Anda di halaman 1dari 43

MINI PROJECT

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

TERHADAP PEMERIKSAAN ANC (ANTENATAL CARE) TERPADU DI

WILAYAH

DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO

KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017-2018

Disusun oleh: dr. Arsinta Ika Ismawari


Pendamping: dr. Daniel Sau’

Puskesmas Driyorejo Kecamatan Driyorejo


Kabupaten Gresik
Tahun 2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat petunjuk dan
rahmatNya, program kami mengenai “Meningkatkan Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil
terhadap pemeriksaan ANC terpadu di desa Randegansari kecamatan Driyorejo kabupaten
Gresik tahun 2017-2018” dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Program ini kami selenggarakan dalam rangka untuk mengetahui efek
penyuluhan tentang pentingnya ANC terpadu di wilayah puskesmas Driyorejo.

Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, karenanya
kami mengharapkan maaf, kritik, serta saran agar program ini nantinya dapat
bermanfaat bagi kita semua tidak terbatas hanya bagi tenaga kesehatan namun
juga bagi seluruh lapisan masyarakat.

Gresik, 31 Mei 2018

Penulis

dr. Arsinta Ika Ismawari


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ante Natal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan

yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar

pelayanan antenatal, yang mencakup beberapa elemen pelayanan sebagai berikut:

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan

darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), pengukuran tinggi puncak rahim

(fundus uteri), imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian tablet tambah darah,

penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu

wicara, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum

pernah dilakukan sebelumnya) dan tatalaksana kasus (Kementerian Kesehatan RI,

2015).

Kunjungan ANC merupakan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan

untuk memeriksakan kehamilannya untuk mengoptimalkan kesehatan fisik

maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu hamil mampu menghadapi persalinann,

kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara

normal (Manuaba, 2010). Pemeriksaan kehamilan ini sangat penting dilakukan

oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu

(Riskesdas, 2013) .

Word Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa kewajiban

kunjungan ANC selama kehamilan normal adalah empat kali kunjungan selama
kehamilan dengan standar dan waktu yang telah ditetapkan (Unicef & WHO,

2008). Menurut Kemenkes RI, 2014 pelayanan ANC minimal empat kali selama

kehamilan dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu minimal satu kali pada

trimester pertama (K1), satu kali pada trimester kedua (K2), dan dua kali pada

trimester ketiga (K3 dan K4) (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Menurut data dari WHO, 2016 hanya 64% dari wanita dunia yang

melahirkan hidup yang menerima pelayanan ANC empat kali atau lebih.

Sedangkan Asia Tenggara sebesar 57% yang menduduki angka terendah setelah

Mediterania Timur (WHO, 2016). Cakupan nasional untuk K1 dan K4 menurut

Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun 2014 telah menetapkan target

untuk Kunjungan ANC yakni K1 sebesar 100% dan K4 sebesar 95%

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun

2015, cakupan ANC di Indonesia untuk K1 sebesar 95,75 % dan cakupan K4

sebesar 87.48 % (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Menurut data puskesmas Driyorejo terutama di desa Randegansari jumlah

sasaran ibu hamil adalah sebesar 126 orang (100%), dan yang di targetkan adalah

120 orang ibu hamil, dan ternyata hanya 31 orang (26%) yang memeriksakan

ANC. Di desa ini terlihat jelas sekali kesenjangan kunjungan ANC dibandingkan

dengan desa yang lain.

Pelayanan ANC merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan

untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, karena pelayanan ANC mampu

mendeteksi dan menangani kasus resiko terhadap kehamilan (Kemenkes RI,

2014).
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap pemeriksaan ANC

(Antenatal Care) terpadu di wilayah desa Randegansari Kecamatan

Driyorejo kabupaten Gresik tahun 2017-2018?

b. Bagaimana gambaran sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan ANC

(Antenatal Care) terpadu di wilayah desa Randegansari Kecamatan

Driyorejo kabupaten Gresik tahun 2017-2018?

1.3 Tujuan Umum

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap

pemeriksaan ANC (Antenatal Care) terpadu di wilayah desa

Randegansari Kecamatan Driyorejo kabupaten Gresik tahun 2017-2018.

b. Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

pengertian dan tujuan pemeriksaan ANC (Antenatal Care) terpadu

di wilayah desa Randegansari Kecamatan Driyorejo Kabupaten

Gresik

 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat

dan standar pemeriksaan ANC (Antenatal Care) terpadu di wilayah

desa Randegansari Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik

 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang dampak

kurangnya melakukan pemeriksaan ANC (Antenatal Care) terpadu

di wilayah desa Randegansari Kecamatan Driyorejo Kabupaten

Gresik
 Untuk mengetahui gambaran sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan

ANC (Antenatal Care) terpadu di wilayah desa Randegansari

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi ibu hamil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

antenatal care sehingga ibu hamil termotivasi untuk melakukan

kunjungan ANC secara teratur sebagai salah satu upaya mencegah

terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.

b. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi

bagi penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi dan wawasan

mengenai pentingnya pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dalam

melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan pedoman.

c. Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan antenatal

care.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care

2.1.1 Definisi

Antenatal Care (ANC) menurut Kemenkes, RI merupakan

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

profesional (dokter spsialis kandungan, dokter umum, bidan dan

perawat) untuk ibu selama kehamilannya sesuai elemen dan

standar yang telah di tetapkan(Depkes, 2010 dalam RISKESDAS,

2013). Sedangkan, merupakan langkah penting dalam upaya

prventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk

meningkatkan kesehatan maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2014).

ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan

fisik maupun mental ibu hamil.Sehingga ibu hamil mampu

menghadapai persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara normal (Manuaba, 2010).

Menurut Mufdhilah (2009) ANC adalah suatu program

yang terencana berupa observasi, edukasi, untu memperoleh suatu

proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.


1.2 Tujuan

Secara umum Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan umum

terhadap pelayanan ANC yaitu untuk memenuhi hak setiap ibu hamil

untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan antenatal yang berkualitas

sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan

selamat dan melahirkan secara sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Menurut WHO , 2006 tujuan ANC antara lain untuk mencegah,

mengurangi, mengobati atau mengelola masalah kesehatan yang berkaitan

dengan ibu hamil, untuk menyediakan informasi tepat dan saran kepada

wanita hamil, keluarga mereka terkait kehamilan yang sehat, melahirkan

dan pemulihan pasca melahirkan termasuk perawatan bayi baru lahir,

promosi ASI eksklusif serta memberi bantuan untuk memutuskan

kehamilan berikutnya dalam rangka meningkatkan hasil kehamila yang

lebih baik dan sehat (WHO, 2006).

Tujuan khusus ANC menurut Kemenkes antara lain :

a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif

dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu

hamil, konseling KB dan pemberian ASI.

b. Memberikan kesempatan atau hak pada ibu hamil dalam

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif,

dan berkualitas.

c. Mendeteksisecara dini terhadap

kelainan/penyakit/gangguan yang di alami oleh ibu hamil.


d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan

pada ibu hamil sedini mungkin.

e. Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan

sesuai dengan sistem rujukan yang ada(Kementerian

Kesehatan RI, 2010).

Sedangkan, menurut Handayani (2011) tujuan khusus pelayanan ANC

adalah antara lain ;

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin yang terdapat saat

kehamilan, saat persalinan dan kala nifas.

b. Mengenal dan menangangi penyakit yang menyertai kehamilan,

persalinan dank ala nifas

c. Memberikan pendidikan kesehatan berupa nasehat dan petunjuk

yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifa, laktasi dan

aspek keluarga

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu maupun

perinatal

1.3 Manfaat

ANC merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil yang

mempunyai manfaat yaitu untuk memfasilitasi kehamilan yang sehat

baik bagi ibunya maupun untuk janinnya, untuk membina hubungan

saling percaya dengan ibu, untuk mendeteksi secara dini adanya

komplikasi atau resiko yang mengancam jiwa ibu dan janinnya, untuk

mempersiapkan persalinan dan memberikan informasi atau pendidikan

kesehatan untuk ibu hamil (Mufdlilah, 2009).


1.4 Pentingnya Kunjungan ANC

Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan atau petugas

kesehatan lainnya sedini mungkin semenjak ia merasa dirina hamil

untuk mendaptkan pelayanan antenatal (Prawirohadjo, 2006).

