Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ISPA


KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2018

Unit eselon III : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Indikator Capaian : Penemuan Penderita Pneumonia


Program
Unit Eselon IV : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Kegiatan : Penanggulangan ISPA

Indikator Input : Penanganan kasus pneumonia balita sesuai dengan


(masukan) tatalaksana
Indikator Hasil : Menurunnya angka kesakitan karena pneumonia balita
capaian Kegiatan
Kelompok sasaran : Tenaga Kesehatan (Pengelola program, Pj UKM, Perawat,
kegiatan Bidan/Bidan Desa) Puskesmas Se Kab. Sumbawa Barat

I. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
b. Gambaran Umum

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya pnemonia banyak menyebabkan
kematian pada balita. Berdasarkan Bryce at al (2005) dikatakan bahwa Proportional
Mortality Ratio (PMR) balita karena pnemonia di dunia adalah 19 % dan PMR bayi karena
pnemonia di dunia adalah 26 %. Kemudian berdasarkan WHO (2005) dikatakan bahwa PMR
karena pnemonia untuk regional Asia Tenggara 2000 – 2003 adalah sebesar 19 %.

SKRT (1986) menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA adalah sebesar 21,8 dan PMR balita
akibat ISPA adalah 36 %. Hasil SKRT (1992) menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA adalah
25,2 % dan PMR balita akibat ISPA 18,2 %. Hasil SKRT (2001) menunjukkan bahwa PMR bayi
Page1

akibat ISPA 28 % dan PMR balita akibat ISPA 25 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kejadian ISPA pada bayi dan balita menunjukkan peningkatan dan penurunan setiap tahun.

Survei Kesehatan Nasional (Suskernas, 2001) menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA
adalah sebesar 23,9 % di Jawa dan Bali , 15,8 % di Sumatera, dan 42,6 % di kawasan Timur
Indonesia. Sementara itu, PMR balita akibat ISPA adalah sebesar 16,7 % di Jawa-Bali, 29,4 %
di Sumatera dan dan 30,3 % di kawasan Timur Indonesia. Pembangunan pada sektor
kesehatan di Kabupaten Sumbawa Barat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, salah satunya adalah ISPA
(pneumonia balita), dimana cakupan penemuan kasus pneumonia balita selama tahun 2009
yaitu sebesar 1.068 (70 %) dan pada tahun 2010 sebanyak 823 (63,0 %) dari yang target
yang ditentukan yaitu 1306 (10 % dari jumlah balita yaitu 13040 balita).
Dalam upaya meningkatkan cakupan penemuan dan kualitas tatalaksana penderita
pneumonia telah diterapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS) di unit
pelayanan kesehatan. Disamping itu pula dikembangkan audit kasus serta autopsi verbal
untuk mengetahui kualitas dan dampak pemberian tatalaksana pada penderita pneumonia .
c. Maksud dan Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum

Turunnya angka kesakitan dan kematian pnemonia sehingga tidak menjadi


masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus

Turunnya angka kesakitan balita akibat pneumonia dari 5 per 1000 balita pada
tahun 2000 menjadi 2 per 1000 balita pada akhir tahun 2018
III. Sasaran

1. Kuantitatif : menetapkan 10 % dari jumlah balita sebagai target penemuan penderita


pnemonia, yaitu:
- Bayi umur 0 - < 1 Tahun
- Bayi umur 1 – 4 Tahun

2. Kualitatif
1. Cakupan penemuan penderita pneumonia 86 % dari perkiraan penderita pneumonia balita
2. Penderita pneumonia balita yang mendapatkan tatalaksana standar sebesar 63% dari
target cakupan penemuan penderita pneumonia balita
3. Proporsi Puskesmas yang melaksanakan program P2-ISPA sekurang-kurangnya 90%.

IV. Pelaksanaan Kegiatan

1. Mekanisme Pelaksanaan kegiatan


a. Peningkatan Penemuan Melalui Penjaringan kasus dan Tatalaksana Kasus (CBA)

Penemuan penderita dilaksanakan melalui kegiatan yang menunjang upaya masyarakat


untuk mencari pengobatan kasus pneumonia secara tepat dan deteksi dini oleh petugas
disarana kesehatan. Untuk itu dimungkinkan memperluas sasaran kegiatan penemuan
Page2

penderita pneumonia ke berbagai sarana pelayanan kesehatan, tidak hanya milik


pemerintah namun juga sarkes swasta (praktek dokter, poliklinik swasta, RS Swasta).
Sedangkan tata laksana kasus ISPA dilaksanakan melalui pendekatan manajemen terpadu
balita sakit (MTBS) di sarana kesehatan tingkat dasar.
b. Care seeking
Peningkatan Penemuan penderita melalui kunjungan rumahh sebagai upaya peningkatan
perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan yang tepat.
c. Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Peningkatan kapasitas petugas untuk meningkatkan Sumber daya manusia (SDM)
dilakukan melalui pertemuan, pemetaan dan praktek pemantauan wilayah yang terlibat
dalam program P2 ISPA meliputi kader, petugas kesehatan yang memberikan tatalaksana
ISPA di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas, RS, Poliklinik), pengelola
program ISPA di Puskesmas, Kabupaten.
d. Monitoring dan Evaluasi di Tingkat kabupaten dilakukan melalui pertemuan untuk
mengevaluasi capaian program dalam jangka waktu tertentu.
d. Bimbingan Teknis ke Puskesmas
Melihat kinerja petugas kesehatan dan memberikan bimbingan dalam pengelolaan
program P2 Diare di wilayah kerja masing-masing. Memberikan umpan balik atau
alternative pemecahan masalah yang ditemukan pada saat pemantauan.

e. Promosi Penanggulangan Pneumonia Balita


Promosi pemberantasan penyakit ISPA mencakup kegiatan advokasi, bina suasana dan
gerakan masyarakat. Tujuan yang diharapkan secara umum adalah meningkatnya
pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya penanggulangan pneumonia
balita. Sasaran promosi adalah ibu balita dan keluarganya sebagai sasaran primer , petugas
kesehatan dan petugas lintas program serta lintas sector sebagai sasaran sekunder, dan
pengambil keputusan sebagai sasaran tersier.
2. Alokasi Kebutuhan Anggaran

Pembiayaan kegiatan ini di bebankan pada DIPA Tahun 2017 Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat.
Biaya kegiatan:
1. Belanja Honorarium : Rp. 7,650,000
2. Belanja ATK

: Rp. 2,593,000
Page3

3. Biaya Sewa Gedung : Rp. 3,000,000


4. Belanja spanduk

: Rp. 500.000
5. Biaya cetak

: 8,550,000
6. Belanja Penggandaan : Rp. 22,500.000
7. Belanja akomodasi : 24,000,000
8. Makan Minum : Rp. 13.730.000
9. Belanja Transportasi Peserta : Rp. 8,850.000
10. SPPD : Rp. 5, 000,000
Jumlah : Rp. 95,873,000

3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Peningkatan Penemuan Melalui Penjaringan kasus dan Tatalaksana Kasus (CBA)


Penjaringan Kasus Dilaksanakan setiap 6 bulan oleh petugas puskesmas di wilayah kerja
setempat.
2. Care seeking
Dilakukan oleh petugas puskesmas setiap bulan dengan mendatangi rumah balita dengan
kasus pneumonia yang berobat ke sarana kesehatan untuk memantau kesembuhannya.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Dilaksanakan di Tw 1 bulan Maret 2018
4. Pertemuan Monev ISPA
Dialksanakan pada akhir semester 1 di Tingkat Kabupaten
5. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis melalui perjalanan dinas dalam daerah yang dilakukan ke Puskesmas se-
Kabupaten Sumbawa Barat pada Bulan April dan Oktober Tahun 2018.
6. Promosi Penanggulangan Pneumonia Balita
Dilaksanakan sekali dalam setahun oleh puskesmas di seluruh desa se-Kabupaten Sumbawa
Barat

V. Hasil Pelaksanaan Kegaiatan


a. Keluaran (output)
Penanganan kasus pneumonia 80 %
Page4

b. Hasil (outcome)
Meningkatnya penanganan kasus pneumonia berdasarkan tatalaksana (20 %)

Taliwang, 27 November 2017


Ka. Bid. Kesehatan Masyarakat

H. M. Yusfi Khalid, SKM


NIP: 19731231 199303 1 051
Page5

Anda mungkin juga menyukai