Kep
Berita buruk = INFORMASI NEGATIF
Cara
Fasilitas
penyampaian
Jenis kelamin
Usia dan
Tingkat
tingkat
pendidikan
kedewasaan
Asuhan paliatif adalah suatu spesialisasi
asuhan medis bagi orang yang hidup dengan
penyakit serius, beserta keluarga mereka.
Asuhan paliatif meredakan rasa sakit dan
gejala yang dialami pasien, serta
menyediakan dukungan emosional, sosial,
dan spiritual untuk pasien dan keluarganya.
Tujuan dari asuhan paliatif adalah
meningkatkan kualitas hidup mereka yang hidup
dengan penyakit serius, dan untuk mendukung
keluarga mereka. Memastikan agar pasien hidup
bebas dari rasa sakit, dengan kualitas hidup
terbaik yang dapat mereka peroleh dan segala
kebutuhan mereka terpenuhi.
Asuhan paliatif bisa bermanfaat bagi siapa
pun yang hidup dengan penyakit serius, kronis,
membatasi hidup, atau mengancam jiwa seperti
kanker, HIV AIDS, stroke, diabetes, penyakit
jantung, penyakit paru, atau kelainan bawaan
lahir. Asuhan paliatif dapat diberikan bagi pasien
anak maupun dewasa.
a. Kejujuran (trustworthy); Kejujuran merupakan
modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang
bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat
membina hubungan saling percaya. Klien hanya akan
terbuka dan jujur pula dalam memberikan
informasi yang benar hanya bila yakin bahwa
perawat dapat dipercaya.
b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif;
Dalam berkomunikasi hendaknya perawat
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh
klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung
komunikasi verbal yang disampaikan.
Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien
menjadi bingung.
c.Bersikappositif; Bersikap positif dapat
ditunjukkan dengan sikap yang hangat,
penuh perhatian dan penghargaan
terhadap klien.
inti dari hubungan terapeutik adalah
kehangatan, ketulusan, pemahaman
yang empati dan sikap positif.
d.Empati :Sikap empati sangat diperlukan dalam
asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini
perawat akan mampu merasakan dan
memikirkan permasalahan klien seperti yang
dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan
empati seorang perawat dapat memberikan
alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena
meskipun turut merasakan permasalahan yang
dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam
masalah tersebut sehingga perawat dapat
memikirkan masalah yang dihadapi klien secara
objektif.
e. Mampu melihat permasalahan klien dari
kacamata klien;Dalam memberikan asuhan
keperawatan perawat harus berorientasi pada
klien. Untuk itu agar dapat membantu
memecahkan masalah klien perawat harus
memandang permasalahan tersebut dari sudut
pandang klien.
Perawat harus menggunakan tehnik active
listening dan kesabaran dalam mendengarkan
ungkapan klien.Jika perawat menyimpulkan
secara tergesa-gesa dengan tidak menyimak
secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya
dapat fatal, karena dapat saja diagnosa yang
dirumuskan perawat tidak sesuai dengan
masalah klien dan akibatnya tindakan yang
diberikan dapat tidak membantu bahkan
merusak klien.
f. Menerima klien apa adanya; Jika
seseorang diterima dengan tulus,seseorang
akan merasa nyaman dan aman dalam
menjalin hubungan intim terapeutik.
Memberikan penilaian atau mengkritik
klien berdasarkan nilai-
nilai yang diyakini perawat menunjukkan bah
wa perawat tidak menerima klien
apa adanya.
g. Sensitif terhadap perasaan klien; Tanpa
kemampuan ini hubunganyang terapeutik
sulit terjalin dengan baik, karena jika tidak
sensitif perawat dapat saja melakukan pelan
ggaran batas, privasi
dan menyinggung perasaan klien.
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu
klien ataupun diri perawat sendiri; Seseorang
yang selalu menyesali tentang apa yang telah
terjadi pada masa lalunya tidak akan mampu ber
buat yang terbaik hari ini.Sangat sulit bagi
perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri
memiliki segudang masalah dan ketidak puasan
dalam hidupnya.