Anda di halaman 1dari 23

PPGD-NTB, 9 MEI 2005 1

TUJUAN PENANGANAN GAWAT


DARURAT NARKOBA
Membantu pasien terbebas dari keadaan gawat
darurat, kembali menjadi stabil dan berfungsi
dengan baik.
Menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi
pasien disamping menjaga kemungkinan pasien
mencelakakan dirinya sendiri.
Melakukan observasi seraya mencoba menemukan
tanda-tanda/gejala yang mengancam kelangsungan
hidup pasien, lalu mempersiapkan bantuan darurat
medik.
2
Tujuan Penanganan Gawat …. Lanjutan

Mengupayakan agar pasien


berada dalam keadaan tetap atau lebih sadar
mengurangi ansietas
memberi pengertian bahwa narkoba tersebut
menimbulkan pengalaman yang tidak
mengenakkan.

3
Dasar-Dasar Intervensi
Gawat Darurat Narkoba

Buat sedemikian rupa agar pasien mempercayai


petugas/dokter dan tidak merasa terancam.
Penilaian situasi:
Tentukan apakah pasien dalam keadaan agitasi
atau stupor.
Tentukan narkoba/zat apa yang telah digunakan

4
Dasar-Dasar Intervensi
Gawat Darurat Narkoba …… Lanjutan
Intervensi Gawat Darurat narkoba:
Harus mengerti benar-benar prosedur dan
pendekatan umum gawat darurat narkoba.
Mengikuti prosedur gawat darurat baik untuk
pasien gaduh gelisah/agitasi maupun pasien
dalam keadaan stupor.
Sedapat mungkin menentukan jenis
narkoba/zat yang menimbulkan gawat darurat.

5
Dasar-Dasar Intervensi Gawat … Lanjutan

Intervensi Medik
Dalam menentukan apakah pasien memerlukan
tindakan gawat darurat medik/dikonsulkan ke
darurat medik perlu diketahui beberapa keadaan
darurat medik lainnya, yang mirip dengan gawat
darurat narkoba misalnya :
koma diabetikum
insulin shock
psikotik yang terjadi akibat narkoba (drug
induced phsycotic breakdown)
dan sebagainya. 6
Dasar-Dasar Intervensi Gawat …… Lanjutan
Follow Up
Pasien yang telah melewati masa kritis/gawat
darurat dan berfungsi kembali normal memerlukan
follow up pada hari berikutnya.
Oleh karena biasanya mereka mengalami
perasaan bersalah, malu, kacau dan bingung.
Perlu diceritakan kembali mengenal apa yang
telah terjadi dan membantu pasien
memperoleh gambaran kejadian tersebut dari
sudut pandang yang bermanfaat baginya.

7
Konseling Secara Umum Pada
Gawat Darurat Narkoba
1. Pendekatan yang hangat, Terbuka dan tidak
menghakimi serta penuh perhatian.
2. Keamanan
3. Aktif mendengarkan
4. Tenang, percaya diri dan penuh kontrol,
5. Menentramkan dan memahami,
6. Berbagi pengetahuan dan pengalaman,
7. Empati,
8. Menjernihkan situasi
8
Konseling Secara Umum ......... Lanjutan
9. Beberapa langkah/tindakan nyata, Langkah-
langkah ini dapat dilakukan guna membuat
pasien lebih rileks dan tenang:
Memainkan sesuatu yang menyejukkan
suasana, misalnya musik yg digemari pasien.
Berjalan-jalan bersama pasien.
Mandi.
Menyediakan miniman/makanan.
Latihan pernafasan guna mencapai relaksasi.
9
Membicarakan topik-topik yang tidak ada
hubungannya dengan ansietas yang
dialami, misalnya hobby, sport dll.
Masage kepala, kaki atau seluruh tubuh
biasanya efektif untuk mengurangi
ansietas. Tetapi harus minta izan yang
bersqangkutan, tidak semua orang suka
disentuh, dapat meningkatan
kegelisahan. Perlu diterangkan bahwa ini
tidak ada konotasi seksualnya, hanya
untuk memperoleh relaksasi.
10
Intervensi Medik:
1. Tujukan perhatian pada masalah yang membahayakan
kehidupan pasien.
2. Prosedur pemeriksaan medis tidak perlu mengikuti
prosedur pemeriksaan klinis yg lazim dilakukan,
langsung ditujukan pada pemeriksaan fungís vital yaitu
pernafasan, TD, denyut nadi, pupil, kemungkinan
kejang & kesadaran pasien.
3. Usahakan agar pernafasan berjalan lancar, luruskan
sikap kepala, kendorkan pakaian yg ketat, hilangkan
sumbatan pd saluran pernafasan, bila perlu dibuatkan
pernafasan buatan, oksigen dan intubasi trakheal serta
pasang respirator. 11
Intervensi Medik: ................ lanjutan
4. Upayakan peredaran darah berjalan lancar. Bila
jantung berhenti berdenyut lakukan masaje
jantung eksternal.
5. Pasang alat infus, dan berikan cairan dengan
kecepatan rendah sampai ada indikasi
membrikan cairan karena dehidrasi
6. lakukan pemeriksaan untuk mengetahui
kemungkinan adanya perdarahan atau trauma
yang membahayakan

12
Intervensi Medik: ................ lanjutan
7. Observasi terhadap timbulnya kemungkinan
timbulnya kejang.
8. Ambil darah untuk pemeriksaan toksikologi
dan pemeriksaan darah rutin, elektrolit, gula
darah dan BUN.
9. Ambil urine untuk keperluan urinalisis.
10. Lakukan pemeriksaan EKG.

13
Intervensi Medik: ................ lanjutan
11. Awasi tekanan darah
12. Antagonis diberikan bila sudah pasti zat yang
digunakan.
13. Jangan menentukan kondisi pasien
berdasarkan penampilan, kondisi sosial,
perilaku pengantar, atau bau nafas pasien,
misalnya bau alkohol.
14. Jangan membuat kita lengah dengan
kemungkinan kelebihan dosis zat lain atau
gejala putus narkoba zat lain.
15. Sesudah keadaan krisis teratasi, lakukan
observasi. Mula-mula tiap 15 menit selama 4
jam. Sesudah itu 2 – 4 jam selama 48 jam.
14
Intervensi Medik: ................ lanjutan
16. Kuras lambung hanya dilakukan bila narkoba
dipakai secara oral tidak lebih dari 6 jam.
17. Setelah kondisi kritis lewat, kumpulkan data
selengkapnya dari keluarga atau pengantar
pasien.
18. Pasien yang koma memerlukan perawatan
khusus termasuk menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit, perawatan mata, pencegahan
dekubitus, pembersihan tenggorokan dan mulut.
19. Bila pasien dalam keadaan psikotik, dapat
diberikan tranquilizer mayor seperti serenace 3 x
5 mg atau largactil 3 x 100 mg. 15
Tata Laksana Menghadapi Pasien Gaduh Akibat
Narkoba (Aspek Psikiatrik)

1. Binalah hubungan yang hangat, terbuka dan


tidak mengancam.
2. Ciptakan suasana yang menyenangkan, penuh
rasa aman.
3. Laksanakan hubungan dengan penuh empati.
4. Menentramkan dan meyakinkan pasien bahwa
apa yang dialaminya merupakan efek narkoba.
5. Memahami kecemasan dan ketakutan yang
dialami dan diutarakannya
16
Tata Laksana Menghadapi Pasien....Lanjutan
6. Informasi yang relevan mengenai narkoba akan
membuat pasien lebih rileks.
7. Tenangkan pasien dengan cara berikut: Berjalan-
jalan, mendorong pasien berbicara mengenai
perasaan dan pengalamannya, berikan
makanan/minuman yang disukainya, musik, bila
perlu lakukan massage (dengan izin), bicara
tentang topik yang tidak ada hubungannya
dengan pengalaman pasien saat itu dan
sebagainya.
Tanyakan apa yang ia perlukan untuk bisa merasa
lebih tenteram.
17
Tata Laksana Menghadapi Pasien.....Lanjutan

8. Tetap tinggal bersama pasien sampai dia


benar-benar lebih tenang dan efek
narkoba berkurang.
9. Lakukan follow up pada hari hari
berikutnya.

18
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat narkoba
(Aspek Psikiatrik)

1. Coba dibangunkan
2. Bila gagal coba dengan rangsang sakit.
Periksa pernafasan setiap lima menit, bila
pernafasan kurang dari 8x/menit, segera minta
bantuan gawat darurat medik. Pernafasan
yang meningkat stabil juga perlu terus diawasi.
3. Jaga agar pasien tetap sadar dengan cara
berjalan, berbicara, kompres dingin atau
mengubah temperatur kamar.
19
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat narkoba
(Aspek Psikiatrik)

4. Bila pasien masih belum bangun, tetapi


pernafasan lebih dari 8x/menit tidurkan
pasien dalam posisi miring, kaki dinaikkan,
kepala diturunkan dan lapangkan jalan
nafas.
5. Bila narkoba ditelan dalam waktu kurang
dari setengah jam buatlah pasien muntah,
dengan syarat pasien dalam keadaan sadar
dalam pernafasan lebih dari 8x/menit.
20
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat..........Lanjutan

6. Pernafasan yang kurantg dari 8x/menit


menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
hidup perlu segera intervensi medik.
7. Bila terjadi kesulitan membawa pasien ke
kamar gawat darurat pasien jatuh dalam
keadaan koma, kulit membiru dan pernafasan
berhenti, segera lakukan pernafasan mulut ke
mulut. Pada pernafasan kurang dari 4x/menit,
gejala ini perlu dicek. Pasien yang kulitnya
hitam, pengecekan dilakukan dengan melihat
mukosa mulut/bibir.
21
Tata Laksana Pasien Stupor Akibat ...........Lanjutan

8. Bila pasien kembali sadar dan luput dari


bahaya, perlihyatkan empati, tenangkan dan
beri dukungan moril.
9. Follow up hari berikutnya.

22
23

Anda mungkin juga menyukai