Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN-GANGGUAN

SOMATOFORM

DR. VITA

Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa

1
DEFINISI
• Bahasa Yunani : Soma → Tubuh
• Tanda2 dan gejala2 fisik yang menyerupai

suatu penyakit medis umum, tetapi melalui


pemeriksaan yang lengkap tidak dapat
dijelaskan secara lengkap sebagai suatu
penyakit medis umum tertentu.
• Gejala2 cukup berat → gangguan fungsional

dan distres yang bermakna pada pasien.

2
• Terdapat 5 gangguan yang termasuk ke
dalam kelompok gangguan2 somatoform ini :
1. Gangguan Somatisasi

2. Gangguan Konversi

3. Hipokondriasis

4. Gangguan Dismorfik Tubuh

5. Gangguan Nyeri

3
GANGGUAN SOMATISASI
• Epidemiologi
- Prevalensi seumur hidup pada populasi
umum : 0,1 – 0,5 %.
- Wanita : pria = 5 : 1
- Lebih sering dijumpai pada individu
dengan tingkat pendidikan dan tingkat
sosial ekonomi yg lebih rendah

4
ETIOLOGI

A. Psikososial
- Supresi atau represi dari kemarahan
terhadap orang lain, dengan pengalihan
dari kemarahan terhadap diri sendiri
- Pada umumnya dijumpai harga diri yang
rendah
- Identifikasi terhadap orangtua yg
memiliki contoh peran sakit
- Beberapa persamaan dinamika dengan
gangguan depresif
5
B. Genetik
- Riwayat keluarga positif → 10 – 20 %
mengenai ibu dan saudara perempuan dari
penderita
- Angka konkordansi pada anak kembar : 10 %
pada kembar dizigot dan 29 % pada kembar
monozigot
• Uji Laboratorium dan Psikologis :

Abnormalitas neuropsikologis minor


• Patofisiologi : Regulasi abnormal dari

sitokin2

6
• Diagnosis & Gejala Klinis
- Keluhan fisik yg banyak disertai dengan
riwayat medis yg panjang
- Keluhan yg tersering : nyeri, gejala2
gastrointestinal, keluhan seksual, dan
tanda2 neurologis (cth : hoyong, amnesia)
- Ide bunuh diri sering dijumpai, gtapi jarang
yg sampai berusaha melakukan
- Depresi atau kecemasan yg berhubungan
dengan keluhan dapat dijumpai
- Sering dijumpai masalah2 interpersonal

7
• Prognosis dan Perjalanan Penyakit
- Perjalanan penyakit kronis dengan sedikit
remisi, bagaimanapun tingkat keparahan
dari keluhan dapat berfluktuasi
- Komplikasi : pembedahan yg tdk perlu,
pemeriksaan medis yg berulang2,
ketergantungan zat, dan efek samping dari
peresepan obat yg tdk diperlukan

8
•Terapi
A. Farmakologis
- Hindari obat2 psikotropik, kecuali selama
periode kecemasan dan depresi akut oleh
karena pasien cenderung menjadi
tergantung secara psikologis
- Antidepresan berguna pada keadaan
depresi sekunder
B. Psikologis
- Psikoterapi suportif atau berorientasi tilikan
jangka panjang

9
GANGGUAN KONVERSI
• Perubahan atau keterbatasan fungsi fisik sebagai
hasil dari konflik atau kebutuhan psikologis
(dahulu : histeria)
• Insidensi & prevalensi : 10% pasien rawat inap, 5

– 15% pasien rawat jalan


• Usia dewasa awal

• Wanita : pria = 2 : 1

• Lebih sering pada riwayat keluarga (+)

• Lebih sering pada tgkt pendidikan & sosial

ekonomi yg lebih rendah


10
•Etiologi
A. Biologis :

- Aktivasi dari mekanisme otak inhibitorik


- Arousal kortikal berlebihan yg memicu
mekanisme inhibitorik sistem saraf
pusat pada sinaps, batang otak, dan
sistem aktivasi retikular → defisit
sensorik
- Peningkatan kerentanan pada pasien
dengan trauma lobus frontal atau defisit
neurologis lainnya

11
B. Psikologis
- Ekspresi dari konflik psikologis yg direpresi
- Gangguan kepribadian pramorbid : avoidant &
histrionik
- Impuls yg tdk dpt diterima ego dialihkan ke gejala2
- Identifikasi terhadap anggota keluarga yg memiliki
gejala yg sama
C. Psikodinamika
- La belle indifference : ketidakpedulian pada gejala2 yg
tampak
- primary gain : penurunan kecemasan melalui represi
impuls yg tdk dpt diterima
- secondary gain : keuntungan dari penyakit

12
• Diagnosis & gejala klinis
- Abnormalitas motorik (paralisis, ataxia)
- Pseudoseizure
- Gangguan sensoris (buta, tuli)
- Hubungan yg erat antara gejala dan stres
emosional
- Lebih sering mengenai bagian tubuh sebelah kiri
• Perjalanan penyakit cenderung berulang

• Prognosis baik : onset tiba2, stres yg jelas, simtom

paralisis dan kebutaan


• Prognosis buruk : komorbiditas ggn.mental lain,

simtom tremor dan kejang

13
 TERAPI
A. Farmakologis
 Benzodiazepin untuk kecemasan dan ketegangan
otot
 Antidepresan untuk ruminasi obsesif tentang gejala2
B. Psikologis
 Terapi berorientasi tilikan
 Terapi perilaku
 Hipnosis dan reedukasi
 Narkoanalisis

14
HIPOKONDRIASIS
 Ketakutan atau keyakinan bahwa seseorang memiliki
suatu penyakit yg serius walaupun sebenarnya tidak
ada
 Prevalensi 10% dari pasien medis, ♀ : ♂ = 1 : 1
 Puncak usia 30 thn utk ♂ dan 40 thn utk ♀
 Etiologi :
 Hipersensitivitas kongenital terhadap fungsi dan
sensasi tubuh serta ambang batas rendah terhadap
nyeri atau ketidaknyamanan fisik
 Arti simbolis yg penting dari gejala2
 Represi dari kemarahan terhadap orang lain atau
terhadap diri sendiri
15
 Diagnosis dan gejala klinis
 Setiap sistem organ dapat terlibat, yg tersering
sistem gastrointestinal dan kardiovaskular
 Pasien meyakini bahwa terdapat penyakit atau
malfungsi organ
 Pemeriksaan fisik atau laboratorium negatif
hanya menenangkan pasien dalam waktu
singkat
 Berlangsung minimal 6 bulan
 Keyakinan tidak sampai berbentuk waham
16
 Perjalanan penyakit dan prognosis
 Perjalan penyakit bersifat kronis dgn remisi
 Prognosis baik : berhubungan dengan kepribadian
pramorbid yg minimal
 Prognosis buruk : berhubungan dengan komorbiditas
gangguan fisik
 Terapi
A. Farmakologis : simtomatis
B. Psikoterapi :
 Terapi dinamik beroriantasi tilikan
 Hipnosis dan terapi perilaku
17
GANGGUAN NYERI
 Preokupasi dengan nyeri tanpa adanya
penyakit fisik yg dapat menjelaskan, distribusi
tidak sesuai dgn neuroanatomi dan
berhubungan dgn stres dan konflik kehidupan
 Epidemiologi
 Puncak usia 30 – 40an tahun
 Lebih sering pada wanita daripada pria
 Sering dijumpai riwayat keluarga derajat
pertama yg positif

18
 Etiologi
o Perilaku nyeri yg diperkuat
o Nyeri sebagai cara utk memanipulais dan mengambil
keuntungan dari hubungan interpersonal
o Struktur sensoris dan limbik atau abnormalitas
kimiawi yg mempredisposisi nyeri
o Ekspresi simbolis dari suatu konflik intrapsikis
 Diagnosis
 Keluhan nyeri yg signifikan yg menghasilkan distres
emosional dan ggn fungsional
 Faktor psikologis memainkan peran penting dalam
onset dan keparahan gejala

19
 Perjalanan penyakit bervariasi tapi cenderung kronis
 Prognosis buruk berhubungan dgn komorbiditas

depresi dan keuntungan skunder (+)


 Terapi

A. Farmakoterapi
o Antidepresan
o Augmentasi dgn amfetamin
B. Psikoterapi
• Terapi psikodinamik
• Terapi kognitif
• Hipnosis dan biofeedback
20
GANGGUAN DISMORFIK TUBUH
 Keyakinan bahwa terdapat suatu defek pada
penampilan atau pada bagian tubuh
 Epidemiologi : puncak usia remaja sampai
dewasa awal, pria : wanita = 1 : 1
 Etiologi
 Biologis : keterlibatan serotonin
 Psikogis : konflik bawah sadar yg
berhubungan dgn bagian tubuh yg terdistorsi
 Psikodinamik : mekanisme pertahanan represi,
proyeksi dan simbolisasi
21
 Diagnosis dan gejala klinis
 Keluhan defek pada tubuh : kehilangan
rambut, payudara atau penis yg kecil, postur
tubuh yg berbeda dll.
 Keluhan tidak proporsional terhadap
abnormalitas objektif
 Jika terdapat anomali fisik, keluhan diutarakan
secara berlebihan
 Keyakinan tidak sampai ada taraf waham

22
 Perjalanan penyakit bersifat kronis dgn kunjungan
berulang ke doter bedah plastik atau ahli kulit
 Pada beberapa kasus distorsi tubuh dapat

berkembang waham
 Terapi

A. Farmakologis
• Obat-obat serotonergik ( SSRI )
• Tindakan bedah dan dermatologis jarang berhasil
B. Psikologis : psikoterapi sangat berguna utk melihat
konflik yg berhubungan dgn gejala dan memulihkan
perasaaan kekurangan secara fisik
23
TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai