Oleh:
Rosy Osiana
1718012136
Pembimbing :
dr. Dian Isti Angraini, S.Ked., M.P.H
KATA PENGANTAR
Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
evaluasi program ini. Makalah dengan judul “ Evaluasi Program Penderita
Diabetes Melitus yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Pasar
Ambon Bandar Lampung Tahun 2018” merupakan salah satu tugas dalam
kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas di Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada dr. Sahab Sibuea, M.Sc
selaku pembimbing makalah ini yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing hingga terselesaikannya makalah ini. Rasa terima kasih juga penulis
ucapkan kepada dr. Desmayanti Bahri sebagai Kepala Puskesmas Pasar Ambon
Bandar Lampung yang telah memberikan bantuan, saran, serta kerjasama
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, akan tetapi
dengan kerendahan hati penulis berharap makalah ini dapat memperkaya ilmu
pengetahuan bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
(Evaluasi Program)
NPM : 1718012136
Dosen Pembimbing,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan...............................................................................4
7.2. Saran....................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
1
BAB I
PENDAHULUAN
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi
didunia pada tahun 2008, 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan
PTM. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang berusia kurang dari 70
dan PTM yang lain bersama-sam menyebabkan sekitar 30% kematian, serta
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 6.9%. Dari data tersebut terjadi
2
(RISKESDAS, 2018)
usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis
yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun
beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif
merupakan upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak
tingkat pertama dan ketaatan berobat pasien juga lebih tinggi pada PPK
pelayanan kesehatan tidak mencapai target ditahun 2018. Alasan pasien tidak
rasa takut dari diri masyarakat untuk berobat, pengetahuan yang rendah,
sebagai berikut.
Adapun tujuan penulisan ini memiliki tujuan umum dan khusus sebagai
berikut.
a. Tujuan umum
2018.
b. Tujuan khusus
Ambon.
semasa kuliah.
c. Bagi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
pokok puskesmas atau yang dikenal sebagai basic six programs yaitu:
menular
mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit dan
Kesehatan Ibu
Kesehatan Anak
sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi
utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang
Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat dari 41,75%
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif
yang merupakan upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit
internasional
pengendalian penyakit
Arah kebijakan dan strategi Ditjen PP dan PL didasarkan pada arah kebijakan
Untuk penyakit tidak menular maka perlu melakukan deteksi dini secara proaktif
melalui kunjungan ke masyarakat karena 3/4 penderita tidak tahu kalau dirinya
menderita penyakit tidak menular terutama pada para pekerja. Di samping itu
menerapkan kawasan bebas asap rokok agar mampu membatasi ruang gerak para
melalui:
1) Deteksi dini kadar gas CO dalam paru, pada masyarakat umum dan
Kabupaten /Kota
PTM
2.3.1 Definisi
insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta
2.3.2 Epidemiologi
penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta
detik atau 6 orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang
pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di dunia. Sekarang angka ini meningkat
14
menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan menjadi 12,4 juta pada tahun 2025
melitus di provinsi Lampung untuk rawat jalan pada tahun 2009 mencapai
365 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sejumlah 1103
gejala. Lampung Barat apabila dihitung dengan angka prevalensi 1,2% dari
seluruh populasi penduduk hampir 500.000 jiwa, maka terdapat lebih dari
kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-
insulin absolut):
1) Autoimun.
2) Idiopatik.
15
pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi
percaya bahwa faktor lingkungan seperti infeksi virus atau faktor gizi
(Merck, 2008).
kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh
sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan
a. DNA mitokondria.
a. Pankreatitis.
b. Tumor/ pankreatektomi.
c. Pankreatopati fibrokalkulus.
3) Endokrinopati.
a. Akromegali.
b. Sindroma Cushing.
c. Feokromositoma.
d. Hipertiroidisme.
Melitus berdasarkan nilai kadar gula darah, berikut ini adalah kriteria
Association 2010 :
17
mmol/L).
dalam air. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau
tergantung dari hasil yang dipeoleh. TGT : glukosa darah plasma 2 jam
darah puasa antara 100 – 125 mg/dl (5,6-6,9 mmol/L) (Sudoyo AW et al,
2014).
Pulau-pulau ini berisi sel alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan sel
beta yang menghasilkan hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja secara
dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
GLUT 4 yang ada pada membran sel maka insulin dapat menghantarkan
metabolisasikan menjadi ATP atau tenaga. Jika insulin tidak ada atau
berjumlah sedikit, maka glukosa tidak akan masuk ke dalam sel dan akan
Pada DM tipe 2 jumlah insulin berkurang atau dapat normal, namun reseptor
kunci masuk pintu ke dalam sel. Meskipun anak kuncinya (insulin) cukup
jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel akan berkurang juga (resistensi
insulin). Sementara produksi glukosa oleh hati terus meningkat, kondisi ini
jasmani secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah. Latihan jasmani
selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang berasal dari
dalam hati dan otot rangka. Energi sebagian besar berfungsi untuk
kebutuhan sel dan jaringan yang berasal dari glukosa. Setelah pencernaan
2.3.6 Metabolisme
darah, yaitu :
1. Metabolisme Karbohidrat
2008).
Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk ke dalam aliran
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran
21
darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya terutama otak. Kadar gula
darah dikendalikan oleh suatu hormon insulin yang berasal dari sekresi sel
beta pankreas, jika hormon insulin kurang maka gula darah akan menumpuk
dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar glukosa
darah meninggi hingga melebihi ambang batas ginjal, maka glukosa darah
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
tersebut.
Beberapa gejala dan tanda-tanda awal yang perlu mendapat perhatian Menurut
Imam Subekti yang dikutip oleh Soedoyo (2014) adalah sebagai berikut:
1. Keluhan Klasik
glukosa dalam darah tidak dapat masuk dalam sel, sehingga sel
sebagai energi.
2. Keluhan lain
mengganggu tidur.
dengan baik.
lama sembuhnya.
2.3.9 Komplikasi
seperti berikut :
1. Komplikasi Akut
asidosis.
gangguan neurologis.
2. Komplikasi Kronis
a. Mikroangiopati
kehamilan)
ginjal kronik.
sindrom yang ditandai dengan gangguan pada suatu atau lebih akar syaraf
dan dapat disertai dengan kelemahan motoric, biasanya dalam waktu 6-12
bulan.
b. Makroangiopati
sendiri tidak meningkatan kadar LDL, namun sedikit kadar LDL pada DM
26
oksidasi.
stroke.
bawah. Tanda dan gejalanya meliputi penurunan denyut nadi perifer dan
a. Edukasi
anda. Jika anda penderita DM tipe II maka tahap akhir anda akan
berbeda yaitu :
sebelum makan.
buruk.
Sampai saat ini masih ada obat berbentuk tablet yang digunakan.
obat. Kadangk ala dokter memahami tidak memahami adanya intraksi obat
tersebut ( Soedoyo,2014)
d. Diet Diabetes
ditekankan keteraturan makan dalam hal ini jadwal makan, jenis dan
berdasarkan makanan dan minuman apa yang anda sukai, kapan anda ingin
makan dan minum, berapa kebutuhan kalori, apa aktivitas yang anda
lakukan, apa latihan jasmani yang dilakukan, kondisi kesehatan, obat apa
30
dalam arti kebiasaan yang baik di teruskan dan yang kurang baik atau
Kegiatan fisik dan olah raga teratur sangatlah penting selain untuk
Olah raga dapat membantu penurunan berat badan, karena dengan berolag
otot-otot memakai lebih banyak glukosa (gula) daripada pada waktu tidak
olah raga atau aktivitas fisik insulin akan bekerja lebih baik, sehingga
Hal yang penting dalam olah raga adalah mencari jenis olah raga yang
ke dalam jadwal rutin sehari-hari dan sedikit persiapannya, pilih olah raga
yang tidak mahal biaya dalam hal peralatannya, baju dan biaya. Mulailah
berolah raga selama 30-60 menit. Jika tidak melakukan olah raga paling
31
akan digunakan 2 sampai 3 kali lebih banyak energy daripada bila duduk
BAB III
METODELOGI EVALUASI
Ambon.
data berikut.
Ambon.
Adapun cara penilaian dan evaluasi yang akan dilakukan sebagai berikut.
440.005A.III.02.1.2018.
c. Menetapkan Masalah
d. Menetapkan Prioritas
yang dipakai. Jika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus
Resources availability.
Pasar Ambon.
BAB IV
Bandar Lampung.
kepemimpinannya, yaitu :
b. Data Demografi
39
2. Kelurahan Pesawahan
3. Kelurahan Talang
sebagai berikut :
Betung Timur.
c. Sumber Daya
-Bidan 1 1
- Perawat 1 1
.Poskeskel
-Bidan 0/3 2 5
- Perawat 9 9
Jumlah 24/3 14 42
Tingkat II, Dinas Kesehatan dan Lainnya dimulai dari tahun 1990
Pelayanan.
1. Gedung A :
42
2. Gedung B :
3. Gedung C:
Mandi.
Putri.
a. Visi
b. Misi
bermutu,dan berstandar.
Motto
Tata Nilai
S : Sopan
E : Empati
H : Handal
T : Teladan
Strategi
44
strategi;
1. Pertanggungjawaban wilayah
2. Pemberdayaan masyarakat
6. Indikator Keberhasilan
sebagai berikut;
2019
a. Kematian
1. Kematian Ibu
2. Kematian Bayi
A. Gizi
C. Promosi Kesehatan
47
No
Kegiatan SPM ( %) Pencapaian(%)
D. Kesehatan Lingkungan
Tabel 9. Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pasar
Ambon Tahun 2018
No. Kegiatan SPM (%) Pencapaian
(%)
Penyehatan Air
1 Persentase penduduk memiliki Akses air 80 66.62
bersih
Hygiene Dan Sanitasi Makanan Dan
Minuman
1 Pembinaan tempat pengelolaan makanan 70 100.00
Penyehatan lingkungan permukiman dan
jamban keluarga
1 Persentase rumah sehat 80 34.98
Sanitasi Berbasis Masyarakat
1 Jumlah kelurahan yang melaksanakan 100 100.00
STBM
2 Jumlah Kelurahan ODF 60 0.00
Pengawasan Sanitasi
1 Inspeksi sanitasi sumber air 50 40.00
2 Inspeksi Pasar Sehat 100 100.00
Menular
Kunjungan
1 Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR) 60 0
2 Angka Perawatan (LOS) 5 0
3 Kunjungan rawat jalan umum 15 81.72
4 Kunjungan rawat jalan gigi 4 23.87
Gawat Darurat
1 Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100 0
2 Jam buka Pelayanan Gawat Darurat: 24 jam 100 0
3 Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat 100 0
yang masih berlaku: BLS/PPGD/GELS/ALS
4 Ketersediaan tim penanggulangan bencana: 1 tim 100 0
FARMASI
1 Waktu tunggu pelayanan 0
a. obat jadi 30 0
b. Racikan 60 0
2 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 0
3 Kepuasan pelanggan 80 0
4 Penulisan resep sesuai formularium kabupaten 100 0
Pemeriksaan Laboratorium
1 Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil 100 82.86
2 Pemeriksaan Urine Reduksi pada Ibu Hamil 100 82.86
3 Pemeriksaan Urine Protein pada ibu hamil 100 82.86
4 Pemeriksaan sputum suspek TBC 100 52.12
51
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Identifikasi masalah dimulai
Tabel 24. Hasil Pencapaian Program Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas
Pasar Ambon Periode Januari – Desember 2018
tolak ukur, dimana target yang harus dicapai pada Januari-Desember adalah
program wanita usia 30 – 50 tahun yang diskrining kanker serviks dan kanker
3 Machine
Kurangnya peran tokoh 3 3 2 3 3 2 3 3 3 171
masyarakat dalam sosialisasi
54
4 Material
Jarak antara puskesmas dan 4 3 3 3 3 2 3 3 3 189
rumah cukup jauh
BAB VI
(30%). Target yang berhasil dicapai pada tahun 2018 hanya sebesar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari segi wilayah, sumber daya
.
3 Sosialisasi kepada pasien DM untuk 2 3 2 3 4
berobat ke Puskesmas
membentuk kerja sama antara puskesmas dan yankes lain berupa pendataan
pasien DM. Kegiatan ini akan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas
yang akan membentuk tim untuk mendapatkan data dari yankes lain. Petugas
persetujuan klinik utama, klinik pratama, dan rumah sakit di kecamatan teluk
betung selatan sebagai wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon untuk melakukan
kerja sama. Pada yankes yang menyetujui kerja sama tersebut akan diminta data
Dengan kerja sama ini diharapkan cakupan pasien DM yang mendapat pelayanan
kesehatan tercapai.
58
BAB VII
7.1 Kesimpulan
mencapai target.
b. Penyebab masalah yang paling utama adalah karena pasien DM yang telah
puskesmas.
7.2 Saran
Saran evaluasi program PTM terkait cakupan penderita diabetes mellitus yang
sebagai berikut.
a. Membuat tim yang terdiri dari penanggung jawab dan petugas pendataan
yang berfungsi untuk melakukan kerja sama dengan klinik pratama, klnik
setiap bulannya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Infodatin. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes Melitus. Pusat data dan informasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,1-6.
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Penyakit Tidak Menular Buletin Jendela data
dan Informasi Kesehatan. [cited 26 Mei 2019] Available from:
http:/www.penyakitkesehatan.com
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia 2011. Jakarta: PERKENI.
Soedoyo AW et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta`:
Interna Publishing.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Marks, D. B., Marks, A. D., & Smith, C. M. Biokimia kedokteran dasar : sebuah
pendekatan klinis (1 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2014
Soegondo, S& Sukardi K., 2008. Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus
Kencing Manis sakit Gula. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp.17-21.
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2014, Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC,
Jakarta.
61