b.Fase orientasi
Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan klien.Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan
dengan klien dilakukan.Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil
tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
Strategi yang dapat dilakukan perawat A dalam tahapan ini adalah:
a)Membina rasa saling percaya dengan menunjukkan penerimaan dan
komunikasi terbuka terhadap Ny.S dengan tidak membebani diri dengan sikap
Ny.S yang melakukan penolakan diawal pertemuan.
b)Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali
kontrak yang telah disepakati bersama. Perawat A dapat menanyakan kepada
keluarga Ny.S mengenai topik pembicaraan yang mungkin akan menarik bagi
Ny.S.
c)Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan serta mengidentifikasi
masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka. Ketika Ny.S diam saja atau memalingkan
muka, perawat A bisa menanyakan apakah Ny.S merasakan sakit dan apa yang
membuat Ny.S merasa tidak nyaman.
Merumuskan tujuan interaksi dengan klien. Pada pertemuan awal dengan Ny.S, perawat A
memiliki tujuan untuk menumbuhkan rasa saling percaya dengan kliennya. Maka, perawat A
harus berusaha agar tujuan awal tersebut dapat tercapai.
c.Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,1998). Fase
kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Pada fase kerja ini perawat perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor
fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan
cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan
menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam
mengembangkan hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor
fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang
ada, meningkatkan komunikasi klien dan mengurangi ketergantungan klien pada perawat, dan
mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah
yang ada.
Tugas perawat pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien
dengan tepat.Perawat juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan
perilaku adaptif. Strategi yang dapat dilakukan perawat A terhadap Ny.S ialah mengatasi
penolakan perilaku adaptif Ny.S dengan cara menciptakan suasana komunikasi yang nyaman
bagi Ny.S dengan cara:
a)Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan posisi ini perawat menyatakan
kesiapannya (saya siap untuk anda).
Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak bersilangan) Sikap tubuh yang terbuka
menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk mendukung terciptanya komunikasi.
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan
klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal
penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang
sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan
kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau
perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh
perawat.
d.Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah
akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien
masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah
menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a)Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
b)Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dengan perawat. Perawat A bisa langsung menanyakan
perasaan Ny. S dalam setiap akhir pertemuan dengannya.
c)Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak
lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan
atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut
dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.
Bentuk-bentuk komunikasi
Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sehingga didalam
komunikasi terdapat bentuk-bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik masingmasing, yaitu :
Komunikasi intra personal.
Komunikasi intra personal adalah komunikasi yang terjadi dalam setiap
individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Karakteristik komunikasi intra personal
adalah:
1. Berfokus pengolahan informasi yang didapat seseorang dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi.
bahasa lebih
jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa
non verbal secara baik.
klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat
non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
III.Penutup
komunikasi terapeutik
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi berdasarkan banyaknya
persepsi yang menganggap komunikasi itu mudah, padahal kesalahan dalam
melakukan komunikasi dapat berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain. Banyak
peristiwa besar yang terjadi di dunia ini dikarenakan kesalahpahaman antara yang
disampaikan dan yang menerima.
Dalam keseharian manusia selalu melakukan komunikasi, karena komunikasi
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat tetapi tidak sedikit diantara kita yang
melakukan kesalahan dalam berkomunikasi.Secara ringkas kita mengetahui beberapa
unsur komunikasi yaitu sumber, pengirim pesan, media, penerima pesan dan efek.
Dalam perkembangannya, komunikasi yang akan dibahas dalam presentasi ini
adalah komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Untuk lebih jelasnya tentang
sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi itu akan kita bahas dalam makalah
ini.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Memberitahu kepada pembaca bentuk dari kominukasi agar tidak terjadi
kesalah fahaman dari hasil komunikasi.
. Tujuan khusus
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui sejarah
dan perkembangan ilmu komunikasi dan apa itu komunikasi intrapersonal dan
komunikasi interpersonal, serta bentuk-bentuknya. Serta memberitahu kepada
TINJAUAN TEORITIS
1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi
Sebenarnya sangat sulit untuk menentukan kapan dan bagaimana komunikasi
pertama kali muncul.Kami mencoba untuk memaparkan sejarah dan perkembangan
ilmu komunikasi.
Development of Speech and Journalism (1900 1930-an)
Komunikasi pada awal abad 20 adalah pidato atau dikenal juga istilah Public
Speaking.Meskipun jurnalisme (cetak) sudah dikenal lama, namun sebagai sebuah
studi formal praktek jurnalisme baru dipelajari pada awal tahun 1900.Jurnalisme
semakin berkembang pesat dengan ditemukannya radio pada tahun 1920 dan televisi
pada awal 1940.
Interdisciplinary Growth (1940- 1950-an)
Ruang lingkup ilmu komunikasi menjadi semakin luas secara substansial.
Beberapa ilmuwan dari beberapa disiplin ilmu yang lain seperti antropologi, politik,
sosiologi,
dan
psikologi
mulai
memperluas
batasan
ilmunya
dan
mulai
Pada periode ini komunikasi dan teknologi informasi memainkan peran yang
semakin penting dalam masyarakat.Pengaruh yang ditimbulkan oleh media baru serta
layanan informasi dan komunikasi tersebut begitu besar meliputi aspek personal
maupun profesional dari seorang manusia.
Informasi
menjadi
komoditi
atau
barang
ekonomi
yang
. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal, dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan
komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga
dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien,
perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).
Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun
harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.Akan tetapi,
jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai
manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).
Tujuan Komunikasi Terapeutik.
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi
oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini,
hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak
terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
. Faktor faktor penghambat komunikasi
Faktor-faktor yang menghambat komunikasi intra personal dan interpersonal
adalah :
1) Perkembangan.
2) Persepsi.
3) Nilai.
4) Latar belakang sosial budaya.
5) Emosi.
6) Jenis Kelamin.
7) Pengetahuan.
8) Peran dan hubungan.
9) Lingkungan.
10) Jarak.
11) CitraDiri.
12) Kondisi Fisik.
PEMECAHAN MASALAH
Komunikasi efektif menurut Stewart. L Tubbs dan Sylvia Moss (1974)
paling tidak menimbulkan 5 hal, yaitu :
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang
dimaksud oleh komunikator.Sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi
dikarenakan kesalahan dalam mengartikan pesan oleh orang yang diajak bicara.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan Selamat Pagi, Apa Kabar ?,
kita tidak mencari keterangan. Komunikasi ini hanya dilakukan untuk mengupayakan
agar orang lain merasa apa yang disebut analisis transaksional sebagai Saya okeKamu oke. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis ( phatic communication ),
yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang
menjadikan hubungan menjadi akrab, hangat, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhisikap
Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Contohnya : Khotib ingin membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah
beribadah lebih baik, guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu
pengetahuan, pemasang iklan ingin merasang selera konsumen dan mendesaknya
Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi telah melewati beberapa tahap yaitu :
Development
Interdisciplinary Growth.
Integration
The
Information Age.
2. Pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
ke komunikan.
3. Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi :
Fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, menunjukkan ikatan dengan
orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.
4. Beberapa unsur komunikasi, secara singkat yaitu : sumber, pengirim pesan, media,
penerima pesan, dan efek.
5. komunikasi terapeutik adalah jenis dari komunikasi interpersonal.
6. Apabila komunikasi dilakukan dengan baik, maka hasilnya akan berupa pengertian,
kesenangan, perubahan sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan.
2. Saran
Dengan demikian diharapkan kita semua dapat memahami arti komunikasi
dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam
berkomunikasi.