Anda di halaman 1dari 4

FORMAT REFLEKSI

Stase : Jiwa Ruang : Sadewa


Hari : Senin Nama : Gilang Taat Ramadhany
Tanggal : 5-02-2024 NIM : 10612050

No Konponen Yang Dinilai


1. Deskripsi kejadian :
Stase keperawatan jiwa merupakan stase dimana kita diharuskan
melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki masalah dalam
jiwanya.Selama menjalani stase di bangsal sadewa RSUD Banyumas sampai
saat ini banyak pengalaman dan ilmu yang sudah saya dapatkan. Salah satu
pengalaman yang menarik dan membuat saya deg-degan yaitu saat ada salah
satu pasien yang tingkat emosinya meningkat.
Semua itu berawal dari pasien yang mengamuk saat sedang ada
kunjungan keluarga. Pada saat saya berbalik arah untuk memberitahu kepada
perawat mengenai kondisi pasien, tiba-tiba pasien tersebut berteriak histeris.
Tanpa berpikir panjang saya langsung menutup pintu untuk
mengamankan pasien tersebut kabur. Saat yang bersamaan beberapa perawat
juga langsung sigap menangani pasien yang mengamuk. Dengan situasi yang
menegangkan tersebut sehingga perawat berinisiatif untuk memindahkan
pasien tersebut ke ruangan isolasi.
2. Eksplorasi perasaan :
Perasaan yang saya rasakan saat kejadian tersebut adalah merasa khawatir
dan sempat takut saat kejadian tersebut akan terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.
3. Hal positif dan negatif dari kejadian :
Pengalaman di dapatkan adalah ketika seseorang tidak bisa
mengontrol emosi maka akan menimbulkan sebuah perasaan yang tidak
tenang, apabila terlalu di pikirkan secara dalam maka biasanya akan
menimbulkan sebuah halusinasi visual. Pengalaman Positif yang di
dapatkan, kita bisa belajar dari pengalaman orang lain dan ketika kita berada
di posisi seperti klien kita sudah tau apa yang seharusnya kita lakukan dan
terapi terapi yang bisa kita terapkan kepada diri kita sendiri.
4. Analisa :
Pendekatan dalam mengendalikan pasien yang mengamuk dilakukan
dalam 3 tahap, yaitu tahap mengajak pasien untuk berbicara, tahap
mengembangkan kerjasama, dan tahap penurunan tingkat agitasinya
(mengamuk).
Ada 4 tujuan dari tindakan pengendalian pasien yang mengamuk :
1. Menjaga keselamatan pasien, keluarga/ staf, dan orang lain yang ada
dilokasi
2. Membantu pasien mengendalikan emosi dan kecemasannya serta
mengembalikan kemampuan pasien dalam mengontrol perilakunya
3. Menghindari pemakaian tali atau sabuk untuk mengikat pasien
4. Menghindari cara cara pemaksaan yang akan meningkatkan amukan
pasien.
Dalam menangani pasien yang mengamuk sebaiknya dilakukan oleh
sebuah team yang sudah terlaltih. Beberapa prinsip yang perlu dilaksanakan
adalah :
1. Jaga jarak, jangan berdiri terlalu dekat dengan penderita yang sedang
mengamuk. Biasanya diperlukan minimal 2 meter jarak terdekat
dengan penderita. Sebaiknya tidak ada orang yang menghalangi arah
ke pintu/ jalan keluar.
2. Jangan melakukan konfrontasi atau menantang penderita. Jangan
mengeluarkan kata kata atau tingkah laku yang membuat penderita
semakin marah. Jangan menatap matanya secara langsung. Sebaiknya
kita berdiri tidak lurus didepannya (berdiri menyamping).
3. Ajak penderita untuk bicara. Sebaiknya hanya 1 orang yang berbicara
kepada penderita. Bila banyak orang mengajak bicara hanya akan
menimbulkan kebingungan dan membuat penderita semakin marah.
Katakan kepada penderita bahwa disini dia aman dan tidak ada yang
perlu ditakutkan. Sebaiknya ditanyakan kepada pasien apa yang dia
perlukan saat ini.
4. Bicara jelas dan pendek. Bicara pelan, jelas dan dengan kalimat
kalimat pendek. Pesan atau kalimat perlu disampaikan berulang-
ulang.
5. Kenali kebutuhan dan keinginan penderita. Dari kata kata dan
perilakunya kita bisa mengenali apa yang dibutuhkan dan diinginkan
penderita.
6. Dengarkan dengan sungguh sungguh apa yang dikatakannya.
Perhatikan apa yang disampaikannya dan anggap apa yang
dikatakannya adalah benar. Dengan cara tersebut maka bahasa tubuh
dan perilaku kita akan dinilai sebagai bersahabat dengan penderita.
7. Setuju atau setuju untuk tidak setuju. Ada 3 cara setuju. Pertama,
setuju benar benar setuju. Kedua setuju secara prinsip. Misalnya: bila
penderita mengeluh karena ada petugas yang menyalahkannya. kita
bisa bilang bahwa "saya setuju bahwa semua orang harus
diperlakukan dengan rasa hormat". Setuju untuk tidak setuju.
Misalnya: penderita marah karena menunggu terlalu lama untuk
ketemu dokter. Maka kita bisa bilang: orang lain juga pasti akan
marah. Sebaiknya dibuat sebanyak mungkin "persetujuan" dengan
penderita yg sedang marah.
8. Sampaikan ketentuan dan peraturan yang harus diikuti. Ketentuan
dan peraturan perlu secara jelas disampaikan kepada penderita.
Melukai diri sendiri atau orang lain adalah perilaku yang tidak bias
diterima atau dibenarkan. Bila perlu harus pula disampaikan bahwa
bila dia melukai orang lain, maka polisi akan dipanggil untuk
menangkap dan memasukkannya ke penjara. Hal tersebut
disampaikan sebagai sebuah fakta atau ketentuan, tanpa perlu ada
unsur mengancam atau menakut-nakuti.Batas batas yang jelas antara
perilaku yang tidak boleh dilakukan harus disampaikan secara jelas
agar tidak keluarga/ petugas tidak dimanipulasi atau diakali oleh
pasien.

9. Berikan berbagai pilihan dan optimisme. Bagi penderita yang hanya


punya dua pilihan, yaitu melawan atau melarikan diri, maka
memberikan pilihan lain akan sangat membantu. Sesegera mungkin
memberikan pilihan (diluar melakukan kekerasan) kepada penderita
dan lakukan tindakan persahabatan (menawarkan makanan atau
minuman). Pilihan yang ditawarkan harus sesuai konteks dan bias
dilaksanakan. Tujuannya adalah agar membuat penderita menjadi
lebih tenang.
10. Berikan penjelasan singkat kepada penderita dan keluarga bila
diperlukan tindakan paksa (mengikat pasien atau memberi suntikan).
Bila tindakan paksaan terpaksa harus dilakukan maka setelah hal
tersebut dilakukan harus segera diberikan penjelasan kenapa hal
tersebut perlu dilakukan.
5. Kesimpulan
kesimpulan dari kasus ini adalah seorang perawat dalam menangani
pasien yang sedang marah disahakan tetap tenang agar kemarahan pasien
juga menurun dan tidak menimbulkan sesuatu yang tidak dinginkan. Dan
untuk tindak lanjut pada kasus ini adalah akan mendiskusikan lebih lanjut
tentang penanganan pasien mengamuk pada perawat.
6. Rencana tindak lanjut
1. Memberikan dukungan kepada pasien serta membantu pasien untuk
menghilangkan trauma, masalah dan perilaku yang tidak seharusnya di
lakukan pada umumnya.
2. Memberikan kolaborasi obat antipsikotik untuk penyembuhan pada
pasien
3. Petugas kesehatan keperawatan lebih meningatkan mutu pelayanan
keperawatan tidak hanya memberikan tindakan keperawatan melainkan
juga memberikan penjelasan kepada keluarga agar lebih meningkatkan
kepedulian terhadap pasien yang dirawat serta meningkatkan kerja sama
dalam perawatan pasien jiwa di rumah.

Anda mungkin juga menyukai