Anda di halaman 1dari 13

DETEKSI DINI GANGGUAN KESEHATAN JIWA

No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman

PUSKESMAS
AMONDO

Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa
secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan dasar lainnya di puskesmas maupun jaringannya
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas agar mampu mendeteksi dini
menemukan kasus dan melakukan diagnosa kasus-kasus gangguan jiwa secara dini
sesuai batas kewenangan yang dimiliki
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

4. Referensi 1. UU no. 29 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. UU no. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika
3. UU no. 22 tahun 1997 Tentang Narkotika
4. Kemenkes RI no. 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2003 tentang kewenangan dan SPM
di kabupaten
5. Kemenkes RI no. 128/ Menkes/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. Prosedur 1. Sapa dan salam
2. Persiapan pasien
3. Beritahukan maksud dan tujuan pemeriksaan deteksi dini tentang gangguan jiwa
4. Pasien dengan keluhan utama dibedakan menjadi 3 kelompok Keluhan fisik (F),
Psikosometri (PS) atau Mental Emosional (ME)
5. Pasien dikelompokan berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan penderita yang
membuat penderita datang berobat ke Puskesmas
a. Bila penderita merasakan keluhan fisik saja, masuk dalam kelompok gangguan
fisik murni (Fl), penderita yang merasakan keluhan fisik dengan keluhan mental
emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik ganda (F2)
b. Bila penderita datang ke Puskesmas dengan keluhan fisik yang diduga
berhubungan dengan masalah kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut,
pernafasan, kulit, otot, endokrin, urogenital dan cerebrovaskular dimasukan
dalam kelompok gangguan Psikosomatis (PS)
c. Bila penderita dating ke Puskesmas dengan keluhan berhubungan dengan
perasaan, pikiran dan perilaku seperti adanya gangguan tidur, gangguan
perilaku, gangguan emosi dan gangguan pikiran dimasukan dalam kelompok
gangguan Mental Emosional (ME)
6. Penderita dengan keluhan fisik murni (Fl) di diagnosa sebagai gangguan fisik,
Penderita dengan gangguan fisik ganda (F2), penderita gangguan Psikosomatis
(PS), penderita gangguan Mental Emosional (ME) dilanjutkan dengan pertanyaan :
a. Apakah keluhan sudah dirasakan penderita > 3 bIn, lebih dari 1 kali dalam
sebulan
b. Apakah ada peristiwa pemicu keluhan timbul (seperti banyak pikiran,dll)
c. Apakah keluhan disertai penurunan semangat kerja, fungsi akademik atau
aktifitas seksual
d. Apakah ada gejala mental emosional yang lain seperti cemas, sedih dan mudah
tersinggung
e. Khusus anak-anak apakah ada gangguan perkembangan, masih mengompol,
terlalu nakal/aktif, gangguan makan, kesulitan belajar, tidak mau sekolah,
sering melahirkan dini dan menentang
7. Bila penderita gangguan fisik ganda (F2) menjawab semua pertanyaan diatas
dengan TIDAK, kemudian tanyakan dan periksalah apakah ada kelainan organic
yang menyertai
Bila penderita menjawab TIDAK maka penderita didiagnosa sebagai gangguan
fisik
Bila penderita gangguan fisik ganda (F2) menjawab salah satu pertanyaan diatas
dengan YA, cek apakah disertai kelainan organic, maka kemungkinan penderita
didiagnosa menderita dimensia, delirium, gangguan psikosomatik, gangguan
penggunaan zat, retardasi mental atau epilepsy
8. Bila penderita gangguan psikosomatis (PS) menjawab salah satu pertanyaan no 3
diatas dengan TIDAK, dan penderita tidak disertai kelainan organic maka
kemungkinan didiagnosa gangguan psikotik, gangguan depresi, gangguan cemas,
gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja atau gangguan kepribadian
Bila penderita menjawab salah satu pertanyaan no 3 dengan YA dan disertai
kelainan organic kemungkinan penderita di diagnosa sebagai dimensia, delirium,
gangguan psikosomatik, gangguan penggunaan zat, gangguan retardasi mental atau
gangguan epilepsy
7. Unit Terkait 1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan KIA / KB
3. Pemeriksaan Gigi
4. Puskesmas Pembatu
5. Poskesdes
6. Posyandu
7. Posbindu
8. Apotik
KUNJUNGAN RUMAH DAN KONTROL
MINUM OBAT/PMO
No.Dokumen

SOP No.Revisi 00
Tgl terbit 01 Januari 2020
Halaman 1/1

PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian Kunjungan rumah adalah pedoman tata laksana perawatan secara umum ,berlaku bagi segenap
komponen pelaksana kunjungan rumah /home care ,baik bagi dokter maupun perawat .dan
control minum obat merupakan keteraturan dan kepatuhan pengobatan pasien dari awal
Pengobatan sampai dengan selesai masa Pengobatan kesehatan jiwa .
2. Tujuan Untuk meningkatkan kesehatan dan meminimalisir kemungkinana kekambuhan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

4. Referensi 1. UU No.36 Tahun 2009 Tentang kesehatan


2. UU No Tahun 2014 tengtang kesehatan jiwa
3. Peraturan mentri Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanana Minimal
Kesehatan
5. Alat dan 1. Tensi meter
bahan
2. Alat tulis
6. Prosedur 1. Menentukan jadwal kunjungan rumah an control minum obat
2. Melakukan kunjungan ke rumah pasien dengan gangguan jiwa da mengajarkan
keluarga cara minum obat yang benar.
3. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pengobatan kesehatan jiwa termaksud
efek samping pengobatan
4. Menstimulasi pasien dan keluarga untuk rutin control dan mengmbil obat ke faskes
( puskesmas/rumah sakit)
5. Evaluasi pasien dan keluarga mengenai kepatuhan minum obat.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta kontrak waktu selanjutnya bila di perlukan
di buku kegiatan .
7. Hal- hala 1. Keadaan umum pasien
yang
2. Bila ada intruksi tertulislakukan sesuai intuksi dan tindakan
perlukan
3. Keluhan dan ketidaknyamanan dalam masa pengobatan /minum obat di kolaborasikan
ke dokter penanggung jawab
Keluarga dan masyarakat sekitar menerima keadaan pasien

8. Unit Terkait 1. Dokter


2. Programer keswa
3. Apotik
KONSELING KELUARGA ODGJ

No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman

PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian Pelayanan kunjungan rumah pasien ODGJ adalah salah satu teknik pengumpulan data
dengan jalan mengunjungi rumah pasien untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi dan untuk melengkapi data yang sudah ada
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan Pelayanan Kunjungan
Rumah Pasien ODGJ dalam memberikan konseling dan edukasi kepada keluarga
pasien terkait penyakit kejiwaan yang di derita pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4. Referensi 1. Undang - undang RI No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

5. Prosedur 1. Petugas melakukan kunjungan rumah pasien jiwa yaitu:


- Penderita baru yang tidak bisa dibawa ke Puskesmas
- Penderita lama khususnya yang tidak berkunjung atau berobat
2. Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien dan pasien apa yang akan dilakukan
dan meminta persetujuan tindakan
3. Petugas mencuci tangan dengan teknik mencuci tangan 7 langkah
4. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik bila perlu
5. Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan adalah petugas menentukan
diagnosa awal dan terapi, sedang penderita lama petugas memantau penderita yang
pulang dari rumah sakit jiwa dan memantau penderita yang agresif (kambuhan),
menolak minum obat, dan lain-lain serta bisa direncanakan rujukan bila perlu
6. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan kepada pasien serta keluarga
7. Petugas merencanakan untuk pasien agar melakukan kontrol ke puskesmas sesuai
jadwal yang telah ditentukan
8. Petugas membereskan peralatan dan mencuci tangan
9. Petugas melakukan pencatatan

6. Unit Terkait 1. Dokter


2. Programer keswa
3. Apotik/Apoteker
SOP PENYULUHAN NAPZA

No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman

PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian  Serangkaian kegiatan dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan secara
individu / keluarga dengan materi tentang masalah kesehatan jiwa.
 Pendidikan atau penyuluhan klien adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi
atau pengetahuan secara luas kepada klien guna mananamkan sikap dan perilaku
sesuai dengan informasi yang diberikan
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga pelaksana dalam memberikan pendidikan dan
penyuluhan kliendi UPT Puskesmas Bunten Barat agar merubah dan meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan cara pandang klien tentang kesehatan Napza.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Amondo

4. Referensi Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Napza Komunitas tahun 2010

5. Alat Dan 1. AlatTulis Kantor


Bahan 2. Daftar Hadir
6. Prosedur 1. Petugas membuat Satuan Acara Penyuluhan
2. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana
3. Petugasmemberikan salam dan memperkenalkan diri
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
5. Petugas menyampaikan materi penyuluhan
6. Petugas memberikan kesempatan kepada klien untuk menanyakan materi yang
kurang dipahami
7. Petugas megadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan
8. Petugasmencatat hasil kegiatan penyuluhan
Petugasmembereskan sarana dan prasarana
7. Hal-Hal 1. Petugas puskesmas harus ramah dan sabar.
Yang Perlu
Diperhatikan 2. Jalin komunikasi dengan baik.
3. Berikan kenyamanan pada klien.
8. Unit Terkait 1. Pemeriksaan umum
2. Poskesdes
3. Posyandu
4. Ponbindu
5. Apotik
9. Dokumen 1. Register umum penyakit
2. Laporan tahunan
10.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Histori
Perubahan
PENEMUAN PASIEN ODGJ BARU

No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman
PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan kasus penderita odgj (orang dengan
ganguan jiwa) baru di wilayah kerja puskesmas amondo

2. Tujuan Pedataan dan perencanan pengobatan pada pasien odgj baru

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

4. Referensi 1. UU no. 29 tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. UU no. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika
3. UU no. 22 tahun 1997 Tentang Narkotika
4. Kemenkes RI no. 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2003 tentang kewenangan dan SPM
di kabupaten
5. Kemenkes RI no. 128/ Menkes/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. Prosedur
1. Mempersiapkan alat dan dokumen kegiatan
2. Petugas melakukan kunjungan ke rumah pasien odgj baru
3. Melakukann anamnese terhadap pasien odgj
4. Memberikan pemahaman kepada keluarga terkait penyakit yang di derita paien odgj
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk membawa pasien melakukan pengobatan ke
puskesmas atau rumah sakit
6. Melakuka pendokumentasian kegiatan
7. Mengucapkan terimakai kepada keluarga pasien atas waktunya

7. Unit Terkait 1. Programer keswa


2. Poli Umum
3. Pemeriksaan KIA / KB
4. Pemeriksaan Gigi
5. Puskesmas Pembantu
6. Poskesdes
7. Posyandu
8. Posbindu
9. Apotik

PENDAMPINGAN PENGOBATAN AWAL DAN


LANJUTAN PASIEN ODGJ
No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman

PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengertian Pendampingan Pengobatan Gangguan jiwa adalah memberikan pelayanan kesehatan
pada penderita gangguan jiwa dan orang-orang yang beresiko gangguan jiwa.
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan social sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya
2. Tujuan Untuk memberikan pendampingan pengobatan pada pasien-pasien dengan gangguan
jiwa, dan mengidentifikasi , masalah-masalah pasien dengan gangguan mental
psikiatri, merencanakan secara sistimatis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

4. Referensi 1. Keputusan Mentri Kesehatan .Nomor / 406 / Menkes / SK / VI / 2009 tentang


Kesehatan Jiwa Komunitas.
2. Modu Pelatihan Basic Course Community Mental Health Nursing oleh Tim BC-
CMHN 2014
5. Alat Dan 1. Tensi meter.
Bahan
2. Alat Tulis.
3. Timbangan Digital
6. Prosedur
1. Menerima Pendaftaran pasien kunjungan baru lama,rujukan dari kader jiwa.
Memeriksa persyaratan.menuliskan identitas pasien dibuku regester dan buku
rekam medis.memberikan kartu pendaftaran dan buku rekam medis kepada
pasien.
2. Pemereksaan Pasien, meliputi: anamnesis, pemereksaan tanda-tanda vital
pemereksaan fisik, penentuan diagnose( untuk yang baru,) penulisan resep, dan
prognosis.
3. Pemereksaan Penunjang bagi pasien-pasien yang memerlukan pemereksaan
laborat menerima formulir pemereksaan laborat, macam-macam pemereksaan
laborat meliputim mengambil sediaan: pemereksaa darah, urine, feses, dahak,
melakukan pemereksaan, menulis hasil pemereksaan & membuat laporan,
kemudian menyerahkan hasil pemereksaan laborat kepada pasien.
4. Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa lama diberikan obat rutin seperti
biasa ditambah keluhan baru, untuk pasien baru diberi pengobatan sesuai gejala.
5. Pemberian dan penyerahan obat.
6. Rujukan ke RSU Poli Jiwa.( untuk kasus yang memerlukan rujukan
7. Unit Terkait 10. Programer keswa
11. Poli Umum
12. Pemeriksaan KIA / KB
13. Pemeriksaan Gigi
14. Puskesmas Pembantu
15. Poskesdes
16. Posyandu
17. Posbindu
18. Apotik
8. Diagram
Alur

Menerima Pendaftaran

Pemeriksaan Pasien

Pemeriksaan Penunjang (Bila diperlukan)

Penerimaan obat untuk ODGJ

Penyerahan Obat

Rujukanke Poli Jiwa RSUD/RSJ bila


perlu

9. Hal-Hal 1. Dalam anamnese dan saran-saran kepada pasien-pasien dengan gangguan


Yang Perlu
Diperhatikan jiwa dan orang-orang yang beresiko gangguan jiwa ,Petugas jangan sampai
menyinggung perasaan pasien.
2. Saran pada pasien dan keluarga, Pasien-pasien gangguan jiwa harus rutin
minum obat.
3. Saran pada keluarga, Pasien-pasien dengan gangguan jiwa dan pasien-
pasien yang beresiko gangguan jiwa harus mendapat dukungan positif dari
keluarga dan lingkungan sekitar.
10.Unit Terkait 1. Bidan Desa.
2. Kader kesehatan jiwa.
3. Lintas sektoral.
4. RSU.
11.Dokumen Indikator SPM
Terkait
12.Rekam No Yang Di Ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai dI Berlakukan
Historis
Perubahan

PEMANTAUAN ANAMNESE PASIEN ODGJ BARU

No.Dokumen
No.Revisi
SOP
Tgl terbit
Halaman
PUSKESMAS
AMONDO
Susman Sjarif,S.KM,M.Kes
NIP:19800428 200801 004
1. Pengerti Pemantauan Anamnese ODGJ adalah adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan
an mengunjungi rumah pasien untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan untuk
melengkapi data yang sudah ada.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pemantauan ODGJ


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

4. Referensi Permenkes No 54 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa.

5. Prosedur
1. Petugas melakukan kunjungan rumah pasien jiwa yaitu:
- Penderita baru yang tidak bisa dibawa ke Puskesmas
- Penderita lama khususnya yang tidak berkunjung atau berobat

2. Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien dan pasien apa yang akan dilakukan dan
meminta persetujuan tindakan
3. Petugas mencuci tangan dengan teknik mencuci tangan 7 langkah
4. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik bila perlu
5. Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan adalah petugas menentukan diagnosa awal
dan terapi, sedang penderita lama petugas memantau penderita yang pulang dari rumah
sakit jiwa dan memantau penderita yang agresif (kambuhan), menolak minum obat, dan
lain-lain serta bisa direncanakan rujukan bila perlu
6. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan kepada pasien serta keluarga
7. Petugas merencanakan untuk pasien agar melakukan kontrol ke puskesmas sesuai jadwal
yang telah ditentukan
8. Petugas membereskan peralatan dan mencuci tangan
9. Petugas melakukan pencatatan

6. Unit Terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum


2. Unit Gizi
3. Unit Promkes
4. Unit Farmasi

Anda mungkin juga menyukai