Anda di halaman 1dari 2

SOP/PROTAP

PEMERIKSAAN
DENGAN METODE 2 MENIT
PUSKESMAS NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN : 1 / 2
JEREWEH
Tanggal Diterbitkan : Ditetapkan Di : Jereweh, September 2014
Kepala UPTD Puskesmas Jereweh

STANDAR
PELAYANAN
KESEHATAN
JIWA ROCHIMIN,SKM
Penata Muda Tk I / III b
NIP. 19740525 199503 1 006

Pemeriksaan dengan metode 2 menit adalah Suatu cara anamnesis dan


PENGERTIAN pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan jiwa untuk
membuat diagnosis sementera/diagnosis kerja.

Untuk membuat diagnosis sementara/diagnosis kerja, dan pada


TUJUAN pertemuan berikutnya (2 menit kedua) diteliti lebih lanjut untuk
mendapatkan diagnostic yang pasti.

KEBIJAKAN Dilakukan oleh Perawat atau Dokter Puskesmas

PROSEDUR
1. Pasien datang ke pusat pelayanan kesehatan dasar, mendaftar ke loket.
2. Di sana dicatat identitas pasien pada kartu berobat.
3. Pasien dengan membewa kartu berobat menuju kamar periksa
4. Di sana pasien diterima oleh perawat yang akan melakukan anamnesis
dan melakukan pemeriksaan TTV
5. Bla pasien datang dengan keluhan fisik murni, dikartu berobat pasien
diberi tanda F1;
6. Bila pasien datang dengan keluhan fisik murni disertai keluhan mental-
emosional diberi tanda F2 (komorbiditas);
7. Bila pasien datang dengan keluhan psikosomatik diberi tanda PS;
8. Dan bila pasien datang dengan keluhan mental emosional diberi tanda
ME.
9. Untuk keluhan PS, disampaing hal-hal yang berkaitan dengan organ
tubuh mengenai system respiratorius, system cardiovaskuler, system
muskuluskeletal, sisten urogenetalia, system gastrointestinal, system
dermatologi, system endokrinologi, system serebrovaskuler, ditanyakan
juga mengenai;
a. Kesedaran seperti penurunan kesadaran, perubahan kesadaran.
b. Daya ingat
c. Kemampuan mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian.
d. Kejang: kejang umum, kejang fokal yang berulang.

10.Khusus untuk keluhan ME ditanyakan hal-halyang berkaitan dengan;


a. Gejala psikotik seperti halusinasi, waham, inkoherensi, perilaku
katatonik atau perilaku kacau lainnya.
b. Gejala ansietas seperti was-was, cemas, takut, panic.
c. Presi Gejala depresi seperti murung, sedih, tak bergairah, tak
bersemangat.
d. Gejala maniak; seperti gembira, semangat tinggi, tak kenal resiko,
kebutuhan tidur berkurang.
e. Gejala retardasi mental seperti kecerdasan yang kurang, kurang bias
beradaptasi dengan lingkungan.
f. Gejala kejiwaan ada anak dan remaja seperti sulit berinteraksi social,
hiperaktif, kurang dapat memusatkan perhatian, gangguan tingkah
laku, mengompol pada usia 5 tahun atau lebih.

11.Setelah itu diajukan pertanyaan:


a. Apakah ada stressor organobiologikseperti penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan SSP, termasuk penggunaan NAPZA.
b. Apakah distress/penderitaan dari pihak pasien atau keluarga.
c. Apakah ada gangguan fungsi pekerjaan/akademik, fungsi social dan
fungsi sehari-hari.

12.Kemudian dibuatlah diagnosis.

UNIT TERKAIT UGD, Poliklinik, RSU, RSJ

 Buku Pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa di fasilitas pelayanan


Kesehatan, Depkes tahun 2011
REFERENSI
 Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas, Dirjen Bina Keswamas
tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai