Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Strategi Komunikasi Terapeutik dalam Setiap Tahapan


I.Pendahuluan
Keterampilan berkomunikasi merupakan critical skill yang harus dimiliki oleh seorang
perawat dan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan. Komunikasi dalam
keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, yang merupakan komunikasi yang
dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan sehingga
memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien. Komunikasi terapeutik
merupakan komunikasi yang terstruktur yang terdiri dari empat tahap yaitu fase pra-interaksi,
fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.
II.Isi
Komunikasi terapeutik yang terjadi antara perawat dan klien harus melalui empat tahap
meliputi fase pra-interaksi, orientasi, fase kerja dan fase terminasi.Agar komunikasi
terapeutik antara perawat dan klien dapat berjalan sesuai harapan, diperlukan strategi yang
harus dilakukan oleh perawat pada saat melakukan komunikasi terpeutik dengan kliennya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi pada setiap tahapan komunikasi terapeutik
sesuai dengan pemicu 1 yaitu antara perawat A dan Ny. S yang merupakan klien post-operasi.
a.Fase pra-interaksi
Fase pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi
dengan klien. Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari
informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya.Setelah hal ini dilakukan perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan
tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh perawat
sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
Kecemasan yang dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi interaksinya dengan orang
lain (Ellis, Gates dan Kenworthy, 2000 dalam Suryani, 2005). Hal ini disebabkan oleh adanya
kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Pada saat
perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien
dengan baik (Brammer, 1993 dalam Suryani, 2005) sehingga tidak mampu melakukan active
listening (mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian).
Strategi komunikasi yang harus dilakuakn perawat A dalam tahapan ini adalah: a.
Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan Ny. S.
b.
Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri. c.
Mengumpulkan data dan informasi
tentang Ny. S dari keluarga terdekatnya. d.
Merencanakan pertemuan pertama dengan
Ny.S dengan bersikap positif dan menghindari prasangka buruk terhadap klien di pertemuan
pertama.

b.Fase orientasi
Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase yang dilakukan perawat pada saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan klien.Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan
dengan klien dilakukan.Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil
tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
Strategi yang dapat dilakukan perawat A dalam tahapan ini adalah:
a)Membina rasa saling percaya dengan menunjukkan penerimaan dan
komunikasi terbuka terhadap Ny.S dengan tidak membebani diri dengan sikap
Ny.S yang melakukan penolakan diawal pertemuan.
b)Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali
kontrak yang telah disepakati bersama. Perawat A dapat menanyakan kepada
keluarga Ny.S mengenai topik pembicaraan yang mungkin akan menarik bagi
Ny.S.
c)Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan serta mengidentifikasi
masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka. Ketika Ny.S diam saja atau memalingkan
muka, perawat A bisa menanyakan apakah Ny.S merasakan sakit dan apa yang
membuat Ny.S merasa tidak nyaman.

Merumuskan tujuan interaksi dengan klien. Pada pertemuan awal dengan Ny.S, perawat A
memiliki tujuan untuk menumbuhkan rasa saling percaya dengan kliennya. Maka, perawat A
harus berusaha agar tujuan awal tersebut dapat tercapai.
c.Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,1998). Fase
kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Pada fase kerja ini perawat perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan faktor
fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan
cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan
menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam
mengembangkan hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor
fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang
ada, meningkatkan komunikasi klien dan mengurangi ketergantungan klien pada perawat, dan

mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah
yang ada.

Tugas perawat pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien
dengan tepat.Perawat juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan
perilaku adaptif. Strategi yang dapat dilakukan perawat A terhadap Ny.S ialah mengatasi
penolakan perilaku adaptif Ny.S dengan cara menciptakan suasana komunikasi yang nyaman
bagi Ny.S dengan cara:
a)Berhadapan dengan lawan bicara.Dengan posisi ini perawat menyatakan
kesiapannya (saya siap untuk anda).
Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak bersilangan) Sikap tubuh yang terbuka
menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk mendukung terciptanya komunikasi.

Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat dengan lawan bicara Hal ini


menunjukkan bahwa perawat bersiap untuk merespon dalam komunikasi (berbicaramendengar).
d)Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural. Dengan posisi mata sejajar
perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
e)Bersikap tenang. Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara
dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yang natural.
Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena
didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan
perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi
verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien.Dalam tahap ini pula perawat
mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien
untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian
masalah dan mengevaluasinya.

Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan
klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal
penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang
sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan
kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau
perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh
perawat.

d.Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua
yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah
akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien
masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah
menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a)Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
b)Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dengan perawat. Perawat A bisa langsung menanyakan
perasaan Ny. S dalam setiap akhir pertemuan dengannya.
c)Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak
lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan
atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut
dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.

Bentuk-bentuk komunikasi
Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sehingga didalam
komunikasi terdapat bentuk-bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik masingmasing, yaitu :
Komunikasi intra personal.
Komunikasi intra personal adalah komunikasi yang terjadi dalam setiap
individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Karakteristik komunikasi intra personal
adalah:
1. Berfokus pengolahan informasi yang didapat seseorang dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi.

2. Terjadi ketika seorang individu sedang dalam keadaan ragu, bingung.


3. Melibatkan alat indera, karena didalam komunikasi intra personal akan terjadi
proses penyimpanan informasi dan pemberian makna terhadap apa yang
terjadi dalam diri seseorang.
4. Dapat memberikan perubahan didalam diri seseorang baik yang bersifat positif
maupun negatif.
Komunikasi inter personal
Komunikasi inter personal adalah komunikasi yang terjadi antara individu
dengan individu yang lain. Karakteristik komunikasi inter personal adalah:
1. Komunikasi inter personal merupakan komunikasi yang paling efektif dalam hal
upaya merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.
2. Komunikasi yang terjadi bersifat diaglogis, yaitu berupa percakapan antara
komunikator dengan komunikan, bahkan dapat terjadi tanya jawab.
3. Arus balik didalam komunikasi inter personal terjadi secara langsung, karena
komunikator dapat mengetahui, tanggap/respon dari komunikan ketika
komunikasi terjadi.
4. Pesan yang disampaikan kepada komunikan berupa masukan/nasehat yang dapat
mangarahkan bahkan ke suatu tujuan yang diinginkan.
5. Komunikator dapat mengetahui hasil dari komunikasi yang dilakukan.
6. Antara komunikator dengan komunikan terjadi hubungan yang erat/saling
mengenal.

Tujuan komunikasi (intra personal, interpersonal)


Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga

bahasa lebih

jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa
non verbal secara baik.

Manfaat Komunikasi Terapeutik


Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan
kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Mengidentifikasi.mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
. Tujuan Komunikasi Terapeutik.
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi
oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini,
hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak
terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
Jenis Komunikasi Terapeutik
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan
Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan
non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
a. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan
di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan
dengan tatap muka.Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu.Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:


Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung
Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan
Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang
digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide
yang terdapat dalam suatu kata
Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan.
Humor
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu
pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan
meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional
terhadap klien.
b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering
digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan
memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.

Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:


1. Adanya dokumen tertulis
2. Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3. Dapat meyampaikan ide
4. Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5. menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6. Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.
7. Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8. Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
Kerugian Komunikasi tertulis adalah:
1. Memakan waktu lama untuk membuatnya
2. Memakan biaya yang mahal
3. Komunikasi tertulis cenderung lebih formal
4. Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran
5. Susah untuk mendapatkan umpan balik segera
6. Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan
7. Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.
c. KomunikasiNon Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan

klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat
non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.

III.Penutup

Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang perawat


serta salah satu upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses
keperawatan yang diberikan kepada klien. Untuk dapat melakukannya dengan baik
dan efektif diperlukan strategi yang tepat dalam berkomunikasi sehingga efek
terapeutik yang menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat tercapai.

Dengan demikian diharapkan kita semua dapat memahami arti komunikasi


dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam
berkomunikasi.

komunikasi terapeutik
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi berdasarkan banyaknya
persepsi yang menganggap komunikasi itu mudah, padahal kesalahan dalam
melakukan komunikasi dapat berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain. Banyak
peristiwa besar yang terjadi di dunia ini dikarenakan kesalahpahaman antara yang
disampaikan dan yang menerima.
Dalam keseharian manusia selalu melakukan komunikasi, karena komunikasi
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat tetapi tidak sedikit diantara kita yang
melakukan kesalahan dalam berkomunikasi.Secara ringkas kita mengetahui beberapa
unsur komunikasi yaitu sumber, pengirim pesan, media, penerima pesan dan efek.
Dalam perkembangannya, komunikasi yang akan dibahas dalam presentasi ini
adalah komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Untuk lebih jelasnya tentang
sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi itu akan kita bahas dalam makalah
ini.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Memberitahu kepada pembaca bentuk dari kominukasi agar tidak terjadi
kesalah fahaman dari hasil komunikasi.
. Tujuan khusus
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui sejarah
dan perkembangan ilmu komunikasi dan apa itu komunikasi intrapersonal dan
komunikasi interpersonal, serta bentuk-bentuknya. Serta memberitahu kepada

pembaca tentang hal hal yang memperngaruhi komunikasi intrapersonal dan


interpersonal.

TINJAUAN TEORITIS
1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi
Sebenarnya sangat sulit untuk menentukan kapan dan bagaimana komunikasi
pertama kali muncul.Kami mencoba untuk memaparkan sejarah dan perkembangan
ilmu komunikasi.
Development of Speech and Journalism (1900 1930-an)
Komunikasi pada awal abad 20 adalah pidato atau dikenal juga istilah Public
Speaking.Meskipun jurnalisme (cetak) sudah dikenal lama, namun sebagai sebuah
studi formal praktek jurnalisme baru dipelajari pada awal tahun 1900.Jurnalisme
semakin berkembang pesat dengan ditemukannya radio pada tahun 1920 dan televisi
pada awal 1940.
Interdisciplinary Growth (1940- 1950-an)
Ruang lingkup ilmu komunikasi menjadi semakin luas secara substansial.
Beberapa ilmuwan dari beberapa disiplin ilmu yang lain seperti antropologi, politik,
sosiologi,

dan

psikologi

mulai

memperluas

batasan

ilmunya

dan

mulai

mengembangkan teori-teori komunikasi.


Pada periode ini dikenal beberapa model komunikasi seperti model
komunikasi Harold Lasswell, model matematika dari Shannon-Weafer, dan model
komunikasi dari Osgood-Schramm.
Growth and Specialization (1970-an dan awal tahun 1980)
Pada periode ini minat terhadap ilmu komunikasi semakin luas dan
komunikasi sendiri mulai memilik banyak difersifikasi. Ilmu komunikasi menjadi
populer dan memiliki bidang kajian yang semakin spesifik seperti misalnya
komunikasi inter personal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi
politik, komunikasi intra personal, dan sebagainya.
The Information Age (Awal 1980 dan 1990-an)

Pada periode ini komunikasi dan teknologi informasi memainkan peran yang
semakin penting dalam masyarakat.Pengaruh yang ditimbulkan oleh media baru serta
layanan informasi dan komunikasi tersebut begitu besar meliputi aspek personal
maupun profesional dari seorang manusia.
Informasi

menjadi

komoditi

atau

barang

ekonomi

yang

diperdagangkan.Berbagai media baru dalam bentuk konvergensi mulai bermunculan


dan semakin meningkatkan kualitas akses informasi oleh masyarakat.
. Pengertian komunikasi
Pengertian komunikasi menurut Jane Pauley (1999) membandingkan tiga
komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi. Jadi kalau satu
komponen kurang maka komunikasi tidak akan terjadi. Dia berkata komunikasi
merupakan :
1. Transmisi informasi.
2. Transmisi pengertian.
3. Mengambil bagian dari kebersamaan.
Walstrom (1992) dari berbagai sumber menampilkan beberapa definisi
komunikasi :
1. Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui
percakapan atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner.
2. Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui
kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya.
3. Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain.
4. Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui
suatu saluran tertentu pada orang lain dengan efek tertentu.
5. Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan
yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa
tubuh atau gaya atau tampilan pribadi atau hal lain di sekelilingnya yang
memperjelas makna.

. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal, dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan
komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga
dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien,
perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).
Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun
harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.Akan tetapi,
jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai
manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).
Tujuan Komunikasi Terapeutik.
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi
oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini,
hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak
terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
. Faktor faktor penghambat komunikasi
Faktor-faktor yang menghambat komunikasi intra personal dan interpersonal
adalah :
1) Perkembangan.
2) Persepsi.
3) Nilai.
4) Latar belakang sosial budaya.
5) Emosi.

6) Jenis Kelamin.
7) Pengetahuan.
8) Peran dan hubungan.
9) Lingkungan.
10) Jarak.
11) CitraDiri.
12) Kondisi Fisik.
PEMECAHAN MASALAH
Komunikasi efektif menurut Stewart. L Tubbs dan Sylvia Moss (1974)
paling tidak menimbulkan 5 hal, yaitu :
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang
dimaksud oleh komunikator.Sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi
dikarenakan kesalahan dalam mengartikan pesan oleh orang yang diajak bicara.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan Selamat Pagi, Apa Kabar ?,
kita tidak mencari keterangan. Komunikasi ini hanya dilakukan untuk mengupayakan
agar orang lain merasa apa yang disebut analisis transaksional sebagai Saya okeKamu oke. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis ( phatic communication ),
yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang
menjadikan hubungan menjadi akrab, hangat, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhisikap
Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Contohnya : Khotib ingin membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah
beribadah lebih baik, guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu
pengetahuan, pemasang iklan ingin merasang selera konsumen dan mendesaknya

untuk membeli, dan sebagainya. Semua ini adalah komunikasi persuasif.Komunikasi


persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri konselor dan pesan
yang menimbulkan efek pada komunikasi.

Hubungan sosial yang baik


Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang
baik.Manusia adalah makhluk sosial. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain
secara positif. Abraham Maslow ( 1980 ) menyebutnya kebutuhan akan cinta atau
belongingness. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi
interpersonal yang efektif.
Bila kegagalan untuk menimbulkan pengertian disebut kegagalan komunikasi
primer, gangguan hubungan manusiawi yang timbul dari salah pengertian adalah
kegagalan komunikasi sekunder ( secondary breakdown )
. Tindakan
Komunikasi untuk menimbulkan pengertian tidaklah mudah, tetapi lebih sukar
lagi mempengaruhi sikap dan jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk
bertindak.Tetapi efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang
dilakukan komunikan.Contohnya : Kampanye KB berhasil bila akseptor mulai
menyediakan diri untuk dipasang AKDR.
Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektifitas yang paling
penting.Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu
menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan
hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.

Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi telah melewati beberapa tahap yaitu :
Development

of Speech and Journalism.

Interdisciplinary Growth.
Integration
The

Information Age.

2. Pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
ke komunikan.
3. Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi :
Fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, menunjukkan ikatan dengan
orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.
4. Beberapa unsur komunikasi, secara singkat yaitu : sumber, pengirim pesan, media,
penerima pesan, dan efek.
5. komunikasi terapeutik adalah jenis dari komunikasi interpersonal.
6. Apabila komunikasi dilakukan dengan baik, maka hasilnya akan berupa pengertian,
kesenangan, perubahan sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan.
2. Saran
Dengan demikian diharapkan kita semua dapat memahami arti komunikasi
dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam
berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai