Anda di halaman 1dari 35

Somatoform Disorder

Devi Fitri Aryani


PENDAHULUAN

 Somatoform/ Broquet’s syndrome  Bahasa Yunani “ soma”  badan/tubuh


 Gangguan Somatoform  Kelompok besar dari berbagai gangguan yang komponen
utamanya dari tanda dan gejalanya adalah tubuh .

 Merujuk pada interaksi pikiran-tubuh dan otak yang tidak sepenuhnya dimengerti ada
sinyal-sinyal tertentu yang melewati kesadaran pasien sehingga menghasilkan masalah
serius di badan (PX fisik dan lab tidak ada kelainan)

 Meliputi : gangguan gastrointestinal, seksual, neurologi, dan bercampur nyeri


Etilogi
Penggolongan (DSM-IV)

 Gangguan Somatisasi
 Gangguan konversi
 Hipokondriasis
 Gangguan Nyeri Menetap
 Gangguan dismorfik tunuh
 Gangguan Somatoform undifferentiated
 Gangguan Somatoform NOS
Gangguan Somatisasi
Pemeriksaan
fisik dan lab
normal

• Berlangsung kronis
• Berhubungan dengan distress psikososial tertentu
• gangguan dalam hubungan social dan fungsi
pekerjaan
• Perilaku mecari pertolongan medis yang berlebih
Gangguan
somatisasi

Banyak
Penderitaan
gejala fisik
dan
bersifat
idiopatik disabilitas
Gangguan Somatisasi

 Etiologi
1. Faktor Biologis 
ada kecenderunga genetic dimana cenderung muncul pada 10-20% keluarga wanita derajat
pertama yang juga mengalami derajat somatisasi
Keluarga pria derajat 1 cenderung menderita penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian
antisosial
Studi kembar  29% monozigot dan 10% dizigot
2. Faktor Psikososial
gejala pada komunikasi social seperti menghindari kewajiban, ekspresi emosi atau simbolisasi
perasaan
Biasanya muncul pada keluarga yang tidak stabil dan memiliki riwayat kekerasan fisik
Gangguan Somatisasi

 Epidemiologi :
1. Prevalensi wanita 0,2-2% dan pria 0,2%
2. Sering pada tingkat ekonomi rendah
3. Umumnya muncul < 30 thn, awitan sering pada usia remaja
Gangguan Somatisasi

 Diagnosis berdasarkan PPDGJ III


1. Ciri utama gangguan ini adanya keluhan gejala fisik yg berulang disertai dgn permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali2 terbukti hasilnya negative dan sdh dijelaskan oleh
dokter bahwa tdk ditemukan kelainan yg menjadi dasar keluhan.
2. Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm kehidupan yg dialaminya, bahkan meskipun
didapatkan gejala anxietas dan depresi
 Diagnosis berdasarkan DSM IV
1. Adanya byk keluhan2 fisik yg bermacam2 yg tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya
kelainan fisik, yg sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.
2. Tdk mau menerima nasehat / penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yg dapat menjelaskan keluhannya.
3. Terdapat disabilitas dlm fungsinya di masyarakat dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat
keluhan2nya dan dampak dari perilakunya
Gangguan Somatisasi

 Terapi :

Tujuan 
Pemeriksaan lab. Meningkatkan
dan diagnostik kesadaran pasien
Visit reguler yg
tambahan  tentang adanya
terjadwal, biasa
pertimbangkan kemungkinan
1 bulan sekali.
(bisa gejala fisik faktor psikologis
dan psikis). yg menyebabkan
gejala2 tersebut.
Komorbid dengan
Psikoterapi individual dan
gangguan mood/anxiety
grup
perlu obat psikotoprik
Hipokondriasi

 Hipokondriasis  hipokondrium dibawah iga keluhan abdomen >>>


 Interpretasi pasien yg tdk realistik thdp gejala / sensasi fisik  preokupasi dan ketakutan
bahwa mereka menderita penyakit yg serius, tidak ditemukan penyebab medis yg
diketahui
 Preokupasi bg pasien  disfungsi dlm peran personal, sosial, pekerjaan.
Hipokondriasis

 Etiologi
1. Mencerminkan misinterprestasi gejala-gejala tubuh (DSM-IV).
•Melebihlebihkan sensasi somatik.
•ambang dan toleransi yg lebih rendah terhadap gangguan fisiknyeri
•Fokus pd sensasi tubuhwaspada berlebihan.
2. social learning model → keinginan untuk mendapatkan peran sakit oleh seseorang yg
menghadapi masalah yg tampaknya berat dan tdk dapat terpecahkan.
3. Hipokondriasis bentuk varian dari gangguan mental lain gangguan depresif dan
kecemasan
4. Psikodinamika → agresifitas dan hostilitas terhadap orang lain dipindahkan (melalui represi dan
pengalihan) kepada keluhan fisik.
Hipokondriasis

 Kriteria Diagnosis PPDGJ III


Gangguan hipokondrik
(a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang2nya 1penyakit fisik yg serius mendasari
keluhan2nya, meskipun pemeriksaan yg berulang2 tidak menunjang, ataupun adanya
preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan
fisiknya (tdk sampai waham).
(b) Tidak mau menerima nasehat / dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
ditemukan penyakit / abnormalitas fisik yg melandasi keluhan2nya.
Hipokondriasis

 Tatalaksana
1. Psikoterapi kelompok pasien dapat memperoleh dukungan social menurunkan
kecemasan
2. Psikoterapi individual  berorinetasi tilikan, terapi perilaku, terapi kognitif, dan hypnosis
3. Jadwal pemeriksaan fisik teratur menenangkan pasien bahwa keluhannya ditangani
dengan serius
4. Farmakoterai hipokondrial dengan (gg cemas atau gg depresi mayor)  antidepresan
Gangguan Konversi

 Adalah gangguan fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan konsep anatomi dan fisiologi
dari system pusat dan tepi
 Epidemiologi  rasio wanita : pria adalah 2:1 hingga 10:1 dengan awitan pada usia
berapapun, terjadi pada individu dengan strata pendidikan rendah, anggoa militer yang
pernah terpapar situasi peperangan
Gangguan Konversi

Kriteria Diagnosis DSM IV


A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik
yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.
B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal
atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.
C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat2 / berpura-pura
D. Gejala atau defisit tdk dpt dijelaskan sepenuhnya oleh KMU, efek langsung suatu zat, atau
sebagai prilaku pengalaman yang diterima secara kultural.
E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau ggn
dalam fungsi sosial, pekerjaan / fungsi penting lainnya.
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata2
selama perjalanan gangguan somatisasi, tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan mental lain.
tipe gejala atau defisit:
 Dengan gejala atau defisit motorik.
 Dengan gejala atau defisit sensorik.
 Dengan kejang atau konvulsi.
 Dengan gambaran campuran
Gangguan Konversi

 Gambaran Klinis :
1. Paralisis, kebutaan, dn mutisme berhubungan dengan gangguan kepriadian, pasif-
agresif, dependen, anti-social, dan histrionic
2. Defisit sensorik  anesthesia , paresthesia, kebutaan dimana pupil bereaksi terhadap
cahaya, tunnel vision, tuli
3. Gejala motoric  paralisi  reflek normal, gerakan involunter , aphonia, kejang.
4. Gejala visceral--> psikogenik vomiting, pseudocyesis, syncope, retensi urin
Gangguan Konversi

Tatalaksana
 Resolusi biasanya spontan
 Amobarbital dan lorazepam parenteral  terutama bila baru mengalami peristiwa
traumatik.
 Psikoanalisis  menggali konflik intrapsikis dan simbolisme dari gejala gangguan
konversi.Psikoterapi supportif berorientasi tilikan dan terapi prilaku.
Gangguan Dismorfik Tubuh

 Suatu preokupasi dengan suatu “cacat tubuh” yang dibayangkan, merasa


penampilannya buruk padahal penampilannya normal bahkan nyaris baik takut tidak
menarik/ menjijikkan
 Epidemiologi : awitan biasanya terjadi pada usia 15-30 tahun, perempuan>pria
Gangguan Dismorfik Tubuh

Etiologi pasti Patofisiologi Model psikodinamik


tidak diketahui ini mungkin cerminan
displacement dari
• Komorbid  melibatkan seksual atau konflik
 Etiologi ggn. Depresif. serotonin dan emosional ke bagian
• Riw keluarga berhubungan dengan tubuh yang tidak
dgn ggn mood gangguan berhubungan 
dan OCD. mental lainny berhubungan
dengan mekanisme
pertahanan: represi,
disosiasi, distorsi,
simbolisasi, dan
proyeksi.
Gangguan Dismorfik Tubuh

Kriteria Diagnosis DSM IV


A. Preokupasi dgn bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali fisik,
kekawatiran tersebut jelas berlebihan.
B. Preokupasi menyebabkan penderitaan secara klinis bermakna; ggn fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
C. Preokupasi ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain (misalnya, rasa tidak
puas dengan bentuk dan ukuran tubuh pada Anoreksia Nervosa).
Gangguan Dismorfik Tubuh

 Gambaran Klinis
1. Kebanyakan bagian tubuh yang dianggap cacat adalah wajah spesifik seperti hidung,
dagu
2. Bagian lain yang sering kali menjadi perhatian  rambut, payudara, genitalia
3. Gejala lain 
waham rujukan orang lain memperhatikan kecacatan tubuhnya
Sering bercermin atau bahkan menghindari bercermin
4. Adanya usaha untuk menyembunyikan bagian tubuh yg mengalami deformitas
5. Berdampak pada kehidupan menghindari kontak social
6. Berkomorbid dengan gangguan depresi, cemas, OCD, schizoid, narsisistik
Gangguan Dismorfik Tubuh

 Terapi
1. Obat-obatan yang bekerja pada serotonin klomipramin dan fluoksetin dapat
mengurangi keluhan hingga 50%
2. Pemberian antidepresan trisiklik, penghambat monoamine oksidase dan pimozide
dilaporkan berhasil pada kasus individual
Gangguan Nyeri Menetap

 Adanya rasa nyeri yang merupakan keluhan utama dan menjadi focus perhatian klinin
(DSM IV)
 Disebut gangguan nyeri somatoform, psikogenik, idiopatik atau atipikal
 Epidemiologi :
- Dapat terjadi pada berbagai usia
- Di Amerika  7 juta orang menderita dan mengalami hendaya akibat nyeri low back pain
- Wanita>pria
- Genetik
- Mekanisme perilak
Gangguan Nyeri Menetap
•Suatu ekspresi konflik intrapsikis secara simbolik melalui tubuh
•Menganggap dirinya pantas untuk menderita
•Mekanisme defensi yang digunakan adalah pemindahan ,substansi,
Psikodinamik dan represi

•Perilaku nyeri diperkuat jika dihargai, dan dihambat apabila


diabaikan/ diberi hukuman
•Misalnya keluhan nyeri diperberat ketika orang lain
Faktor
 Etiologi perilaku
mencemaskannya dan memberi perhatian

•Korteks serebral dapat menginhibisi bangkitan dari serat nyeri aferen


•Serotonin mungkin merupakan neurotransmiter utama dalam jalur
inhibisi desenden, dan endorfin juga memegang peranan dalam
Faktor sistim saraf pusat dalam mengatur nyeri
Biologis
Gangguan Nyeri Menetap

• Untuk memperoleh dan memanipulasi


dalam hub interpersonal
Faktor • Misalnya untuk memastikan kesetiaan
Interpersonal pasangan  menjaga stabilitas perkawinan
 Etiologi
Gangguan Nyeri Menetap

Diagnosis DSM IV
A. Nyeri satu atau lebih bagian tubuh yg mjd fokus menonjol dari gejala klinis yang diperlihatkan adalah
cukup berat untuk memerlukan perhatian klinis
B. Nyerimenyebabkan penderitaan secara klinis berrmakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau
fungsi penting lainny
C. Faktor psikologi dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksasebasi
/bertahannya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan
buatan atau berpura-pura).
E. Nyeri tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mood, gangguan cemas, atau gangguan Psikotik
dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Penulisan seperti berikut:


 Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis ditentukan mempunyai peranan penting
dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri. Gangguan nyeri ini tidak didiagnosis
bila kriteria juga memenuhi untuk ganguan somatisasi
Gangguan Nyeri Menetap

 Gangguan nyeri yang berhubungan dengan faktor psikologi maupun KMU:


Baik faktor psikologis atau KMU dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalamonset,
keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri (lihat dibawah) yg bhub dituliskan pada
aksis III.
 Sebutkan jika Akut: durasi kurang dari 6 bulan. Kronis: durasi 6 bulan atau lebih
 Catatan: yang berikut ini tidak dipertimbangkan sebagai suatu gangguan mental dan
dimasukkan disini untuk memudahkan diagnosis banding.
Gangguan Nyeri Menetap

 Gangguan nyeri yang berhubungan dengan kondisi medis umum: suatu kondisi medis
umum mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau
bertahannya nyeri (jika terdapat faktor psikologis ia tidak dipertimbangkan memiliki
peranan penting dalamonset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri).
 Penulisan diagnostik untuk nyeri dipilih berdasarkan pada kondisi medik umum yang
berhubungan jika telah ditetapkan atau lokasi anatomis nyeri jika kondisi medis umum
yang mendasari belum ditetapkan dengan jelas-sebagai contoh, pinggang , skiatik ,
pelvis, sakit kepala , wajah , dada , sendi, tulang , perut , payudara , ginjal, telinga, mata ,
tenggorokan, gigi dan saluran kemih
Gangguan Nyeri Menetap

 Gambaran Klinisnya seperti LBP, headache, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis kronis
 Nyeri pada pasien mungkin post-traumatic, neuropati neurologi, iatrogenic,
musculoskeletal
 Sering pada pasien dengan riwayat pengobatan dan perawatan bedah
 Menyangkal emosi diforiknya, mengungkapkan cara hidupnya dengan menimbulkan
kesenangan dari nyerinya
Gangguan Nyeri Menetap

Psikofarmaka
•Analgesik tidak secara umum Psikoterapi
bermanfaat. •Beberapa data menggunakan
•Obat-obat sedatif dan anti- psikodinamik psikoterapi
ansietas tidak efektif pada bermanfaat.
penyalahgunaan zat. •Pertama; mengembangkan
 Terapi •Antidepresan seperti tricyclics dan hubungan yg kokoh dari terapis
SSRIs cukup efektif (SSRIs dengan memperlihatkan empati
memperkuat hipotesa bahwa (terapis jgn mengkonfrontasi
serotonin penting pd keluhan pasien).
patofisiologi gangguan ini) •Bagi pasien nyeri adalah nyata
•Amfetamin, bermanfaat pada terapis mengerti atas nyerinya dan
beberapa pasien digunakan mengerti terdapatnya konflik
sebagai tambahan SSRIs, tetapi intrapsikissebelumnya.
dosis harusdimonitor dengan ketat
Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai