Anda di halaman 1dari 2

SOP/PROTAP

GADUH GELISAH
DAN TINDAK KEKERASAN
PUSKESMAS
JEREWEH NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN : 1 / 2

Tanggal Diterbitkan : Ditetapkan Di : Jereweh, September 2014


Kepala UPTD Puskesmas Jereweh

STANDAR
PELAYANAN
KESEHATAN ROCHIMIN,SKM
JIWA Penata Muda Tk I / III b
NIP. 19740525 199503 1 006

1. Keadaan gaduh gelisah dan agitasi adalah peningkatan aktivitas mental


dan motorik seseorang sedemikian rupa sehingga sukar dikendalikan.

PENGERTIAN 2. Tindak kekerasan adalah agresi fisik yang dilakukan seseorang


terhadap orang lain, dalam taraf yang ekstrim dapat berupa tindakan
pembunuhan. Tindak kekerasan terhadap diri sendiri disebut mutilasi
diri. Dalam taraf yang ekstrim dapat berupa tindakan bunuh diri.

Tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien dengan gaduh


TUJUAN gelisah dan tindak kekerasan sehingga tidak melukai diri sendiri dan
orang lain.

KEBIJAKAN Dilakukan oleh Perawat dan Dokter Puskesmas

PROSEDUR
A. Terhadap pasien
1. Biarkan pasien menceritakan perasaan dan pikiran serta situasi
sekitar dengan caranya sendiri. Diam dan dengarkan pasein untuk
memberikan kesan sikap tenang dan tidak terburu-buru. Biasanya
pasien mengetahui bahwa kita berkeinginan untuk mengetahui
dirinya, sehingga dia akan kooperatif untuk membicarakan situasi
dan perasaannya.
2. Bersikaplah empatik (dapat menyelami perasaan pasien tapi tidak
ikut terlarut secara emosional) dan bna hubungan yang baik dengan
membuat pasien merasakan bahwa anda mengerti perasaannya.
Jangan banyak menggunakan kata-kata “mengapa”. Pasien sendiri
tidak mengerti mengapa situasi tersebut sampai terjadi. Juga hindari
kata-kata “Sekarang kuasailah dirimu”. Pasien tidak mempu
menguasai infuls dirinya dan merasa sangat menderita.
3. Bila pasien sangat mengganggu dan membahayakan atau terdapat
disorientasi, atau delirium segera bawa ke Rumah sakit. Untuk
mengatasi keadaan gaduh gelisah dapat difiksasi fisik (sementara)
kemudian diberikan obat sunttik: Chorpromazine 100 mg i.m.,
Dapat juga diberikan haloperidol 10 mg IM setiap 4 jam dengan
tambahan injeksi diazepam 10 mg i.m. sampai pasien tenang.
4. Bila pasien sudah tenang dan tidak membutuhkan rawat inap,
berikan obat anti psikosis peroral misalnya chlorpromazine 50-100
mg 3 kali sehari dan/atau haloperidol 2-5 mg 3 kali sehari.
5. Bila tidak ada perubahan selama 3 hari, rujuk kembali ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas pskiatri.

B. Terhadap Keluarga
1. Libatkanlah keluarga dalam pengobatan.
2. Keluarga dibutuhkan untuk:
a. Memberikan keterangan selanjutnya tentang keadaan pasien
b. Mendampingi pasien selama wawancara, khususnya pada
pasien yang sangat mengganggu.
c. Membicarakan tindak lanjut.
3. Bila pasien tidak dirawat, keluarga sangat diburtuhkan untuk
mrnjamin pemberian obat di rumah. Salah satu anggota keluarga
harus dapat melakukan hal tersebut dengan baik, juga untuk
membawa pasien pada pemeriksaan lanjutan.
4. Jelaskan bahwa perasaan keluarga sangat diperlukan untuk
mrmbantu pemulihan pasien dan mencegah kekambuhan yaitu
melalui dukungan emosional yang diberikan kepada pasien dan
menghindari sikap bermusuhan terhadap pasien.

C. Terhadap Masyarakat
Beri penyuluhan kepada masyarakat sekitarnya bahwa psikosis akut
dapat diobati. Bila pasien sudah ke masyarakat janganlah mereka
dikucilkan, diejek dan ditakuti.

UNIT TERKAIT PUSKESMAS, RSU, RSJ

 Buku Pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa di fasilitas pelayanan


Kesehatan, Depkes tahun 2011
REFERENSI
 Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas, Dirjen Bina Keswamas
tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai