Anda di halaman 1dari 20

HAMBATAN KOMUNIKASI

  Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik adalah  komunikasi


yang mendorong proses penyembuhan klien
(depkes RI,1997). Dalam pengertian  lain
komunikas terapeutik adalah proses yang
dingunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatanny dipsuatkan pada klien.
Faktor-faktor penghambat Komunikasi Terapeutik

 Kecakapan yang kurang dalam


berkomunikasi. Perawat yang kurang cakap
dalam berbicara, berbicara tersendat-sendat,
dapat menyebabkan pendengar atau pasien
menjadi Jengkel dan tidak sadar.
  Sikap yang kurang tepat. Seorang perawat

yang sedang berbicara atau melayani pasien


harus memberikan sikap yang baik dan sopan
agar pasien merasa nyaman dan tenang.
  Kurang pengetahuan. Seorang perawat yang
kurang pengetahuannya, jarang membaca atau
menonton televisi, terkadang akan mengalami
kesulitan saat berbicara dengan pasiennya.
 Kurang memahami sistem sosial dan budaya

lawan bicara (pasien) dapat menyebabkan


ketersinggungan lawan bicara.
 Prasangka yang tidak beralasan
 Jarak fisik. Komunikasi menjadi kurang lancar

bila jarak komunikan dan komunikator berjauhan


ataupun berdekata
  Tidak adan persamaan resepsI
  Indera yang rusak
 Berbicara yang berlebihan. Seringkali akan

mengakibatkan penyimpangan dari pokok


pembicaraan
 Mendominasi pembicaraan
  Hambatan dalam Komunikasi
Terapeutik
 Resistens
Resistens merupakan upaya klien untuk tidak
menyadari aspek dari penyebab cemas atau
kegelisahan yang dialami. Ini juga merupakan
keengganan alamiah atau penghindaran secara verbal
yang dipelajari. Klien yang resisten biasanya
menunjukkan ambivalensi antara menghargai tetapi
juga menghindari pengalaman yang menimbulkan
cemas padahal hal ini merupakan bagian normal
dalam proses terapeutik. Resisten ini sering akibat
dari ketidaksesuaian klien untuk berubah ketika
kebutuhan untuk berubah telah dirasakan.
Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh klien pada
fase kerja, karena pada fase ini sangat banyak berisi
proses penyelesaiaan masalah
(Stuart danSundeen dalam Intan. 2005).
Beberapa bentuk resistensi (Stuart dan Sundeen , 1995)
a.    Supresi dan represi informasi yang terkait
b.    Intensifikasi gejala
c.    Devaluasi diri serta pandangan dan keputusasaan
tentang masa depan
d.   Dorongan untuk sehat, yang terjadi secara tiba-tiba
tetapi hanya kesembuhan yang bersifat sementara
 E. Hambatan intelektual yang mungkin tampak ketika
klien mengatakan ia tidak mempunyai pikiran apapun
atau tidak mampu memikirkan masalahnya, saat ia
tidak memenuhi janji untuk pertemuan atau tiba
terlambat untuk suatu sesi, lupa, diam, atau mengantuk
f.     Pembicaraan yang bersifat permukaan/ dangkal
g.    Penghayatan intelektual dimana klien
memverbalisasi pemahaman dirinya dengan
menggunakan istilah yang tepat namun tetap berprilaku
maladaptive, atau menggunakan mekanisme
pertahanan intelektualisasi tanpa diikuti penghayatan
 H. Muak terhadap normalitas yang terlihat
ketika klien telah mempunyai penghayatan
tetap menolak memikul tanggung jawab
untuk berubahdengan alas an bahwa
normalitas adalah hal yang tidak penting
 i.      Reaksi transference (respon tidak sadar

dimana klien mengalami perasaan dan sakit


terhadap perawat yang pada dasarnya terkait
dengan tokoh dengan kehidupan yang dulu)
 j.      Perilaku amuk atau tidak rasional
transferens
 Transferens
 Transference merupakan respon tak sadar berupa perasaan
atau perilaku terhadap perawat yang sebetulnya berawal
dari berhubungan dengan orang-orang tertentu yang
bermakna baginya pada waktu dia masih kecil
(Stuart dan Sundeen , 1995)

      Reaksi transference membahayakan untuk proses


terapeutik hanya bila hal ini diabaikan dan tidak ditelaah
oleh perawat. Ada dua jenis utama reaksi transference yaitu
reksi bermusuhan dan tergantung.
transferens
 Contoh reaksi transference bermusuhan (Intan, 2005) :
 Bungkus (15 tahun) adalah klien yanag dirawat dirumah sakit

karena demam berdarah. Tanpa sebab yang jelas klien ini


marah-marah kepada perawat Gengki. Setelah dikaji, ternyata
Gengki ini mirip pacar si Bungkus yang pernah menyakiti
hatinya. Hal ini dikarenakan klien mengalami perasaan dan
sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan
tokoh kehidupan yang lalu.
 Contoh reaksi transference tergantung ( Intan, 2005) :
      Seorang klien, Sinchan (18 tahun), dirawat oleh perawat

bidadari. Perawat itu mempunyai wajah dan suara mirip Ibu


klien, sehingga dalam setiap tindakan keperawatan yang
harus dilakukan selalu meminta perawat bidadari yang
melakukannya.
kontertransferen

Kontertransferen merujuk pada respons emosional spesifik


oleh terapis terhadap pasien yang tidak tepat dalam isi konteks
hubungan terapetik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi.
Perawat terkadang tidak menyadari bahwa apa yang telah di
lakukan itu nantinya merugikan kedua belah pihak. Perawat
biasanya terpancing oleh sikap klien yang berlebihan, baik sikap
terlalu baik maupun sikap yang terlalu buruk sehingga perawat
merespons dengan emosi yang berlebihan juga. Respons
emosional yang berlebihan itu disebut Kontertransferen.

  Menurut stuart, G.W (1998) Kontertransfaran merupakan bentuk


respon emosional beupa hambatan terapeutik yang berasal dari
diri perawat yang dibangkitkan atau dipancing oleh sikap klien.
 Bentuk Kontertransferens (Stuart dan Sundeen
dalam Intan, 2005)
 a.       Ketidakmampuan berempati terhadap Klien
dalam masalah tertentu
 b.      Menekan perasaan selama atau sesudah sesi
 c.       Kecerobohan dalam mengimplementasikan
Kontrak dengan datang terlambat, atau
melampaui waktu yang telah ditentukan.
 d.      Mengantuk selama sesi
 e.       Perasaan marah atau tidak sabar karena
ketidak inginan klien untuk berubah
f. Dorongan terhadap ketergantungan, pujian atau
efeksi klien
 g.      Berdebat dengan Klien atau kecenderungan

untuk memaksa Klien sebelum ia siap


 h.      Mencoba untuk menolong Klien dalam

segala hal yang tidak berhubungan dengan


tujuan keperawatan yang telah diidentifikasi
 i.        Keterlibatan dengan Klien dalam tingkat

personal
 j.        Melamunkan atau memikirkan Klien
Perilaku yang dapat muncul pada klien menurut suryani 2006 antara
lain:
-          Love dan caring berlebihan
-          Benci dan marah berlebihan
-          Cemas dan rasa bersalah yang timbul berulang-ulang
-          Tidak mampu berempati terhadap klien
-          Perasaan tertekan selama atau setelah proses
-          Tidak bijaksana dalam membuat kontrak dengan klien, terlambat
atau terlalu lama
-          Mendukung ketergantungan klien
-          Berdebat dengan klien atau memaksa klien sebelum klien siap
-          Menolong klien untuk hal-hal yang tidak berhubungan dngan
sasaran asuhan keperawatan
-          Menghadapi klien dengan berhubungan pribadi atau sosial
-          Melamunkan klien
Pelanggaran Batas
 Perawat perlu membatasi hubungannya dengan

klien. Batas hubungan perawat-klien adalah bahwa


hubungan yang di bina adalah hubungan
terapeutik,dalam hubungan ini perawat berperan
sebagai penolong dan klien berperan sebagai yang
di tolong. Baik perawat maupun klien harus
menyadari batas tersebut (Suryani, 2006).
Pelanggaran batas terjadi jika perawat melampaui
batas hubungan yang terapeutik dan membina
hubungan sosial, ekonomi, atau personal dengan
klien.
  Beberapa batas hubungan perawat dank lien
(stuart dansundeen, dalam Intan, 2005)
◦ Batas peran
◦ Batas waktu
◦ Batas ruang dan waktu
◦ Batas uang
◦ Batas hadiah dan pelayanan
◦ Batas pakaian
◦ Batas bahasa
◦ Batas pengungkapan dri secara personal
◦ Batas kontak fisik
 Contoh pelanggaran batas yaitu (Intan, 2005)
 -          Klien mengajak makan dengan perawat disaat siang
maupun makan malam diluar
 -          Klien memperkenalkan perawat kepada keluarganya
 -          Perawat menerima pemberian hadiah dari basis Kien
 -          Perawat menghindari acara-acara sosial
 -          Klien memberi perawat hadiah
 -          Perawat secara rutin memegang dan memeluk Klien
 -          Perawat secara teratur memberi Informasi personal
kepada Klien
 -          Hubungan profesional berubah menjadi hubungan Sosial
 -          Perawat menghadiri Undangan Klien
     
Pemberian hadiah
  Pemberian hadia merupakan masalah yang kontroversial
dalam keperawatan. Disatu pihak ada yang menyatakan
bahwa pemberian hadiah dapat membantu dalam mencapai
tujuan terapeutik, tapi dipihak lain ada yang menyatakan
bahwa pemberian hadiah bisa merusak hubungan terapeutik.
      Hadiah dapat diberikan dalam berbagai bentuk misalnya
yang nyata seperti sekotak permen, rangkaian bunga,
rajutan atau lukisan. Sedangkan yang tidak nyata bisa
berupa ekspresi ucapan terima kasih dari klien kepada
perawat sebagai orang yang akan meninggalkan rumah sakit
atau dari anggota keluarga yang lega dan berterima kasih
atas bantuan perawat dalam meringankan beban emosional
klien.
Cara mengatasi hambatan
 Pendekatan berpusat pada penerima
 Komunikasi dg situasi terbuka
 Berkomunikasi dg cara etis
 Komunikasi dg situasi terbuka
 Komunikasi scr efektif dan efisien

Anda mungkin juga menyukai