Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:
Infeksi : (-)
Trauma : (-)
Kejang : (-)
Merokok : (+) sehari bisa sampai 2 bungkus
Alkohol : (-)
NAPZA : (-)
Laporan Psikiatrik
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti
infeksi, trauma kapitis dan kejang.
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan NAPZA, namun merokok
biasanya sampai 2 bungkus per hari.
Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Awal perubahan perilaku 2 tahun yang lalu. Sudah 3 kali dirawat di
RS Pelamonia. Terakhir masuk ke RS Pelamonia dengan keluhan yang
sama pada bulan Oktober 2016 dan dirawat inap selama 1 bulan. Selalu
merasa istrinya telah berselingkuh dengan orang lain.
Laporan Psikiatrik
Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama istri dan anaknya
sekarang.
Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ditemukan
Ilusi : Tidak ditemukan
Depersonalisasi : Tidak ditemukan
Derealisasi : Tidak ditemukan
Status Mental
Proses Berpikir
Arus pikiran
Produktivitas : Pikiran mengalir dan berbicara spontan
Kontiniuitas : Relevan dan koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Waham curiga terhadap istrinya telah
berselingkuh dengan orang lain.
Daya nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
Pemeriksaan Fisik:
Status Internus :
T= 130/ 90 mmHg,
N = 92x/ menit,
S = 36,7 C,
P = 20x/ menit
Status Neurologi : Dalam batas normal
Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien datang ke Poli Jiwa RSKD bersama dengan istrinya.
Berdasarkan Alloanamnesis, istrinya mengatakan pasien dengan
keluhan mengamuk yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Saat
mengamuk pasien juga melempar barang, mengancam, dan memukul
istrinya dengan tangan. Pasien juga sering mondar-mandir dan
terkadang bicara sendiri. Selalu menuduh istrinya selingkuh dengan
orang lain, tetapi tidak jelas orang yang dituduhkan. Pasien susah
tidur.
Awal perubahan perilaku dialami sejak 2 tahun yang lalu akibat
pasien yang sering bertengkar dengan istrinya karena menuduh istrinya
berselingkuh dengan orang lain. Pasien sebelumnya sudah 3 kali
dirawat inap di RS Pelamonia, terakhir masuk pada bulan Oktober 2016
dirawat selama 1 bulan. Riwayat mengkonsumsi obat 3 macam salah
satunya Haloperidol. Pasien meminum obat tidak teratur.
Evaluasi Multiaksial
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis
didapat gejala mengamuk, halusinasi dan waham.
Sehingga menyulitkan keluarga Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya
dan keluarga serta terdapat hendaya (dissability)
pada fungsi psikososial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan
jiwa.
Lanjutan aksis I
Pada pasien ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realitas berupa halusinasi visual dan auditorik. Halusinasi visual dan
auditorik berupa melihat setan dan suara-suara orang yang sedang
bercakap-cakap sehingga digolongkan ke dalam gangguan jiwa
psikotik. Pasien disangka menderita gangguan jiwa. Ada hendaya
berat gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya waham
curiga yang menetap kepada istrinya selama lebih dari 3 bulan,
sehingga berdasarkan PPDGJ III pasien didiagnosis sebagai gangguan
waham menetap.
Waham yang dialami pasien menonjol, dan memenuhi kriteria
diagnosis gangguan waham menetap, sehingga berdasarkan pedoman
penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan
pada Gangguan waham (F22.0).
Evaluasi Multiaksial
Aksis II
Pasien mengarah ke gangguan kepribadian paranoid
Aksis III
Tidak ada diagnosa
Aksis IV
Stresor tidak jelas
Aksis V
GAF scale 70-61 (gejala ringan disability)
Daftar Problem
Organobiologis
Tidak ditemukan kelainan fisik bermaksa namun
neurotransmitter terganggu sehingga membutuhkan
psikofarmako.
Psikologi
Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga butuh
psikoterapi.
Sosiologi
Didapatkan hendaya pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga membutuhkan sosioterapi.
Rencana Terapi
Farmakoterapi
Risperidone 2 mg/ 2x1 tab
Clozapine 25 mg/ O-O-I tab
Trihexyphenidil 2 mg/ 2x1 tab
Psikoterapi
Ventilasi
Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar
memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.
Rencana Terapi
Sosioterapi
Dubia ad bonam
Faktor pendukung
Premorbid yang baik
Keluarga mendukung pengobatan
Faktor penghambat
Pasien meminum obat tidak teratur
Follow Up
Memantau keadaan umum pasien serta
perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping obat
yang di berikan.
Pembahasan dan Tinjauan Pustaka
Definisi
Faktor Biologis
Faktor Psikodinamika
Gambaran Klinis
Status mental
Deskripsi umum
Mood, perasaan dan afek
Gangguan persepsi
Pikiran
Orientasi
Daya ingat
Pertimbangan dan tilikan
Kejujuran
Diagnosis
Pedoman diagnostik gangguan waham (F22.0):
3) Farmakoterapi
Diberikan anti-psikosa : haloperidol, pimozide,
lithium, carbamazepine, valproate, risperidon,
clazail
Lanjutan
Penggolongan
Obat anti-psikosa tipikal
Phenothiazine : chlorpromazine (largactil); perphenazine (trilafon),
trifluoperazine (stelazine), fluphenazine (anatensol); thiordazine (melleril)
Butyrophenone : haloperidol (haldol)
Diphenyl-butyl-piperidine : pimozide (orap)
Obat anti-psikosa atipikal
Benzamide : supiride (dogmatil)
Dibenzodiazepine : clozapine (clozaril), olanzapine (zyprexa), quetiapine
(seroquel), zotepine (ludopin)
Benzisoxazole : risperidon (risperdal), aripiprazole (abilify)
Lanjutan...
Efek samping
Sedasi dan inibisi psikomotor
Gangguan otonomik
Gangguan ekstrapiramidal
Gangguan endokrin
Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM)
Prognosis