Anda di halaman 1dari 20

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN CITRA TUBUH
KELOMPOK 4
`ANTAR BAHTIAR
DIANITA
NABILA PRADHIA
SANIA
TANIA PUTRI
YOPI KURNIA
Konsep diri
 Adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya sendiri.
Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti
mengenal karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya,
kemampuan dirinya, dan sebagainya.
 Contoh : - Apabila individu menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan
untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, akan terbentuk self
concept yang baik atau positif pada dirinya.
- Apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu atau
dalam artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk self concept
yang negatif pada dirinya.
Konsep diri menurut para ahli
1. Robert Bruce Burns
bahwa self concept adalah relasi antara sikap dan keyakinan mengenai diri
individu itu sendiri.
2. Budi Anna Keliat
bahwa self concept atau konsep diri adalah cara pandang individu dalam
memandang dirinya, baik secara utuh, fisikal, intelektual, emosional, spiritual,
maupun sosial.
3. Patricia Potter Anne Perry
bahwa self concept atau konsep diri adalah gambaran subjektif dari diri individu
dan perpaduan yang kompleks, mulai dari perasaan, persepsi sadar dan bawah
sadar, hingga sikap.
Konsep diri menurut para ahli
4. Cawagas
self concept adalah suatu cara pandangan secara menyeluruh seorang individu
terhadap dimensi fisik dirinya sendiri, karakteristik yang dipunyai, aspek motivasi
atau dorongan, kelemahan, kepandaiannya, dan celah kegagalan dirinya.
5. Clara R. Pudjijogyanti (1995)
self concept adalah salah satu faktor penentu tingkah laku individu, seperti
apakah akan baik atau buruk.
6. Rochmad Natawidjaya
tanggapan individu terhadap dirinya sendiri, kemampuan dan
ketidakmampuannya, tabiatnya, harga diri, dan hubungan individu tersebut
dengan orang lain
Konsep diri menurut para ahli
7. Willian D. Brooks
adalah perspektif terkait totalitas psikis, fisik, dan sosial terhadap diri sendiri yang
terbentuk dari berbagai pengalaman serta interaksi atau komunikasi individu
dengan individu lain.
8. Carl Rogers
Jadi, self concept adalah suatu konfigurasi atau penggabungan dari berbagai
tanggapan yang saling terkait dengan diri sendiri, masuk hingga ke dalam
kesadaran individu.
Komponen konsep diri
1. Citra Diri (Self Image)
Citra diri atau gambaran diri ini biasa dikenal sebagai self image adalah perilaku
individu secara fisik pada dirinya sendiri, baik disadari maupun tak disadari.
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut
semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya.
3. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri atau biasa disebut sebagai self esteem ini adalah persepsi seorang individu
akan hasil yang dicapainya dengan menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya
dengan ideal dirinya.
4. Peran Diri
Peran diri adalah segenap bentuk sikap atau tingkah laku, nilai, dan tujuan yang
diharapkan oleh suatu kelompok sosial terkait dengan fungsi dan peran individu di
dalam masyarakat atau kelompok sosial tersebut.
Komponen konsep diri

5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kepekaan individu terhadap dirinya yang dihasilkan
dari pengamatan dan penilaian dirinya dengan menyadari bahwa dirinya
itu memiliki perbedaan dengan individu lain. Komponen self concept ini
mulai terbentuk dan berkembang pada diri individu sejak masa kanak-
kanaknya.
Konsep gangguan citra tubuh
 Citra tubuh mencakup sikap individu terhadap tubuhnya sendiri, teermasuk
penampilan fisik, struktur dan fungsinya (Alimul, 2012).

 Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1998, citra tubuh adalah kumpulan sikap
individu terhadap tubuhnya yang disadari atau tidak disadari.

 Citra tubuh (body image) meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh,
termasuk penampilan, struktur, atau fungsi fisik

 Citra tubuh pada intinya adalah gambaran diri terhadap dirinya sendiri,
gambaran ini akan menyesuaikan dengan bagaimana orang lain
memperhatikannya, sehingga dapat menggambarkan diri dengan melihat
bagaimana respon orang lain ketika memperhatikannya.
Klasifikasi gangguan citra tubuh
 Menurut Riyadi (2009), Citra tubuh normal adalah persepsi individu yang
dapat menerima dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan
harga dirinya meningkat. Klasifikasinya seperti :

a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit


b. Perubahan bentuk tubuh : seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan
infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan
pemasanagn alat di dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
Perilaku gangguan citra tubuh
Menurut Dalami tahun 2009

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.


b. Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
d. Persepsi negative pada tubuh
e. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
f. Mengungkapkan keputusasaan
g. Mengungkapkan ketakutan
 
 
 
 
Perilaku gangguan citra tubuh
Menurut Dalami tahun 2009

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.


b. Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
d. Persepsi negative pada tubuh
e. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
f. Mengungkapkan keputusasaan
g. Mengungkapkan ketakutan
 
 
 
 
Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan CitraTubuh

Gangguan Citra tubuh


 adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan
oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan Fungsi tubuh karena tidak
sesuai dengan yang diinginkan.(NANDA-I,2018)

Penyebab
1.Perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit.
2.Perubahan struktur tubuh akibat luka, koperasi dan proses penyakit.
3.Perubahan bentuk tubuh akibat tindakan, seperti pemasangan infus,
oksigen, Chateter,dll.
4.Perubahan pandangan terhadap penampilan tubuh
Tanda dan gejala
Mayor
A. Subjektif
1. Menolak perubahan atau kehilangan tubuh.
2. Perasaan negatif tentang tubuh
B. Objektif
1. Kehilangan bagian tubuh
2. Fungsi dan struktur tubuh berubah
3. Menghindari melihat dan atau menyentuh tubuh yang berubah
4. Menyembunyikan bagian tubuh yang berubah
Minor
A. Subjektif:
1. Pandangan pada tubuh berubah ( mis, penampilan, struktur, fungsi )
2. Takut pada reaksi orang lain
3. Preokupasi pada perubahan atau kehilangan
B. Objektif:
1. Hubungan sosial berubah( menarik diri)
KONDISI KLINIS

1. Mastektomi
2. Amputasi
3. Jerawat
4. Luka bakar
5. Obesitas
6. Kehamilan
7. Stroke
Tujuan Asuhan Keperawatan
 klien mampu:
1. Mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang terganggu atau sakit
2. Mengetahui cara mengatasi gangguan Citra tubuh
 Psikomotor, klien mampu:
1. Mengafirmasi bagian tubuh yang sehat
2. Melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat merawat dan melatih
bagian tubuh yang terganggu
 Afektif, klien mampu:
1. Mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari bagian tubuh yang
terganggu
2. Mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih sehat
3. Merasakan manfaat Latihan pada bagian tubuh yang terganggu
TINDAKAN KEPERAWATAN KEPADA KLIEN

 Kaji.
1. Bagian tubuh yang terganggu dan bagian tubuh yang sehat.
2. Tanda dan gejala gangguan Citra tubuh dan kemampuan klien dalam
Mengatasi gangguan Citra tubuh
3. Jelaskan proses terjadinya gangguan Citra tubuh
4. Diskusikan persepsi, Perasaan, dan harapan klien terhadap Citra
tubuhnya.
5. Latihan klien menggunakan bagian tubuh yang sehat.
6. Diskusikan bagian tubuh yang sehat.
7. Latih menggunakan tubuh yang sehat.
8. Motivasi klien melihat dan mengatur bagian tubuh yang terganggu.
TINDAKAN KEPERAWATAN KEPADA KELUARGA

1. Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien yang


mengalami gangguan Citra tubuh
2. Jelaskan pengertian , tanda dan gejala, dan proses terjadinya gangguan
Citra tubuh serta mengambil keputusan merawat klien.
3. Melatih keluarga cara merawat dan membimbing klien mengatasi
gangguan Citra tubuh sesuai dengan tindakan keperawatan pada klien
4. Latih keluarga menciptakan suasana keluarga yang mendukung klien
mengatasi gangguan Citra tubuh sesuai dengan asuhan keperawatan
yang telah diberikan pada klien.
5. Diskusikan tanda dan gejala gangguan Citra tubuh yang memerlukan
rujukan serta Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur.
TINDAKAN KOLABORASI

1. Kolaborasi dengan dokter


2. Memberikan terapi Dokter( obat) kepada klien: edukasi 8 benar
prinsip pemberian obat dengan menggunakan konsep safety
pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
4. Kolaborasi dengan perawat luka untuk memulihkan penyebab
gangguan Citra tubuh
5. Kolaborasi dengan rehabilitasi medik jika klien membutuhkan
protesa
6. Kolaborasi dengan psychiater sesuai dengan kebutuhan
LANJUTAN
 Evaluasi
Penurunan tanda dan gejala gangguan Citra tubuh
Peningkatan kemampuan klien mengatasi gangguan Citra tubuh
Rujukan ke fasilitas kesehatan
 Rencana tindak lanjut
Rujuk pasien dan keluarga ke fasilitas praktik Mandiri perawat spesialis
keperawatan jiwa
Rujuk klien dan keluarga case Manager di fasilitas pelayanan kesehatan
primer di puskesmas , pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah
sakit.
Rujuk klien dan keluarga Ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa ,
kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di
masyarakat
KESIMPULAN
 Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan
tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar meliputi
ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-
bagiannya
 Data objektif yang dapat diobservasi pada pasien dengan
gangguan citra tubuh adalah perubahan dan foto anggota
tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi, menyembunyikan
atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu, melihat
bagian tubuh, menolak menyentuh bagian tubuh, aktifitas
sosial menurun.

Anda mungkin juga menyukai