3
Dasar-Dasar Intervensi
Gawat Darurat Narkoba
4
Dasar-Dasar Intervensi
Gawat Darurat Narkoba …… Lanjutan
Intervensi Gawat Darurat narkoba:
Harus mengerti benar-benar prosedur dan
pendekatan umum gawat darurat narkoba.
Mengikuti prosedur gawat darurat baik untuk
pasien gaduh gelisah/agitasi maupun pasien
dalam keadaan stupor.
Sedapat mungkin menentukan jenis
narkoba/zat yang menimbulkan gawat darurat.
5
Dasar-Dasar Intervensi Gawat … Lanjutan
Intervensi Medik
Dalam menentukan apakah pasien memerlukan
tindakan gawat darurat medik/dikonsulkan ke
darurat medik perlu diketahui beberapa keadaan
darurat medik lainnya, yang mirip dengan gawat
darurat narkoba misalnya :
koma diabetikum
insulin shock
psikotik yang terjadi akibat narkoba (drug
induced phsycotic breakdown)
dan sebagainya. 6
Dasar-Dasar Intervensi Gawat …… Lanjutan
Follow Up
Pasien yang telah melewati masa kritis/gawat
darurat dan berfungsi kembali normal memerlukan
follow up pada hari berikutnya.
Oleh karena biasanya mereka mengalami
perasaan bersalah, malu, kacau dan bingung.
Perlu diceritakan kembali mengenal apa yang
telah terjadi dan membantu pasien
memperoleh gambaran kejadian tersebut dari
sudut pandang yang bermanfaat baginya.
7
Konseling Secara Umum Pada
Gawat Darurat Narkoba
1. Pendekatan yang hangat, Terbuka dan tidak
menghakimi serta penuh perhatian.
2. Keamanan
3. Aktif mendengarkan
4. Tenang, percaya diri dan penuh kontrol,
5. Menentramkan dan memahami,
6. Berbagi pengetahuan dan pengalaman,
7. Empati,
8. Menjernihkan situasi
8
Konseling Secara Umum ......... Lanjutan
9. Beberapa langkah/tindakan nyata, Langkah-
langkah ini dapat dilakukan guna membuat
pasien lebih rileks dan tenang:
Memainkan sesuatu yang menyejukkan
suasana, misalnya musik yg digemari pasien.
Berjalan-jalan bersama pasien.
Mandi.
Menyediakan miniman/makanan.
Latihan pernafasan guna mencapai relaksasi.
9
Membicarakan topik-topik yang tidak ada
hubungannya dengan ansietas yang
dialami, misalnya hobby, sport dll.
Masage kepala, kaki atau seluruh tubuh
biasanya efektif untuk mengurangi
ansietas. Tetapi harus minta izan yang
bersqangkutan, tidak semua orang suka
disentuh, dapat meningkatan
kegelisahan. Perlu diterangkan bahwa ini
tidak ada konotasi seksualnya, hanya
untuk memperoleh relaksasi.
10
Intervensi Medik:
1. Tujukan perhatian pada masalah yang membahayakan
kehidupan pasien.
2. Prosedur pemeriksaan medis tidak perlu mengikuti
prosedur pemeriksaan klinis yg lazim dilakukan,
langsung ditujukan pada pemeriksaan fungís vital yaitu
pernafasan, TD, denyut nadi, pupil, kemungkinan
kejang & kesadaran pasien.
3. Usahakan agar pernafasan berjalan lancar, luruskan
sikap kepala, kendorkan pakaian yg ketat, hilangkan
sumbatan pd saluran pernafasan, bila perlu dibuatkan
pernafasan buatan, oksigen dan intubasi trakheal serta
pasang respirator. 11
Intervensi Medik: ................ lanjutan
4. Upayakan peredaran darah berjalan lancar. Bila
jantung berhenti berdenyut lakukan masaje
jantung eksternal.
5. Pasang alat infus, dan berikan cairan dengan
kecepatan rendah sampai ada indikasi
membrikan cairan karena dehidrasi
6. lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
kemungkinan adanya perdarahan atau trauma
yang membahayakan
12
Intervensi Medik: ................ lanjutan
7. Observasi terhadap timbulnya kemungkinan
timbulnya kejang.
8. Ambil darah untuk pemeriksaan toksikologi
dan pemeriksaan darah rutin, elektrolit, gula
darah dan BUN.
9. Ambil urine untuk keperluan urinalisis.
10. Lakukan pemeriksaan EKG.
13
Intervensi Medik: ................ lanjutan
11. Awasi tekanan darah
12. Antagonis diberikan bila sudah pasti zat yang
digunakan.
13. Jangan menentukan kondisi pasien
berdasarkan penampilan, kondisi sosial,
perilaku pengantar, atau bau nafas pasien,
misalnya bau alkohol.
14. Jangan membuat kita lengah dengan
kemungkinan kelebihan dosis zat lain atau
gejala putus narkoba zat lain.
15. Sesudah keadaan krisis teratasi, lakukan
observasi. Mula-mula tiap 15 menit selama 4
jam. Sesudah itu 2 – 4 jam selama 48 jam.
14
Intervensi Medik: ................ lanjutan
16. Kuras lambung hanya dilakukan bila narkoba
dipakai secara oral tidak lebih dari 6 jam.
17. Setelah kondisi kritis lewat, kumpulkan data
selengkapnya dari keluarga atau pengantar
pasien.
18. Pasien yang koma memerlukan perawatan
khusus termasuk menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit, perawatan mata, pencegahan
dekubitus, pembersihan tenggorokan dan mulut.
19. Bila pasien dalam keadaan psikotik, dapat
diberikan tranquilizer mayor seperti serenace 3 x
5 mg atau largactil 3 x 100 mg. 15
Tata Laksana Menghadapi Pasien Gaduh Akibat
Narkoba (Aspek Psikiatrik)
18
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat narkoba
(Aspek Psikiatrik)
1. Coba dibangunkan
2. Bila gagal coba dengan rangsang sakit.
Periksa pernafasan setiap lima menit, bila
pernafasan kurang dari 8x/menit, segera minta
bantuan gawat darurat medik. Pernafasan
yang meningkat stabil juga perlu terus diawasi.
3. Jaga agar pasien tetap sadar dengan cara
berjalan, berbicara, kompres dingin atau
mengubah temperatur kamar.
19
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat narkoba
(Aspek Psikiatrik)
22
23