Anda di halaman 1dari 22

Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik dan

Contohnya
Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik dan Contohnya seorang perawat harus menguasai
teknik-teknik berkomunikasi agar terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat
berinteraksi dengan pasien.

Berikut ini teknik komunikasi Stuart dan Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan
pendapat ahli lainnya:

Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal
dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan dengan penuh
perhatian dapat ditunjukkan dengan sikap berikut.

1. Pandang klien ketika sedang bicara.


2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.
3. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
4. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.
5. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

Menunjukkan penerimaan (accepting)

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain,
tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus
menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau
menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan
dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut.

1. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.


2. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
4. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan, atau
menghindari untuk mengubah pikiran klien.
5. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya mengerti apa
yang bapak-ibu inginkan”.

Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien.
Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata
dalam konteks sosial budaya klien.

Mengulang (restating/repeating)
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat.
Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

Contoh:

Pasien : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”

Perawat: “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”

Klarifikasi (clarification)

Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini
digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang dibicarakan
klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien.

Contoh: “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kesenangan hidup?”

Memfokuskan (focusing)

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan
dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan
masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat
membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.

Contoh:

Pasien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya pikir untuk apa
saya pikirkan sakit ini?”

Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”

Merefleksikan (reflecting/feedback)

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya
sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan
yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau
mengklarifikasi pesan.

Contoh: “Ibu tampak sedih. Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”

Memberi informasi (informing)

Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan


informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang
ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan,
perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
Diam (silence)

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya.
Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu. Diam
memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi
pikirannya, dan memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan
klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.

Identifikasi tema (theme identification)

Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan
pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan
dengan topik yang berkaitan.

Contoh: “Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua
telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Ibu
lakukan untuk mengatasi masalah?”

Memberikan penghargaan (reward)

Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien.
Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan
segala upaya untuk mendapatkan pujian.

Contoh: “Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat. Selamat, ya bu. Semoga Ibu dapat
segera sembuh”.

Menawarkan diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien
tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya menawarkan
kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh: “Saya ingin bapak/ibuk merasa tenang dan nyaman.”

Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Perawat
dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka
pembicaraan.

Contoh: “Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?”
“Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”

Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan atau
mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang
TEKNIK PENGERTIAN CONTOH
1. Menden Proses aktif dan penerimaan Mendengarkan keluh kesah klien dan memberikan respon atas
gar aktif informasi serta penelaahan masalah tersebut.
reaksi seseorang terhadap pesan
yang diterima (Hubson, S dalam
Suryani, 2005)
1. Menden Kegiatan mendengar dengan Mendengarkan keluh kesah klien dan memberikan respon atas
gar pasif kegiatan non verbal untuk klien. masalah tersebut.
Misalnya dengan kontak mata,
menganggukkan kepala dan juga
keikutsertaan secara verbal

1. Penerim Mendukung dan menerima Mendengarkan keluhan klien dan menerima dengan lapang dada.
aan informasi dengan tingkah laku yang
menunjukkan ketertarikan dan tidak
menilai. Penerimaan bukan berarti
persetujuan. Menunjukkan
penerimaan berarti kesediaan
mendengar tanpa menunjukkan
keraguan atau ketidaksetujuan.

1. Klarifik Menanyakan kepada klien apa yang “saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan “
asi tidak dimengerti perawat terhadap
situasi yang ada,atau menjelaskan
kembali ide atau pikiran klien yang
tidak jelas atau meminta klien untuk “ apa yang katakan tadi adalah…”
menjelaskan arti dari ungkapannya
(Gerald, D dalam Suryani, 2005).
1. Observa Kegiatan mengamati klien/orang “anda tampak cemas dan pucat”
si lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan “apakah anda merasa tidak tenang apabila anda…..”
non verbal klien dan saat tingkah laku
verbal dan non verbal nyata dan
tidak biasa ada pada klien, Stuart &
Sundeen, cit Nurjanah (2001).
Observasi dilakukan sedemikian rupa
sehingga klien tidak menjadi malu
atau marah.
1. Diam Digunakan untuk memberikan Klien : “Saya jengkel kepada suami saya.”
(memelih kesempatan pada klien sebelum Perawat : Diam (member kesempatan klien)
ara kete menjawab pertanyaan perawat. Klien : “Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasan yang jela
nangan); Diam akan memberikan kesempatan kalau saya tanya pasti marah.”
kepada perawat dan klien untuk
mengorganisasi pikiran masing-
masing (Stuart & Sundeen
dalam Suryani, 2005).
1. Assertiv Kemampuan dengan secara P: “maaf bu apakah ibu bersedia untuk saya infus?”
e meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan k: apakah infus adalah jalan satu-satunya?
perasaan diri dengan tetap
menghargai hak orang lain, Nurjanah,
2001
P:“iya,bu karna dengan di infus ibu tidak akan kekurangan cairan d
dapat memudahkan ibu untuk mengonsumsi obat,yaitu dengan cara
memasukan kedalam cairan infus”
1. Menyim Membawa poin-poin penting dari “Dari hasil pengkajian disini bahwa pasien menderita penyakit DB
pulkan diskusi untuk meningkatkan
pemahaman. Memberi kesempatan
untuk mengklarifikasi komunikasi
agar sama denga ide dalam pikiran,
Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001
1. Giving Memberi penghargan merupakan “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau “Assalmualaikum”
recogniti tehnik untuk memberikan
on (me pengakkuan dan “Saya perhatikan Ibu sudah bisa berjalan dan bisa beraktifitas kem
mberiaka menandakan kesadaran, Schultz &
n Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.
pengakua
n/
pengharg
aan)

1. Offering Menyediakan diri anda tanpa respon “ jika ibu membutuhkan bantuan saya ibu bisa panggil saya di ruan
Sel bersyarat atau respon yang bisa menekan tombol yang ada di samping tempat tidur”
(menawa diharapkan, Schultz & Videbeck.cit.
rakan di Nurjanah, 2001 “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”
ri);

1. Offering Mendukung klien untuk “ saya mendukung jika ibu melakukan terapi supaya ibu bisa ber
general meneruskan, Schultz & Videbeck cit, seperti biasanya”
leads Nurjanah, 2001
(memberi
kan
petunjuk
umum);

1. Giving Mendorong klien untuk menyeleksi “apa yang anda pikirkan hari ini”
broad topik yang akan dibicarakan.
opening Kegiatan ini bernilai terapeuitik
(memberi apabila klien menunjukkan
kan penerimaan dan nilai dari
pertanyaa inisiatif klien dan menjadi non
n terapeuitk
terbuka): apabila perawatan mendominasi inte
raksi dan menolak res[pon klien,
Stuart % Sundeen, cit, Nurjanah,
2001.
1. Placing Melakukan klarifikasi antara waktu – “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya”.
the time dan kejadian atau antara satu kejadian
in dengan kejadian – “Kapan kejadian tersebut terjadi”.
time/sequ lain. Teknik bernilai terapeutik
ence apabila perawat
(penempa dapat mengeksplorasi klien dan
tan memahami masalah yang penting.
urutan/w Tehnik ini menjadi tidak terapeutik
aktu); bila perawat memberikannasehat,
meyakinkan atau tidak mengakui
klien.
1. Reflekti Digunakan pada saat klien K: “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter?
ng menanyakan pada perawat tentang
(Refleksi peneliaian atau kesetujuannya. P: “Apakah menurut anda, anda harus mengatakannya?”
): Tehnik ini akan membantu perawat
untuk tetap memelihara pendekatan K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahwa
yang tidak menilai, Boyd & Nihart,
cit, Nurjanah tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara

dengannya.

P: “Ini menyebabkan anda marah”.


1. Eksplori Mempelajari suatu topik lebih “ceritakan tentang apa yang telah anda gambarkan tadi”
ng mendalam. Eksplorasi bertujuan
(Ekspora untuk mencari atau menggali lebih
si); jauh atau lebih dalam masalah yang
dialami klien (Antai-Otong
dalam Suryani, 2005) supaya
masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik
ini bermanfaat pada tahap kerja
untuk mendapatkan gambaran yang
detail tentang masalah yang dialami
klien.

1. Presenti Menyediakan informasi dengan “saya tidak mendengar seorang pun bicara disini”
ng perilaku yang tidak menilai
reality (
menghadi
kan
realitas/k
enyataan)
1. Voucing Menyelipkan persepsi perawat “ceritakan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika akan
doubt mengenai realitas. Tehnik ini di operasi”
(menunju digunakan dengan sangat berhati-
kkan ke hati dan hanya pada saat perawat “apa yang sedang terjadi”
raguan); merasa yakin tentang suatu
yang detil. Ini digunakan pada saat
perawat ingin memberi petunjuk pada
klien mengenai penjelasan lain.
1. Seeking Pencarian pengertian mengenai K : “saya tidak dapat tidur nyenyak, sepanjang malam saya terjaga
consensu komunikasi baik oleh perawat
al valida maupun klien. Membantu P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”
tion klien lebih jelas terhadap apa yang
mereka pikirkan.
1. Verbaliz Memverbalisasikan kata-kata yang “ Sebaiknya ibu dianjurkan untuk melakukan terapi agar ibu
ing the klien tunjukkan atau anjuran. cepat sembuh”
implied

1. Encoura Perawat membantu klien “Apa ibu sudah yakin dengan pilihan ibu saat ini?”
ging mempertimbangkan orang dan
evaluatio kejadian kedalam nilai dirinya.
n (mend
ukung
evaluasi):

1. Fokusin Kegiatan komunikasi yang Klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perh
g dilakukan untuk membatasi area pada pasiennya”.
diskusi sehingga Perawat : “Apakah Ibu sudah minum obat?
percakapan menjadi lebih spesifik
dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit
Nurjanah (2001).
1. Menawa Menyediakan tambahan informasi Klien : “Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal say
rkan dengan tujuan untuk mendapatkan minum obat, kira-kira kenapa ya Suster?”
informasi respon lebih lanjut. Beberapa Perawat : “Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh mening
keuntungan dari menawarkan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses
informasi adalah akan dehidrasi atau karena metabolism tubuh yang meningkat.”
memfasilitasi komunikasi,
mendorong pendidikan kesehatan,
dan memfasilitasi klien
untuk mengambil keputusan, Stuart
& Sundeen, cit, Nurjanah, (2001).
1. Attempt Membantu klien untuk “ada apa ibu sejak tadi ibu melamun”
ing to mengidentifikasi perasaan
translate berhubungan dengan kejadian
into feel atau pernyataan .
ing
(usaha
menerje
mahkan
perasaan)
;

1. Suggesti Penekanan kegiatan kerja dengan Perawat untuk mendapatkan kesembuhan pasien yang maksimal
ng klien tidak menekan melakukan perawat bisa mengkolaborasi terapi di berikan ke pasien seperti fis
collabora sesuatu untuk klien. Mendukung dan okupasi terapi
ting pandangan bahwa terdapat
(menganj kemungkinan perubahan melalui “ saya yakin, pasti sembuh”
urkan k kolaborasi.
olaborasi
):

1. Encoura Memberikan kesempatan pada klien Tidak ada hanya tim medis yang mengadakan sebuah tindakan terh
gingform untuk mengantisipasi alternative dari pasien tetapi juga harus ada dukungan rencana tindakan dari pasien
ulation tindakan untuk masa yang akan sendiri
of plan datang.
of action
(menduk
ung
terbentuk
nya
rencana
tindakan)
:

1. Estabilis Statemen yang menunjukkan peran, “Memberikan gelang pasien untuk membedakan,sesuai
ing tujuan dan batasan untuk interaksi. dengan penyakitnya
guideline Hal ini akan menolong klien untuk
s (meny mengetahui apa yang dia harapkan
ediakan dari dirinya.
petunjuk)
;

mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya.

Contoh: “… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada saya tentang itu ….”

Refleksi

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan perasaannya
sebagai bagian dari dirinya sendiri.

Contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?” Dengan teknik ini , dapat
diindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga.
Humor

Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan
teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang
berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.

https://pujikesehatan.wordpress.com/2013/03/13/teknik-komunikasi-terapeutik/
1. Bertanya

Suatu hari ada seorang pasien remaja laki-laki yang sedang dirawat di sebuah ruang rawat
inap. Dia adalah pasien yang menderita patah tulang kaki dan luka sobek di dahi karena
kecelakaan motor. Pagi itu ada seorang perawat yang bertugas mengontrol kondisinya.

Perawat : “ selamat pagi adek?”

Pasien : “ Pagi suster.”

Perawat : “ Saya suster Juwarti dek, yang akan mengganti balutan luka di dahi adek.
Oh…iya dek, bagaimana rasanya sudah dua hari dirawat?”

Pasien : “ Alhamdulillah sudah agak membaik sus, rasa nyeri didahi dengan rasa sakit di
kaki sudah agak mendingan. Tapi sus saya ingin cepat pulang karena sudah kangen sama
rumah dan juga ingin cepat masuk sekolah.”

Perawat : “ iya…sabar dulu ya dek ya. Tunggu sampai benar-benar sembuh ya dek.”

Pasien : “ iya suster, terima kasih sus.”

Perawat : “ iya..sama-sama adek.”

2. Penerimaan

Seorang pasien di ruang inap sedang berbincang-bincang dengan seorang perawat yang
merawatnya. Pasien tersebut bercerita tentang masalah pribadinya dengan si Perawat tersebut.

Pasien : “ suster, suami saya itu tidak terlalu perhatian pada saya sus, padahal sekarang
ini kan saya lagi sakit, seharusnya dia lebih memperhatikan saya. Malah dia hanya satu kali
dalam sehari menengok saya. Padahal saya ingin dia terus mendampingi saya suster.

Perawat : ( duduk disebelah pasien dan menunjukkan mimik wajah yang menunjukkan
bahwa perawat tersebut memang benar-benar mau mendengarkan curhatan Pasien tersebut.
Dan perawat pun tidak memotong pembicaraan sang Pasien.

3. Mengulangi ( Restating)

Disuatu ruangan rawat inap, ada seorang perawat sedang mengecek kondisi kesehatan
seorang pasien wanita tua penderita penyakit stoke.

Pasien : “ suster, saya tadi malam tidak bisa tidur sus, karena dada saya rasanya sesak
sekali sus.”

Perawat : “oh…jadi ibu dari tadi malam tidak bisa tidur karena dada ibu terasa sesak.”

Pasien : ” Iya…suster.”

Perawat : “ Biar nanti saya beritahu Dokter tentang keluhan Ibu.”


Pasien : “ iya sudah sus, terima kasih.”

Perawat : “ Sama-sama ibu.”

4. Klarifikasi

Ada seorang Bapak dari pasien disebuah rumah sakit yang hendak membayar uang
administrasi di tempat administrasi. Orang tersebut adalah orang kurang mampu yang saat ini
anaknya harus segera dioperasi karena menderita penyakit efusi pleura. Dia menemui perawat
yang bertugas di bagian administrasi.

Perawat : “ Bapak Ali, bapak harus segera melunasi biaya operasi yang akan segera dokter
lakukan pada anak bapak.”

Bapak Ali : “ maaf sus, saya tidak mampu untuk bayar uang sebesar itu sus.”

Perawat : “ maaf Bapak, dapatkah Bapak menjelaskan alasan mengapa bapak tidak bisa
membayar uang operasi itu?.”

Bapak Ali : “ Saya tidak punya uang sebanyak itu sus, saya orang tidak punya.”

5. Refleksi

Seorang pasien perempuan muda bernama Sarah yang menderita penyakit leukimia
bersikeras tidak mau minum obat yang sudah dokter anjurkan padanya. Dia beranggapan
tidak ada gunanya minum obat, karena penyakitnya sudah staduim 4. Seorang perawat datang
membujuk pasien tersebut agar segera meminum obatnya.

Perawat : “ loh mbak Sarah kok tetap tidak diminum obatnya. Apa mbah Sarah tidak ingin
cepat sembuh?”

Pasien Sarah: “ buat apa juga suster saya minum obat itu, kalau umur saya tetap tidak lama
lagi.”

Perawat : “ lantas menurut mbak Sarah, dengan Mbak mogok minum obat lantas bisa
menyelesaikan masalah begitu?.”

Pasien Sarah: “ ya kalau itu yang terbaik buat saya, kenapa tidak saya lakukan.”

6. Mengkaji Hubungan

Seorang pasien perempuan muda yang dirawat dirumah sakit karena berusaha bunuh diri
dengan meminum sebuah obat anti serangga, hal itu dilakukan karena hubungannya dengan
kekasihnya tidak direstui oleh orang tuanya.

Perawat : “ mbak Tia, mbak harus tetap semangat untuk masa depan mbak, jangan putus
asa seperti ini mbak.”

Pasien Tia : “ Buat apa sus saya hidup, keluarga saya tidak merestui hubungan saya dengan
kekasih saya.”
Perawat : “ memangnya sudah sejauh mana hubungan mbak Tia dengan kekasihnya?
Sampai-sampai Mbak Tia mencoba bunuh diri seperti ini.”

Pasien Tia : “ saya sudah pacaran sejak lima tahun yang lalu sus, dan hubungan saya dengan
dia sangat harmonis sekali, dia tidak pernah menyakiti saya.”

Perawat : “lantas hubungan Mbak Tia dengan orang tua saat ini seperti apa?”

Pasien Tia : “ Sampai saat ini kedua orang tua saya marah pada saya.”

7. Memfokuskan

Ada seorang pasien yang meminta seorang perawat untuk datang ke ruang inapnya. Pasien
tersebut bermaksud untuk berkonsultasi dengan perawat tersebut.

Perawat : “ selamat sore ibu.”

Pasien : “ selamat sore suster, mari suster silahkan duduk.”

Perawat : “ oh…iya ibu, tadi sepertinya ibu ingin berkonsultasi dengan saya?”

Pasien : “ iya suster, ini masalah perkembangan kesehatan saya sus.”

Perawat : “ iya ibu silahkan, apa yang ibu keluhkan?”

Pasien : “ oh iya sus, tadi saya diperiksa sama seorang perawat yang judes sekali sus.”

Perawat : “ maaf ibu, tadi sepertinya ibu mau berkonsultasi tentang kesehatan ibu pada
saya. Bukan begitu Ibu?”

Pasien : “ oh…iya sus, saya sampai lupa.”

8. Memberikan Informasi

Seorang pasien wanita tua yang menderita penyakit Diabetes Militus sedang berkonsultasi
dengan seorang perawat yang mendampinginya setiap harinya.

Pasien : “ Suster, mengapa ya sus, saya selalu merasa haus dan cepat sekali merasa lapar,
padahal saya baru selesai makan. Itu kenapa ya sus?”

Perawat : “ iya ibu..saya mengerti. Baik ya ibu jelaskan. Ibu sering merasa haus itu karena
terjadi penurunan volume darah dalam tubuh ibu, sedangkan yang penyebab bertambahnya
nafsu makan ibu itu terjadi karena sel-sel tubuh Ibu kekurangan karbohidrat. Bisa dipahami
Ibu?”

Pasien : “ iya suster saya mengerti.”


9. Menyimpulkan ( summerizing)

Seorang anggota keluarga pasien sedang menunggu hasil diagnosa dari tes darah yang
dilakukan pasien dua jam yang lalu. Kemudian seorang perawat keluar dari ruangan
laboratorium dengan membawa amplop yang didalamnya berisi hasil diagnosa.

Perawat : “ Nona Ani !”

Ibu pasien : “ iya sus, saya Ibunya.”

Perawat : “ Ibu, dari hasil pemeriksaan kami, Nona Ani atau anak Ibu menderita tipus dan
Demam Berdarah, jadi harus segera dirawat inap ibu.”

10. Mengubah Cara Pandang ( Reframing )

Seorang perawat yang bekerja di sebuah panti jompo sedang merawat seorang wanita tua
yang baru saja dititipkan oleh keluarganya di panti jompo tersebut.

Perawat : “ selamat siang ibu Nini, saya suster Juwarti Ibu, saya yang akan merawat
Ibu selama ibu berda disini.”

Pasien (ibu Nini) : “ iya suster.” Sambil menangis

Perawat : “ Ibu tidak usah menangis, sekarang kan sudah ada saya ibu yang
merawat ibu.”

Pasien (Ibu Nini) : “ Tapi kenapa ya suster anak-anak saya tidak mau merawat saya, malah
membuang saya ke panti jompo ini. Apa mereka memang tidak sayang pada saya ya sus?”

Perawat : “ Bukan seperti itu Ibu, anak ibu membawa ibu kesini bukan karena
mereka tidak sayang pada Ibu, mungkin mereka sedang sibuk dan mungkin saja mereka ada
suatu urusan yang memang mengharuskan mereka menitipkan ibu disini,dengan maksud
mereka tidak membebani ibu dengan urusan mereka Ibu, itu karena mereka sangat sayang
pada Ibu dan tidak bermaksud membuang Ibu.”

Pasien ( Ibu Nini) : “ oh…seperti itu ya sus.”

Perawat : “ iya Ibu, oleh karena itu ibu jangan berpikiran negatif dulu pada
keluarga ibu.”

11. Observasi

seorang perawat sedang menjalankan tugasnya mengontrol kondisi seorang pasien yang
dalam dua hari lagi akan segera menjalani operasi usus buntu. Perawat tersebut ternyata
diam-diam mengamati perilaku pasien yang akhir-akhir ini tidak pernah tidur ketika malam
hari.

Perawat : “ maaf Ibu, saya amati kok sepertinya sudah dua hari ini ibu tidak tidur ketika
malam hari, dan Ibu pun seperti merasa gelisah, benar seperti itu Ibu?”
Pasien : “ iya suster, saya dua hari ini tidak bisatidur dan merasa takut, karena dua hari
lagi saya akan menjalani operasi. Operasi itu yang saya khawatirkan sus.”

Perawat : “ tenangkan diri ibu, Insyaallah akan baik-baik dan operasinya akan berjalan
lancar.”

12. Eksplorasi

Ada seorang pasien yang menderita luka-luka karena dia merupakan korban KDRT
suaminya. Setiap hari dia menangis ruang inapnya. Saat itu dia sedang berbincang dengan
seorang perawat yang setiap hari mengontrol kesehatannya.

Pasien : “ Kenapa ya sus, hal ini harus terjadi pada saya? Suami saya tega
memperlakukan saya seperti ini.”

Perawat : “ memangnya ibu berbuat salah apa sehingga ibu menjadi memdapatkan
perlakuan suami ibu seperti ini?”

Pasien : “ masalahnya simpel sus, saya dipukuli karena suami saya di PHK dan dia uring-
uringan dan terus menerus memarahi dan bahkan memukul saya.

13. Membagi Persepsi

Seorang pasien yang sedang sedang berbaring di tempat tidur di ruang rawat inapnya. Lalu
datanglah seorang perawat untuk memeriksa kondisinya hari ini.

Perawat : “ selamat siang Bapak?”

Pasien :” selamat siang suster.” ( mimik wajahnya sedikit meringis seperti sedang
menahan rasa sakit)

Perawat : “ Apakah kondisi bapak baik-baik saja? Atau ada keluhan Bapak?”

Pasien : “ tidak ada suster.” ( mimik wajahnya tetap meringis)

Perawat : “ Bapak bilang baik-baik saja, tetapi saya merasa sepertinya ada yang Bapak
keluhkan, atau Bapak sedang menahan rasa sakit?”

Pasien : “ sebenarnya saya pusing dari tadi pagi suster.”

14. Identifikasi Tema

Seorang pasien mengeluh pada seorang perawat.

Pasien : “ suster, saya tidak mau disuntik sama siapapun entah itu dokter, suster sendiri
atau suster yang manapun, yang jelas saya tidak mau disuntik.”

Perawat : “ oh…jadi masalahnya kamu takut dengan jarum suntik?”


Pasien : “ iya suster, saya takut sama jarum suntik, saya lebih baik minum obat yang
banyak daripada disuntik.”

15. Menganjurkan untuk melanjutkan pembicaraan

Seorang pasien wanita memanggil seorang perawat untuk datang keruang inapnya. Pasien
berniat untuk bercerita atau berkonsultasi dengan perawat tersebut.

Perawat : “ selamat malam ibu.”

Pasien : “ malam sus, mari silahkan duduk sus.”

Perawat : “ iya..ibu, apa yang ibu ingin ceritakan pada saya?”

Pasien : “ saya ingin cerita sesuatu sus, tapi ini masalah pribadi saya, dan tidak ada
kaitannya dengan kondisi kesehatan saya.”

Perawat : “ tidak apa-apa ibu, ibu lanjutkan saja cerita ibu, saya mau mendengarkan kok.
Mungkin saja nanti saya bisa bantu.”

Pasien : “ iya suster terima kasih.”

16. Humor

Seorang perawat sedang menyuapi pasien balita yang menderita penyakit radang paru-paru.
Pada saat itu, si pasien balita tidak mau makan dan terus menutup mulutnya.

Perawat : “ ayo…adek manis, makan dulu ya..supaya cepat sembuh.”

Pasien Balita : ( diam dan menutup mulutnya dengan tangannya)

Perawat : “ adek manis..ciluk baa…ciluk baa…ayo ini pesawat terbangnya mau


mendarat..ah..ahh..ayo buka mulutnya dek. ( perawat menerbang-nerbangkan sendok yang
berisi makanan yang seolah-olah sendok itu pesawat).”

Pasien Balita : ( membuka mulutnya sambil tertawa-tawa riang melihat tingkah perawat)

17. Mendorong Melakukan Evaluasi

Seorang pasien wanita yang menderita kanker rahim stadium dua sedang dirawat disebuah
rumah sakit. Pasien tersebut diminta oleh dokter untuk memilih operasi pengangkatan rahim
atau menjalani kemoterapi. Diutuslah perawat oleh dokter untuk menanyakan lebih lanjut
mengenai dua pilihan tersebut.

Perawat : “ Selamat siang ibu ?”

Pasien : “ selamat siang suster.”

Perawat : “ bagaimana ibu, apakah ibu sudah menentukan pilihan jalan pengobatan mana
yang akan ibu tempuh?”
Pasien : “ iya…suster saya memilih untuk menjalani pengobatan kemoterapi saja, karena
saya takut dan belum siap untuk dioperasi.”

Perawat : “ apakah ibu sudah yakin seyakin-yakinnya dengan keputusan ibu saat ini?”

Pasien : “ Insyaallah saya yakin suster.”

18. Menyusun Rencana dan Perencanaan

Seorang pasien rumah sakit jiwa yang sudah hampir pulih kesehatan jiwanya sedang
berbincang-bincang dengan seorang perawat yang mengurus dirinya. Dia depresi karena
suaminya sering mengKDRT dirinya.

Pasien : “ suster, nanti kalau saya sudah keluar dari rumah sakit ini, saya ingin hidup
sama anak saya saja suster. Kita akan hidup bersama dan akan bahagia tanpa suami saya.”

Perawat : “ Ya..kalau menurut ibu, hidup sendiri itu lebih baik kenapa tidak.”

Pasien : “ iya suster, saya juga tidak akan mengizinkan suami saya melihat anak saya.
Saya tidak ingin dia menyakiti kami lagi sus.”

Perawat : “ ya..jangan seperti itu juga Ibu, bagaimanapun dia kan bapak dari anak ibu, ibu
tidak bisa memisahkan mereka.”

Pasien : “ iya suster, tapi saya tidak akan menemui dia lagi sus.”

19. Memberikan Pujian

Seorang pasien anak kecil berumur 5 tahun yang menderita penyakit demam berdarah yang
kondisinya sudah mulai membaik. Dia sudah bisa bermain-main dan sudah mulai nafsu
makannya bertambah.

Perawat : “ selamat sore adek manis.”

Ibu Pasien : “ selamat sore juga suster. Gitu dek!” (ibu pasien yang menjawab karena si
pasien malu-malu dan sedikit takut dengan kehadiran perawat tersebut)

Perawat : “ wah..memang anak pintar ya, sudah bisa main-main sekarang. Sudah hampir
sembuh ya dek ya, makan yang banyak ya dek biar cepat sembuh dan bisa cepat pulang dan
main sama temannya dirumah.”

20. Menawarkan Diri

Seorang pasien wanita tua yang menderita penyakit stroke dan mengalami kelumpuhan
separuh badan sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit. Setiap waktu ada seorang perawat
yang mengontrol kondisi pasien wanita tua tersebut.

Perawat : “ Sudah selesai dianti infusnya Ibu.”

Pasien : “ iya suster terima kasih.”


Perawat : “ iya sama-sama Ibu. Ibu, jika ibu butuh bantuan saya ibu bisa menyuruh orang
untuk memanggil saya diruangan, atau ibu bisa pencet saja tombol alarm yang ada disebelah
tempat tidur ibu. Saya siap melayani dan membantu ibu kapan saja ibu butuhkan.”

Pasien : “ iya suster.”

21. Memberikan Penghargaan

seorang pasien anak berumur 5 tahun yang sedang menderita penyakit kelainan jantung,
kondisinya sudah mulai membaik.

Perawat : “ selamat pagi adek.”

Pasien : “ selamat pagi suster.”

Perawat : “ wah…adek sudah terlihat lebih baik ya.. dan sudah mau menjawab salam suster
lagi. Ini sebagai hadiah karena adek kondisinya sudah membaik hari ini. ( sambil
memberikan coklat pada pasien itu). Nanti dek kalau kondisi adek lebih baik dari sekarang,
nanti suster kasih hadiah lagi buat adek.”

Pasien : “ benar suster?”

Perawat : “ iya benar, asalkan kondisi adek lebih sehat lagi.”

22. Menempatkan Urutan Waktu ( Placing the Time in Time)

Ada seorang ibu yang tergopoh-gopoh menggendong anaknya yang sedang pingsan
dipangkuannya kesebuah rumah sakit. Ibu itu terlihat tegang dan perawat pun berdatangan
menolong anak tersebut. Kemudian anak tersebut diperiksa dan ternyata ada pendarahan di
kepala bagian belakangnya. Dan perawat yang mendampingi dokter pun diminta untuk
menemui ibu pasien.

Perawat : “ Maaf ibu, anak ibu harus dirawat dahulu dirumah sakit ini. Kalau boleh tahu
anak ibu kenapa kok bisa pingsan? Apa baru saja jatuh atau bagaimana ibu?”

Ibu pasien : “ tidak sus, anak saya tidak jatuh, dia tiba-tiba saja mengeluh kepalanya sakit
dan langsung pingsan.”

Perawat : “ apakah sebelumnya pernah terjadi seperti ini ? atau apakah juga anak ibu
sebelumnya pernah mengalami kecelakaan?”

Ibu pasien : “ dia sudah seperti ini dua kali sus, dan kalau masalah kecelakaan, dia pernah
jatuh dari sepeda dan kepalanya terbentur tembok pagar didepan rumah, tapi tidak luka sus.”

Perawat : “ berarti benar kalau pendarahan dikepala anak ibu itu terjadi karena jatuh
terbentur tembok itu.”
23. Mendukung Perbandingan ( Encourage Comparison )

Seorang ibu sedang mengantarkan anaknya yang sedang sakit kesebuah rumah sakit. Anak
ibu tersebut terlihat pucat dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Lalu datanglah seornag perawat
mempersilahkan Ibu tersebut memasuki ruang pemeriksaan.

Perawat : “ sudah berapa lama ibu, anak ibu panas tinggi seperti ini?”

Ibu pasien : “ sudah hari ini sus.”

Perawat : “ Apa sebelumnya anak ibu pernah sakit dan menunjukkan gejala yang sama
dengan gejala yang sekarang ini? Atau mungkin lebih para yang sekarang.”

Ibu Pasien : “ iya suster, anak saya pernah seperti ini juga dua minggu yang lalu, tapi
sepertinya lebih parah dan suhu tubuhnya lebih tinggi yang sekarang ini sus.”

24. Mendukung Deskribsi dan Persepsi

Seorang perawat sedang memeriksa tensi pasien penderita hipertensi.

Perawat : “ ditensi dulu ya Ibu?”

Pasien : “ iya suster.” (dengan nada sedikit tak acuh pada perawat tersebut.)

Perawat : “ loh..Ibu tensinya kok sudah tinggi lagi? Padahal tadi malam saya tensi sudah
mulai normal. Ibu sedang banyak pikiran ya, atau ibu makan-makanan yang dilarang dokter
untuk dimakan?”

Pasien : “ iya sus, saya lagi memikirkan masalah anak saya, terus tadi pagi juga saya
sarapan bubur kuah opor ayam.”

25. Menghadirkan Realita

Disebuah rumah sakit jiwa terdapat pasien yang mengalami gangguan kejiwaan karena anak
perempuan semata wayangnya yang baru berumur 7 tahun meninggal di pangkuannya karena
sakit demam tinggi dan terlambat mendapatkan pertolongan. Ada seorang perawat yang
setiap hari menemani dan mentrapi pasien tersebut. Suatu hari perawat sedang menemani dan
mentrapi dirinya.

Perawat : “ Ibu sedang apa ?”

Pasien : “ saya sedang menunggu anak saya pulang sekolah.”

Perawat : “ pulang sekolahnya kapan Ibu?”

Pasien : “ sebentar lagi pulang.” Sambil tersenyum sendiri.

Tiba- tiba ibu pasien berdiri


Pasien : “ itu dia anakku panggil-panggil ibu. Itu kan sus saya bilang juga apa, sebentar
lagi anak saya pasti datang.”

Perawat : “ ibu…Ibu…tenang dulu, duduk lagi ibu. Saya sepertinya tidak mendengar anak
ibu panggil-panggil nama ibu. Ibu salah dengar mungkin.”

Pasien : “ tidak suster , itu sepertinya anak saya memang memanggil saya.”

Perawat : “ dulu terakhir kali ibu melihat anak ibu dimana?”

Pasien : “ dipangkuan saya suster.”

Perawat : “dia kenapa ibu?”

Pasien : “ dia sakit suster, terus ketika sampai dirumah sakit anak saya meninggal
dipangkuan saya karena terlambat ditolong sus.”

Perawat : “ jadi kalau orang sudah meninggal, tidak mungkin bisa memanggil orang yang
masih hidup kan Ibu? “

Pasien : “iya suster..jadi yang tadi itu bukan suara anak saya ya suster, saya salah dengar
ya suster?”

Perawat : “ iya Ibu.”

26. Voucing doubt ( Menyelipkan keraguan)

Ada seorang pasien yang sedang mengalami koma, keadaanya semakin parah dan sudah
kritis. Dokter memprediksi bahwa pasien tersebut mungkin tidak akan bertahan, karena
mengingat kondisinya yang semakin para. Saat itu pasien kembali kritis, dakter dan perawat
memeriksa pasien. Di luar ruangan ICU banyak keluarga pasien yang sedang gelisah
menunggu kabar pasien. Keluarlah perawat menemui salah satu keluarga pasien.

Perawat : “ Bapak, keadaan pasien saat ini sudah sangat kritis. Kami selaku tim
medis sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami tidak yakin pasien bisa bertahan
dengan kondisinya saat ini.”

Keluarga Pasien : “ kami sudah pasrah sus dengan keadaanya.”

27. Assertive

Seorang pasien penderita kanker payudara sedang bimbang. Dia pagi itu didampingi oleh
seorang perawat. Hari itu adalah hari dimana pasien akan menghadapi pengobatan
kemoterapi.

Perawat : “ Maaf ibu, apakah ibu sudah siap untuk segera keruang kemoterapi untuk segera
menjalani kemoterapi sekarang juga?

Pasien : “ apakah kemoterapi adalah cara satu-satunya suster untuk pengobatan saya.?
Perawat : “ iya Ibu, karena dengan kemoterapi ini, kanker payudara ibu akan menjadi jinak
dan bisa segera diopeasi. Karena jika kondisi kanker saat ini yang masih bisa dikatakan
ganas, itu dokter tidak bisa melakukan operasi Ibu.”

http://juwarti.web.unej.ac.id/2015/05/02/contoh-teknik-komunikasi-dalam-keperawatan/

1. Mendengar aktif; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap
pesan orang lain yang menggunakan semua indra, Liendberg et al, cit Nurjanah (2001)
2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal
untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikutsertaan
secara verbal
3. Penerimaan: Yang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan
tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti
persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukkan
keraguan atau ketidaksetujuan.
4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak
dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabula pesan yang
disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi
yang digambarkan oleh klien.
5. Fokusing; Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah
(2001).
6. Observasi; Observasi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. Observasi dilakukan
apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku verbal dan
non verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien, Stuart & Sundeen, cit Nurjanah (2001).
Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.
7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk
mendapatkan respon lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah
akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien
untuk mengambil keputusan, Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001). Penahanan informasi
pada saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak percaya. Hal yang tidak boleh
dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi.
8. Diam (memelihara ketenangan); Diam dilakukan dengan tujuan mengorganisir pemikiran,
memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon.
Kediaman ini akan bermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk membagi
persepsinya dengan perawat. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena
akan mengakibatkan klien menjadi khawatir. Diam dapat juga diartikan sebagai mengerti, atau
marah. Diam disini juga menunjukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar
punya kesempatan berpikir, meskipun begitu diam yang tidak tepat menyebabkan orang lain
merasa cemas.
9. Assertive: Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain,
Nurjanah, 2001.
10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman.
Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran,
Varcarolis, cit, Nurjanah, 2001.
11. Giving recognition (memberiakn pengakkuan/penghargaan); Memberi penghargan
merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, Schultz &
Videbeck, cit, Nurjanah, 2001.
12. Offering Sel (menawarakan diri); Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa
respon bersyarat atau respon yang diharapkan, Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001
13. Offering general leads (memberikan petunjuk umum); Mendukung klien untuk meneruskan,
Schultz & Videbeck cit, Nurjanah, 2001
14. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk
menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien
menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk
apabila perawatan mendominasi interaksi dan menolak res[pon klien, Stuart % Sundeen, cit,
Nurjanah, 2001.
15. Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu); Melakukan klarifikasi
antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Teknik bernilai
terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting.
Tehnik ini menjadi tidak terapeutik bila perawat memberikannasehat, meyakinkan atau tidak
mengakui klien.
16. Encourage deskripition of perception (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada
klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima, Schulz & Videbeck, cit,
Nurjanah, 2001
17. Encourage Comparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai
persamaan atau perbedaan
18. Restating (mengulang) Restating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn
klien, Stuart & Sundeen, Cit Nurjanah, 2001.
19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang
peneliaian atau kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara
pendekatan yang tidak menilai, Boyd & Nihart, cit, Nurjanah
20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih mendalam
21. Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dengan
perilaku yang tidak menilai
22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan); Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas.
Tehnik ini digunakan dengan sangat berhati-hati dan hanya pada saat perawat merasa yakin
tentang suatu yang detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin memberi petunjuk pada klien
mengenai penjelasan lain.
23. Seeking consensual validation; Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh
perawat maupun klien. Membantu klien lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan.
24. Verbalizing the implied: Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atau anjuran.
25. Encouraging evaluation (mendukung evaluasi): Perawat membantu klien
mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya
26. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan); Membantu klien
untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau pernyataan .
27. Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dengan
klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan bahwa terdapat
kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28. Encouragingformulation of plan of action (mendukng terbentuknya rencana
tindakan): Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternative dari
tindakan untuk masa yang akan datang.
29. Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk); Statemen yang menunjukkan peran, tujuan
dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia
harapkan dari dirinya.
30. Open- ended comments (komentar terbuka-tertutup): Komentar secara umum untuk
menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien
untuk memutuskan apa topik/materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk
meneruskan interaksi.
31. Reducing distant (penurunan jarak); Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien. Hal
ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
32. Humor; Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi
verbal dikarenakan: tertawa mengurangi keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat
meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan .

http://perawatpskiatri.blogspot.co.id/2009/03/teknik-komunikasi-terapeutik.html

Anda mungkin juga menyukai