Anda di halaman 1dari 9

Pre Test Jiwa

Nama: Dyah Ayu Anastasya P.

NIM: G4A018023

Soal

1. Sebutkan peran psikiatri dalam kedokteran!


2. Sebutkan definisi kesehatan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa dan gangguan jiwa!
3. Apakah yang dimaksud dengan gangguan mental organik dan sebutkan
contohnya?
4. Sebutkan kriteria diagnosis skizofrenia!
5. Sebutkan tatalaksana skizofrenia!
6. Apa perbedaan dari mood dan afek serta bagaimana cara memeriksanya?
7. Sebutkan perbedaan fobia dan panik!
8. Sebutkan tanda dan gejala autisme!
9. Sebutkan kriteria diagnosis PTSD!
10. Apa persamaan dan perbedaan obat psikotropika dan narkoba?

Jawaban

1. Psikiatri berperan dalam proses perkembangan individu terutama fungsi


kognitif, afektif, dan psikomotor agar dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan social.
2. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya (UU Kesehatan Jiwa, Kementrian Kesehatan RI)
Ciri-ciri Sehat Jiwa (menurut Abraham Maslow) :
a. Menerima realitas dengan cepat
b. Menerima diri dan orang lain apa adanya
c. Bertindak secara spontan dan alamiah , tidak dibuat-buat
d. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
e. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
f. Memiliki ruang untuk pribadi
g. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan
kehidupan baru
h. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
i. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
j. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
k. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
l. Memiliki integritas tinggi yang total
Gangguan Jiwa (menurut DSM IV) adalah sekumpulan gejala atau pola
perilaku, atau psikologis seseorang yang secara klinis cukup bermakna dan
yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (disabilitas) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari
manusia.
3. Menurut PPDGJ III , Gangguan Mental Organik (GMO) meliputi
berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang
lama dan dapat dibuktikanadanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak,
yang berakibat disfungsi otak. Disfungsi ini dapat primer seperti pada
penyakit, cedera, dan ruda paksa yanglangsung atau diduga mengenai
otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang
menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organatau sistem tubuh.
Menurut Maramis, klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai
berikut :
a. Demensia dan Delirium
b. Sindrom otak organik karena rudapaksa kepala
c. Aterosklerosis otak
d. Demensia senilis
e. Demensia presenilis
f. Demensia paralitika
g. Sindrom otak organik karena epilepsy
h. Sindrom otak organik karena defisiensi vitamin, gangguan
metabolisme danintoksikas
i. Sindrom otak organic karena tumor intracranial
4. Kriteria diagnosis skizofrenia berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III, untuk
mendiagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang
jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas)
(a) - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan
walaupun isinya sama namun kualitasnya berbeda
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari
luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluaroleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
- Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya
(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar, atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar, atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang; “dirinya” =
secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya biasanya bersifak mistik
atau mukjizat.
Untuk gejala-gejala lainnya sebagai berikut :
a. Halusinasi auditorik :
1. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau
2. Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di
antara berbagai suara yang berbicara), atau
3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh
b. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil
 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
 Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
 Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme.
 Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
 Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih.
 Deteriorasi atau gangguan fungsi sosial
5. Tatalaksana skizofrenia
a. Farmakoterapi
Farmakoterapi berdasarkan fase terjadinya:
a) Fase Psikosis Akut
Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik dan
benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang kebanyakan
mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi. Anti psikotik akan
bekerja lebih cepat melalui injeksi intramuskuler. Obat antipsikotik
yang dapat menyebabkan akinesia dan gangguan traktus
ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan flupenazine. Sedangkan
golongan antipsikotik atipikal seperti olanzapine dan risperidone
tidak menyebabkan gangguan ekstrapiramidal.
b) Fase Maintenance dan Stabilisasi
Pada fase ini tujuan pengobatan adalah mencegah relaps dengan
terus menggunakan obat-obatan karena jika obat dihentikan maka
risiko terjadi relaps meningkat hingga 72 % pada satu tahun pertama,
sehingga disarankan agar pengobatan dilakukan minimal selama 5
tahun.
b. Non Farmakoterapi
Beberapa jenis pengobatan yang tidak menggunakan obat-obatan yaitu:
1) ECT (Electro Convulsive Therapy) Dikatakan penggunaan ECT
dengan pengobatan entipsikotik akan lebih efektif
2) Terapi Berorientasi Keluarga
Karena pasien dikembalikan dalam keadaan remiten, maka
penting untuk mengedukasi keluarga bagaimana cara mengatasi
masalah-masalah yang dapat timbul dari pasien.
3) Terapi Psikososial
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan minum obat,
mendukung pasien, melatih pasien untuk mandiri, meningkatkan
fungsi sosial dan fungsi bekerja serta mengurangi beban orang yang
menanggungnya. Memberi pelatihan dan dukungan kepada anggota
keluarga merupaqkan hal yang penting terhadap keseluruhan proses
pengobatan. Pada kebanyakan system kesehatan, program
manajemen pengobatan telah dikembangkan menjadi model program
yang tidak mahal, dibandingakan dengan pasien yang dirawat di
rumah sakit. Dengan demikian, hal tersebut akan memunkinkan
pasien untuk hidup seminimal mungkin, atau bahkan tidak sama
sekali, dalam pengawasan tenaga medis, khususnya tenaga medis
bagian kejiwaan.
6. Perbedaan dari Mood dan Afek
 Mood adalah suatu emosi yang meresap, menetap, luas dan
dipertahankan yang dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh
pasien serta terlihat oleh orang lain. Namun untuk sekarang telah
dibuat alat ukur yang mengukur kondisi mood manusia yaitu
FDMS menggunakan kerangka teori circumplex model of affect
(Russel, 1980) yang terdiri atas emosi inti yang disebut dengan
core affect (Russel, 2003;2009)
Contoh : depresi , elasi , kemarahan
 Afek adalah adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa
dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya
disertai reaksi jasmani, yaitu peredaran darah, denyut jantung dan
pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah serta ekspresi emosi
yang terlihat, mungkin tidak konsisten dengan emosi yang
dikatakan penderita.
7. Perbedaan Fobia dan Panik
 Fobia adalah (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang
berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena serta gangguan
kecemasan yang terjadi karena ada situasi atau obyek yang tidak
membahayakan, ada perilaku menghindari obyek atau situasi
tersebut, bila harus menghadapi obyek atau situasi tersebut akan
muncul rasa terancam
 Panik adalah semacam kecemasan dengan ciri diserang rasa takut
yang luar biasa selama beberapa menit, timbulnya perasaan bahwa
suatu bencana akan terjadi, atau adanya ketidakmampuan untuk
mengendalikan diri sekalipun sebenarnya tidak ada sesuatu yang
buruk yang benar-benar terjadi.
8. Tanda dan gejala autisme (menurut DSM IV)
Minimal ada enam gejala dari (1), (2) dan (3), dengan sedikitnya dua
gejala dari (1) dan masing-masing satu gejala dari (2) dan (3).
 Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal
harus ada dua gejala sebagai berikut:
a. tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak
mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang
tertuju
b. tidak bisa bermain dengan teman sebaya
c. tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
d. kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
 Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditujukan oleh
minimal satu dari gejala-gejala sebagai berikut :
a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (tidak ada
usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara)
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipergunakan untuk berkomunikasi
c. Sering mempergunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru
 Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat
dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala sebagai berikut :
a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan
berlebihlebihan
b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada
gunanya
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulangulang
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda
9. Kriteria diagnosis PTSD (Menurut DSM-IV-TR)
 Orang yang telah terpapar peristiwa traumatis di mana ada kedua berikut :
1. Orang berpengalaman, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu
peristiwa atau kejadian yang melibatkan kematian aktual atau terancam
atau cedera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau
orang lain
2. Respon seseorang yang terlibat takut intens, tidak berdaya, atau horor.
Catatan : Pada anak-anak, ini dapat dinyatakan bukan oleh perilaku
disorganisai atau gelisah.
 Peristiwa traumatik yang terus-menerus dialaminya secara berulang dalam
satu (atau lebih) dari cara berikut:
1. Berulang dan kenangan menyedihkan mengganggu acara, termasuk
gambar, pikiran, atau persepsi. Catatan: Pada anak-anak muda, bermain
berulang-ulang dapat terjadi dimana tema atau aspek trauma disajikan.
2. Mimpi menyedihkan berulang acara. Catatan: Pada anak-anak, mungkin
ada mimpi menakutkan tanpa isi dikenali.
3. Akting atau merasa seolah-olah peristiwa traumatik yang berulang
(termasuk rasa mengenang pengalaman, ilusi, halusinasi, dan episode kilas
balik disosiatif, termasuk yang terjadi pada kebangkitan atau saat mabuk).
Catatan : Pada anak-anak muda, pemeragaan trauma-spesifik mungkin
terjadi.
4. Tekanan psikologis yang intens di paparan isyarat internal atau
eksternal yang melambangkan atau menyerupai aspek dari peristiwa
traumatik
5. Reaktivitas fisiologis pada paparan isyarat internal atau eksternal yang
melambangkan atau menyerupai aspek dari peristiwa traumatik
 Terus-menerus menghindar dari rangsangan yang terkait dengan trauma
dan mati rasa respon umum (tidak hadir sebelum trauma), seperti yang
ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) dari yang berikut:
1. Upaya untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang
berhubungan
dengan trauma
2. Upaya untuk menghindari kegiatan, tempat, atau orang-orang yang
membangkitkan ingatan trauma
3. Ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari trauma
4. Nyata berkurang bunga atau partisipasi dalam kegiatan yang signifikan
5. Perasaan detasemen atau keterasingan dari orang lain
6. Kisaran terbatas mempengaruhi (misalnya, dapat memiliki perasaan
yang penuh kasih)
7. Rasa masa depan yang menyempit (misalnya, tidak berharap untuk
memiliki karir, perkawinan, anak-anak, atau jangka hidup yang normal)
 Gejala persisten peningkatan gairah (tidak hadir sebelum trauma), seperti
yang ditunjukkan oleh dua (atau lebih) dari yang berikut:
1. Kesulitan jatuh atau tidur
2. Lekas marah atau amarah
3. Kesulitan berkonsentrasi
4. Hypervigilance
5. Respon kaget yang berlebihan
 Durasi gangguan (gejala pada Kriteria B, C, dan D) lebih dari 1 bulan.
 Gangguan tersebut menyebabkan distress klinis yang bermakna atau
penurunan kemampuan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau penting dari
fungsi.
10. Apa persamaan dan perbedaan obat psikotropika dan narkoba?
 Obat psikotropika adalah zat atau obat , baik alamiah ataupun
sintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan perilaku
dan perubahan khas pada ativitas mental serta digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication).
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun
bukan dari tanaman baik itu sintesis maupun semisintesis yang
dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran ,
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika bekerja secara selektif
pada susunan saraf pusat (SSP) digunakan untuk analgesik,
antitusif, antispasmodik, dan premedikasi anestesi dalam praktek
kedokteran.
Persamaan  Obat psikotropika maupun narkotika keduanya sama-sama
bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP), sedangkan
perbedaannya terletak pada efek samping dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai