Pendekatan eklektik-holistik
adalah pandangan yang memandang manusia dan juga
perilakunya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit,
sebagai kesatuan yang utuh dari unsur-unsur organo-
biologis, psiko-edukatif dan sosio-kultural.
Jadi dalam melihat kondisi manusia (termasuk
perilakunya), baik dalam kondisi sehat maupun sakit,
kita harus meninjau ketiga unsur tersebut secara rinci,
namun selektif (eklektik) dan tetap menyadari bahwa
ketiga aspek itu saling berkaitan merupakan satu sistem
yang tak dapat dipisahkan satu sama lain (holistik).
Pelayanan komprehensif:
adalah pelayanan dengan jenis
pelayanan yang luas, meliputi upaya
yang bersifat: promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan paripurna:
adalah pelayanan dengan jenjang
pelayanan yang lengkap, yaitu dari
pelayanan kesehatan jiwa spesialistik;
pelayanan kesehatan jiwa integratif;
pelayanan kesehatan jiwa yang
bersumber daya masyarakat
Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Masalah kesehatan jiwa meliputi:
Masalah perkembangan manusia yang
harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa
yang berkaitan dengan siklus kehidupan,
mulai dari anak dalam kandungan sampai
usia lanjut.
Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Masalah psikososial
yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat
psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik
dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab
terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata,
atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada
lingkungan sosial, misalnya: tawuran, kenakalan remaja,
penyalahgunaan NAPZA, masalah seksual, tindak kekerasan, stres
pasca trauma; pengungsian/migrasi, usia lanjut yang terisolir,
masalah kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan produktivitas;
gelandangan psikotik, pemasungan, anak jalanan.
Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial.
Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA,
alkohol dan rokok; depresi; ansietas; gangguan
somatoform (psikosomatik); gangguan afektif;
gangguan mental organik; skizofrenia; gangguan
jiwa anak dan remaja serta retardasi mental.
Pedoman Diagnosis
Lingkungan
Aksis V : Penilaian Fungsi secara Global
Kategori Diagnosis :
F.00-F.09 : Gangguan Mental Organis (+simptomatik)
F.10-F.19 : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat
Psikoaktif
F.20-F.29 : Skizofrenia, Gang. Skizopat dan Gang. Waham
F.30-F.39 : Gangguan Suasana Perasaan (Afektif/mood)
F.40-F.49 : Gg. Neurotik, Gg. Somatoform dan Gg. Terkait
stress.
F.50-F.59 : Sindr. Perilaku yg berhub. dng Gg Fisiologis dan
Faktor Fisik
F.60-F.69 : Sindroma Kepribadian dan Perilaku masa
Dewasa
F.70-F.79 : Retardasi Mental
F.80-F.89 : Gangguan Perkembangan Psikologis
F.90-F.98 : Gg. Perilaku dan Emosional onset masa kanak
dan
remaja
F.99 : Gangguan jiwa yang tidak tergolongkan
Tanda (sign)
Adalah temuan objektif hasil diobservasi
Contoh : afek yang terbatas, retardasi psikomotor
Gejala (symptom)
Adalah pengalaman subyektif yang digambarkan oleh
pasien
Contoh : mood yang tertekan, tenaga berkurang
Sindroma
Adalah kelompok tanda dan gejala yang terjadi
bersama-sama sebagai suatu kondisi yang dapat
dikenali yang mungkin kurang spesifik dibandingkan
gangguan atau penyakit yang jelas
Tanda dan Gejala dalam Psikiatri
I. Kesadaran
II. Emosi
III. Perilaku Motorik
IV. Berfikir
V. Berbicara
VI. Persepsi – gangguan persepsi
VII. Ingatan dan Daya ingat
VIII. Intelegensia
IX. Insight/ tilikan
X. Pertimbangan
I. KESADARAN
A. Gangguan Kesadaran
B. Gangguan Perhatian
C. Gangguan Sugestibilitas
II. EMOSI
A. Affect = hidup emosi
B. Mood = Afek
C. Emosi yang lain
D. Gg. Psikologis yang berhubungan dng mood
III. PERILAKU MOTORIK
IV. BERFIKIR
A. Gg. Umum dalam bentuk/proses berpikir
B. Gg.Spesifik pada bentuk pikiran
C. Gg. Spesifik pada isi pikiran
V. BERBICARA
A. Gg. Bicara
B. Gg. Afasik
VI. PERSEPSI – Gg.PERSEPSI
A. HALUSINASI
B. ILusi
VII.INGATAN/ DAYA INGAT
A. Gg. Ingatan/ Daya ingat
B. Tingkat Daya Ingat
VIII. INTELEGENSIA
A. Retardasi Mental
B. Dementia
C. Pseudo Dementia
D. Berpikir konkrit
E. Berpikir abstrak
IX. INSIGHT/ TILIKAN
X. PERTIMBANGAN
A. Pertimbangan kritis
B. Pertimbangan otomatis
pengalaman
Kemampuan berkonsentrasi
B. GANGGUAN ATENSI (PERHATIAN)
1. Distraktibilitas
Ketidakmampuan memusatkan perhatian
Penarikan atensi kepada stimuli eksternal yang
tidak penting atau tidak relevan
2. Inatensi selektif
Hambatan hanya pada hal-hal yang menimbulkan
kecemasan
3. Hipervigilitas
Atensi dan pemusatan yang berlebihan pada
semua stimuli internal dan eksternal, biasanya
sekunder dari keadaan delusional atau paranoid
4. Keadaan tak sadarkan diri – Trance
Atensi yang terpusat dan kesadaran yang berubah,
biasanya terlihat pada hipnosis, gangguan
dissosiatif, dan pengalaman religius yang luar biasa
C. GANGGUAN SUGESTIBILITAS
Kepatuhan dan respon yang tidak kritis
terhadap gagasan atau pengaruh
1. Folie a deux (folie a trois)
Penyakit emosional yang berhubungan
antara dua (atau tiga) orang
2. Hipnosis
Modifikasi kesadaran yang diinduksi
secara buatan yang ditandai dengan
peningkatan sugestibilitas
II. EMOSI
Kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis,
somatik dan pelilaku yang berhubungan dengan affect
dan mood
A. Affect
• Ekspresi emosi yang terlihat; mungkin tidak
konsisten dengan emosi yang dikatakan pasien
1. Afek yang tidak sesuai
2. Afek yang sesuai
3. Afek yang tumpul
4. Afek yang terbatas
5. Afek yang datar
6. Afek yang labil
… Emosi
B. Mood :
Emosi yang meresap dan dipertahankan, yang
dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh
pasien dan terlihat oleh orang lain
1. Mood disforik
2. Mood eutimik
3. Mood yang meluap-luap (expansive mood)
4. Iritabel
5. Labil
6. Meninggi (elevated mood)
7. Euforia
8. Gembira luas biasa (Ectasy)
9. Depresi
10. Anhedonia
11. Duka Cita
12. Aleksitemia
…Emosi
C. EMOSI YANG LAIN
1. Kecemasan
2. Kecemasan yang mengambang bebas
3. Ketakutan
4. Agitasi
5. Ketegangan
6. Panik
7. Apati
8. Ambivalensi
9. Abreaksional
10. Rasa malu
11. Rasa Bersalah
… Emosi
D. GG. PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MOOD
Tanda disfungsi somatik (biasanya
otonomik)
Sering berhubungan depresi (disebut tanda
vegetatif)
1. Anoreksia
2. Hiperfagia
3. Insomnia (awal. Pertengahan, terminal)
4. Hipersomnia
5. Variasi diurnal (mood yg secara teratur terubvuk
pada pagi hari, segera setelah terbangun, dan membaik
dengan semakin siangnya hari)
6. Penurunan libido
7. Konstripasi
III. PERILAKU MOTORIK
Impuls
Motivasi
Diekspresikan oleh
Dorongan perilaku dan
Harapan aktivitas motorik
Instink
Idaman
III. … Perilaku Motorik
1. Ekopraksia : peniruan gerakan
2. Katatonia – Nonorganik
a. Katalepsi : mempertahankan satu posisi
b. Luapan katatonik : agitasi, tanpa tujuan, tanpa stimuli
eksternal
c. Stupor katatonik : penurunan aktivitas motorik, imobil,
tampak tak menyadari keadaan lingkungan
d. Rigiditas katatonik: postur yang kaku, menentang
usaha untuk digerakkan
e. Posturing : postur yang kaku, dipertahankan dalam
waktu yang lama
f. Feksibilitas lilin : dapat diatur dalam suatu posisi yang
kemudian dipertahnkannya, tubuh seperti terbuat dari
lilin
III. … Perilaku Motorik
3. Negativisme
4. Katapleksi
5. Stereotipik
6. Mannerisme
7. Otomatisme
8. Otomatisma perintah
9. Mutisme
10. Overaktivitas :
III. … Perilaku Motorik
10. Overaktivitas :
a. Agitasi psikomotor
b. Hiperaktivitas
c. Tik
d. Tidur berjalan Dipsomania (alkohol)
Kleptomania (mencuri)
e. Akaathisia
Nimfomania (kebutuhan untuk
f. Kompulsi koitus dan kompulsif pd
seorang wanita)
g. Ataksia
Satiriasis (idem pada laki2)
h. Polifagia
Trikotilomania (cabut rambut)
III. … Perilaku Motorik
10. Hipoaktivitas
11. Mimikri (aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak2)
12. Agresi
13. Memerankan (acting out) – fantasi yang tidak
disadati, dihidupkan secara impulsif dalam perilaku)
14. abulia
Aliran gagasan, simbol, dan asosiasi :
•Orientasi kenyataan
normal
A. Gangguan Umum Dalam Bentuk
atau Proses Berfikir
1. Gangguan mental
• Sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna
secara klinis
• disertai dengan penderitaan atau ketidak mampuan,
tidak hanya suatu respon yang di perkirakan dari
peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan
antara seseorang dan masyarakat.
2. Psikosis
• Ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari
fantasi
• gangguan tes realitas, dengan menciptakan realitas
baru Tes realitas
A. Gangguan Umum Dalam Bentuk
atau Proses Berfikir
3. Tes realitas
• Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia
di luar diri
2. A. Sensorik
3. A. Nominal
4. A. Sintatikal
5. A. Logat Khusus
6. A. Global.
VI. Persepsi
Proses Memindahkan Stimulasi Fisik Informasi
Psikologis
A. Gangguan Persepsi
1. HALUSINASI
H. Hipnagogik
H. Himnopompik
H. Dengar
H. Visual
H. Olfaktoris
H. Gustatoria
H. Taktil/ Haptik
H. Somatik
H. Yang Sejalan Mood
H. Yang Tak Sejalan Mood
Halusinosis
Sinestesia
Trailing phenomenon
2. ILUSI
Mispersepsi/ misinterpretasi- stimuli nyata
B. Gangguan Yang Berhubungan Dengan Fenomena
Konversi & Disosiatif
Ketidak mampuan
Mengenali
Menginterpretasikan
VII. DAYA INGAT
Informasi –disimpan- diingat kembali
kesadaran
A. Daya ingat
1. AMNESIA
• ANTEROGRAD
• RETROGRED
2. PARAMNESIA
• FAUSE RECONNAISANCE
• PEMALSUAN RETROSPEKTIF
• KONPABULASI
• DEJA VU
• DEJA ENTENDO
• DEJA PENSE
• JAMAIS VU
A. Daya ingat
3. HIPERMNESIA
4. EIDETIC IMAGE
5. SCREEN MEMORY
6. REPRESI
7. LETILOGIKA
B. TINGKAT DAYA INGAT
1. SEGERA : DETIK-MENIT
2. DISGRAFIA
3. ALEKSIA
VIII. INTELIGENSIA:
KEMAMPUAN
1. MENGERTI
2. MEMGINGAT
3. MENGERAKKN
4. MENYATUKAN
A. RETARDASI MENTAL (IQ)
50/55 – 70 : RINGAN
35/40 - 50/55 : SEDANG
20/25 - 35/40 : BERAT
< 20/25 : SANGAT BERAT
IDIOT : USIA MENTAL < 3 TH
IMBESIL : USIA MENTAL 3 – 7 TH
MORON : USIAMENTAL 8 TH
C. PSEUDODEMENSIA
DEPRESI
D. BERFIKIR KONKRET
HARPIAH, SATU DIMENSI
E. BERFIKIR ABSTRAK
PAHAM NUANSA ARTI MULTIDIMENSIONAL,
1. T. INTELEKTUAL
2. T. SESUNGGUHNYA
3. T. YANG TERGANGGU
X. PERTIMBANGAN
MAMPU MENILAI SITUASI & BERTINDAK
TEPAT
1. P. KRITIS
2. P. OTOMATIS
3. P. YANG TERGANGGU