Anda di halaman 1dari 33

DISUSUN OLEH:

RHISKI ARINI RUSLAN


111 2016 2055

PEMBIMBING:
dr. Hj. Samsiah
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. N
Umur : 38 tahun
Tanggal Lahir : 21 November 1979
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Selayar Raya, Perumnas Sudiang
Agama : Islam
No. RM : 6303
Tanggal Masuk : 14 Desember 2017
Nama Faskes : PKM Sudiang Raya
ANAMNESIS
Keluhan Utama : BAB encer
Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk dengan keluhan bab encer sejak ± 2 hari yang lalu sebelum
datang ke Poli Umum, BAB encer ± 10 kali. BAB encer tanpa ampas, disertai darah
(+), dan lendir (+). Sakit perut dirasakan sejak pagi memberat 8 jam terakhir. Sakit
perut seperti melilit dirasakan saat BAB. Mual (+). Muntah (-). Benjolan di pantat
di sangkal. Riwayat demam 1 hari yang lalu. Sakit kepala (-), pusing (-), batuk (-),
sakit dada (-), sesak (-). BAK lancar.

STATUS PASIEN Tanda vital :


Sakit Ringan / Gizi Lebih / Composmentis Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 BB : 73 kg, Nadi : 80 x/menit
 TB : 159 m, Pernapasan : 20 x/menit
 IMT : 28.87 kg/ m2 (obesitas 1) Suhu : 36.8 ⁰C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : Simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam lurus, alopesia (-)

Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kelopak Mata : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor 2,5mm/2,5mm

Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)

Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut
Bibir : Pucat (-), kering (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1 , hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Gusi : Dalam batas normal

Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal
Paru
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor
Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior,
Batas paru belakang kanan : CV Th. IX dekstra
Batas paru belakang kiri : CV Th. X sinistra
Auskultasi
Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal (batas jantung kanan linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistrra ICS V, batas atas
jantung ICS II)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigastrium, Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus (+), kesan meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
Alat Kelamin

Tidak dilakukan pemeriksaan

Anus dan Rektum

Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas
Deformitas (-), Edema (-), Akral hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan


RESUME
Pasien laki laki, Tn. N umur 38 tahun masuk dengan
keluhan bab encer sejak ± 2 hari yang lalu sebelum
datang ke Poli Umum, BAB encer ± 10 kali. BAB encer
tanpa ampas, disertai darah (+), dan lendir (+). Sakit perut
dirasakan sejak pagi memberat 8 jam terakhir. Sakit perut
seperti melilit dirasakan saat BAB. Mual (+). Riwayat
demam 1 hari yang lalu. BAK lancar.
Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD:
110/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Pernapasan: 20 x/menit,
dan Suhu: 36.8 ⁰C. Palpasi abdomen ditemukan nyeri
tekan regio epigastrium dan pada auskultasi terdengar
bunyi peristaltik kesan meningkat.
Jadi, dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dapat
disimpulkan diagnosa Disentri.
ASSESSMENT

Disentri
PLANNING
• Metronidazole 500 mg/12 jam/oral
• Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
• Ranitidine 150 mg/12jam/oral
• Domperidone 10 mg/8 jam/oral
• Vitamin B Complex /12 jam/ oral
EDUKASI
• Diet makanan lunak
• Hindari makan makanan bergas, berminyak, dan
yang merangsang saluran pencernaan.
PROGNOSIS

Quad ad functionam : Bonam


Quad ad sanationam : Bonam
Quad et vitam : Bonam
APA ITU DISENTRI?
DEFINISI

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan
tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur
lendir (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).1
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengansakit perut dan
buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
(3) Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri,
yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, 2) berak-berak, dan 3) tinja
mengandung darah dan lendir.6
ETIOLOGI
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,sp.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif,
famili enterobacteriaceae. Ada 4 spesies
Shigella, yaitu S. dysentriae, S. flexneri, S.
bondii, dan S. sonnei.

Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan


Entamoeba hystolitica. E. histolytica
merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal (apatogen) di usus
besar manusia
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

Diare bercampur darah dan lendir

Nyeri/rasa kolik/kram perut

Muntah

Nyeri kepala

Demam

Nafsu makan menurun

Dehidrasi
DISENTRI BASILER

Masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rerata 7 hari
sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut bawah, diare
disertai demam yang mencapai 40 0C. Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja
masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan nafsu makan menurun.
DISENTRI AMUBA
1) Carrier (Cyst Passer)
Pasien ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal ini disebabkan karena amoeba yang berada dalam lumen usus besar
tidak mengadakan invasi kedinding usus.

2) Disentri amoeba ringan


Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Penderita biasanya mengeluh perut kembung, kadang nyeri perut ringan yang
bersifat kejang. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja berbau busuk. Kadang juga tinja bercampur darah dan
lendir. Terdapat sedikit nyeri tekan di daerah sigmoid, jarang nyeri di daerah epigastrium. Keadaan tersebut bergantung pada lokasi
ulkusnya. Keadaan umum pasien biasanya baik, tanpa atau sedikit demam ringan (subfebris). Kadang dijumpai hepatomegali yang
tidak atau sedikit nyeri tekan.

3) Disentri amoeba sedang


Keluhan pasien dan gejala klinis lebih berta dibanding disentri ringan,tetapi pasien masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Tinja biasanya disertai lendir dan darah. Pasien mengeluh perut kram, demam dan lemah badan disertai hepatomegali yang nyeri
ringan.

4) Disentri amoeba berat


Keluhan dan gejala klinis lebih berta lagi. Penderita mengalami diare disertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari. Demam
tinggi (400C-40,50C) disertai mual dan anemia.

5) Disentri amoeba kronik


Gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serangan-serangan diare diselingi dengan periode normal atau tanpa gejala. Keadaan
ini dapat berjalan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Pasien biasanya menunjukkan gejala neurastenia. Serangan diare yang
terjadi biasanya dikarenakan kelelahan, demam atau makanan yang sulit dicerna.
DIAGNOSIS

• Bab encer

Anamnesis • Bercampur darah dan lendir


• Nyeri/kram perut

Pemeriksaan • Febris
• Nyeri tekan abdomen

Fisis • Tanda-tanda dehidrasi


• tenesmus

Pemeriksaan • Pemeriksaan apusa tinja


• Darah rutin

Penunjang • Sigmoidoskopi/Kolonoskopi
• Uji serologi
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Diagnosis banding disentri ialah


radang kolon yang disebabkan oleh
kuman enterohemoragik dan
enteroinvasif E. coli, Campylobacter
jejuni, salmonella entereditis
serotipe, Yersinia enterolitica,
Clostridium difficile dan protozoa
Entamoeba histolytica.
PENATALAKSANAAN

Rehidrasi

Antibiotik
Penatalaksanaan yang kita lakukan pada pasien
dewasa berdasarkan WGO Guideline (2012), yaitu :
1. Melakukan penilaian awal
2. Tangani dehidrasi
3. Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala dehidrasi
menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan cairan yang dibuat
sendiri atau larutan oralit.
4. Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan oralit,
dan pasien dengan dehidrasi berat dengan terapi cairan intravena yang
sesuai.
5. Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral
6. Atasi gejala-gejala lain
7. Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis
8. Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik
KOMPLIKASI

Komplikasi intestinal

Komplikasi ekstraintestinal
PROGNOSIS DAN PENCEGAHAN

Pada bentuk yang berat, angka kematian tinggi


kecuali bila mendapatka npengobatan dini. Tetapi
pada bentuk yang sedang, biasanya angka kematian
rendah

Pencegahan dengan cara menjaga sanitasi


lingkungan dan kebersihan makanan serta minuman
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai