2. Sebutkan definisi kesehatan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa dan gangguan jiwa! 3. Apakah yang dimaksud dengan gangguan mental organik dan sebutkan contohnya? 4. Sebutkan kriteria diagnosis skizofrenia! 5. Sebutkan tatalaksana skizofrenia! 6. Apa perbedaan dari mood dan afek serta bagaimana cara memeriksanya? 7. Sebutkan perbedaan fobia dan panik! 8. Sebutkan tanda dan gejala autisme! 9. Sebutkan kriteria diagnosis PTSD! 10. Apa persamaan dan perbedaan obat psikotropika dan narkoba?
Jawaban
1. Psikiatri berperan dalam proses perkembangan individu terutama fungsi
kognitif, afektif, dan psikomotor agar dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan social. 2. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU Kesehatan Jiwa, Kementrian Kesehatan RI) Ciri-ciri Sehat Jiwa (menurut Abraham Maslow) : a. Menerima realitas dengan cepat b. Menerima diri dan orang lain apa adanya c. Bertindak secara spontan dan alamiah , tidak dibuat-buat d. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan e. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain f. Memiliki ruang untuk pribadi g. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru h. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak i. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat j. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh k. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif l. Memiliki integritas tinggi yang total Gangguan Jiwa (menurut DSM IV) adalah sekumpulan gejala atau pola perilaku, atau psikologis seseorang yang secara klinis cukup bermakna dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (disabilitas) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. 3. Menurut PPDGJ III , Gangguan Mental Organik (GMO) meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikanadanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak. Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yanglangsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organatau sistem tubuh. Menurut Maramis, klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut : a. Demensia dan Delirium b. Sindrom otak organik karena rudapaksa kepala c. Aterosklerosis otak d. Demensia senilis e. Demensia presenilis f. Demensia paralitika g. Sindrom otak organik karena epilepsy h. Sindrom otak organik karena defisiensi vitamin, gangguan metabolisme danintoksikas i. Sindrom otak organic karena tumor intracranial 4. Kriteria diagnosis skizofrenia berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III, untuk mendiagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) (a) - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama namun kualitasnya berbeda - Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluaroleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) - Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya (b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau - Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau - Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang; “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus) - Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya biasanya bersifak mistik atau mukjizat. Untuk gejala-gejala lainnya sebagai berikut : a. Halusinasi auditorik : 1. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau 2. Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau 3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh b. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme. Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Deteriorasi atau gangguan fungsi sosial 5. Tatalaksana skizofrenia a. Farmakoterapi Farmakoterapi berdasarkan fase terjadinya: a) Fase Psikosis Akut Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik dan benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang kebanyakan mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi. Anti psikotik akan bekerja lebih cepat melalui injeksi intramuskuler. Obat antipsikotik yang dapat menyebabkan akinesia dan gangguan traktus ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan flupenazine. Sedangkan golongan antipsikotik atipikal seperti olanzapine dan risperidone tidak menyebabkan gangguan ekstrapiramidal. b) Fase Maintenance dan Stabilisasi Pada fase ini tujuan pengobatan adalah mencegah relaps dengan terus menggunakan obat-obatan karena jika obat dihentikan maka risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 % pada satu tahun pertama, sehingga disarankan agar pengobatan dilakukan minimal selama 5 tahun. b. Non Farmakoterapi Beberapa jenis pengobatan yang tidak menggunakan obat-obatan yaitu: 1) ECT (Electro Convulsive Therapy) Dikatakan penggunaan ECT dengan pengobatan entipsikotik akan lebih efektif 2) Terapi Berorientasi Keluarga Karena pasien dikembalikan dalam keadaan remiten, maka penting untuk mengedukasi keluarga bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang dapat timbul dari pasien. 3) Terapi Psikososial Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan minum obat, mendukung pasien, melatih pasien untuk mandiri, meningkatkan fungsi sosial dan fungsi bekerja serta mengurangi beban orang yang menanggungnya. Memberi pelatihan dan dukungan kepada anggota keluarga merupaqkan hal yang penting terhadap keseluruhan proses pengobatan. Pada kebanyakan system kesehatan, program manajemen pengobatan telah dikembangkan menjadi model program yang tidak mahal, dibandingakan dengan pasien yang dirawat di rumah sakit. Dengan demikian, hal tersebut akan memunkinkan pasien untuk hidup seminimal mungkin, atau bahkan tidak sama sekali, dalam pengawasan tenaga medis, khususnya tenaga medis bagian kejiwaan. 6. Perbedaan dari Mood dan Afek Mood adalah suatu emosi yang meresap, menetap, luas dan dipertahankan yang dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh pasien serta terlihat oleh orang lain. Namun untuk sekarang telah dibuat alat ukur yang mengukur kondisi mood manusia yaitu FDMS menggunakan kerangka teori circumplex model of affect (Russel, 1980) yang terdiri atas emosi inti yang disebut dengan core affect (Russel, 2003;2009) Contoh : depresi , elasi , kemarahan Afek adalah adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmani, yaitu peredaran darah, denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah serta ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten dengan emosi yang dikatakan penderita. 7. Perbedaan Fobia dan Panik Fobia adalah (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena serta gangguan kecemasan yang terjadi karena ada situasi atau obyek yang tidak membahayakan, ada perilaku menghindari obyek atau situasi tersebut, bila harus menghadapi obyek atau situasi tersebut akan muncul rasa terancam Panik adalah semacam kecemasan dengan ciri diserang rasa takut yang luar biasa selama beberapa menit, timbulnya perasaan bahwa suatu bencana akan terjadi, atau adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan diri sekalipun sebenarnya tidak ada sesuatu yang buruk yang benar-benar terjadi. 8. Tanda dan gejala autisme (menurut DSM IV) Minimal ada enam gejala dari (1), (2) dan (3), dengan sedikitnya dua gejala dari (1) dan masing-masing satu gejala dari (2) dan (3). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua gejala sebagai berikut: a. tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju b. tidak bisa bermain dengan teman sebaya c. tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain d. kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditujukan oleh minimal satu dari gejala-gejala sebagai berikut : a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara) b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipergunakan untuk berkomunikasi c. Sering mempergunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala sebagai berikut : a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihlebihan b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya c. Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulangulang d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda 9. Kriteria diagnosis PTSD (Menurut DSM-IV-TR) Orang yang telah terpapar peristiwa traumatis di mana ada kedua berikut : 1. Orang berpengalaman, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan kematian aktual atau terancam atau cedera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain 2. Respon seseorang yang terlibat takut intens, tidak berdaya, atau horor. Catatan : Pada anak-anak, ini dapat dinyatakan bukan oleh perilaku disorganisai atau gelisah. Peristiwa traumatik yang terus-menerus dialaminya secara berulang dalam satu (atau lebih) dari cara berikut: 1. Berulang dan kenangan menyedihkan mengganggu acara, termasuk gambar, pikiran, atau persepsi. Catatan: Pada anak-anak muda, bermain berulang-ulang dapat terjadi dimana tema atau aspek trauma disajikan. 2. Mimpi menyedihkan berulang acara. Catatan: Pada anak-anak, mungkin ada mimpi menakutkan tanpa isi dikenali. 3. Akting atau merasa seolah-olah peristiwa traumatik yang berulang (termasuk rasa mengenang pengalaman, ilusi, halusinasi, dan episode kilas balik disosiatif, termasuk yang terjadi pada kebangkitan atau saat mabuk). Catatan : Pada anak-anak muda, pemeragaan trauma-spesifik mungkin terjadi. 4. Tekanan psikologis yang intens di paparan isyarat internal atau eksternal yang melambangkan atau menyerupai aspek dari peristiwa traumatik 5. Reaktivitas fisiologis pada paparan isyarat internal atau eksternal yang melambangkan atau menyerupai aspek dari peristiwa traumatik Terus-menerus menghindar dari rangsangan yang terkait dengan trauma dan mati rasa respon umum (tidak hadir sebelum trauma), seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) dari yang berikut: 1. Upaya untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma 2. Upaya untuk menghindari kegiatan, tempat, atau orang-orang yang membangkitkan ingatan trauma 3. Ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari trauma 4. Nyata berkurang bunga atau partisipasi dalam kegiatan yang signifikan 5. Perasaan detasemen atau keterasingan dari orang lain 6. Kisaran terbatas mempengaruhi (misalnya, dapat memiliki perasaan yang penuh kasih) 7. Rasa masa depan yang menyempit (misalnya, tidak berharap untuk memiliki karir, perkawinan, anak-anak, atau jangka hidup yang normal) Gejala persisten peningkatan gairah (tidak hadir sebelum trauma), seperti yang ditunjukkan oleh dua (atau lebih) dari yang berikut: 1. Kesulitan jatuh atau tidur 2. Lekas marah atau amarah 3. Kesulitan berkonsentrasi 4. Hypervigilance 5. Respon kaget yang berlebihan Durasi gangguan (gejala pada Kriteria B, C, dan D) lebih dari 1 bulan. Gangguan tersebut menyebabkan distress klinis yang bermakna atau penurunan kemampuan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau penting dari fungsi. 10. Apa persamaan dan perbedaan obat psikotropika dan narkoba? Obat psikotropika adalah zat atau obat , baik alamiah ataupun sintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan perilaku dan perubahan khas pada ativitas mental serta digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan dari tanaman baik itu sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran , mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) digunakan untuk analgesik, antitusif, antispasmodik, dan premedikasi anestesi dalam praktek kedokteran. Persamaan Obat psikotropika maupun narkotika keduanya sama-sama bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP), sedangkan perbedaannya terletak pada efek samping dan fungsinya.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita