntang usia muda

yang tidak menyadari sehingga tidak melakukan usaha penanganan(Malinti,

2020). Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih, karena hipertensi dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit kronis seperti stroke, gagal jantung,

bahkan berakibat pada kematian (P2PTM Kemenkes RI, 2018).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi yaitu faktor genetik

(faktor keturunan) dan gaya hidup. Faktor genetik tidak dapat dikendalikan,

tetapi faktor gaya hidup dapat dikendalikan, dengan gaya hidup yang sehat.

Gaya hidup tidak sehat dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi,


4

misalnya aktivitas fisik, makan- makanan berlemak, makan-makanan asin,

minum-minuman berkafein, merokok, dan stress (Mayasari, 2019).

Hipertensi sangat erat hubungannya dengan kebiasaan sehari-hari dan

cukup berpengaruh terhadap perilaku setiap individu kebiasaan gaya hidup

yang kurang baik bersifat dari diri sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan

berupa kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman berakohol, kurangnya

melakukan aktivitas fisik, kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur dan

tingkat stress (Nofi et al., 2020). Minuman beralkohol mempunyai efek yang

cukup sama dengan karbondioksida karena bisa menyebabkan terjadinya

peningkatan keasaman darah sehingga jantung terus dipaksa untuk memompa

darah dan darah pun menjadi kental (Mayasari, 2019). Kurangnya melakukan

aktivitas fisik juga dapat berpengaruh pada denyut jantung, upaya untuk

meningkatkan ketahanan jantung dan pengurangan terhadap kekakuan

pembuluh darah kemudian dapat memberikan penurunan tekanan darah dapat

dilakukan dengan aktivitas fisik secara teratur (Sriani K I et al., 2016). Pada

orang dewasa penurunan tekanan darah sebesar 2% bisa dilakukan dengan

cara berjalan. Upaya efektif yang bisa dipakai dalam penyelengaraan dan

menghindari terjadi hipertensi yaitu dengan melakukan aktivitas fisik sekitar

30-40 menit/hari (Sumarta N H, 2020)

Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang kandungan

kaliumnya cukup tinggi dan dapat berperan menjaga tekanan darah, kolesterol

darah dan kadar gula darah pada seseorang tetap normal (Suryani N et al.,

2020) Untuk mengoptimalkan dan menjaga pembuluh darah tetap dalam


5

keadaan elastis dan sulit rusak karena tekanan darah yang cukup tinggi maka

dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan yang tinggi kalium (Leo et al., 2020).

Stres dapat mempercepat ginjal untuk melepaskan hormon adrenalin dan terus

memicu ginjal mengeluarkan hormon adrenalin yang berakibat pada semakin

cepatnya kinerja jantung. Apabila hal ini dibiarkan maka akan berbahaya

untuk seseorang yang telah memiliki riwayat hipertensi dan dapat

menyebabkan penyakit komplikasi (Kurniawan I & Sulaiman, 2019).

Gaya hidup dan pola hidup sehat merupakan hal yang saling

berhubungan dan berkaitan. Para pakar kesehatan berpendapat bahwa

terciptanya pola hidup yang sehat akan bergantung dari gaya atau pola hidup

yang dijalani oleh seseorang(Hartono, 2019). Gaya hidup individu, yang

dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada

kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain dan pola makan

modern yang sekarang ini dianut orang ternyata sangat berpotensi rawan

mengganggu kesehatan dan menimbulkan penyakit(Riasmini & Hartini, 2019).

Upaya penatalalaksanaan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan

melalui terapi non farmakologis yaitu dengan modifikasi gaya hidup dan

terapi farmakologis dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi

(Setiawan H et al., 2018). Karakteristik individu dan kebiasaan memiliki peran

penting dalam mempengengaruhi kejadian hipertensi. Kejadian hipertensi

meningkat seiring dengan bertambahnya umur, namun belakangan ini terjadi

pergeseran

kejadian hipertensi ke usia yang lebih muda. Selain itu peningkatan insiden
6

penyakit hipertensi pada lansia menyebabkan lansia membutuhkan pelayanan

kesehatan yang teratur untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah

morbiditas serta mortalitas kardiovaskuler. Pemeriksaan tekanan darah pada

lansia yang menderita hipertensi menjadi hal yang sangat penting karena

tekanan darahnya bersifat fluktuatif. Dengan memeriksakan tekanan darah

secara rutin maka penderita hipertensi dapat mengetahui tekanan darahnya

dalam keadaan tinggi atau rendah. Bila tekanan darahnya dalam keadaan

tinggi maka lansia dapat segera berobat, sehingga resiko terjadinya penyakit

komplikasi dari hipertensi seperti penyakit jantung, stroke dan penyakit

pembuluh darah lainnya dapat dicegah (Wijaya A S & Putri Y M, 2013)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Solehatul Mahmudah tahun

2016 tentang "Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru".menunjukkan ada

hubungan antara aktivitas fisik (p = 0,024), asupan lemak (p=0,008),sebagai

faktor resiko yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi. Penelitian

yang dilakukan oleh (Zuraida S et al., 2014) tentang “Hubungan Gaya Hidup

Dengan Kejadian Hipertensi Dipuskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat

Kabupaten Minahasa Utara”. Diperoleh hasil penelitian menunjukkkan ada

hubungan antara konsumsi makanan (p = 0,004), aktivitas fisik (p = 0,000),

stres (p = 0,002), merokok (p = 0,447), gaya hidup sangat mempengaruhi

terjadinya penyakit hipertensi

Puskesmas Jemaja timur salah satu Puskesmas yang berada di

Kecamatan Jemaja Timur Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki beberapa


7

wilayah kerja yaitu Desa Genting Pulur, Desa Kuala Maras, Desa Ulu Maras

dan Desa Bukit Padi. Berdasarkan data profil Puskesmas Jemaja Timur

menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada pra lansia dan lansia di Desa

Genting Pulur penderita hipertensi berjaumlah 22 lansia, Desa Kuala Maras

sebanyak 44 lansia, Desa Ulu Maras 26 lansia dan Desa Bukit padi sebanyak

66 lansia. Hal ini menunjukan bahwa diperlukan penanganan yang serius

terhadap hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jemaja timur peneliti disini

membatasi hanya di Desa Bukit Padi karena hasil perbandingan dengan desa

yang lain kejadian hipertensi di Desa Bukit Padi paling tinggi perlu adanya

penangan yang serius khususnya, salah satu diantaranya adalah dengan

pemberian informasi terhadap pra lansia dan lansia dalam penerapan program

pola hidup sehat penderita hipertensi.

Hasil studi pendahuluan yang didapat mengenai pola hidup pra lansia

dan lansia yang dilakukan studi pendahuluan terhadap sepuluh pra lansia dan

lansia di wilayah keja puskesmas Jemaja Timur didapatkan hasil yaitu 7

(70%) orang lansia tidak mampu untuk melawan selera sehingga makanan

yang menjadi pantangan bagi penderita hipertensi tetap di konsumsi sehingga

meningkat tekanan darahnya, dan hanya 3 orang (30%) dapat melawan selera

makananan yang menjadi pantangan bagi penderita hipertensi karna beralasan

bahwa kalau bisa di cegah dari pada harus berobat seumur hidup sangat

membosankan. Dapat dilihat masih terdapatnya masalah kesehatan yang harus

diperhatikan karena mengingat besarnya dampak komplikasi jika di biarkan,

maka penting sekali bahwa upaya-upaya selanjutnya di perkuat untuk bisa


8

menanggulangi penyakit ini dengan cara melibatkan pra lansia dan lansia

secara langsung.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Program Pola Hidup Sehat Pada Pra Lansia Dan Lansia Terhadap

Hipertensi Di Desa Bukit Padi, Kabupaten Kepulauan Anambas”

B. RUMUSAN MALASAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah adakah “Pengaruh program pola hidup sehat terhadap hipertensi

pada pra lansia dan lansia di desa bukit padi kabupaten kepulauan anambas??

C. TUJUAN PENELITIAN

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh program pola

hidup sehat terhadap hipertensi pada pra lansia dan lansia di desa bukit

padi Kabupaten Kepulauan Anambas

b. Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran demografi responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan di Desa Bukit Padi

Kabupaten Kepulauan Anambas

2. Diketahui gambaran pola hidup sehat pra lansia dan lansia di desa

bukit padi Kabupaten Kepulauan Anambas

3. Diketahui gambaran tekanan darah pra lansia dan lansia di Desa

Bukit Padi Kabupaten Kepulauan Anambas


9

4. Diketahui pengaruh Program pola hidup sehat terhadap hipertensi

pada pra lansia dan lansia di Desa Bukit Padi Kabupaten

Kepulauan Anambas

5. Diketahui perbandingan pengaruh program pola hidup sehat

terhadap hipertensi antara pra lansia dan lansia di Desa Bukit Padi

Kabupaten Kepulauan Anambas

D. MANFAAT PENELITISAN

1. Manfaat Aplikasi

a. Bagi ilmu keperawatan

Sebagai tambahan referensi serta pengembangan ilmu keperawatan dan

dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan intervensi pada

keperawatan gerontik dan juga bisa dikembangkan secara lebih

mendalam terkait dengan hipertensi terhadap lansia

b. Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini di harapkan sebagai informasi bagi puskesmas dalam

meningkatkan program hidup sehat terkait hipertensi pada pra lansia

dan lansia

c. Bagi Peneliti

Sebagai wawasan pengalaman dalam menjadi peneliti mengenai

pengaruh program pola hidup sehat pada pra lansia dan lansia untuk

menurunkan tekanan darah di Desa Bukit Padi

d. Bagi Peneliti Selanjutnya


10

Hasil penelitian dapat menjadi bahan perbandingan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.


BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

A. POLA HIDUP SEHAT

1. Pengertian

Pola hidup sehat adalah berbagai upaya yang dilakukan dengan

membentuk kebiasaan baik untuk menciptakan hidup sehat dan

mencegah kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan(Argyatiyasa &

Martiningsih, 2015)

Pola hidup sehat merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri

terbebas dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara terus menerus, tidak

boleh temporer. Sekali kita lengah menjaga diri dengan tidak mengikuti

pola hidup sehat, dipastikan kita akan mudah terkena hipertensi dan

penyakit lainnya (Susilo & Wulandari  A, 2011). Perilaku dan gaya hidup

yang baik mampu menurunkan tekanan darah atau resiko kardiovaskuler,

dan harus dilakukan kepada semua penderita hipertensi (Katsilambros,

2013)

Tujuan Pola hidup sehat merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri

terbebas dari hipertensi. Dampak dari penyakit hipertensi jika dibiarkan

tidak terkendali secara terus menerus dan tidak terkontrol dapat

menimbulkan komplikasi berbahaya seperti menimbulkan kerusakan

pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan otak
10

(menyebabkan stroke), kebutaan bahkan menyebabkan kematian(Pellico

Honan L, 2013).

Pola hidup menjadi buruk juga disebabkan beberapa faktor seperti

masyarakat gemar mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium,

gemar mengkonsumsi gula yang berlebih, santan dan gorengan. Faktor

itulah yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat memiliki pola

hidup yang buruk. Penyakit hipertensi harus segera diatasi dengan pola

hidup yang sehat sehingga dapat mengurangi angka kejadian hipertensi

(Pellico Honan L, 2013).

2. Indikator Pola Hidup Sehat

a) Pola Makan Sehat Dan Seimbang

Pola makan sehat dan seimbang adalah pola seseorang yang

mengkonsumsi makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

sehingga ia tetap sehat. Makan sehat dan seimbang yaitu terdiri dari

sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, lemak serta

sumber vitamin dan mineral (Hartono, 2019)

Pola makan sehat dengan gizi seimbang sangat penting untuk

menjaga kesehatan para lansia. Membatasi konsumsi gula, garam, dan

lemak tidak sehat sangat penting karena sistem pencernaan yang sudah

tidak bekerja semaksimal seperti masih muda dulu. Konsumsi

karbohidrat seperti gandum, beras merah serta sayuran, biji-bijian, ikan,

tempe-tahu, dan buah-buahan adalah sumber bahan makanan sehat dan

wajib di menu sehari-hari (Hartono, 2019).


11

b) Aktivitas Fisik Yang Teratur

Menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah

kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti. Aktivitas

fisik dibagi atas 3 tingkatan yakni aktivitas fisik ringan, sedang, dan

berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan

tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata

lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari

20 biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh

yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran

kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya (Hartono, 2019).

Aktivita fisik adalah aktivitas yang dilakukan dengan melibatkan

gerakan tubuh seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan lain

sebagainya (Hartono, 2019). Untuk mempertahankan kesehatan fisik

pada lansia biasanya dianjurkan untuk berolahraga. Aktivitas fisik

dengan olahraga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan lansia

diantaranya dapat menyehatkan jantung, otot, tulang, membuat lansia

lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi,

dan memperoleh kepercayaan yang lebih (Argyatiyasa & Martiningsih,

2015)

c) Perilaku Tidak Merokok


12

Merokok merupakan salah satu kebiasaan pola hidup yang buruk

dan kebanyakan dari penelitian terkait dampak negatif merokok ini

dilakukan pada penduduk berusia paruh baya, dan merokok dapat

menyebakan hipertensi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mardena dan Kusuma tahun 2017 yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan antara tekanan darah pada kelompok

hipertensi tidak perokok dan hipertensi perokok, pada hipertensi

perokok tekanan darah cenderung lebih tinggi daripada pada hipertensi

tidak perokok. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh zat yang terkandung

dalam rokok seperti nikotin. Nikotin merusak sistem kardiovaskular

dengan cara mekanisme dinding reseptor. Hasil dari nikotin reseptor

dinding menyebabkan stimulasi pada sistem saraf simpatik yaitu

peningkatan lepasnya katekolamin yang akan meningkatkan tekanan

darah sistolik dan peningkatan denyut jantung (Sumarta, 2020).

d) Tidur berkualitas

Istirahat dengan waktu yang cukup sangat penting bagi penderita

hipertensi sebagaimana yang dianjurkan 6-8 jam sehari. Kualitas tidur

yang baik akan merileksasikan anggota tubuh maupun organ tubuh

sehingga mampu bekerja secara maksimal (Argyatiyasa & Martiningsih,

2015).

c) Kepatuhan Minum Obat

Patuh adalah menuruti perintah, taat pada perintah atau aturan

sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisplin.


13

Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas

kesehatan yang telah ditentukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan

serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas. Proses

perubahan sikap dan perilaku dimulai dengan tahap kepatuhan,

identifikasi kemudian baru menjadi internalisasi. Mula-mula individu

mematuhi anjuran atau intruksi petugas tanpa kerelaan untuk

melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin menghindari

hukuman/sanksi jika tidak patuh atau untuk memperoleh imbalan yang

dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut tahap ini disebut tahap

kesediaan, biasanya perubahan yang terjadi dalam tahap ini bersifat

sementara, artinya bahwa tindakan itu dilakukan selama masih ada

pengawasan petugas. Apabila pengawasan itu mengendur atau hilang,

perilaku itupun ditinggalkan (Hapsari & Kartiana, 2022).

3. Faktor Yang Memepegaruhi Gaya Hidup Sehat

a) Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga merupakan faktor yang mempengaruhi gaya

hidup lansia. Didapatkan bahwa lansia laki-laki mempunyai gaya hidup

yang lebih sehat dibandingkan lansia perempuan.hal ini dikarenakan

laki-laki cenderung memberikan perhatian lebih pada gaya hidupnya

karena pengaruh lingkungan sosial dan budaya. Selain itu lansia laki-

laki juga memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi (Zanjani S et al.,

2015).

b) Usia
14

Studi sebelumnya menemukan hubungan antara usia dengan gaya

hidup lansia. Hal ini dikarenakan meningkatnya usia akan

menyebabkan penurunan aktivitas fisik (Zanjani et al., 2015). Aktivitas

fisik merupakan domain dari gaya hidup sehat.

c) Agama

Agama dapat mempengaruhi perspektif seseorang terhadap

pemberian pelayanan kesehatan dan respon terhadap penyakit (Potter, P.,

& Perry, 2010).

d) Pendidikan

Ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka skor

gaya hidup sehat lansia juga meningkat karena lansia yang memiliki

tingkat pendidikan yang rendah akan kurang terpapar dengan edukasi

kesehatan sehingga dapat meningkatkan resiko masalah kesehatan

terjadi (Zanjani et al., 2015).

e) Status Tempat Tinggal (Tinggal Bersama Anak, Pasangan/Tidak)

Lansia yang tinggal sendiri rentan mengalami depresi dan

melakukan kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatannya (Zanjani et al.,

2015).

f) Riwayat Penyakit Lansia

Lansia yang memiliki penyakit kronis akan mempengaruhi gaya

hidupnya. Hal ini dikarenakan perbedaan status nutrisi dan aktivitas

fisik pada lansia dengan penyakit kronis dibandingkan lansia yang tidak

memiliki penyakit kronis (Zanjani et al., 2015).


15

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi

juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Nurarif &

Kusuma, 2016)..

2. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Irianto Koes, 2014 klasifikasi berdasarkan penyebabnya

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu hipertensi primer dan sekunder.

Hipertensi Esensial (Primer) merupakan 90% dari kasus penderita

hipertensi. Dimana sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara

pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi

esensial, seperti: faktor genetik, stress dan psikologis, serta faktor

lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya

asupan kalium atau kalsium). Pada hipertensi sekunder, penyebab dan

patofisiologi dapat diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk

dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder

diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan

adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin lainnya seperti resistensi insulin,

hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan

kortikosteroid.
16

3. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan

menurut Irianto Koes, 2014 yaitu:

1) Hipertensi Esensial Atau Hipertensi Primer

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi

esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang

tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut

ini:

a. Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,

beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik

ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga

yang memliki tekanan darah tinggi.

b. Jenis Kelamin Dan Usia

Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko

tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka

tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan

serta jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.

c. Diet

konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.

d. Berat Badan
17

Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat

badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25%

diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan

tekanan darah atau hipertensi.

e. Gaya Hidup

Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan

pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi

itu terjadi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan

jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat

menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok

berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol

yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat

meningkatkan tekanan darah pasien, sebaiknya jika memiliki

tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol

agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara

gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang

bisa terjadi.

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi

adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti

penyakit ginjal atau gangguan tiroid, hipertensi endokrin, hipertensi

renal, kelainan saraf pusat yang apat mengakibatkan hipertensi dari


18

penyakit tersebut karena hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal

disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang

paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi karena adanya

penyempitan pada arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah

utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah

menurun maka ginjal akan memproduksi berbagai zat yang

meningkatkan tekanan darah serta ganguuan yang terjadi pada tiroid

juga merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah yang

mengakibtkan meningkatnya resistensi pembuluh darah sehingga

mengakibatkan hipertensi (Irianto Koes, 2014).

Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain:

penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik

(tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan

volume intravaskuler, luka bakar, dan stress karena stres bisa memicu

sistem saraf simpatis sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan

tekanan pada pembuluh darah (Irianto Koes, 2014).

a. Patofisiologi

Hipertensi adalah proses degenerative system sirkulasi yang

dimulai dengan atherosclerosis, yakni gangguan struktur anatomi

pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh

darah/arteri. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan

penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang

menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan


19

kelambanan aliran darah yang menyebabkan beban jantung

bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan

upaya pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan

tekanan darah dalam system sirkulasi. Dengan demikian, proses

patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan tahanan perifer

yang berkelanjutan sehingga secara kronik dikompensasi oleh

jantung dalam bentuk hipertensi (Bustan, 2015)

b. Komplikasi

Komplikasi Hipertensi Menurut Wijaya A S & Putri Y M (2013)

komplikasi dari hipertensi adalah :

1) Stroke

Stroke akibat dari pecahnya pembuluh darah yang ada di

dalam otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh

otak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-

arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan

penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area

tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis

dapat melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.

2) Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami

arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke

miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena


20

terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka

kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi

iskemia jantung yang menyebabkan infark miokardium.

3) Gagal Ginjal

Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan

pada kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus

membuat darah mengalir ke inti fungsional ginjal, neuron

terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui

urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang

sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.

4) Ensefalopati

Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi

maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan

cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang

membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan

ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.

Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan

kematian.

c. Manifestasi Klinis
21

Gejala hipertensi sangat bervariasi, pada sebagian penderita

hipertensi tidak menimbulkan gejala (tanpa gejala) yang spesifik

yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah.

Menurut Wijaya A S & Putri Y M, 2013 menyebutkan bahwa sebagian

besar gejala klinis timbul, seperti nyeri kepala saat terjaga, kadang-

kadang disertai mual muntah akibat peningkatan tekanan darah

intrakranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat

hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah

ginjal, pembengkakan akibat peningkatan kapiler.

d. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan bagi klien hipertensi adalah mencegah

terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan

mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. ditentukan

oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan kualitas

hidup sehubung dengan terapi(Wijaya A S & Putri Y M, 2013).

1) Non Farmakologis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan

nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup seperti teknik-

tekni mengurangi stress, penurunan berat badan, pembatasan

alkohol, olahraga/latihan, relaksasi merupakan intervensi wajib

yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.

Modifikasi gaya hidup merupakn hal yang sulit bagi individu


22

karena meraka sering harus mengubah kebiasaan yang

menyenangkan, seperti merokok atau makan-makan tertentu.

Modifikasi gaya hidup untuk faktor resiko penting termasuk

berhenti merokok, menurunkan berat badan, diet rendah

kolesterol dan rendah garam, serta olahraga (Potter & Perry,

2019)

Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam risiko

tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya

menetap di atas 85 atau 95 mmHg serta sistoliknya di atas 130

sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.

2) Terapi Farmakologis

Obat- obat anti hipertensi dapat digunakan sebagai obat

tunggal atau dicampur dengan obat lain. Klasifikasi obat

antihipertensi dibagi menjadi lima kategori yaitu: diuretik,

penghambat simpatetik, vasodilator arteriol langsung,

antagonis angiotensin, penghambat saluran kalsium. Diuretik

berfungsi untuk mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume

cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa

jantung menjadi lebih ringan. Penghambat simpatetik

(metildopa, klonidin, dan reserpine) untuk mengahambat

aktivitas saraf simpatis, golongan obat ini memiliki efek

minimal terhadap curah jantung dan aliran darah ke ginjal

(Wijaya A S & Putri Y M, 2013).


23

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III

yang dapat menurunkan tekanan darah dan natrium sertai air

tertahan sehingga terjadi edema perifer. Diuretik dapat

diberikan bersamaan dengan vasodilator untuk mengurangi

edema. Obat dalam golongan angiotensin menghambat enzim

pengubah angiotensin (ACE) yang antinya akan menghambat

pembentukan angiotensin II (vasokonstrikor) dan menghambat

menghambat pelepasan aldo sterone. Efek samping dari obat

ini adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing letih dan

insomnia (Wijaya A S & Putri Y M, 2013)

C. KONSEP PRA LANSIA DAN LANSIA

a. Definisi Pra Lansia

Pra lansia adalah masa untuk mempersiapkan diri untuk mencapai

usia lanjut atau lansia yang sehat, aktif, dan produktif. Pada masa pra

lansia ini banyak perubahan yang terjadi seperti rasa kehilangan (teman,

anggota keluarga, kekuasaan), masa menjelang pensiun, dan menopause

(Aspiani R Y, 2014).

b. Definisi Lansia

Undang – Undang No. 13/Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

menyebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun. Orang dikatakan lansia apabila telah berusia 60 tahun

atau lebih, dan karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial (Nugroho W, 2014).


24

Lansia adalah seseorang yang telah berusia ≥ 60 tahun dan tidak

berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari (Nugroho W, 2014). Kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia ≥ 60 tahun,

mengalami penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk

memenuhi kebutuhan sehari- hari seorang diri.

c. Batasan Lansia

Menurut Aspiani R Y, 2014 sampai saat ini belum ada kesepakatan

batas umur lanjut usia secara pasti, karena seseorang tokoh psikologis

membantah bahwa usia dapat secara tepat menunjukkan seseorang

individu tersebut lanjut usia atau belum maka merujuk dari bebragai

pendapat di bawah ini.

Di Indonesia lanjut usia adalah usia ≥ 60 tahun ke atas. Hal ini

dipertegas dalam undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho W, 2014).

Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut:

1) Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.

3) Usia tua (old) antara 75-90 tahun.

4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

5) Klasifikasi Lansia

d. Klasifikasi Lansia WHO (2019)


25

1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.

2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.

3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.

4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.

5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.

e. Berikut Merupakan Kategori Umur Menurut Depkes RI (2019) :

1) Masa balita = 0 – 5 th

2) Masa kanak-kanak = 5 – 11 th

3) Masa remaja awal = 12 – 16 th

4) Masa remaja akhir = 17 – 25 th

5) Masa dewasa awal = 26 – 35 th

6) Masa dewasa akhir = 36 – 45 th

7) Masa lansia awal = 46 – 55 th

8) Masa lansia akhir = 56 – 65 th

9) Masa manula = > 65 th

f. Karakteristik Lansia

Menurut pusat data dan informasi, kementrian kesehatan RI (2019)

karakteristik lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini:

1) Jenis Kelamin

Lansia lebih sering didominasi oleh jenis kelamin perempuan

artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi

adalah perempuan.

2) Status Perkawinan
26

3) Penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar

berstatus kawin 60% dan cerai mati 37%

4) Living arrangement

Angka beban tanggungan adalah angka yang menunjukkan

perbandingan banyaknnya orang tidak produktif (umur < 15 tahun

dan > 65 tahun ) dengan orang berusia produktif (umur 15-64

tahun). Angka tersebut menjadi cermin besarnya beban ekonomi

yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai

penduduk usia nonproduktif (Aspiani R Y, 2014).

5) Kondisi Kesehatan

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa

menjadi indikator kesehatan negatif. Artinya semakin rendah angka

kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin

baik (Aspiani R Y, 2014).

g. Proses Menua

Proses menua bukan suatu penyakit tetapi merupakan daya tahan

tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh

walaupun demikian harus diakui bahwa sering di hinggapi berbagai

penyakit yang berbagai penyakit. Proses menua sudah mulai

berlangsung seseorang mencapai usia dewasa (Aspiani R Y, 2014).

h. Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia


27

Menurut Aspiani R Y, 2014 menyatakan dalam bukunya mengenai

kondisi

kesehatan lanjut usia yang mempunyai kemiripin dari seluruh bangsa,

dimana penyakit yang sering menyertai adalah tidak muncul gejala,

melainkan multiple symptom, tetapi penyakit yang dapat teridentifikasi

seperti Gangguan sirkulasi darah (hipertensi dan kelainan pembuluh

darah), penyakit gigi dan mulut, tuberkulosa, diare, ginjal dan saluran

kemih, penyakit infeksi, dll.

D. Kerangka Teori
Bagan 2.1

PROGRAM POLA
HIDUP SEHAT

Indikator pola hidup sehat Faktor Yang Mempengaruhi


 Pola Makan Sehat Dan Gaya Hidup Sehat
Seimbang
 Aktivitas Fisik Yang  Jenis Kelamin
Teratur  Usia
 Perilaku Tidak Merokok  Agama
 Tidur berkualitas  Pendidikan
 Kepatuhan Minum Obat  Status Tempat Tinggal
(Tinggal Bersama
Anak, pasangan/Tidak)
 Riwayat Penyakit
Lansia
Perubahan pada lansia:
 Penurunan kemampuan
Hipertensi Pada Pra
kerja jantung Komplikasi:
Lansia dan Lansia
 Kehilangan elastisitas  Stroke
pembuluh darah  Infark miokardium
 Elastisitas dinding aorta  Gagal ginjal
menurun
 Katup jantung menebal
dan menjadi kaku

Beberapa faktor diduga berkaitan


dengan Hipertensi Esensial
Genetik
Jenis Kelamin Dan Usia
Diet
Berat Badan
Gaya Hidup
28

E. Kerangka Penelitian
Bagan 2.2
Keranga Penelitian

Program Pola
Hidup Sehat
 Pola Makan
 Aktivitas Fisik
Yang Teratur Terhadap Hipertensi Pada Pra
 Perilaku Tidak Lansia dan Lansia
Merokok
 Tidur
Berkualitas
 Kepatuhan

Minum Obat

a. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh program pola hidup sehat terhadap

hipertensi pada pra lansia dan lansia di Desa Bukit Padi Kabupaten

Kepulauan Anambas
29

Ha : Ada perbedaan pengaruh program pola hidup sehat terhadap hipertensi

pada pra lansia dan lansia di Desa Bukit Padi Kabupaten Kepulauan

Anambas
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi

experiment, One Group Pretest – Posttest dengan menggunakan pendekatan

Cross Sectional yaitu pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach) artinya setiap subyek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dengan tujuan untuk mengetahui suatu gejala atau

pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan (Nursalam, 2015).

Menjelaskan bahwa Penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan

secara objektif (Notoatmodjo, 2018).

Untuk pengukuran Program Pola Hidup pada penelitian ini sebelum

tindakan hanya dilakukan satu kali dan sesudah tindakan sebanyak 1 kali yaitu

sebelum tindakan (01) di sebut pre tes, sesudah tindakan (02) di sebut post

tes (Notoatmodjo, 2018).

01 X 02

01 : Pre test

X : Penyuluhan

02 : Post test
32

B. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah pra

lansia dan lansia yang ada di Desa Bukit padi Kabupaten Kepulauan

Anambas

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2018). Artinya, sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan

sebagai sumber data yang benar-benar mewakili keseluruhan populasi.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah karena jumlah populasi

kecil atau lebih kecil dari 10.000 orang, maka pengambilan sampel

menggunakan rumus slovin di bawah ini dengan derajat kemaknaan 90%

dan derajat kesalahan atau estimasi penyimpangan 10%. Besaran sampel

tersebut adalah:

N
n=
1+ N (d )²

142
n=
1+ 142(0,1)²

142
n=
1+ 142(0,01)

142
n=
1+ 1,42
33

142
n=
2,42

n = 58,6 = 59

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

(d) = Tingkat kepercayaan (90%) atau ketepatan yang diinginkan (0,1)

(Notoatmodjo,2018)

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

pengambilan secara simple random sampling yaitu setiap anggota atau

unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai sampel (Notoatmodjo,2018).

c. Kriteria inklusi dan eklusi

a. Kriteria inklusi

1. Lansia yang ada di Desa Bukit Padi

2. Lansia yang bersedia menjadi responden

3. Lansia yang dapat berkomunikasi

b. Kriteria eklusi

1. Pasien tidak bisa berkomunikasi

2. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian
34

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan proposal penelitian dilakukan mulai dari

Januari 2023 sampai dengan Februari 2023. Selama tahap ini

penulis melakukan pengajuan judul, pengurusan surat izin

pengambilan data, studi pendahuluan, studi kepustakaan,

penyusunan proposal, konsultasi dengan pembimbing I dan

pembimbing II sampai proposal penelitian ini mendapat persetujuan

dari pembimbing untuk dilakukan ujian proposal, sidang proposal,

dan revisi proposal.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai Bulan februari s/d mei 2023. Pada

tahap kegiatan pelaksanaan adalah dengan mengurus surat izin

penelitian, dan kontrak waktu untuk mulainya penelitian.

c. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2023.

Pada tahap ini peneliti membuat hasil penelitian, pengolahan data,

menyusun laporan hasil penelitian, konsultasi pembimbing I dan

pembimbing II sampai mendapat persetujuan pembimbing untuk

dilakukan ujian skripsi.

2. Tempat penelitian

Desa Bukit Padi Kabupaten Kepulauan Anambas


35

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu” (Notoatmodjo, 2018).

2. Variabel Independent

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel tersebut (Sugiyono,

2018). Pada penelitian ini Variabel independen yang digunakan adalah

program pola hidup sehat

3. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas(Sugiyono, 2018). Variabel

dependen t dalam penelitian ini adalah hipertensi pada pra lansia dan

lansia

E. Definisi Oprasional

Variabel Definisi Alat Cara Skala Hasil Ukur


Oprasional Ukur
Data Kurun waktu Kueiso Menyebarkan Ordinal 1. 45-59
Demograf sejak adanya ner Kuesioner tahun
i seseorang 2. 60–74
1. Usia tahun
3. 75- 90
tahun
36

4. > 90 tahun
2.Jenis Perbedaan Kueiso Menyebarkan Nomina 1. Laki-laki
Kelamin biologis antara ner Kuesioner l 2. Perempua
laki-laki dan n
perempuan
3.Pendidik Usaha sadar Kueiso Menyebarkan Ordinal 1. Tidak
an untuk ner Kuesioner Tamat SD
menyiapkan 2. SD
peserta didik 3. SMP
melalui 4. SMA
kegiatan
5. PT
bimbingan,
pengajaran,
dan atau
latihan
Variabel Suatu cara Kuesio PPQ Ordinal 0. Kurang,
Independ atau usaha ner jika konsumsi
ent dalam makanan
▪ Pola pengaturan pokok <8
jumlah dan
Makan porsi/hari
jenis makanan
untuk laki-
laki
dan <5
porsi/hari
untuk
perempuan,
lauk <3
porsi/hari,
lauk pauk <3
porsi/hari,
sayur <3
porsi/hari, dan
buah <5
porsi/hari.
1. Lebih, jika
konsumsi
makanan
pokok >8
porsi/hari
untuk laki-
laki
dan >5
porsi/hari
untuk
perempuan,
lauk >3
▪ Aktivitas Setiap Kuesio Physical Ordinal Total Nilai 24
37

Fisik gerakan ner Activities < 15 Mean =


tubuh yang Scale for Aktivitas
meningkatka Elderly Fisik
n (PASE) Kurang
pengeluaran ≥ 15 Mean =
tenaga/energi Aktivitas
dan Fisik
pembakaran Baik
energi
▪ Perilaku merupakan Kuesio Menyebarkan Nomina 1. Perokok
Merokok suatu ner Kuesioner 2. Tidak
aktivitas l Perokok
menghisap
atau
menghirup
asap rokok
dengan
menggunaka
n pipa atau
rokok
▪ Tidur Aktifitas Kuesio Menyebarka Ordinal Ya : 1
Berkualita istirahat atau ner Kuesioner Tidak : 0
s tidur yang
dilakukan
setiap hari
▪Kepatuha perilaku Kuesio Menyebarkan Ordinal Kepatuhan
n Minum untuk ner Kuesioner tinggi = 8
Obat mentaati MMAS-8 Kepatuhan
saran-saran sedang = 6-<8
atau prosedur Kepatuhan
dari dokter rendah =<6
tentang
penggunaan
obat
Variabel Penyakit Tensi Melakukan Interval 1. Hipertens
dependent Tekanan meter Pengukuran i
Darah Tekanan 2. Tidak
Hipertensi Darah Hipetensi

F. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pengumpulan Data primer

yang diperoleh langsung dari responden oleh peneliti dengan membagikan


38

kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Hal ini dimaksudkan agar

mempermudah pengisian bagi responden pada waktu penelitian. Pertanyaan-

pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga dapat mencakup seluruh aspek

untuk mengukur variabel dalam penelitian ini, yang dapat memberikan

informasi secara keseluruhan mengenai program pola hidup sehat pra lansia

dan lansia dan data sekunder adalah data yang tidak secara langsung didapat

dari responden atau berasal dari sumber lain. Dalam penelitian ini yaitu data

yang ada di Puskesmas

G. Uji Validitas Dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menurut Azwar, 2010 adalah ketepatan dan kecermatan skala

dalam menjalankan fungsi ukurannya, artinya sejauh manakah skala itu mampu

mengukur atribut yang ia rancang untuk mengukurnya. Validitas menunjukkan

sejauhmana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang

ingin diukur dalam penelitian. Untuk uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan Pearson Product Moment (r) untuk melihat nilai korelasi

tiap-tiap pertanyaan signifikan, maka nilai r hitung dibandingkan dengan

nilai r tabel dimana taraf signifikan yang digunakan adalah 5%. Dasar

pengambilan keputusan adalah valid jika r hitung > r table.

2. Uji Reliabilitas
Ini digunakan apabila instrumen digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono,

2016). Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu


39

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel

mengandung makna bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya. Penelitian uji reliabilitas

dilakukan dengan rumus Cronbach's Alpha

H. Teknik Pengolahan Data

1. Prosedur Pengolahan Data

Data yang terkumpul selanjutnya akan diolah dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Pemeriksaan Data (Editing data)

Dimaksudkan untuk meneliti setiap pertanyaan yang telah terisi

yaitu tentang kelengkapan pengisian serta kesalahan pengisian. Jika

jawaban ada yang kosong, petugas pengumpulan data bertanggung

jawab untuk melengkapi dengan melakukan kunjungan ulang

kerumah responden.

2. Pemberian kode (Coding)

Dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data

kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka yang

telah ditetapkan sebelumnya pada kotak-kotak yang telah disiapkan

pada bagian kanan kuesioner.

3. Pemasukan Data (Entry data)

Setelah editing dan koding data selesai dan jawaban dilembar

jawaban sudah rapi dan memadai untuk mendapatkan data yang baik

selanjutnya dilakukan entry data dengan menggunakan komputer.


40

4. Pembersihan Data (Cleaning data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak. Cara yang bisa dilakukan adalah

dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti

dan melihat kelogisannya, bila ternyata terdapat kesalahan dalam

memasukan data, maka harus dilakukan pembetulan dengan

menggunakan computer.

I. Tehnik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan komputerisasi/perangkat

lunak dan program SPSS.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel. Untuk mengetahui program

pola hidup sehat

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan pengaruh

antara dua varibel yaitu variabel independent dan dependent. Sesuai

dengan tujuan penelitian maka analisis bivariat ini meliputi perbedaan

pengaruh program pola hidup sehat terhadap hipertensi pada pra lansia dan

lansia. Uji statsistik yang di gunakan pada penelitian ini adalah uji t tes

korelasi. Uji t tes korelasi merupakan tehnik statsistik parametris yang


41

digunakan untuk menguji komparasi rat-rata dua sampel jika datanya

interval dan data tersebut berdistribusi normal.

J. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin kepada

institusi atau lembaga penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah

peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang

meliputi

1) Informed Concent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek

menolak maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak subjek.

2) Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden tetapi hanya inisialnya saja.

3) Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4) Privacy

Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan

bahkan peneliti itu sendiri tanpa takut oleh intimidasi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alfeus Manuntung. (2019). Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi.


Malang: Wineka Media.

Argyatiyasa, N., & Martiningsih, W. (2015). Gaya Hidup Sehat Lansia. Jurnal
Ners Dan Kebidanan, 222–226.

Aspiani R Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans


Info Media.

Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Binarupa


Aksara Publisher.

Bustan. (2015). Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Jakarta : ineka


Cipta.

Dinas Kesehatan (Dinkes). (2020). Data ini adalah capaian pada program penyakit
tidak menular (PTM) tahun 2020.

Hapsari, D. I., & Kartiana, Y. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Pengobatan Penderita Hipertensi Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmassepauk Tahun 2021. Jurnal
Mahasiswa Dan Peneliti Kesehatan, 9(2), 151–164.
https://doi.org/10.29406/jjum.v9i2

Hartono. (2019). Identifikasi Pola Hidup Sehat pada Lansia di Kelurahan Herlina,
Aprilia wardani R. Efektivitas Formulasi Teh Herbal
Untuk Penurunkan Resiko. J Keperawatan, 12(1), 24-–34.

Irianto Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular


Panduan Klinis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.

Katsilambros. (2013). Asuhan Gizi Klinik. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta : Balitbang


Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Jakarta Selatan:


Publikasi.

Kurniawan I, & Sulaiman. (2019). Hubungan Olahraga, Stress dan Pola Makan
dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu Lansia di Kelurahan
Sudirejo I kecamatan Medan Kota. Ournal of Health
Science and Physiotherapy., 1(1), 10-17.

Leo, A. A. R., Willa, S. M. c, & Bilaut, D. A. (2020). Hubungan Konsumsi Laru, 


Garam, Sayur dan Buah Terhadap Resiko Hipertensi Pria
Dewasa Kupang. Jurnal Ilmu Gizi Kesehatan, . 1(2), 83–92.

Malinti. (2020). Tekanan darah dan hubungannya dengan indeks massa  tubuh dan
aktivitas fisik pada wanita dewasa muda. Ris Inf Kesehat,
8(1), 1–8.

Mardena, D. R., & Kusuma, A. M. (2017). Pengaruh Merokok Terhadap


Keefektivitasan Terapi Hipertensi Pada Penderita Hipertensi
Perokok Di Empat Puskesmas  Tahun 2017. Journal Of
Tropical Pharmacy And Chemistry, 4(2), 89–95.
https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.133

Mayasari. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi.


Journal Telenursing, 1(2), 344–353.

Nofi, S., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi
Masyarakat Pesisir Berdasarkan Kondisi SosioDemografi
dan Konsumsi Makan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 43–52.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho W. (2014).   Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi dua. Jakarta:


EGC.

Nurarif, & Kusuma. (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Nursalam. (2015). Metode ilmu keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Faktor risiko Hipertensi. Jakarta: Kemenkes RI.

Pellico Honan L. (2013). Focus On Adult health Medical- Surgical Nursing.


Philadelphia: Wolters Kluwer Health.

Potter, P., & Perry, A. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Riasmini, M. N., & Hartini, T. (2019). Meningkatakan Kualitas Hidup Lansia


Konsep Dan Sebagai Intervensi. Malang: Wineka Media.

Setiawan H, Suhanda S, Rosliati E, Firmansyah A, & Fitriani A. (2018). Promosi


Kesehatan Pencegahan Hipertensi Sejak Dini. ABDIMAS J
Pengabdi Masy, 1(2), 5–41.
Solehatul Mahmudah. (2016). Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan
Baru Kota Depok Tahun 2015. Biomedika, 8(2).

Sriani K I, Fakhriadi R, & Rosadi D. (2016). Hubungan Antara Perilaku Merokok


dan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Hipertensi pada
Laki- Laki Usia 18-44 Tahun. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 3(1), 1–16.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta:


CV. Alfabeta.

Sumarta N H. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-hari dengan Derajat


Hipertensi pada Lansia . Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.

Suryani N, Noviana, & Libri O. (2020). Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik, 
Konsumsi Buah Dan Sayur Dengan Kejadian Hipertensi Di
Poliklinik Penyakit Dalam RSD Idaman Kota Banjarbaru.
Jurnal Kesehatan Indonesia, 10(2), 100–107.

Susilo, Y., & Wulandari  A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
C.V Andi Offset.

WHO. (2019). Hypertension. Jenewa, Swiss: World Health Organization.

Wijaya A S, & Putri Y M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep . Yogyakarta: Nuha
Medika .

Zanjani S, Moradi A, Jalyani K N, Sadeghi R, Tol A, & Mohebbi B. (2015).


Determinants of healthy lifestyle and its related factors
among elderly people. Journal of Education and Health
Promotion, 4(1)(103).

Zuraida S, Dewi A P, & Indriati G. (2014). Deskripsi Gaya Hidup Sehat Lansia
yang Tinggal Bersama Keluarga Dan Di PSTW Khusnul
Khotimah . JOM PSIK.

 
LAMPIRAN 1

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden untuk
keperluan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang bernama :
Nama : Rismina Simarmata
NIM : 162212027
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hangtuah Tanjung Pinang yang akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh program pola hidup sehat terhadap hipertensi pada pra lansia
dan lansia di desa bukit padi Kabupaten Kepulauan Anambas”
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tarempa, / / 2023
Responden Penelitian

LAMPIRAN 1. 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


( )
LAMPIRAN 2

KUESIONER PHYSICAL ACTIVITY SCALE FOR ELDERLY(PASE)

KUESIONER PENELITIAN

Nomor responden :

Inisial responden :

A. Karakteristik Responden
1. Umur :
□ 46-55
□ > 56
2. Jenis Kelamin
□ Laki-Laki
□ Perempuan
3. Tingkat Pendidikan
□ Tidak pernah sekolah
□ Tamat SD
□ Tamat SMP
□ Tamat SMA
□ Perguruan tinggi
4. Pekerjaan
□ Swasta
□ PNS
□ Polisi/TNI
□ IRT
□ Lainnya…………………..
5. Prilaku Peroko
□ Peroko
□ Tidak Perokok
A. Petunjuk pengisian kuesioner :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti, untuk lansia yang tidak
bisa membaca dan menulis bisa dibacakan oleh peneliti atau keluarga.
2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur menurut pendapat anda sendiri.
3. Lengkapi keisioner di bawah ini dengan melingkari jawaban yang sesuai
dengan aktivitas anda.
B. Keterangan :
Tidak Pernah : Apabila anda Tidak Pernah dengan pernyataan tersebut.
Jarang : Apabila anda Jarang dengan pernyataan tersebut.
Kadang-kadang : Apabila anda Kadang-kadang dengan pernyataan
tersebut.
Sering : Apabila anda Sering dengan pernyataan tersebut.
Jawablah
pertanyaan dibawah ini
1. Selama 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas dengan
duduk seperti membaca, menonton tv atau membuat kerajinan tangan?

(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 2


(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b
1a. Aktivitas duduk apa yang Anda lakukan? ..............................
1b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan
aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
2. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas fisik,
seperti berjalan-jalan diluar rumah?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 3
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
2a. Berapa lama rata- rata waktu yang Anda butuhkan untuk aktivitas
fisik?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
3. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga
ringan atau rekreasi, seperti memancing dari perahu atau dermaga atau
aktivitas lain yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 4
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
3a. Aktivitas olahraga ringan apa yang Anda lakukan? ..............
3b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan
aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 -2 jam (4) Lebih dari 4 jam
4. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga
moderat atau rekreasi, seperti senam atau aktivitas lain yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 5
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
4a. Aktivitas fisik apa yang Anda lakukan? ..................................
4b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan
aktivitas
tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
5. Selama 7 hari terakhir, seberapa sering melakukan aktivitas olahraga berat
dan kegiatan rekreasi seperti lari, berenang, bersepeda, atau aktivitas yang
sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 6
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
5a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? ..........................................
5b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan
aktivitas tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
6. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering anda melakukan latihan khusus
untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, seperti angkat beban atau
push
ups, dan lain-lain ?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 7
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
6a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? ..........................................
6b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan
aktivitas tersebut?
(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam
(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
7. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda sudah melakukan pekerjaan rumah
yang ringan, seperti membersihkan debu atau mencuci piring?
(1) Tidak
(2) Ya
8. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda melakukan pekerjaan rumah atau
pekerjaan berat, seperti mengepel lantai, membersihkan jendela atau
membawa kayu?
(1) Tidak
(2) Ya
9. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda terlibat dalam kegiatan berikut?
Harap
jawab YA atau TIDAK untuk setiap item.
a. Sebuah perbaikan rumah seperti perkerjaan listrik, dll
b. Pekerjaan kebun atau perawatan halaman, termasuk memotong kayu
c. Berkebun di luar ruangan
d. Merawat orang lain, seperti anak-anak, suami/istri, atau orang dewasa
lainnya
10. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda bekerja dengan bayaran atau sebagai
sukarelawan?
(1) Tidak
(2) Ya (lanjut ke pertanyaan 10.a dan 10.b)
10a. Berapa jam per minggu Anda bekerja untuk gaji dan atau sebagai
sukarelawan?______ Jam
10b. Manakah dari kategori berikut yang paling menggambarkan
jumlah aktivitas fisik yang diperlukan pada pekerjaan Anda dan
atau pekerjaan sukarelawan?
1. Terutama duduk dengan sedikit gerakan lengan (Contoh:
serabutan, kerajinan tangan, dll)
2. Duduk atau berdiri dengan berjalan (Contoh: buruh tani,
ngarit, dll

Sumber : dian holidah (2019)


FORMULIR FREKUENSI MAKANAN PROSEDUR FOOD FREQUENCY
QUETIONNAIRE (FFQ)

Nama bahan ≥2x/ 2x/ 1x/hari 3-4x/ ≤3x/ <4x/ Tidak


makanan hari hari mingg minggu bulan pernah
u
Makanan

Pokok

Beras

Sagu

Ubi jalar

Singkong

Lainya

Lauk Hewani

Telur

Daging Ayam

Daging Sapi

Ikan Segar

Ikan kering

Udang

Lainnya
Lauk Nabati

Tahu

Tempe

Kacang hijau

Kacang tanah

Lainnya

Sayuran

Kangkung

Bayam

Sawi

Kacang

Panjang

Daun

singkong

Kol

Lainnya….

Buah buahan

Pisang

Papaya

Manga

Jambu air

Rambutan
Langsat

Kelapa muda

Lannya…

Makana

Olahan

Gorengn

Biscuit

Mie instan

Roti

Bakso

Somay

Kripik

Eskrim

Sosis

Liannya……

Sumber : Supariasa dkk,(2016)

Skor Pola Makan

Tidak pernah :0
Jarang < 4 x /bulan :1
Kurang dari 3 x/ minggui :5
3-4x /minggu : 10
1x/hari : 15
2x/hari : 25
Setiap hari makan ≥ 2x /hari : 30
KUESIONER MMAS-8 KEPATUHAN MINUM OBAT

PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat, keyakinan dan
keadaan anda.
2. Jawaban harap diberi tanda silan

N PERTANYAAN JAWABAN
O YA TIDAK
Apakah anda kadang-kadang lupa meminum obat
anda ?
Orang terkadang tidak sempat minum obat bukan
karena lupa. Selama 2 pekan terakhir ini pernakah
anda dengan sengaja tidak meminum obat anda?
Pernakah anda mengurangi atau berhenti minum
obat tanpa memberitahu dokter karena anda
merasa obat yang di berikan membuat kondisi anda
lebih parah?
Apakah anda kadang-kadang lupa membawah obat
anda ketika bepergian atau meninggalkan rumah?
Apakah anda meminum obat anda kemarin?
Apakah anda berhenti minum obat ketika anda
merasa gejala yang dialami telah terkendali
Meminum obat setiap hari merupakan sesuatu
ketidaknyamanan untuk beberapa orang. Apakah
anda merasa terganggu harus minum obat setiap
hari?
Seberapa sering anda lupa minum obat ? a. Tidak
pernah
b. Sesekali
c. Kadang-
kadang
d. Biasanya
e. Selalu
Sumber : Made Dian Kartika Sandra dewi (2021)

LAMPIRAN 3
Lampiran 2

YAYASAN NALA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU
Jl. Baru Km. 8 Tanjungpinang Timur Telp/Fax (0771)8038388

LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL / SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rismina Simarmata


NIM : 162212027
Judul : Pengaruh Program Pola Hidup Sehat Terhadap Hipertensi
Pada Pra Lansia Dan Lansia Di Desa Bukit Padi, Kabupaten
Kepulauan Anambas.
Pembimbing 1 : DR. Nur Meity SA, S.Kep, Ns, M. Kep.
No Tanggal Topik Saran/Perbaikan Paraf
Bimbingan Pembimbing
1. 02-11-2022 Menentukan Judul - Melanjutkan Penyusunan
Proposal Penelitian Proposal Penelitian Bab 1,2,3
- Melampirkan Jurnal Penelitian

2. 15-12-2022 Revisi Bab 1 - Perbaiki Latar Belakang/ Bab


1 ( Latar Belakang isinya
data yang mencakup data
global ke lokal dan apa
bahayanya atau dampaknya.
- Perbaiki Tujuan Khusus
3. 30-12-2022 Revisi Judul Dari Hubungan Tingkat
Penelitian Pengetahuan Diet Hipertensi
Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pra Lansia dan Lansia Di
Desa Bukit Padi menjadi
Pengaruh Pola Hidup Sehat
Terhadap Hipertensi Pada Pra
Lansia dan Lansia di Desa Bukit
Padi Kabupaten Kepulauan
Anambas.

4. 09-01-2023 Revisi Bab 2 - Masukan penambahan Bab 2


yaitu minimal dari 3 sumber
dan harus disimpulkan dari
bahasa sendiri, konsep dari
prilaku, sikap, dan tindakan
sesuai judul penelitian.

5. 20-01-2023 Penambahan Judul, - Penambahan Judul ( tambah


Revisi Bab kata PROGRAM di judul )
2( Tinjauan dan Intervensi Penelitian
Pustaka ) - Perbaiki Tujuan Khusus
- Bab 2, Tinjauan Konsep
harus susunannya
1. Pola Hidup Sehatr
2. Hipertensi
3. Para Lansia dan Lansia

6. 27-01-2023 Revisi Bab 3 - Revisi Bab 3 di Tabel


Definisi Operasional

- Masukan Data Demografi di


Definisi Operasional

7. 10-02-2023 Revisi Bab 3 - Perbaiki Teknik Analisis Data


( Analisis Univariat dan Analisis
Bivariat )
- Hipotesis Penelitian

8. 24-02-2023 Menetukan Tanggal Syarat Ujian :


Ujian Sidang - Harus ada Tanda Tngan
Proposal / Skripsi Pengesahan Semua
Dan Membahas Pembimbing( 1 dan 2 )
Syarat Ujian - Pastikan Semua Sistematika
Proposal/Skripsi Penulisan Benar sesuai Pedoman
( spasi, tanda baca dalam
penulisan dalam kalimat, nama
pembimbing dan gelar sampai
Daftar Pustaka pastikan sudah
benar dan rapi )
- Penomoran Halaman harus
dibuat
- Makalah di PDF kan sekaligus
lembar pengesahan, lembar
konsul lalu masukan Kedalam
satu folder ( soft file ) kedalam
folder masing-masing sesuai
nama kita buat nama file
NAMA-JUDUL-LEMBAR
KONSUL, lalu upload dalam
bentuk word.
- Buat PPT Proposal maksimal
15 lembar yang akan
dipresentasikan dengan waktu
10- 15 menit.
- Kontrak Kepada Penguji,
pembimbing 2 dan ke Prodi
dengan jadwal ujian yang sudah
ditentukan.
YAYASAN NALA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU
Jl. Baru Km. 8 Tanjungpinang Timur Telp/Fax (0771)8038388

LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL / SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rismina Simarmata


NIM : 162212027
Judul : Pengaruh Program Pola Hidup Sehat Terhadap Hipertensi
Pada Pra Lansia Dan Lansia Di Desa Bukit Padi, Kabupaten
Kepulauan Anambas.
Pembimbing 2 : Umu Fadhilah, S.Pd., M. Pd

No Tanggal Topik Saran/Perbaikan Paraf


Bimbingan Pembimbing
1. 03-11-2022 Penyusunan - Melanjutkan Penyusunan
Proposal Bab 1,2 ,3 Proposal Penelitian Bab 1,2,3
sesuai Penulisan

2. 01-12-2022 Revisi Penulisan Bab Perhatikan aturan penulisan


1,2,3 tanda baca dalam kalimat dan
paragrafh, pastikan sesuai
pedoman
3. 14-12-2022 Perbaikan Penulisan - Penulisan Harus sesuai
Sitematika Penulisan
- Revisi Latar Belakang
menggambarkan masalah
penelitian dari umum ke
global

4. 21-12-2022 Perbaikan Penulisan - Tabel dan Kerangka Teori


Pada Tabel dan perhatikan spasi dan jarak
Kerangka Teori kanan kirinya.

5. 03-01-2023 Revisi Penulisan - Setiap paragraph minimal


dalam setiap harus ada 2 kalimat setelah
paragraph titik.
- Setiap paragraph dalam
tulisan sertakan referensi.
-
6. 20-01-2023 Revisi Penulisan Bab - Perbaiki Penulisan pada
1,2,3 yang ada nama setiap kalimat yang
tempat ( kota ) tercantum nama kota
memakai huruf besar

7. 06-02-2023 Penulisan Daftar - Perbaiki Penulisan Daftar


Pustaka Pustaka ( Gunakan Aplikasi
Mendeley ) supaya penulisan
Referensinya lebih rapi.

8. 24-02-2023 Persiapkan Ujian - Pastikan Proposal Rapi


Sidang Proposal setiap penulisan sesuai
pedoman sebelum ujian
siding proposal tidak ada
lagi yang salah dalam
penulisan

Anda mungkin juga menyukai