Anda di halaman 1dari 1

Knowledge, Attitudes, Impact, and Anxiety Regarding COVID-19 Infection Among the Public in China

Pengetahuan, Sikap, Dampak, dan Kecemasan Mengenai Infeksi COVID-19 Di Kalangan Masyarakat di
Tiongkok

Tujuan: Pengetahuan yang memadai dan sikap positif sangat penting untuk pencegahan COVID-19.
Namun, sedikit yang diketahui tentang kesadaran dan sikap publik terkait COVID-19 di China. Dampak
COVID-19 pada tingkat kesejahteraan dan kecemasan masyarakat tidak pernah didokumentasikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mensurvei pengetahuan, sikap, dampak, dan tingkat kecemasan
masyarakat China terkait wabah COVID-19.

Metode: Survei populasi cross-sectional menggunakan kuesioner online dilakukan antara 24 Jan dan 24
Feb 2020. Partisipan penelitian adalah penduduk daratan Cina yang berusia di atas 18 tahun. Item sikap
dalam penelitian ini mengukur persepsi ancaman COVID-19 berdasarkan Health Belief Model.
Kecemasan diukur dengan State-Trait Anxiety Inventory (STAI), kuesioner yang dilaporkan sendiri yang
mengukur kedua keadaan (STAI-S), dan sifat kecemasan (STAI-T)

Hasil: Sebanyak 2.446 tanggapan lengkap telah diterima. Rata-rata dan deviasi standar (SD) untuk total
skor pengetahuan adalah 20,3 (SD ± 2,9) dari kemungkinan skor 23. Gangguan sosial dan dampak
ekonomi rumah tangga terlihat jelas, terutama di provinsi dengan kasus terkonfirmasi kumulatif yang
lebih tinggi. Mayoritas tanggapan menunjukkan kerentanan yang dirasakan rendah untuk terinfeksi
(86,7% [95% CI 85,4-88,1]), dengan proporsi yang adil dari responden yang menganggap tingkat
keparahan yang lebih tinggi (62,9% [95% CI 61,0-64,8]). Rata-rata skor dampak total adalah 9,9 (SD ±
3,8) dari kemungkinan skor 15. Skor rata-rata untuk STAI-S adalah 48,7 (SD ± 10,8), sedangkan skor rata-
rata STAI-T adalah 45,7 (SD ± 8,5). Berdasarkan demografi, wanita melaporkan kemungkinan yang lebih
tinggi secara signifikan untuk tingkat yang lebih tinggi dari STAI-S (OR = 1.67) dan STAI-T (OR = 1.30)
dibandingkan dengan pria. Orang dengan usia yang lebih muda juga lebih mungkin untuk mengalami
STAI-S dan STAI-T yang lebih tinggi. Kerentanan dan keparahan dan dampak yang dirasakan lebih tinggi
merupakan prediktor kuat dari tingkat STAI-S dan STAI-T yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Temuan kami dapat membantu dalam menyesuaikan komunikasi publik untuk mengubah
pengetahuan dan sikap masyarakat. Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya promosi kesehatan
mental selama wabah penyakit menular untuk membantu mengurangi persepsi ancaman, dampak sosial
dan ekonomi rumah tangga, dengan menargetkan segmen populasi yang rentan.

Anda mungkin juga menyukai