Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“STERILISASI, DESINFEKSI, DAN SANITASI”

Disusun oleh :
Ellyatul Mu’arifah (P07220120012)
Elsa Puspita Rahayu (P07220120015)
Putri Zaneta Aprilita (P07220120035)
Rossi Arsetya Fatiqa Dewi (P07220120039)
Widya Kumala Sari (P07220120046)

POLTEKKES KEMENKES KALTIM PROGRAM STUDI D-III


KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar Bakteri”
Makalah ini kami susun dengan mendapat bantuan dari berbagai sumber
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu yaitu
1. Dr. Drs. H.lamri M,kes. dosen mata kuliah Mikrobiologi &
Parasitologi, atas bimbingan, saran dan arahan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu kami dalam pemberian saran,
masukan dan motivasi yang sangat membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi diri kami pribadi
dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan masalah………………………………………………………...
C. Tujuan pembelajaran……………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
A. Pengertian Sterilisasi……………………………………………………...
B. Peralatan Apa Saja Yang Dapat Disterilkan……………………………...
C. Tujuan, Macam, Dan Teknik Sterilisasi…………………………………..
D. Pengertian Desinfeksi…………………………………………………….
E. Tujuan, Manfaat, Macam, Dan Jenis Desinfeksi…………………………
F. Peran Perawat Dalam Sterilisasi Dan Desinfeksi…………………………
G. Pengertian Sanitasi………………………………………………………..
H. Tujuan Dan Upaya Sanitasi……………………………………………….
I. Ruang Lingkupn Dan Contoh Sanitasi……………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….
A. Kesimpilan………………………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan bakteri semakin hari semakin tidak dapat terkontrol.


Beberapa bahan obat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik,
sarung tangan bedah dan hemodialiser pada penggunaannya berkontak
langsung dengan jaringan atau cairan tubuh. Olehkarena itu produk tersebut
harus steril atau bebas dari mikroorganisme hidup terutama yang bersifat
patogen. Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik yang patogen maupun yang nonpatogen.
Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat penting
dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, diperlukan juga cara untuk
mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara
lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa
yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat
penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau
mengendalikan infeksi dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk
membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk
mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Rumah Sakit merupakan tempat umum yang mempunyai bagian-bagian
yang dapatmenjadi tempat berkembang biaknya vektor. Mengingat rumah sakit
sebagai salah
satusarana pelayanan kesehatan dan merupakan tempat berkumpulnya orang- oran
g sakit dan orang-orang sehat maka lingkungan rumah sakit harus bebas vektor
agar tidak terjadi kontak antaramanusia dengan vektor atau makanan dengan
vektor supaya penyakit infeksi Nosokomialyang ditularkan melalui vektor dapat
ditekan serendah mungkin dan tidak terjangkit penyakitlain yang disebarkan oleh
vector.
Dalam pelaksanaannya sanitasi RS seringkali ditafsirkan secara sempit,
yakni hanyaaspek kerumahtanggaan (housekeeping) seperti kebersihan gedung,
kamar mandi dan
WC, pelayanan makanan minuman. Ada juga kalangan yang menganggap bahwa 
sanitasi RShanyalah merupakan upaya pemborosan dan tidak berkaitan langsung
dengan pelayanan kesehatan di RS. Sehingga seringkali dengan dalih kurangnya
dana pembangunan
danpemeliharaan, ada RS yang tidak memiliki sarana pemeliharaan sanitasi, bahk
an cenderungmengabaikan masalah sanitasi. Mereka lebih mengutamakan
kelengkapan alat-alat kedokterandan ketenagaan yang spesialistik. Di lain pihak
dengan masuknya modal asing dan swastadalam bidang perumahsakitan kini
banyak RS berlomba-lomba untuk menampilkan citranyamelalui kementerengan
gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter spesialis yang
qualified, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. 
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan
dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan.Dalam
sanitasi makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai
komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari sterilisasi ?
b. Apa saja peralatan yang dapat disterilkan ?
c. Apa tujuan,manfaat,macam dan teknik dari sterilisasi ?
d. Apa pengertian dari desinfeksi ?
e. Apa tujuan,manfaat,macam dan jenis desinfeksi ?
f. Bagaimana peran perawat dalam sterilisasi dan desinfeksi ?
g. Apa pengertian dari sanitasi ?
h. Apa tujuan dan upaya dari sanitasi?
i. Apa saja ruang lingkup dan contoh dari sanitasi?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sterilisasi
b. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan apa saja yang dapat
disterilisasikan
c. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan,manfaat,macam dan Teknik
sterilisasi
d. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian desinfeksi
e. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan,manfaat,macam dan jenis
desinfeksi
f. 3

g. Mahasiswa dapat mengetahui peran perawat dalam sterilisasi dan


desinfeksi
h. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sanitasi
i. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan upaya sanitasi
j. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dan contoh sanitasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

6
A. PENGERTIAN STERILISASI
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua
jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungsi,
bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat pada di dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant.

B.PERALATAN YANG DAPAT DISTERILISASIKAN


1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan
lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia
dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa
penduga
4. lambung, drain dll.
5. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea
dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom
dan lain-lain.
7. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring
dan lain-lain.
8. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.
9. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek
operasi, baju,
10. sprei, sarung bantal dan lain-lain.

C.TUJUAN,MANFAAT, MACAM-MACAM DAN TEKNIK STERILISASI


1. Untuk mencegah transmisi penyakit
2. Untuk mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme
3. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam
melakukan biakan murni
4. Menyiapkan peralatan perawatan dalam keadaan siap pakai
5. Mencegah peralatan cepat rusak
6. Mencegah terjadinya infeksi silang
7. Menjamin kebersihan alat
8. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
pasien.

MACAM-MACAM TEKNIK STERILISASI


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi:

1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)


Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikronatau
0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas :
1. Larutan enzim
2. Antibiotik.
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi
ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak
menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara
fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan
mikroorganisme untuk dapat melaluinya.

2. Sterilisasi secara fisik


Dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran :
A. Pemanasan
1. Pemanasan Kering
a. Flaming (Flambir)
Flaming diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca
objek dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api bunsen, tanpa
membiarkan memijar. Dapat juga diulakukan dengan mencelupkannya
kedalam spirtus bakar, kemudian dibakar, tetapi cara ini tidak menghasilkan
suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini diterapkan terhadap
permukaan baskom dan mortir.

b. Pembakaran
Membakar alat pada api secara langsung dengan bunser burner, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya

c. Udara Panas.
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilan tergantung dengan waktu
dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan
ketentuan maka sterilisasi pun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Pemanasan dengan udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat
laboratorium dari gelas misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga
untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet,
kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan dengan cara ini. Setelah dicuci alat-
alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas tahan panas,
kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur antara 150 -
170ºC, selama kurang lebih 90 – 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk
menjamin agar
pergerakan udara tidak terhambat.
10

1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air


mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat
2. Kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua
jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit
menular, harus direndam sekurang-kurangnya 24 jam
3. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas
4. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus didalam sterilisator
2. Secara Panas Basah
a. Merebus (boiling)
Teknik disinfeksi termurah, waktu 15 menit setelah air mendidih, beberapa
bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini contohnyaClostridium perfingens dan Cl.
Botulinum.
Missal Pisau operasi, Gunting, Pinset, Kocher, Korentang Persiapan:
1. Peralatan yang akan dibersihkan Tempat pencucuian dengan air yang
mengilir atau baskom berisi air bersih.
2. Sabun cuci
3. Sikat halus
4. Bengkok (nierbekken)
5. Lap kering
6. Larutan desinfektan
7. Kain kasa
8. Stalisator dalam keadaan siap pakai
Pelaksanaan:
1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat
2. Kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua
jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit
menular, harus direndam sekurang-kurangnya 24 jam
3. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas
4. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus didalam sterilisator yang
telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih.
5. Setelah air mendidih kurangnya 15 menit baru diangkat.
6. Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan dengan
korentang steril ketempat penyimpanan yang steril.

b. Dengan uap air panas


Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang
bagiannya diberilubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian
alat yang akan disterilkan. Lamanyasterilisasi adalah 30 menit, cara ini
tidak bisa digunakan untuk spora tetapi untuk bentukvegetatif.

c.Uap air panas bertekanan


Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila
sedangbekerja maka akan terjadikoagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi
dengan baikdigunakan Bacillus stearothermophilus. Bila media yang telah
distrerilkan, diinkubasi selama 7hari berturut-turut apabila selama 7 hari. Media
keruh maka autoklaf rusak. Media jernih makaautoklaf baik, kesterilalnnya,
keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan ini adalah mengatur
tekanan dalam autoklaf, maka dapat dicapai panas yang diinginkan.
Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan
tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan menggunakan panas
120ºC selama 10 – 70 menit tergantung kebutuhan.

Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan


menggunakan autoklaf :
1. Harus ditunggu selama bekerja
2. Hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann temperatur
dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan
meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses


oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan
mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan
lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering sehingga
sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).

d. Pasteurisasi
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang
digunakan 61,7ºC selama 30 menit. Pertama dilakukan oleh Pasteur.
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah).

e. Tyndalisasi
Dilakukan pemanasan basah pada suhu 80C selama 30 menit yang dilakukan
selama 3 hari berturut-turut.
Caranya :
1. Hari 1 dilakukan sterilisasi dengan uap air selama 30 menit pada 100C.
2. Kemudian dimasukkan inkubator selama 24 jam.
3. Hari 2 dilakukan pemanasan dan inkubasi lagi, begitu jug hari ke 3.

B. Radiasi
1.Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

Panjang gelombang yang paling efektif untuk membunuh bakteri adalah


240-280 nm.
Pada panjang gelombang 260 nm merupakan panjang gelombang yang maksimum
diabsorbsi oleh DNA bakteri. Tidak dapat digunkan untuk material tertutup dan
endospora. Digunakan untuk sterilisasi udara, ruangan perawatan, dan ruang
operasi.
Kontak yang lama dengan UV dapat merusak mata, luka bakar dan kanker kulit.
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b. Absorbsi asam Nukleat
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d. Penetrasi lemah kelemahan
2. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada sinar Gamma, daya kerjanya sterilisasi bahan
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau
penampilan. Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dapat disterilkan dengan
teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma
disebut juga “sterilisasi dingin”.
Penggunaan teknik ini radiasi gamma dari kobalt-60, lebih kuat daya tembusnya
dibandingkan dengan sinar UV dan tidak dilakukan dalam laboratorium. Metode
sterilisasi ini ditujukan untuk merusak asam nukleat mikroorganisme dan
digunakan untuk bahan-bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan panas,
contohnya bahan plastik sekali pakai (disposable plasticware), antibiotik, hormon,
dan jarum suntik.

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia


Macam-macam sterilisasi secara kimia

1. Gas sterilisator
Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme dengan
menggunakan gas yang membunuh mikroorganisme dan spora. Mekanisme dalam
membunuh mikroorganisme yaitu bertindak sebagai alkylating agent dimana
berikatan dengan gugus –SH,-COOH atau –OH yang pada akhirnya gugus ini
menyebabkan denaturasi pada protein mikroorganisme sehingga mikroorganisme
dapat mati. Digunakan untuk zat yang tidak tahan panas. Ethylene oxide
digunakan untuk sterilisasi suhu rendah. Ethylene oxide bersifat eksplosif ketika
bercampur dengan udara. Sifat ini dapatdihilangkan dengan menggunakan
campuran ethylen oxide dengan karbondioksida. Peralatan yang disterilkan yaitu
bahan yang bersifat termolabil seperti karet, plastik ,antibiotik, plastik
kateter,jarum suntik plastik sekali pakai.

Langkah-langkah dalam teknik sterilisasi adalah sebagai berikut:


a. a.Sampel dimasukkan kedalam chamber sterilisasi.
b. b.Gas etilen oksida dipompakan ke dalam chamber selama 20-30 menit
dengan suhu 100°C.
c. Diatur kelembapan 50-60% dan suhu 30° – 40°C.
d. Didiamkan selama 14 jam. Dilakukan proses vakum selam 2 jam. Hal ini
dilakukan untuk menarik residu gas pada sampel karena gas etylen okside
bersifat toksik.
e. Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas
tinggi atau dengan zat kimia cair. Kejelekannya : ethilen oksida bersifat
toksis dan mudahmeledak.

2. Zat cair
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi :

A. Alkohol
Berdaya aksi dalam rentang detik hingga menit dan untuk virus diperlukan
waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-90
%. Paling efektif untuksterilisasi dan desinfeksi membran sel yang
rusak.Mendenaturasi protein dengan jalandehidrasi & enzim tidak aktif

B. Halogen
Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu
sekitar 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-
5%.
C. Yodium Konsentrasi yodium yang tepat tidak mengganggu kulit,efektif
terhadap berbagai protozoa.

D. Klorin
Rentang waktu sekitar 5 menit dan konsentrasinya 0,5%,memiliki warna
khas dan bau tajam, dapat mendesinfeksi ruangan, permukaan serta alat non
bedah.

E. Fenol
Digunakan secara luas sebagai desinfektan dan antiseptik. Fenol sebagai
desinfektan cair tidak dipengaruhi oleh bahan organik, aktifitasnya rendah rendah
terhadap endosproa bakteri, efektif pada konsentrasi 2-5 % dengan mendenaturasi
protein dan merusak membran sel bakteri serta aktif pada pH asam. Alasan fenol
pada saat ini jarang digunakan sebagai desinfektan adalah karena fenol dapat
meniritasi kulit.

F. Peroksida (H2O2)
Konsentrasinya 0,02 %. Daya aksi berada dalam rentang detik hingga
menit, tetapi perlu 2 jam untuk membunuh virus. Peroksida bersifat efektif dan
nontoksid, molekulnya tidakstabil, menginaktif enzim mikroba.

G. Surfaktan
Dapat menurunkan tegangan permukaan diantara molekul-molekul dalam
larutan. Contohnya sabun dan detergen.

H. Etilen oksida
Digunakan untuk sterilisasi ruang tertutup. Mekanisme adalah dengan
mendenaturasi protein mikroorganisme.

I. Logam berat dan senyawa logam


Beberapa logam berat dapat bersifat biosidal atau antiseptik karena mampu
berkombinasi dengan protein seluler dan mendenaturasikannya. Contohnya adalah
arsenik, perak, merkuri, dan tembaga.

D. PENGERTIAN DESINFEKSI
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Agen disinfeksi adalah
disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-
objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora
viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa.

Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:


1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. 15

4. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.


5. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
6. Struktur fisik benda
7. Suhu dan PH dari proses desinfeksi.

E. TUJUAN,MANFAAT,MACAM DAN JENIS DESINFEKSI


Tujuan dari desinfeksi adalah memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai,
dengan
cara memusnahkan semua mikroorganisme pada peralatan tersebut tanpa
membunuh spora
bakteri.
Sedangkan manfaat desinfeksi adalah mencagah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril.

MACAM-MACAM TEKNIK DESINFEKSI


Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu
sebagai berikut.

1. Cara desinfeksi dengan mencuci


Prosedur kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram
atau membasahi dengan alkohol 70%
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium
tinktur 3%,kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.

2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan


Prosedur kerja:
a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan
menggunakan alkohol atau betadine.
16

3. Cara desinfeksi dengan merendam


Prosedur kerja:
a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja:
a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan
masing-masing permukaan selama 2 jam

JENIS DESINFEKSI
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme
kecuali spora bakteri. Teknik DTT dapat digunakan pada alat-alat medis. DTT
dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.

a. DTT dengan merebus


1. Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
2. Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3. Seluruh alat harus terendam
4. Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5. Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan
kering yang telah di DTT, maksimal satu minggu
b. DTT dengan mengukus
1. Kukus alat selama 20 menit
2. Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3. Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4. Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5. Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
1. Desinfektan kimia untuk DTT
2. Klorin 0,1 % , Formaldehid 8% , Glutaraldehid 2%
3. Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4. Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5. Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6. Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

2. Desinfeksi Tingkat Sedang


Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri. Desinfeksi tingkat sedang jarang dipakai di rumah sakit,
namun bisa diterapkan di rumah untuk mendesinfeksi peralatan dapur.

3. Desinfeksi Tingkat Rendah


Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri,
beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme
yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri. Teknik ini tidak
digunakan di rumah sakit, namun dapat diterapkan untuk mendesinfeksi
perabot rumah tangga.
18

F. PERAN PERAWAT DALAM STERILISASI DAN DESINFEKSI


Dalam dunia kesehatan, sterilisasi dan disinfeksi digunakan sebagai
pencegah infeksi. Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah
mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya sehingga dapat
memutus rantai penyebaran infeksi.

Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:


1) Cuci tangan
2) Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
3) Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
4) Memproses alat bekas pakai
5) Menangani peralatan tajam dangan aman
6) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah
secara benar
G. PENGERTIAN SANITASI
Sanitisasi mengurangi jumlah mikroorganisme pada peralatan dan
merupakan
pengendalian infeksi tingkat terendah. Peralatan yang hanya menyentuh
permukaan kulit
dapat disanitisasi dengan menyikat, detergen rendah buih, dan air hangat
digunakan untuk
pembilasan. Sanitisasi tidak menghancurkan semua mikroorganisme atau spora.
Sebelum
alat didesinfeksi atau disterilisasi, harus disanitisasi terlebih dahulu. Kegagalan
mengangkat
bahan organik, mencegah uap atau kimia, dan menembus permukaan alat, yang
perlu
diperhatikan dalam melakukan sanitasi.
Sanitisasi merupakan tahap pertama pembersihan dan pensterilan
peralatan. Perawat
melakukan sanitisasi sesegera mungkin setelah instrumen digunakan. Bila
melakukan
sanitasi alat yang terkena bahan yang terkontaminasi (misal: darah, mukus),
pertama kali
uang dilakukan adalah dicuci dengan air dingin. Air dingin tidak mengkoagulasi
protein pada
alat terkontaminasi. Detergent rendah buih dengan pH netral atau dengan sikat
dapat juga
digunakan untuk membersihkan alat dan melepaskan debris (kotoran).

Pengertiam Sanitasi Menurut Para Ahli


Adapun pengertian sanitasi menurut para ahli diantaranya yaitu:
 Menurut Hopkins
Menurut Hopkins, pengertian sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan.
 Menurut Sihite
Menurut Sihite, Sanitasi makanan ialah suatu usaha pencegahan untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu, merusak kesehatan, mulai dari minuman itu sebelum diproduksi.
Selama dalam proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan hingga ke tahap
penyajian makanan dan minuman itu siap di konsumsi.
 Menurut Dr. Azrul Azwar
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH pengertian sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.
 Menurut WHO
Menurut WHO pengertian sanitasi ialah pengendalian semua faktor lingkungan
fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia,
baik fisik maupun mental.

H. TUJUAN DAN UPAYA DARI SANITASI


Tujuan penyehatan makanan
Upaya sanitasi meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada semua
tingkatan. Sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Dengan demikian
tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,antaralain:
1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan
2. Mencegah penularn wabah penyakit
3. Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat
4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.
Upaya sanitasi
Upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan
seperti berikut :
1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi
2. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan
3. Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah
dan kotoran
4. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,
penyajian dan penyimpanan.
5. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.
I. RUANG LINGKUP DAN CONTOH SANITASI
Ruang Lingkup Sanitasi
 Penyediaan air bersih/air minum “water supply” ini meliputi pengawasan
terhadap kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air.
 Pengolahan sampah “refuse disposal” ini meliputi cara pembuangan
sampah, peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
 Pengolahan makanan dan minuman “food sanitation” ini meliputi
pangadaan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan.
 Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat “insect and
rodent control” ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang
pengerat.
 Kesehatan dan keselamatan kerja, ini melakukan kegiatan K3 meliputi
ruang kerja “misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja.
Contoh Sanitasi
Berikut ini ialah contoh tindakan sanitasi lingkungan:
 Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan.
 Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga “dapur
dan kamar mandi”.
 Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
 Pengelolaan limbah/sampah dengan baik, teratur dan berkesinambungan,
misalnya dengan memilih sampah plastik, kertas, organik, kaca dan logam.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
 Infeksi nasokomial adalah infeksi yang disebabkan oleh lingkungan saat proses

 Infeksi nasokomial
adalah infeksi yang
disebabkan oleh
lingkungan saat proses
Infeksi nasokomial adalah
infeksi yang disebabkan
oleh lingkungan saat
proses
 Infeksi nasokomial
adalah infeksi yang
disebabkan oleh
lingkungan saat proses
 Infeksi nasokimal adalah infeksi yang disebabkan oleh lingkungan saat
proses keperawatan
 Sterilisasi adalah proses penghilangan organisme,peralatan yang dapat
distrilkan yaitu logam, kaca, karet, erbonit, email, porselin, plastic, dan
tenunan
 Salah satu tujuan dan manfaat sterilisasi adalah mencegah pembusukan
material oleh mikroorganisme,dapat dilakukan dengan cara mekanin,
fisika dan kimiawi.
 Desinfeksi adalah proses penghilangan organisme dengan cara
membunuhnya
 Tujuan dan manfaat desinfeksi adalah memelihara alat dengan
memusnahkan dan mecegah kontaminasi semua mikroorganisme pada
peralatan tersebut tanpa membunuh spora bakteri
 Desinfeksi dapat dilakukan dengan cara mencuci, mengoleskan, merendam
dan menjemur.
 Sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu
mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan.

B. Saran :
Diharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian, agar dikemudian hari
kelompok
kami dapat memperbaiki dan mengerjakan makalah menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka

Ginting,mardan.2001.Infeksi Nosokomial dan Manfaat Pelatihan Keterampilan


Perawat
Terhadap Pengendaliannya di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2001:Medan.pdf
http://ejournals1.undip.ac.id
Effendy,Christantie.Infeksi Nosokomial.pdf
Tamher, Sayuti. 2008. Mikrobiologi. Jakarta. CV. Trans Info Media
Lukas, Stefanus. 2011. Formula Steril. Yogyakarta. CV. Andi Offset.
Arrozi, fauzan. 2013. Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja dan
Pembuatan Media,
Teknik Aseptik , Sterilisasi dan Desinfeksi . Jember.pdf
Dosenpendidikan.co.id

Anda mungkin juga menyukai