Anda di halaman 1dari 24

Oleh Kelompok 5

1. Adnim Dewi Thon


2. Bella Nasya Valencia Liesal
3. Bergita Rolita Rengil
4.
5.
6.
Brigilda Antonia Da Silva
Chris Yoga Pascal Mapay
Novayunda Pratika Latana
KDM DAN KDK
7.
8.
Ofrianti Oktavia Emba
Resti Sarimandi
GANGGUAN PSIKOTIK
9. Selviana Daud
10. Taufik Q Ayuba
Apa itu Psikotik ?

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu


menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau/ aneh.

Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan


yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan
dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi
sebagian besar di jumpai pada pasien dengan
gangguan kepribadian mungkin memiliki
kerentanan biologis atau psikologis terhadap
perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor Etiologi
stres berat, seperti peristiwa traumatis, konflik
keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan,
sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status
imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosisreaktif
singkat. Beberapa studi mendukung kerentanan
genetik untuk gangguan psikotikakut
Klasifikasi

Berdasarkan Diagnosis gangguan jiwamenurut Dalami (2009) dibagi menjadi:

Gangguan Jiwa Psikotik


Gangguan jiwa psikotik yang meliputi gangguan otak organik ditandai dengan hilangnya
kemampuan menilai realita, ditandai waham (delusi) dan halusinasi, misalnya skizofrenia dan demensia.

a. Skizofrenia, adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan berbagai tingkat kepribadian diorganisasi yang
mengurangi kemampuan individu untuk bekerja secara efektif dan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

1) Skizofrenia residual, merupakan keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala primernya Bleuler, tetapi tidak
jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan skizofrenia.
2) Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama ialah kedangkalan
emosi dankemunduran kemauan.
3) Hebefrenik atau disebut juga hebefrenia, Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir,
gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi.
4) Skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia, timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun
dan biasanya akut serta sering didahului oleh stres emosional.
5) Pada skizofrenia skizoafektif, di samping gejala-gejala skizofrenia terdapat menonjol secara
bersamaan, juga gejala-gejala depresi atau gejala-gejala mania.

b. Demansia, demansia diklasifikasikan sebagai gangguan medis dan kejiwaan, demensia terkait dengan
hilangnya fungsi otak. Demensia melibatkan masalah progresif dengan memori, perilaku, belajar, dan
komunikasi yang mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup. Ada dua jenis demensia, yaitu :

1) Kerusakan kognitif reversibel, Sering dikaitkan dengan obat-obatan, resep atau lainnya, endokrin,
kekurangan gizi, tumor, dan infeksi.
2) Kerusakan kognitif ireversibel, Alzheimer dan vaskular demensia merupakan kerusakan kognitif
ireversibel yang paling umum. Alzheimer memiliki resiko meliputi usia, genetika, kerusakan otak,
sindroma down.
 Gangguan Jiwa Neurotik
Gangguan kepribadian dan gangguan jiwa yang lainnya merupakan suatu ekspresi dari ketegangan dan konflik
dalamjiwanya, namun umumnya penderita tidak menyadari bahwa ada hubungan antara gejala-gejala yang
dirasakan dengan konflik emosinya.
 Depresi
Depresi merupakan penyakit jiwa akibat dysphoria (merasa sedih), tak berdaya, putus asa, mudah tersinggung,
gelisah atau kombinasi dari karakteristik ini.

a. Gangguan jiwa fungsional Gangguan jiwa fungsional tanpa kerusakan struktural dan kondisi biologis yang
diketahui jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.
b. Gangguan jiwa organic, Gangguan jiwa organik adalah kesehatan yang buruk diakibatkan oleh suatu
penyebab spesifik yang mengakibatkan perubahan struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja kognitif
atau demensia.
c. Gangguan retardasi mental, Gangguan retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti dan tidak lengkap yang terutama ditandai oleh rendahnya keterampilan yang berpengaruh pada semua
tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif (daya ingat, daya pikir, daya belajar), bahasa, motorik, dan
sosial.
Manifestasi Klinis

 Gejala Psikosis
Gejala utama psikosis adalah kemunculan delusi dan halusinasi, yang berkembang seiring berjalannya
waktu. Meski terkadang dapat mereda, gejala ini tidak sembuh sepenuhnya.

Delusi atau waham adalah keyakinan yang kuat terhadap sesuatu yang tidak nyata. Ada berbagai
macam tipe waham yang bisa terjadi pada psikosis, antara lain:

 Waham erotomsnis, yaitu keyakinan bahwa seseorang (biasanya orang yang penting atau terkenal)
mencintai dirinya
 Waham kebesaran, yaitu keyakinan bahwa dirinya adalah seseorang yang cerdas, berkuasa, atau
berkedudukan tinggi
 Waham cemburu, yaitu keyakinan bahwa pasangannya tidak setia, tanpa ada bukti yang jelas
 Waham penganiayaan, yaitu keyakinan bahwa dirinya atau orang di sekitarnya diperlakukan tidak adil,
dimata-matai, atau hendak dicelakai
 Waham somatik, yaitu keyakinan bahwa dirinya menderita suatu penyakit atau kelainan bentuk fisik
Sementara itu, halusinasi adalah gangguan persepsi yang menyebabkan seseorang melihat, mendengar, merasakan,
atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan tidak dialami orang lain.

Selain delusi dan halusinasi, gejala lain yang dapat muncul ketika seseorang mengalami psikosis meliputi:

 Bicara melantur dan tidak sesuai topik


 Kesulitan berinteraksi dengan orang lain
 Gangguan suasana hati, seperti depresi atau mania
 Kebingungan
 Gangguan tidur
 Kehilangan nafsu makan
 Kehilangan semangat
 Gangguan konsentrasi
 Gelisah
 Keinginan untuk bunuh diri
Penatalaksanaan

 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi, waham,
isolasi social, defisit perawatan diri. Ada beberapa informasi yang dapat di sampaikan kepada keluarga antara lain :
a. Riwayat penyakit jiwa ( perilaku aneh dan agitasi )
b. Antisipasi kekambuhan
c. Penanganan psikotik akut
d. Pengobatan yang akan mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan.
e. Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabilitas pasien
f. Perlu organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti bagi pasien dan keluarga

 Konseling pasien dan keluarga


a. Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien
b. Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan kegiatan sehari- hari
c. Kurangi stress dan kontak dengan stress
 Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik

a. Obat Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik


b. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
periode pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode
berikutnya
c. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yan di
suntikan jika pasien gagal untuk minum obat oral.

Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul


a. Kekuatan otot yang dapat di atasi dengan obat anti Parkinson atau benzodiazepine yang di suntikan.
b. Kegelisahan motorik yang berat yang dapat diatasi dengan pengurangan dosis terapi.
c. Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala Parkinson (antara lain, trihexyohenidil 2 mg sampai 3 kali
sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x sehari, diphenhydramine 50 mg 3x sehari.)
Komplikasi

Komplikasi gangguan psikotik akut cenderung lebih rendah dibandingkan


schizophrenia, dikarenakan kemampuan kembali pada fungsi premorbid. adanya perilaku
yang membahayakan diri sendiri atau lingkungan, ide dan percobaan bunuh diri. Perilaku
bunuh diri sering muncul pada pasien gangguan psikotik akut yang memiliki riwayat
gangguan jiwa pada keluarga seperti depresi, gangguan afektif dan spektrum gangguan
schizophrenia.
Pencegahan

 Mempelajari semua yang kamu bisa tentang kondisi orang yang alami psikosis.
 Memastikan orang yang kamu cintai meminum semua obatnya dan pergi ke terapi,
sesuai aturan.
 Mengurangi situasi pemicu yang dapat memperburuk gejala.
 Mendengarkan apa yang dialami orang yang kamu cintai, tanpa menghakimi.
 Menghindari situasi berbahaya, seperti minuman keras dan penggunaan obat-obatan
terlarang.
Skenario Kasus

Ny. M berusia 25 tahun datang ke RSJ bersama kakak perempuannya. Pada saat dikaji saudari
pasien mengatakan pasien sering banyak bicara dan bicaranya kacau atau merantur Selama 2
minggu terakhir dan ia terus mengatakan bahwa Tuhan hanya satu, kemudian pasien selalu
meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya. Menurut kakaknya, pasien mulai bicara melantur
dan tidak sesuai topik pembicaraan ketika diajak berbicara setelah dipecat dari perusahaan
tempatnya bekerja, sehingga itu membuat pasien kehilangan semangat, sampai ia merasa depresi.
Pasien merasa hal ini terjadi karena dirinya kurang beribadah dan kurang menghargai apa yang
dimilikinya saat ini. Selain itu, akhir - akhir ini pasien dapat melihat dan mendengar seorang yang
tidak jelas wajahnya, dan bayangan tersebut menyuruhnya untuk beribadah dan memintanya untuk
meminta maaf kepada Tuhan atas kesalahannya yang membuat pasien merasa kebingungan dan
mengalami gangguan tidur . Dari hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa pasien tidak memiliki
riwayat penyakit lain, pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun
obat- obat terlarang ( narkoba ).
Pengkajian

1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan : ex Karyawan
Alamat :-

. Keluhan Utama
Keluarga Ny. M mengatakan pasien sering banyak berbicara kacau atau ngelantur, pasien juga terus mengatakan
Tuhan saya hanya satu
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien sering melihat dan mendengar seseorang yang tidak jelas wajahnya, dan bayangan tersebut menyuruhnya
untuk beribadah dan meminta maaf kepada Tuhan atas kesalahannya. Pasien tampak kebingungan, kehilangan
semnagat dan depresi.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Keluarga pasien pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Orang tua pasien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa, juga saudaranya juga tidak ada yang memiliki riwayat
hgangguan jiwa

6. Riwayat Keadaan Psikososial


Pasien merasa hal ini terjadi karena dirinya kurang beribadah dan kurang menghargai apa yang dimilikinya saat ini.
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Pasien sadar, pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain, pasien tidak mengonsumsi alcohol maupun
obatobatan terlarang.
11 Pola Gordon

 Pola Persepsi Kesehatan Pasien merasa kesehatan itu penting, sehingga pada saat diajak untuk
berobat ke rumah sakit pasien menyetujuinya
 Pola Nutrisi Metabolok Pola nutrisi dari pasien agak terganggu karena pasien kehilangan semangat
akan mengalami nafsu makan yang menurun
 Pola Eliminasi Tidak dikaji
 Pola Aktivitas latihan Pasien jarang melakukan aktifitas karena kehilangan semangat
 Pola Istirahat dan Tidur Pola tidur terganggu karena pasien merasa gelisah
 Pola Kognitif perceptual Pasien merasa melihat sesuatu yang tak dilihat oleh orang lain
 Pola Persepsi Diri Pola persepsi diri pasien terganggu karena pasien selalu mersa bersalah
 Pola Peran Hubungan Tidak dikaji
 Pola Seksual Reproduksi Tidak dikaji
 Pola Stress Pasien mengalami stres karena telah dipecat dari pekerjaannya
 Pola Nilai Kepercayaan Pasien merasa dirinya bersalah dan selalu melakukan ibadah kepada Tuhan
Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah

1. DS :
Saudari pasien mengatakan, pasien sering banyak berbicara dan bicaranya melantur Hambatan Gangguan
• Saudari pasien mengatakan ketika pasien diajak berbicara jawabannya tidak sesuai dengan psikologis komunikasi
topik pembicaraan verbal
DO :
• Tampak pasien menunjukan respon yang tidak sesuai
• Tampak tidak ada kontak mata
• Verbalisasi tidak tepat
• Delusi

2. DS :
• Saudari pasien mengatakan, pasien mulai bicara melantur dan tidak sesuai topik ketika diajak Ancaman terhadap Ansietas
berbicara sejak ia dipecat dari pekerjaanya. konsep diri
• Saudari pasien mengatakan, Akhir akhir ini pasien melihat bayangan dan mendengar seorang
yang tidak jelas wajahnya, dan bayangan tersebut menyuruhnya meminta maaf atas semua
kesalahannya.
• Pasien merasa kebingungan dan merasa cemas sehingga pasien kesulitan untuk tidur
DO :
• Tampak pasien merasa bingung
• Tampak pasien gelisah
• Tampak pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapinya
• Sulit tidur
No. Data Etiologi Masalah

3. DS :
• Pasien terus mengatakan bahwa Tuhan hanya satu, kemudian pasien selalu meminta maaf atas Resiko distress Harga diri
kesalahan yang diperbuatnya spiritual rendah
• Pasien merasa hal ini terjadi karena dirinya kurang beribadah dan kurang menghargai apa yang situasional
dimilikinya saat ini
DO :
• Tampak pasien merasa malu/ bersalah
• Tampak kontak mata kurang

4. DS : Gangguan Gangguan
• Saudari pasien mengatakan, pasien sering melihat bayangan seseorang yang tidak jelas wajahnya pengelihatan, presepsi sensori
• Saudari pasien mengatakan, bayangan itu menyruhnya untuk meminta maaf atas semua gangguan
kesalahannya pendengaran
DO :
• Tampak pasien menunjukan respon yang tidak sesuai
• Tampak pasien bersikap seolah melihat atau mendengar sesuatu
• Tampak pasien memiliki konsentrasi yang butuk
 Gangguan komunikasi verbal b/d hambatan Diagnosa Keperawatan
psikologis (D.0119)
 Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri
(D.0080)
 Resiko distress spiritual b/d harga diri rendah
(D.0100)
 Gangguan persepsi sensori b/d gengguan
penglihatan, gangguan pendengaran (D.0085)
SDKI SLKI SIKI
Gangguan komunikasi Setelah dilakukan tindakan Terapi Seni (I.09329)
verbal b/d hambatan keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
psikologis (D.0119) diharapkan Komunikasi verbal  Identifikasi bentuk kegiatan berbasis seni
(L.13118) meningkat, dengan kriteria  Identifikasi media seni yang akan digunakan
hasil :  Monitor keterlibatan selama proses pembuatan karya seni, termasuk
 Kontak mata cukup meningkat perilaku verbal dan nonverbal
 Respons perilaku membaik Terapeutik :
 Pemahaman komunikasi  Sediakan alat perlengkapan seni sesuai tingkat perkembangan dan
membaik tujuan terapi
 Sediakan lingkungan tenang bebas distraksi
 Diskusikan makna karya seni yang dibuat
Edukasi :
 Anjurkan mendeskripsikan proses dan hasil pembuatan karya seni
Kolaborasi :
 Rujuk sesuai indikasi (mis. terapi seni)
SDKI SLKI SIKI
Ansietas b/d ancaman Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
terhadap konsep diri keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
(D.0080) Tingkat ansietas (L.09093) menurun,  Identifikasi saaat tingkat ansietas berubah
dengan kriteria hasil :  Monitor tanda-tanda ansietas
 Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik :
kondisi yang dihadapi menurun  Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
 Konsentrasi membaik  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
 Orientasi membaik  Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi :
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
 Anjurkan keluarga untul tetap bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
SDKI SLKI SIKI
Resiko distress Setelah dilakukan tindakan Dukungan Perkembangan Spiritual (I.09269)
spiritual b/d harga diri keperawatan 3x24 jam diharapkan Terapeutik :
rendah (D.0100) Status Spiritual (L.09091) membaik,  Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi diri
dengan kriteria hasil :  Fasilitasi mengidentifikasi masalah spiritual
 Verbalisasi makna dan tujuan  Fasilitasi hubungan persahabatan dengan orang lain dan pelayanna
hidup meningkat keagamaan
 Verbalisasi kepuasan terhadap Edukasi :
makna hidup meningkat  Anjurkan membuat komotmen spiritual berdasarkan keyakinan dan
 Verbalisasi perasaan tenang nilai
meningkat  Anjurkan berpartisipasi dalam kegiatan beribadan dan meditasi
 Verbalisasi penerimaan Kolaborasi :
meningkat  Rujuk pada pemuka agama/kelompok agama, jika perlu
 Verbalisasi perasaan bersalah  Rujuk kepada kelompok pendukung, atau program spiritual, jika perlu
menuurun
 Verbalisasi menyalahkan diri
sendiri menurun
SDKI SLKI SIKI
Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Halusinasi (I.09288)
sensori b/d gengguan keperwatan 3x24 jam diharapkan Obervasi :
penglihatan, gangguan Persepsi Sensori (L.09083) membaik,  Monitor perilaku yang mengindikasi haluasinasi
pendengaran (D.0085) dengan kriteria hasil :  Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
 Verbalisasi mendengar bisikan  Monitor isi halusinasi (mis. kekerasan atau membahayakan diri)
meningkat Terapeutik :
 Verbalisasi melihat banyangan  Pertahankan lingkungan yang aman
meningkat  Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku
 Perilaku halusinasi meningkat  Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
 Konsentrasi membaik Edukasi :
 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
 Anjurkan berbicara pada orang yang percaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai