Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UJIAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Penguji : dr. Mahar Agusno, Sp.KJ (K)

Disusun oleh : Mohammad Pradhana Anindita 08/267789/KU/12727

Bagian Ilmu kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012

1. Penatalaksanaan pasien dengan agitasi Pasien dibawa ke puskesmas dengan keadaan gaduh gelisah. Hal yang paling utama kita lakukan adalah bersikap tenang,walaupun harus selalu dalam keadaan waspada. Tempatkan pasien di suatu ruang, ditemani oleh dokter, perawat dan keluarga untuk terus memonitor kondisi pasien.Jelaskan kepada keluarga apa yang terjadi pada pasien. Kemudian berikan kata kata yang mampu menentramkan pasien maupun keluarganya. Pastikan jika kebutuhan pasien terpenuhi, jika curiga dehidrasi segera masukkan IV line. Singirkan kondisi emergency yang membutuhkan medical treatment sepeti stroke, infeksi berat dan cedera kepala berat. Jika terdapat kondisi emergency segera dirujuk. Jika pasien datang dalam kondisi diikat, lepaskan ikatannya dan berbicara secara halus dengan pasien dan keluarganya perihal masalah yang dialami pasien tersebut agar pasien tidak marah dan mengamuk lagi. Suntikkan secara intramuscular obat obat neuroleptikum yang mempunyai dosis terapeutik tinggi (CPZ HCL), sangat membantu untuk menstabilkan keadaan psikomotor yang meningkat. BIla tidak ada suntikan neuroleptikum dengan dosis terapeutik tinggi, berikan suntikkan neuroleptikum dengan dosis terapeutik rendah seperti haloperidol dengan dosis 2,5 5 mg. Walaupun efeknya tidak secepat obat neuroleptikum yang mempunyai dosis tinggi. Jika tidak ada juga dapat menggunakan suatu transquilaizer, seperti diazepam 5-10 mg disuntikkan secara intravena. Walaupun transquilaizer bukan merupakan suatu neuroleptikum , tapi transquilaizer mempunyai efek anti cemas, anti tegang, dan anti agitasi. Penjagaan dan perawatan juga perlu dilakukan untuk menghindarkan pasien dari kecelakaan, melukai diri sendiri dan merusak barang barang. Jika sudah Tablet tenang dan mulai kooperatif, obat neuroleptika dilanjutkan per oral

haloperidol dengan dosis 1,5 mg diberikan 3-4 kali sehari, atau menggunakan diazepam tablet dengan dosis 2-5 mg diberikan 2-3 kali sehari. Kemudian cari tahu penyebabnya, bila ditemukan tentu diusahakan untuk mengobati secara etiologis. 2. Penatalaksanaan pasien dengan percobaan bunuh diri

Bunuh diri merupakan masalah yang sensitive dan personal sehingga bicara masalah pasien secara privat. Beri ia cukup waktu untuk merasa nyaman sehingga dapat memberikan alasannya melakukan percobaan bunuh diri. Selama pembicaraan, jangan pernah menjudge tentang karakter pasien dan lakukan pendekatan juga dengan keluarganya untuk mendapat informasi terdahulu dari pasien seperti tekanan yang dihadapi dan riwayat penyakit terdahulu dari pasien. Sebagai dokter puskesmas, jika saya mendapat kasus percobaan bunuh diri, hal pertama yang saya lakukan adalah Meyakinkan pasien sudah keluar dari bahaya yang mengancam sesegera mungkin. Jika pasien melakukan percobaan dengan menggantung diri, menembakkan pistol, menusuk diri dan membakar diri, segera bawa ke rumah sakit dengan selalu memonitor pernapasan, tekanan darah, nadi dan suhu. Administrasikan IV line dan berikan oksigen. Jika trerjadi pendarahan, segera bersihkan dan lakukan bandaging untuk menghentikkan pendarahannya. Jika pasien datang dengan overdosis insektisida atau substansi lain, segera nilai kondisi pasien. Jika pasien masih sadar, suruh pasien untuk memuntahkan dengan cara pasien disuruh minum banyak air garam, atau dengan pemberian serbuk karbon untuk menyerap racun. JIka kondisi pasien belum separah hal hal diatas, selanjutnya kita dapat menyarankan kerabat atau keluarganya untuk selalu menemani pasien tersebut dalam beberapa jam kedepan setelah percobaan bunuh diri. Kalau kita merasa pasien memiliki resiko tinggi untuk melukai dirinya sendiri, suruh keluarga atau teman untuk menemaninya seharian, dan jangan pernah tinggalkan pasien sendirian. Yakinkan seluruh barang barang berbahaya seperti pisau, gunting, dan racun jauh dari jangkauan pasien. Injeksikan obat CPZ 100 mg Intramuscular untuk mengurangi gejala positif pasien dan dapat juga sebagai sedative sehingga pasien lebih tenang Berikan waktu kepada pasien hingga tenang sebelum memulangkannya ke rumah. Sarankan pasien untuk ke kembali lagi ke puskesmas untuk berkonsultasi dengan dokter dan rencakan untuk melakukan home visit agar kita lebih mengetahui tentang kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Identifikasi masalah sosialnya , jika dilatarbelakangi depresi, tangani depresinya.Berikan tablet fluoxetin 20 mg/hari pada pagi hari, dapat ditingkatkan sesudah beberapa minggu sebanyak 20 mg/hari maksimum 80 mg/ hari, dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis. Dosis 5-10 mg digunakan untuk awal terapi. Obat obatan untuk terapi depresi

umumnya membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk menunjukkan efeknya, di waktu antara itu dapat digunakan untuk konseling dan family support. Libatkan pasien dalam kegiatan konseling rutin hingga ia merasa lebih baik dan dapat mengontrol diri dalam menghadapi sebuah masalah. Rujuk pasien ke pskiater jika keinginan pasien untuk bunuh diri tetap menetap walaupun sudah diberikan psikoterapi dan konseling. Selain itu rujuk juga jika pasien melakukan percobaan bunuh diri yang berulang. 3. Penanganan pasien dengan cemas Jika seorang pasien dengan gangguan cemas dating ke puskesmas, langkah pertama yang kita lakukan adalah meyakinkan bahwa gejala yang ditunjukkan pasien bukan merupakan gejala fisik yang serius, tentunya setelah kita lakukan pemerikasaan fisik dan laboratorium . Kemudian katakan bahwa gejala tersebut itu tidak akan membuat pasien itu menjadi gila. Jelaskan bahwa kecemasan yang dirasakan berasal dari gejala gejala yang dirasakan dan semakin kita memikirkan gejala gejala tersebut kecemasan yang dirasakan pasien akan bertambah berat. Ajarkan kepada pasien teknik pernapasan dan relaksasi. Adapun caranya yaitu : Mulai latihan dengan pasien dimintan berbaring atau posisi duduk pada tempat yang nyaman Pasien diminta untuk menutup matanya Sepuluh detik setelah memejamkan mata, minta pasien untuk berkonsentrasi pada ritme pernapasannya. Minta pasien untuk bernapas secara perlahan, regular melalui hidungnya Menyarankan untuk tiap waktu pasien menghembuskan nafasnya, pasien dapat sambil mengatakan puji pujian terhadap Than di dalam pikirannya untuk membuat pasien bertambah rileks. Jelaskan kepada pasien untuk mempraktikan tiap hari selama 10 menit,pasien setelahnya. akan merasakan manfaatnya sekitar 2 minggu

Terapi obat dilakukan jika kecemasan pasien terlalu besar, sehingga pasien tidak mampu mendengarkan saran dari dokter umum, selain itu kecemasan yang membuat pasien tidak bisa tidur dalm beberapa hari sehingga kondisi pasien sangat kelelahan. Pengobatan yang dibutuhkan untuk terapi gangguan cemas antara lain, tablet diazepam 5mg diberikan 2 Kali perhari,alprazolam 0,25 0,5 mg juga diberikan 2 kali sehari. Pengobatan dengan kedua obat tersebut harus selalu dipantau karena kedua jenis obat tersebut memiliki angka ketergantungan yang tinggi. Anti depresan seperti amitryptyline dengan dosis 25 mg diberikan setiap malam hari. Rujuk pasien cemas ke psikiater jika kita memikirkan adanya symptom yang disebabkan oleh penyakit fisik yang tidak tertangani. dapat juga

4. Penatalaksaan pasien yang menarik diri. Pasien yang menarik diri biasanya sangat tidak percaya dengan orang lain, sehingga langkah Pertama kita dalam menangani hal ini adalah menimbulkan kepercayaan pada pasien dengan cara Setelah Perkenalkan nama kita, dan tujuan berkenalan dengan pasien Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasien. pasien mau mengungkapkan penyebab menarik diri , beri

kesempatan pasien untuk mengungkapkan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul. Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya. Diskusikan bersama pasien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain dan kerugian jika pasien tidak berhubungan dengan orang lain. Motivasi pasien untuk mampu berkenalan dengan pasien lain dan masyarakat sekitar.Kemudian libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok di masyarakat. Setelah beberapa waktu beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lai n. Edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya peran keluarga dalam mengatasi perilaku menarik diri. Untuk pemberian obat pada kasus pasien yang menarik diri tergantung diagnosis yang ditegakkan, jika pasien menarik diri karena skizofren dapat

diberikan anti psikosis seperti chlorpromazine 100 mg per oral diberikan 2-3 kali sehari atau tablet haloperidol 2.5-5 mg perhari, sedangkan jika pasien menarik diri karena depesi berat dapat diberikan anti depresan. Referensi :

Patel V. Where There Is No Psychiatrist A Mental Health Care Manual. Glasgow.2003 Maramis.Willy F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.edisi 2.Airlangga University Press.2009 Maslim.R.Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya Jakarta.2007 Soewadi. Gawat Darurat Psikiatrik Dalam Praktek Dokter Umum.MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM.1999

Anda mungkin juga menyukai