Menurut Prawirohadjo (2014) beberapa alasan penting ibu hamil

mendapatkan asuhan antenatal antara lain:

a. Untuk menjalin rasa saling percaya antara pasien dengan

petugas kesehatan

b. Mengupayakan terwujudkan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi

yang dikandungnya

c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

janinnya

d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga keseahatan ibu dan janin.

1.5 Indikator

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas

kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk

mendapatkan pemeriksaan kehamilan.Istilah kunjungan di sini dapat

diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, atau

sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya

atau posyandu.

a. Kunjungan pertama (K1)


K1 merupakan kunjungan pertama kali ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar.Kontak pertama harus dilakukan

sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke

delapan.

b. Kunjungan keempat (K4)

K4 merupakan kunjungan ibu hamil dengan kontak 4 kali atau

lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak

4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester petama (kehamilan

hingga 12 minggu) dan trimester keda (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali

kontak pada trimester ketiga dilakukan setelah minggu ke 24 sampai

dengan minggu ke 36. Kunjungan ANC bisa lebih dari empat kali sesuai

kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan,

kunjungan tersebut termasuk dalam kategori K4.

c. Penanganan Komplikasi (PK)

Penanganan komplikasi adalah penanganan terhadap komplikasi

kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi

yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering

terjadi adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet,

infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis, Tuberkolosis (TB),

hipertensi, diabetes meliitus (DM), anemia gizi besi (AGB) dan kurang

energi kronis (KEK)(Kementerian Kesehatan RI, 2010).


1.6 Standar Pelayanaan

1. Kebijakan Program

Menurut WHO dan Depkes RI, 2015 kunjungan ANC

sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan:

a. Satu kali pada trimester pertama (K1) dengan usia

kehamilan 1 – 12 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan

kehamilan, perencanaan persalinan dan pelayanan

kesehatan trimester pertama.

b. Satu kali pada trimester kedua (K2) denganusia kehamilan

13 – 24 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal

sesuai standar selama satu periode berlangsung.

c. Dua kali pada trimester ketiga (K3 & K4) dengan usia

kehamilan > 24 minggu untuk memantapkan rencana

persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan

Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-

keluhan tertentu.

Pada setiap kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan

informasi yang sangat penting, seperti asuhan maternal (Standar Pelayanan

Kebidanan, 2001 dalam Sembiring, 2015) :

1. Kunjungan Trimester Pertama

Informasi penting dalam kunjungan pertama antara lain:

a. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan

dengan ibu hamil


b. Mendeteksi masalah dan menanganinya

c. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,

anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang

merugikan.

d. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi

e. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,

istirahat, dan sebagainya)

2. Kunjungan Trimester Kedua

Informasi penting sama seperti informasi pada kunjungan pertama,

ditambah kewaspadaan khusus mengenal preeklampsia (tanya ibu

tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi

edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)

3. Kunjungan Pertama Trimester Ketiga

Informasi penting sama seperti informasi trimester sebelumnya,

ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan

ganda

4. Kunjungan Kedua Trimester Ketiga

Informasi penting sama seperti informasi trimester sebelumnya,

ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang

memerlukan kelahiran di rumah sakit.

2. Pelayanan ANC

Pelayanan ANC yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan umum, bidan


dan perawat). Pelayanan yang diberikan ibu hamil selama

kehamilannya harus memenuhi standar yang telah ditentukan, adapun

standar atau elemen yang harus diberikan kepada ibu hamil antara lain:

menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi badan (TB),

mengukur tekanan darah (TD), mengukur lingkar lengan atas (LilA),

mengukur fundus uteri atau puncak rahim, mennetukan status

imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT),

memberikan tablet Fe minimal 90 tablet selama keahmilan,

melaksanakan temu wicara (konseling atau memberikan informasi

termasuk keluarga berencana), melakukan tes laboratorium sederhana,

minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya) dan tatalaksana kasus(Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Dalam buku Pedoman Pelayanan Antanatal Care dari

Kementrian Kesehatan (2010) yang telah merumuskan bentuk-bentuk

pelayanan yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan yang berkualitas

dengan standar yang telah ditetapkan, antara lain:

a. Timbang Berat Badan (BB)

Setiap kali ibu melakukan kujungan antenatal maka harus

dillakukan penimbangan berat badan yang bertujuan untuk

mendeteksi adannya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya

menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.


b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA).

Selain penimbangan berat badan, ibu juga dilakukan

pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK).

Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama

(beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu

hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir

rendah (BBLR).

c. Ukur tekanan darah (TD)

Pengukuran tekanan darah juga diperlukan setiap kali

kunjungan antenatal untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah; dan atau proteinuria)

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Pengukuran tinggi fundus uteri juga diukur tiap kali

kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.Jika tinggi fundus

tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada

gangguan pertumbuhan janin.Standar pengukuran

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.


e. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang

dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit

menunjukkan adanya gawat janin.

f. Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester

II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan

ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada

trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala

janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,

panggul sempit atau ada masalah lain.

g. Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian Imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat

kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-

nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan

status imunisasi ibu saat ini.

h. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)

Pada Ibu hamil diberikan tablet Fe ini untuk mencegah

anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat

besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama.
i. Periksa Laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal

meliputi: pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar

hemoglobin darah (Hb) pemeriksaan protein dalam urin,

pemeriksaan kadar gula darah., pemeriksaan darah malaria,

pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan

Basil Tahan Asam (BTA).

j. Tatalaksana/penanganan Kasus

Hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil

harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga

kesehatan.Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan.

k. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi: kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran

suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan,

tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala

penyakit menular dan tidak menular, penawaran untuk

melakukan konseling dan testing hiv di daerah tertentu (risiko

tinggi), Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI

ekslusif , Keluarga Berencana (KB) setelah persalinan,


Imunisasi TT, peningkatan kesehatan intelegensia pada

kehamilan (Bra Booster) (Kemenkes RI, 2010).

1.7 Jenis pelayanan

Pelayanan ANCterpadu yang diberikan oleh tenaga

kesehatan yang kompeten antara lain : dokter, bidan dan perawat

terlatih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatalterpadu menurut Panduan Antenatal

2010 dan Prawirohardjo dan 2006 antara lain;

1) Anamnesa

 Menanyakan keluhan atau masalah yang

dirasakan oleh ibu saat ini.

 Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait

dengan masalah kehamilan dan penyakit yang

kemungkinan diderita ibu hamil seperti : muntah

berlebihan, pusing, sakit kepala, perdarahan,

sakit perut hebat, demam, batuk lama , berdebar-

debar, cepat lelah, sesak nafas atau sukar

bernafas, keputihan yang berbau, gerakan janin,

perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh

gelisah, menarik diri, bicara sendiri, tidak

mandi, dsb. riwayat kekerasan terhadap

perempuan (KtP) selama kehamilan.


 Menanyakan status kunjungan (baru atau lama),

riwayat kehamilan yang sekarang, riwayat

kehamilan dan persalinan sebelumnya dan

riwayat penyakit yang diderita ibu.

 Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.

 Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.

 Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:

antihipertensi, diuretika, anti vomitus,

antipiretika, antibiotika, obat TB, dan

sebagainya.

 Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala

Malaria dan riwayat pemakaian obat Malaria. Di

daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS

dan riwayat penyakit pada pasangannya.

Informasi ini penting untuk langkah- langkah

penanggulangan penyakit menular seksual.

 Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang

meliputi jumlah, frekuensi dan kualitas asupan

makanan terkait dengan kandungan gizinya.

 Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan

dan menyikapi kemungkinan terjadinya

komplikasi dalam kehamilan, antara lain:Siapa

yang akan menolong persalinan? Setiap ibu

hamil harus bersalin ditolong tenaga


kesehatan.Dimana akan bersalin?Ibu hamil

dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di

rumah sakit? dan lain-lain.

 Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu

sendiri, suami, keluarga, kader ataupun sumber

informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap

ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu

diinformasikan bahwa pelayanan antenatal

selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1

kali kunjungan.

 Pemeriksaan antenatal

Ada bebeapa pemeriksaan dalam pelayanan antenatal

terpadu antara lain menilai keadaan umum (fisik) dan

psikologis (kejiwaan) ibu hamil.

 Penanganan dan tindak lanjut kasus.

Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium/ penunjang lainnya, dokter akan menegakkan

diagnosa kerja atau diagnosa banding, sedangkan

bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal dan keadaan

bermasalah/tidak normal pada ibu hamil. Berikut ini adalah

penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal

terpadu.

 Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu


Hasil dari pemeriksaan antenatal maka petugas kesehatan

melakukan pencatata hasil pemeriksaan yang merupakan

bagian dari standar pelayanan antenatal terpadu.Hasil tersebut

di cata ke dalam rekam medis, Kartu ibu dan buku KIA.Pada

saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antenatal masih sangat

lemah, sehingga data-datanya tidak dapat dianalisa untuk

peningkatan ketersediaan pelayanan antenatal. Dengan

menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar pelayanan,

maka ketersediaan pelayanan antenatal dapat ditingkatkan.

 Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif

KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian

dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak

pertama untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi

masalahnyan (Kementerian Kesehatan RI,

2010&Prawirohardjo, 2014)).

 Pemeriksaan Antenatal Ulangan

Pemeriksaan antenatal ulangan merupakan kunjungan ulang

antenatal yang dilakukan setelah pemeriksaan antenatal

pertama. Kunjungan ulang ini lebih mempriritaskan untuk

mendeteksi komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran

dan mendeteksi kegaatdaruratan, pemeriksaan fisik yang

terarah serta penyuluhan bagi ibu hamil. Pemeriksaan yang

dilakukan saat pemeriksaan antenatal ulangan meliputi;

Riwayat kehamilan sekarang (keluhan-keluhan lazim dalam


kehamilan dan lain-lain), Pemeriksaan fisik, Pemeriksann

laboratorium (Depkes RI, 2007).

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah jenis penelitian

deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan

masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang.

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan atau desain survey,

suatu desain yang digunakan untuk menyediakan informasi berhubungan

dengan prevalensi, populasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Balai desa Randegansari yang

berada di desa Randegansari. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada

bulan April tahun 2018.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap Ibu hamil

terhadap pemeriksaan ANC terpadu maka di lakukan pengumpulan data

dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan pada responden


kemudian kuesioner menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner

adalah dimana jawabannya telah tersedia dan tinggal memberi tanda

centang (√) bila subyek yang diteliti merasa jawabn memudahkan bagi

peneliti maupun subyek yang diteliti.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

menggunakan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya. Berisi tentang

data tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care

dengan memberikan pertanyaan secara tertutup (closed ended) dimana

responden tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.

3.5 Definisi Operasional, Variabel, dan skala pengukuran

Variabel Definisi Alat ukur dan Hasil Ukur Skala


Operasional cara ukur
Pengetahua Merupakan hasil Menggunakan  Baik: 76- Ordinal
n ibu hamil penginderaan kuesioner. 100%
tentang pengetahuan ibu Terdapat 10  Cukup: 56-
ANC hamil tentang pertanyaan 75%
pemeriksaan tentang ANC,  Kurang: 40-
kehamilan sampai jawaban jika 55%
tingkat “tahu”. benar di beri  Rendah: <
Kemudian ibu score 1, jika 40%
dapat menjawab salah diberi (Arikunto,
pertanyaan score 0 2006)
meliputi:
 Pengertian
ANC
 Tujuan
ANC
 Pelayanan
ANC
 Kunjunga
n ANC
(Notoatmodjo,
2003)
Sikap Sikap Ibu Hamil Kuesioner. • Baik: nilai 8- Nomina
adalah penilaian Setiap 10 l
ibu hamil jawaban • Cukup: nilai
mengenai memiliki yang 7-6
manfaat yang menunujukka • Kurang : nilai
berkaitan dengan n sikap yang 5-4
pentingnya baik diberikan • Rendah : nilai
pemeriksaan nilai 1, <4
antenatal dan sedangkan
kecenderungan jawaban
untuk lainnya
melaksanakan diberikan nilai
atau melakukan. 0.
Umur Lama hidup Kuesioner Reproduksi tidak Ordinal
responden yang sesuai yang sehat: < 20 atau
dihitung dalam terdapat di >35 Reproduksi
tahun dengan data identitas sehat : 20-35
pembulatan di kuesioner
kebawah
berdasarkan
kalender masehi.
(Riskesdas,
2010).
Paritas Jumlah anak yang Kuesioner Nullipara: belum Ordinal
lahir hidup pernah melahirkan
Primipara: pernah
melahirkan 1 kali
Multipara:
melahirkan > 1
kali
Grandemultipara:
melahirkan > 5
kali
Pendidikan Jenjang Kuesioner Dasar: Ordinal
pendidikan SD/MI,SMP/SLT
terakhir yang P Menengah:
pernah diikuti SMU/SMK/MA
oleh seseorang Tinggi: Akademi,
Institusi,
Universitas

3.6 Pengolahan dan Analisis data

3.6.1 Pengolahan data

Pengolahan dan analisis data yang akan kita proses dengan

bantuan komputer, semuanya tergantung pada kualitas data itu sendiri.

Apabila data yang diolah kualitasnya jelek, maka hasilnya juga jelek,

meskipun menggunakan program komputer secanggih apapun.

Langkah-langkah pengolahan data pada umumnya melalui

langkahlangkah berikut ini (Notoatmodjo, 2010)

a. Pengeditan (Editing)

Adalah memeriksa data terlebih dahulu, meliputi

mengecek kelengkapan identitas subjek penelitian, mengecek

macam isian data dari kuesioner yang telah dibagikan. Bila ada

kuesioner yang belum diisi sesuai ketentuan yang telah


dijelaskan, maka saat itu kuesioner dikembalikan kepada

responden untuk diteliti kembali sehingga kekurangan dan

kesalahan pengisian data dapat segera dilakukan perbaikan

sehingga dari kuesioner yang dikumpulkan semua terisi

lengkap.

b. Pengkodean (Coding)

Setelah dilakukan pemeriksaan data, langkah

selanjutnya yang akan dilakukan adalah pemberian kode

mumeric (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa

kategori. Dalam penelitian ini coding yang dilakukan terdiri

dari :

1) Umur

 Umur 20 tahun - 35 tahun (kode 1, umur

reproduksi sehat)

 Umur < 20 tahun dan > 35 tahun (kode 2,

umur reproduksi tidak sehat)

2) Paritas

 Nullipara seorang wanita yang belum pernah

melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari

28 minggu / belum pernah melahirkan janin

yang mampu hidup di luar rahim.

 Primipara wanita yang telah melahirkan

seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di

dunia luar matur atau prematur 


 Multipara: wanita yang telah melahirkan

seorang anak lebih dari satu kali 

 Grandemultipara: melahirkan > 5 kali

3) Pengetahuan

 Baik jika jawaban benar 100-76% (kode1)

 Cukup jika jawaban benar 75-60% (kode 2)

 Kurang jika jawaban benar 56-75% (kode3)

 Rendah jika jawaban benar <40% (kode4)

(Arikunto, 2006)

4) Sikap

 Baik jika jawaban benar nilai 8-10

 Cukup jika jawaban benar nilai 7-6

 Kurang jika jawaban benar nilai 5-4

 Rendah jika jawaban benar nilai < 4

3.7 Kerangka Konsep Penelitian

Miniproject ini diikuti oleh ibu hamil desa Randegansari dan

dikumpulkan di balai desa, lalu di berikan kuesioner seputar pengetahuan

dan sikap ANC terpadu di lanjutkan dengan penyuluhan tentang ANC

terpadu. Setelah di lakukan penyuluhan, ibu hamil di lakukan pemeriksaan

ANC terpadu yang di periksa oleh dokter internsip, dilanjutkan

pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium, pemeriksaan gigi

oleh dokter gigi, dan edukasi tentang gizi oleh ahli gizi. Setelah terkumpul

semuakuesioner, peneliti melakukan analisis dan intervensi.


Kuisioner,
Ibu hamil desa penyuluhan, Analisis
Randegan pemeriksaan data,
ANC

Intervensi
BAB 4
PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN

4.1 Sasaran Kegiatan


Kegiatan diikuti oleh 40 Ibu Hamil di desa Randegansari kecamatan
Driyorejo Kabupaten Gresik.
4.2 Bentuk Kegiatan
 Para peserta di kumpulkan di Balai Desa Randegansari pukul 08.00
 Pretest dengan menggunakan Kuisioner tentang pengetahuan dan sikap
ibu hamil terhadap ANC
 Penyuluhan mengenai ANC
 Pemeriksaan ANC terpadu yang akan di lakukan oleh tenaga kesehatan
yaitu dokter umum, bidan, dokter gigi, ahli gizi, dan petugas
laboratorium

No Tanggal Kegiatan Pelaksana

1. 7 Maret 2018 Perencanaan kegiatan dan koordinasi dr. Arsinta Ika I


dengan pemegang program Promkes dr. Daniel Sau’
Ibu Wenti
2. 5 April 2018 Observasi desa Randegansari, dr. Arsinta Ika I
meminta data Ibu hamil Randegansari, Ibu Wenti
meminta ijin Bapak Lurah ke Ibu Anisa
Kelurahan Randegansari Kader desa
Randegansari
3. 19 April 2018 Penyuluhan, pengisian kuesioner dan dr. Arsinta Ika I
pemeriksaan ANC terpadu dr. Kinanti Asti
Ibu Anisa
drg. Muti
Ibu Yuli
Bu Tita
4. 13 Mei 2018 Mendata seluruh ibu hamil desa dr. Arsinta Ika I
Randegansari dan menganalisis hasil
kuesioner
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Umur

Umur

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Reproduksi Sehat Reproduksi Tidak Sehat

Umur

Gambar 1
Deskripsi Umur Responden

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan kelompok umur yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori dengan

reproduksi sehat dan reproduksi tidak sehat. Umur responden paling banyak

adalah umur dengan reproduksi sehat 90% (20-35 tahun), dan umur dengan

reproduksi tidak sehat 10% ( umur < 20 tahun atau > 35 tahun).
5.2 Deskripsi Pendidikan

Pendidikan

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan
Tinggi

Pendidikan

Gambar 2
Deskripsi Pendidikan Responden

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan kelompok pendidikan yang dibagi menjadi kategori yaitu kategori

Tidak Sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Pendidikan responden paling

banyak adalah SMA 60% (18 orang), SMP sebanyak 26% (8 orang), Perguruan

Tinggi sebanyak 10% (3 orang), Tidak sekolah 3,3% (1 orang).


5.3 Deskripsi Paritas

Paritas

50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Nullipara Primipara Multipara Grandemultipara

Paritas

Gambar 3
Deskripsi Paritas

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa karakteristik paritas yang

terbanyak adalah primipara yaitu 46,6% (14 orang), Multipara sebesar 36,6% (11

orang), Nullipara sebesar 16,6% (5 orang), dan Grandemultipara sebesar 0% (0

orang).
5.4 Deskripsi Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC Terpadu

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap ANC Terpadu

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Baik Cukup Kurang Rendah

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap ANC

Gambar 4
Deskripsi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC terpadu

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa ternyata pengetahuan ibu hamil

terhadap ANC terpadu adalah baik yaitu sebesar 86,6%, sedangkan pengetahuan

cukup sebesar 10%, pengetahuan kurang sebesar 1%, dan pengetahuan rendah

tidak ada.
5.5 Deskripsi Sikap Ibu Hamil Terhadap ANC Terpadu

Sikap Ibu Hamil Terhadap ANC Terpadu

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Baik Cukup Kurang Rendah

Sikap Ibu Hamil Terhadap ANC Terpadu

Gambar 4
Deskripsi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC terpadu

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa ternyata sikap ibu hamil terhadap

ANC terpadu adalah cukup baik yaitu sebesar 66,6% (20 orang), sedangkan sikap

cukup baik sebesar 33,33%, sikap kurang baik sebesar 0%, dan sikap rendah

sebesar 0%.
BAB 6

LAPORAN PELAKSANAAN

6.1 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan

Hari/Tanggal : Kamis, 19 April 2018

Waktu : 08.00 – 12.30 WIB

Tempat : Ruang pertemuan Balai Desa Randegansari

Topik : Pemriksaan ANC terpadu

Peserta : Ibu hamil desa Randegansari

Penanggung Jawab : dr. Daniel Sau’

Pembimbing : Bu Wenti dan Bu Anisa

 Hasil kegiatan:
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:

 Tahap Perkenalan dan pemberian snack, leaflet tentang ANC


terpadu dan absensi peserta. Peserta yang hadir hanya 8 orang,
sehingga kuesioner di isi oleh ibu hamil ketika ibu hamil
memeriksakan kandungan ke bidan desa setempat dengan batas
waktu 3 minggu setelah penyuluhan. Total ibu hamil yang mengisi
kuesioner sebanyak 30 orang.

 Tahap Penyajian Materi. Materi yang disajikan adalah tentang


Pemeriksaan ANC terpadu.

 Tahap mengisi kuesioner

 Tahap pemeriksaan ANC Terpadu yang di periksa oleh dokter


umum, petugas laboratorium, ahli gizi dan dokter gigi
6.2 Kendala

 Sebagian peserta adalah seorang pengajar, pekerja sehingga yang hadir


pada saat penyuluhan hanya sedikit
 Ibu hamil merasa sudah cek ANC terpadu di puskesmas
 Kesadaran masyarakat rendah akan kegiatan penyuluhan
 Alasan kegiatan di rumah yang tidak bisa ditinggalkan
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan Minipro ini dapat disimpulkan

 Ibu hamil di desa Randegansari pada umumnya sudah memiliki

pengetahuan yang baik tentang ANC terpadu

 Ibu hamil di desa Randegansari pada umumnya sudah memiliki

sikap yang cukup baik tentang ANC terpadu, namun kesadaran

untuk mengikuti penyuluhan sangat kurang.

 Dengan adanya penyuluhan ini, pengetahuan dan sikap ibu hamil

serta kesadaran akan pentingnya penyuluhan dan pemeriksaan

ANC terpadu bisa ditingkatkan.

B. Saran

 Bagi Puskesmas

a.Meningkatkan upaya promotif seperti penyuluhan di desa-

desa yang terutaa jauh dari fasilitas kesehatan

b. Menganjurkan kepada bumil untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan secara teratur

c.Diadakannya program pemeriksaan ANC mobile

 Bagi Ibu hamil

Ibu hamil yg sudah mengetahui dan memahami tentang

pentingnya ANC terpadu, maka harus mempertahankan sikap

dan perilaku sehat selama kehamilan maupun kehamilan

selanjutnya
 Bagi Peneliti

o Peneliti selanjutnya agar meneliti tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi ketidakhadiran peserta untuk

mengikuti kegiatan penyuluhan maupun pemeriksaan ANC

terpadu

o Peneliti lain disarankan melakukan penelitian di tempat

yang kunjungan ANC rendah dengan metode atau desain

yang berbeda, jumlah responden yang lebih besar


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Departemen


kesehatan RI.

Junga,MR dkk (2017) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan


Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. Jurnal diakses pada tanggal 5 Mei 2018.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI.

Laminullah, L., Kandou, G. ., & Rattu, A. J. M. (2015). o Factors Of Associated


With The Visit Antenatal Care ( ANC ) K4 In Community Health Center Sipatana
Gorontalo, 332–336.

Latifah, N. (2012). Hubungan Frekuensi Kunjungan ANC Selama Kehamilan


dengan Kejadian Kematian Neonatal ( Analisis Data SDKI 2007 ).

Manuaba. (2007). Buku Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Manurung, M. (2015). Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Antenatal


Care pada Ibu hamil di Puskemsas Padang Matinggi Padangsimpuan, 1, 4–5.

Mukaromah, H & Saenun (2014). Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap


Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Siwalankerto Kecamatan Wonocolo
Kota Surabaya. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Mufdlilah. (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Offset.

Murniati. (2007). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan


Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil Di Kabupaten Aceh Tenggara.Tesis.
Universitas Sumatera Utara Medan.(Tesis)

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan (4th ed.). Jakarta: Bina pustaka.

Riskesdas 2013. (2013). Riset Keseahatan Dasar. Laporan Nasional 2013, 1–384.
http://doi.org
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai