Anda di halaman 1dari 3

xzaa

SOP/PROTAP
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN : 1 / 3


PUSKESMAS 001/PKM/J/2014

JEREWEH
Ditetapkan Di : Jereweh, 14 Oktober 2014
Kepala UPTD Pukesmas Jereweh
STANDAR Tanggal Diterbitkan :
PELAYANAN
KESEHATAN 14 Oktober 2014
JIWA
ROCHIMIN.SKM
Penata/ III c
NIP. 19740525 199503 1 006

Merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu meningkatkan


PENGERTIAN mutu pelayanan kesehatan secara umum di pelayanan kesehatan
dasar.

TUJUAN Membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar.

KEBIJAKAN Dilakukan oleh Perawat atau Dokter Puskesmas

PERSIAPAN
1. Atur jadwal pemeriksaan, sehingga pasien dapat bergilir diperiksa
secar tertib. Dengan demikian puskesmas membiasakan “budaya
antre” pada masyarakat. Caranya disesuaikan dengan kondisi
puskesmas dan masyarakat.
2. Aturlah arus pasien yang akan diperiksa, sehingga pelayanan
berjalan dengan lancer dan pasien tidak bergerombol. Hal ini
membantu meningkatkan kerahasiaan pasien.
3. Atur ruangan dan tata letak meja/kursi/tempat tidur periksa, agar
cara pemeriksaan dapat dilakukan menurut urutan yang benar
(anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, terapi). Hal ini meningkatkan
kenyamanan petugas dan pasien.
4. Hendaknya para petugas kesehatan di puskesmas (petugas loket,
perawat, dokter, petugas apotik, dll) merupakan satu tim kerja
yang baik.
5. Tingkatkan kenyamanan suasana dan lingkungan, agar pasien
merasa betah.
6. Petugas yang ramah dan memperhatikan keluhan pasien secara
menyeluruh, akan mempermudah hubungan yang terbuka dan
lancer antara pasien dan petugas.
7. Apabila diperlukan wawancara yang lebih lama, ditentukan
waktu tersendiri agar pasien lain tidak terlalu lama menunggu
(misalnya buat perjanjian setelah selesai pemeriksaan pasien di
poliklinik).

PROSEDUR
1. Gunakan kertas status yang biasa dipakai di puskesmas.
2. Anamnesa dilakukan pada semua pasien (anak/dewasa;
baru/lama) oleh perawat/orang bertugas melakukan
anamnesis pertama (intake warker0 dan atau dokter.
3. Pasien dipersilahkan duduk di kursi yang disediakan di
samping meja petugas.
4. Pada pasien dewasa (18 tahunke atas) dan usia lanjut:
a. Tanyakan keluhan utama pasien, catat pada status dengan
menggunakan bahasa pasien.
b. Golongkan keluhan tersebut apakah termasuk: keluhan fisik
murni (F1); keluhan fisik disertai keluhan mental emosional
(F2); Keluhan psiko Somatik(PS); atau keluhan Mental-
Emosional (ME) dan beri kode.
c. Bila keluhan utama termasuk PS atau ME, lanjutkan dengan
pertanyaan (aktif).
d. Beri paraf di bawahnya; dan lanjutkan dengan pemeriksaan
rutin lain (TD, dll).
5. Pada pasien anak dan remajadi bawah 18 tahun;
a. Tanyakan keluhan utama pada anak/pengantar, catat pada
status.
b. Keluhan fisik murni (F1); keluhan fisik disertai keluhan
mental emosional (F2); keluhan psiko-Somatik (PS); atau
keluhan mental- Emosional (ME), dan beri kode di
sampingnya.
c. Selalu tanyakan adanya keluhan Mental-Emosional dan
status perkembangan anak.
d. Lanjutkan dengan pertanyaan nomor 3 (dari pertanyaan
aktif).
e. Beri paraf di bawahnya.
6. Enanyakan Dokter memeriksa kembali hasil anamnesa dengan
melihat keadaan secara menyeluruh dan menanyakan kembali
hal-hal yang meragukan, atau menanyakan hal-hal lainnya.
7. Setelah pemeriksaan fisik dan mental, lalu tetapkan diagnosis
baik fisik maupun mental serta cantumkan kode diagnosisnya .
8. Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang diberikan dan
beri paraf.
9. Setelah selesai, pasien dengan gangguan mental, dapat
ditindaklanjuti pada har lainnya secara khusus.
10.Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang sama seperti
di atas.
11.Jika telah memahami prosedur diatas, petunjuk anamnesis dan
pemeriksaan ini (skema) dapat diletakan di atas meja periksa.

UNIT TERKAIT UGD, POLI KLINIK, RSUD, RSJ

 Buku Pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa di fasilitas pelayanan


Kesehatan, Depkes tahun 2011
REFERENSI
 Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas, Dirjen Bina
Keswamas tahun 2004.

Anda mungkin juga menyukai