Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan komunikasi yang baik akan membedakan antara asuhan keperawatan
rata-rata dengan asuhan keparawatan yang sangat baik. Hubungan terapeutik antara pasien
dan perawat membentuk dasar bagi asuhan keperawatan seluruh spectrum sehat, sakit dan
pemulihan. Beberapa hubungan perawatan pasien, seperti yang terdapat pada contoh ini,
hanya berlangsung beberapa jam, tetapi hubungan lain dapat berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Setiap hubungan menarik karena dapat bersifat unik dan
memperkaya baik bagi pasien maupun perawat.
Prinsip yang mendasari hubungan terapeutik adalah sama tanpa memandang lama
kontrak : rasa hormat, kesungguhan, empati, mendengarkan aktif, kepercayaan, dan
kerahasiaan. Maksud hubuungan terapeutik adalah mendukung pasien, memajukan
kesembuhan, dan mendukung atau meningkatkan fungsi tubuhnya. Hubungan terapeutik
berbeda dengan hubungan social karena hubungan ini berfokus kesehatan dan terpusat pasien
dengan batasan yang tegas.
Komunikasi merupakan batu pertama hubungan perawat pasien. Focus komunikasi ini
adalah kebutuhan pasien. Perawat harus mempertimbangkan beberapa factor pada pasien
termasuk kondisi fisik, keadaan emosional, latar belakang budaya, kesiapan berkomunikasi
dan cara berhubungan dengan orang lain.
B. Tujuan
Supaya perawat dapat menjalin hubungan terapeutik kepada pasien agar pasien dapat
segera sembuh dari segala penyakitnya dengan cara merencanakan intervensi yang akan
diberikan kepada pasien sesuai dengan keluhannya dan kebutuhannya.
C. Manfaat
Perawat dapat berkomunikasi dengan pasien dengan baik sehingga semua kebutuhan
pasien dapat terpenuhi selain itu keluhan-keluhan pasien dapat berkurang berdasarkan hasil
tercapainya komunikasi terapeutik. Jadi perawat dapat membuat intervensi yang sesuai
dengan keadaan pasien.
2

BAB II
ISI
A. Dimensi Respon
1. Keaslian
Kesejatian atau kealian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang
gambaran diri kita yang sebenarnya.
Kesejatian dapat ditunjukan dengan adanya kesamaan antara verbal dan non
verbal (Kongruen). Lawan dari kongruen adalah inkongruen (adanya ketidaksamaan
antara bentuk verbal dan nonverbal)
Kongruen akan menimbulkan antara akan menimbulkan antara lain
Tidak percaya pada perawat
Curiga
Hubungan menjadi renggang
Informasi yang berharga hilang
Menerima pesan yang berbeda
Bingung
Mungkin hanya percaya pada pesan nonverbal
Mempertanyakan kredibilitas perawat
Sulit memelihara dialog yang berarti
Tidak merasa mereka berbicara dengan orang yang sebenarnya
Ciri-ciri perilaku inkongruen
a. Gerak kaki
Menendang dengan agresif
Posisi kaki tegang
Sering mengganti postur kaki
b. Gerak tangan
Menggaruk pipi
Menarik kuku tangan dengan keras
Melindungi atau memegang lutut ketika tersenyum

3

Keuntungan perilaku kongruen
Kesejatian perawat
Berbicara dengan kesungguhan dan tanpa menyakiti
Mengekspresikan apa yang dia pikirkan, perasaan, pengalaman saat ini
Menunjukkan kespontanan
Menunjukkan keterbukaan
Keuntungan untuk pasien
Merasa bebas untuk mengspresikan pikiran dan emosi yang sesungguhnya
Mengembangkan perasaan percaya pada perawat
Menyediakan informasi dimana mereka dapat menggunakannya
Kesejatian dipengaruhi oleh :
a. Kepercayaan diri
Orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan mampu
menunjukkan kesejatiannya pada saat keadaan yang tidak nyaman dimana
kesejatian yang ditampilkan akan mengakibatkan resiko tertentu
b. Persepsi terhadap orang lain
Apabila seseorang melihat orang lain yang mempunyai kekuatan yang lebih
besar dan menguasai kita maka hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita
akan menampilkan seperti apa diri kita yang sebenarnya.
c. Lingkungan
Lingkungan terdiri dari waktu dan tempat. Tempat dimana seseorang berada
dimuka public( auditorim, panggung , dll). Akan mengakibatkan seseorang
merasa sulit untuk menunjukan seperti apa dirinya yang sebenarnya. Waktu
yang terbatas juga akan mengakibat kan seseorang tidak mampu menunjukan
siapa dia yang sebenarnya.
Petunjuk penggunaan kesejatian atau keaslian yang efektif
a. Perawat harus menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan pasien
menunjukan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan.
4

b. Bila kepercayaan telah didapatkan perawat dapat menjadi lebih terbuka dan
spontan untuk dapat melakukan empati dan respek
c. Perawat harus menghindari membuka diri dalam rangka memanipulasi,
memberikan nasehat atau mempengaruhi pasien untuk mendapatkan apa yang
menjadi tujuan perawat.

2. Rasa Hormat
Carl Rogers mendefinisikan rasa hormat atau pandangan positif tanpa syarat
sebagai kemampuan untuk menerima kepercayaan orang lain diatas perasaan pribadi
anda. Respon setiap pasien terhadap kesehatan atau penyakit merupakan cara
pribadinya untuk beradaptasi terhadap tantangan. Setiap pasien membawa cara
merespon dan mengatasi perubahan yang telah berlangsung seumur hidupnya
sehingga perawat perlu bersikap tidak menghakimi. Setiap pasien memerlukan rasa
hormat dan penerimaan sebagai manusia yang unik. Penerimaan tidak berarti
mendukung atau setuju. Ini merupakan sikap tidak menghakimi pasien sebagai
manusia yang utuh. Tujuan nya adalah untuk membuat pasien merasa nyaman dan
melegitimasi perasaan nya, contohnya ; perawat mungkin tidak selalu mengerti
mengapa pasien menjadi marah tetapi mengakui bahwa mereka biasanya memiliki
alas an berdasarkan kepercayaan dan latarbelakang.
Beberapa pasien mungkin memiliki kesulitan menjaga kebersihan pribadinya.
Tujuan perawat adalah memperhitung kan gejala perasaan, nilai nilai dan
kepercayaan pasien denganpenuh hormat , bekerja dengan pasien untuk
merencanakan tujuan pengobatan .
Cara untuk menunjukan rasa hormat ;
1. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan status profesi anda serta
sematkan tanda pengenal anda ( PIN Nama)
2. Tanyai pasien , ia ingin di panggil bagaimana. Selalu awali dengan nama
formal , (misalnya ; Tn.,Ny.,Nn.,) dan kemudian gunakan nama sesuai
keinginannya.
3. Aturlah kenyamanan, kesopanan, dan prifasi pasien
4. Siapkan pasien sebelum melakukan prosedur apapun, terutama yang
melibatkan ruang peribadi dan atau ketidaknyamanan
5. Berkomunikasilah dengan pasien dalam cara yang menunjukan keinginan
untuk mendengarkan, memahami, dan membantu.
5

3. Empati
Keperawatan seringdiartikan sebagai memberikan asuhan penuh empati atau
kasih sayang kepada pasien. Sering digunakan empat istilah untuk menjelaskan kerja
emosional keperawatan: altruism, simpati, kasih sayang, dan empati. Altruism adalah
memahami pengalaman orang lain yang melibatkan pengorbanan diri, contohnya;
menenpatkan kebaikan orang lain di atas diri sendiri, atau pandang yang tidak egois
dan atau ketaatan kepada orang lain. Simpati adalah kenyataan atau kekuatan berbagi
perasaan orang lain dan benar benar mengalami apa yang dirasakan oleh orang lain.
Kasih sayang adalah perasaan simpati dalam atau keinginan untuk memahami
pengalaman orang lain disertai oleh keinginan untuk meredakan penderitaan.
Penderitaan pasien dapat mencakup gejala fisik seperti nyeri, mual, nafas pendek.
Gejala psikologis seperti suasana hati ( mood),usaha mengatasi, dan isu hubungan,
masalah social seperti perhatian keluarga, isu komunitas dan financial dan masalah
dibidang spiritual seperti iman dan menemukan makna dan kematian.
Empati adalah kasih sayang teredukasi atau pemahaman intelektual dari
keadaan emosional orang lain. Hal ini dapat diartikan sebagai keinginan perawat
untuk memahami apa yang dialami pasien dari perspektif pasien. Empati memberikan
kemampuan untuk benar benar melihat dunia dari sudut pandang pasien tanpa
mengalami sisi emosional nya . pemahaman intelektual ini memungkinkan perawat
untuk mengidentifikasi masalah pasien dengan lebih jelas dan melakukan intervensi
secara lebih spesifik.
Perawat menggabungkan keinginan empati untukmemahami pengalaman
pasien dengan tujuan penuh kasih untuk meringan kan penderitaan. Perawat yang
lebih berpengalaman cenderung menggunakan keinginan empatik nya dengan lebih
efisien untuk menilai dan memahami pengalaman pasien, mendefinisikan kebutuhan
pasien , menyusun tujuan bersama pasien, memberikan interfensi yang tepat, dan
menilai hasil akhir pasien.
Sedangkan kehadiran psikologis dapat dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi
tindakan dan dimensi respon (Truax, Carkhfoff dan Benerson, dikutip dalam Stuart
dan Sundeen, 1987 : 126)


6

B. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional
katarsis, dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)
1. Konfrontasi
Konfrontasi adalah perasaa perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai. Konfrontasi
berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan, sikap,
kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien yang telah mempunyai
kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.
Konfrontasi adalah proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk
memfasilitasi dan perluasan dari gambaran diri orang lain (Smith, 1992).
Tujuan dari konfrontasi yang dilakukan adalah, agar orang lain sadar adanya ketidak
sesuaian pada dirinya dalam hal perasaan, tingkah laku dan kepercayaan. (Stuart dan
Sundeen, 1995)
Dua bagian konfrontasi (Smith, 1992):
a. Membuat orang lain sadar terhadap perilaku yang tidak produktif/merusak
b. Membuat pertimbangan tentang bagaimana dia bertingkah laku yang lebih produktif
dengan jelas dan konstruktif
Kapan konfrontasi paling tepat dilakukan? pada saat (Smith, 1992):
a. Tingkah lakunya produktif
b. Tingkah lakunya merusak
c. Ketika mereka melanggar hak kita/hak orang lain
Tiga kategori konfrontasi (Carkhoff cit. Stuart dan Sundeen, 1995):
a. Ketidaksesuaian anatara ekpresi klien terhadap dirinya (konsep diri) dan apa yang dia
inginkan (ideal diri)
b. Ketidaksesuaian antara ekspresi verbl dan perilaku
c. Ketidaksesuaian anatar ekspresi pengalaman klien tentang dirinya dan pengalaman
7

perawat tentang klien.
Cara melakukan konfrontasi adalah sebagai berikut (Bower dan Bower cit. Smith,
1992):
a. Clarify: Membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengerti
b. Articulate: Dapat mengekpresikan opini diri sendiri dengan kata-kata yang jelas
c. Request (permintaan)
d. Encourage: Memberikan support, harapan, kepercayaan.
Sebelum melakukan konfrontasi, perawat perlu mempertimbangkan beberapa
faktor yaitu (Bromley cit. Stuart dan Sundeen, 1995):
a. Hubungan saling percaya perawat dan klien telah terbentuk
b. Waktu
c. Tingkat stress klien
d. Kekuatan mekanisme defensif dari klien
e. Kebutuhan penerimaan klien untuk jarak pribadi atau kedekatan
f. Tingkat kemarahan dan toleransi klien untuk mendengarkan dan menoleransi persepsi
klien.
Konfrontasi ini juga diperlukan pada klien yang telah mengembangkan wawasan tetapi
belum juga merubah tingkah lakunya (Stuart dan Sundeen, 1995).
2. Kesegeraan
Kesegeraan mempunyai konotasi sebagai sensitifitas perawat pada perasaan klien dan
kesediaan untuk mengatasi perasaan dari pada mengajukannya (Stuart dan Sundeen,
1995).
Berespon dengan kesegeraan berarti berespon pada apa yang terjadi antara perawat
dan klien saat itu dan di tempat ini. Karena dimensi ini mengkin melibatkan perasaan dari
klien terhadap perawat, kesegeraan ini dapat menjadi suatu hal yang sulit untuk dicapai
8

(Wilson dan Knelsel, 1983)
3. Membuka diri
Membuka diri adalah membuat orang lain tahu tentang pikiran, perasaan, dan
pengalaman pribadi kita (Smith, 1992).
Bentuk dari membuka diri menurut Smith (1992) yaitu:
a. Mengeluh
b. Menggosip
c. Mengekspresikan pandangan politik atau agama menceritakan prestasi
d. Membagi rahasia, mimpi, dan kasih sayang
Membuka diri perlu dalam helping relationship karena membuka diri disini dilakukan
untuk keuntungan klien, untuk menunjukkan seberapa banyak perawat mengerti klien
karena adanya perasamaan pikiran, perasaan, dan pengalaman.
Membuka diri perlu dilakukan jika perawat ingiin meningkatkan pemahaman,
kekuatan, dan kepercayaan klien. klien dengan kondisi panik / cemas / cemas berat
mungkin merasa terancam dan takut dengan kegiatan membuka diri yang dilakukan oleh
perawat (Stuart dan Sundeen, 1995).
Cara membuka diri menurut Smith (1992):
a. Mendengar, mendengar yang disini dimaksudkan untuk mengerti dan bukan untuk
menjawab.
b. Empati
c. Membuka diri
4. Emosional Katarsis
Kegiatan ini terjadi pada saat klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat
mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1995).
Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu
dirinya. Perawat harus mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika
9

klien mengalami kesukaran dalam mengekspresika perasaannya, perawat dapat membantu
dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien. Jika klien menyadari
bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasan menerima dan aman maka klien akan
memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya.
5. Bermain Peran
Bermain peran adalah tindakan untuk membangkitkan situasi tertentu untuk
meningkatkan penghayatan klien ke dalam hubungan manusia dan memperdalam
kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan juga memperkenankan
klien untuk memcobakan situasi baru dalam lingkungan yang aman.
Bermain peran terdiri dari beberapa tahap (Stuart dan Sudeen, 1995):
a. Mendefinisikan masalah
b. Menciptakan kesiapan untuk bermain peran
c. Menciptakan situasi
d. Membuat karakter
e. Penjelasan dan pemanasan
f. Pelaksanaan memerankan suatu peran
g. Berhenti
h. Analisis dan diskusi
i. Evaluasi
Bermain peran ini juga digunakan untuk mengembangkan insight klien (Stuart dan
Sundeen, 1995)





10

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kesadaran diri perawat merupaka dasar utama dalam membina hubungan terapeutik
dengan klien.
2. Sikap fisik dan psikologis yang diuraikan melalui nonverbal, dimensi respon dan dimensi
tindakan perlu dipelajari dan dipakai dalam prkatek keperawatan. Kepuasan klien akan
asuhan keperawatan banyak dpengaruhi oleh sikap perawat dalam berkomunikasi.
3. Integrasi sikap yang terapeutik dalam berkomunikasi dalam setiap tindakan keperawatan
merupakan keharusan untuk asuhan yang berkualitas.


















11

Daftar Pustaka

Nurjannah, intansari. 2005. Komunikasi Keperawatan Yogyakarta: Mocomedika
Kennedy Sheldon, lisa. 2009. Komunikasi Keperawatan Edisi kedua. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai