DINAS KESEHATAN
Jln, Bung Karno Kompleks KTC Kec. Taliwang-Sumbawa Barat Telp. (0372) 81833;Fax.(0372)81832
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. Undang-undang Kesehatan Nomor 36
2. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Permenkes no 5 tahun 2013 tentang pedoman tatalaksana malaria
4. Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
b. Gambaran Umum
Secara umum Di Kabupaten Sumbawa Barat penyakit malaria masih tinggi kasusnya, mengingat sebagian besar
wilayah Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari daerah Pegunungan, pantai, persawahan, sungai atau lagun
sebagai tempat perindukan nyamuk malaria dan lahan yang belum dibuka serta pembukaan lahan sebagai daerah
transmigrasi, maka kegiatan pengendalian vektor seperti IRS, kelambunisasi, penebaran ikan pemakan jentik dan
larviciding sangat diperlukan.
Data penemuan kasus malaria tahun 4 tahun terakhir dimana tahun 2013 penemuan kasus positif malaria
sebanyak 512 kasus (API: Annual Parasit Incidense 4,41 permil),Tahun 2014 penemuan kasus positif malaria
sebanyak 481 kasus (API: 4,00 permil), Tahun 2015 penemuan kasus positif malaria sebanyak 229 kasus (API:
1,04 permil) sedangkan di tahun 2016 terdapat 187 kasus (API: 1,34 permil). Dari data tersebut bahwa Terjadi
penurunan kasus melalui kegiatan pengendalian yang dilaksanakan akan tetapi belum bisa mencapai target
eliminasi malaria yaitu tidak ditemukan lagi kasus malaria penularan setempat (indegenous) selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut. Angka ini juga masih bisa meningkat karena masih banyak penderita malaria yang tidak
memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan dan masih terdapat penderita yang belum diperiksa darahnya
secara laboratorium..
Dari analisis menunjukkan bahwa sebagian besar penderita malaria di Kabupaten Sumbawa Barat menyerang
pelaku penambangan emas skala kecil yang tersebar pada kecamatan seteluk, Brang Rea , Jereweh dan
Sekongkang. Untuk itu di perlukan penanganan khusus bagi mereka.
e. Pelaksanaan Kegiatan
1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
a. Tahap Pelaksanan Kegiatan
- Pemetaan wilayah
- Survey lapangan
- Pemberdayaan Masyarakat
- Intervensi Lingkungan
- Monitoring dan Evaluasi
b. Metode Pelaksanaan Kegiatan
1. Penjaringan kasus melalui kegiatan Mass Blood Survey (MBS) Dilakukan di daerah-daerah dengan
tingkat endemisitas tinggi atau daerah transmigrasi. Dilakukan setiap triwulan.
2. Contact tracing malaria
Jika ditemukan kasus positif malaria, maka dilakukan pemeriksaan sediaan darah di tempat tinggal
penderita tersebut dengan radius 100 meter. Dilakukan setiap ditemukan kasus positif.
3. Pemetaan lagun dan larviciding
Mengidentifikasi tempat perindukan nyamuk untuk menentukan jenis pengendalian vector serta
kebutuhan logistic untuk pengendalian vector. Dilakukan sekali dalam 1 tahun.
4. Bimbingan Teknis Pemeriksaan Malaria
Dilakukan untuk meminimalkan errorit pemeriksaan malaria sehingga akurasi pemeriksaan lebih
optimal. Dilakukan 1 kali dalam 1 semester.
A. Alokasi Kebutuhan Anggaran
No Uraian Jumlah (Rp) Ket
1. Belanja jasa honorarium crossceker kabupaten 1.200.000
2. ATK 800.000
3. Belanja alat listrik 220.000
4. Belanja materai 110.000
5. Belanja spanduk 500.000
6. Belanja sewa gedung/aula 1.500.000
7. Belanja Jasa Transportasi 12..275.000
8. Belanja akomodasi, Makan dan Minum Kegiatan 9.975.000
9. Belanja cetak dan penggandaan 1.250.000
10. Belanja cinderamata 2.000.000
11. Belanja Perjalanan Dinas 2.500.000
32.330.000