Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amuba (amoeba), sebuah organisme uniseluler mikroskopis, ditemukan tahun

1757 oleh Agust Johann Rosel von Rosenhof dari Jerman. Dulunya, amuba diberi

termasuk amuba adalah inti, sitoplasma, dan vakuola.

Disentri amoeba (amoebiasis) adalah infeksi usus yang disebabkan oleh

bakteri Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan diare parah. Serangan

amoeba merusak dinding usus besar, menyebabkan pendarahan ulserasi.

Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama

kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di

Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan

merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan

Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab

penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat

mengetahui defenisi dan pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat dari amoeba.

C. Manfaat

1
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu mahasiswa dapat memahami

tentang amoeba dan pengaruh-pengaruhnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi

Amoebiasis adalah infeksi protozoa invasif yang disebabkan oleh Entamoeba

histolytica, terlokalisasi dalam usus besar, tetapi dapat menyebar ke organ visceral

lain seperti hati, pleura, paru-paru, selaput jantung dan limpa, kulit, otak dan

genitor-urinaria Penularannya dapat melalui jalur fecal-oral.

Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus

Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan

menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan

bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain

menyatakan: setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba

kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit

infeksi, tetapi tak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan

dari kedua hewan ini.

B. Gejala dan Pengaruhnya

Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis

ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan

amebasis kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari

satu bulan, biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa

sindrom disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu

3
bulan, disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak

begitu jelas.

Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat

terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen

terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan

abses hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak

diobati sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang

dapat menyebar kemana-mana.

Gejala-gejala yang di akibatkan oleh penyakit Amoebiasis adalah:

Kram perut (kolik)

BAB menyakitkan (tenesmus)

Tinja berdarah dan berlendir yang sering berbau busuk.

Ada banyak spesies amoeba yang berbeda, tapi yang paling berbahaya adalah

Entamoeba histolytica. Spesies ini dapat bersembunyi melalui dinding usus dan

menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi organ lain, seperti hati, paru-

paru dan otak. Entamoeba histolytica bisa eksis pada makanan dan minuman yang

terkontaminasi dalam dua bentuk, sebagai amoeba bebas (dikenal sebagai

tropozoit) dan sebagai kista yaitu kelompok amoeba yang dikelilingi oleh dinding

pelindung, yang dikeluarkan dalam tinja manusia atau hewan.

Dalam jangka panjang, amoeba dapat membentuk kista besar dalam hati dan

organ lainnya, yang terkadang hanya dapat ditemukan pada pemeriksaan oleh

4
dokter untuk kondisi lain, misalnya penurunan berat badan yang tidak dapat

dijelaskan.

C. Penularan

Tahapan perkembangan amuba yang aktif (trophozoit) hanya ada di dalam

host dan feses yang masih baru dikeluarkan; cysta amuba hidup di luar host yaitu

dalam air, tanah dan pada makanan, terutama dalam kondisi basah. Cysta amuba

mudah dibunuh oleh suhu panas dan dingin, dan hanya bertahan selama beberapa

bulan di luar host. Ketika cysta tertelan, mereka bisa menyebabkan infeksi melalui

excysting (tahap pelepasan trophozoit) dalam sistem pencernaan. Pada tahap ini

trophozoit mudah mati dalam lingkungan asam lambung/perut.

D. Pathogenesis

E. histolytica, sesuai namanya (histo-lytic = menghancurkan jaringan), adalah

patogen; infeksi dapat mengakibatkan disentri amoeba atau liver abscess

amoeba. Gejala dapat termasuk disentri, diare berdarah, penurunan berat badan,

kelelahan, sakit perut, dan amoeboma (suatu komplikasi yang mengakibatkan luka

di usus). Amoeba sebenarnya dapat menggali ke dalam dinding usus,

menyebabkan luka dan penyakit usus lainnya, dan dapat mencapai aliran darah.

Dari sana, ia dapat menjangkau berbagai organ vital tubuh manusia lainnya,

biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dan lain sebagainya.

Hasil invasi amuba umum pada jaringan sel adalah liver abscess yang bisa

5
berakibat fatal jika tidak diobati. Sel darah merah kadang-kadang dimakan oleh

sitoplasma sel amoeba.

E. Diagnosis

Penyakit ini dapat didiagnosis melalui sampel kotoran tetapi penting untuk

diketahui bahwa beberapa jenis lainnya mustahil dapat dibedakan hanya dengan

melalui mikroskop. Tes ELISA atau RIA dapat digunakan untuk mendeteksi

penyakit ini.

F. Perawatan

Metronidazole untuk invasi trophozoites bagi mereka yang masih dalam usus

kecil. Paromomycin (Humatin) adalah obat pilihan lumenal, sejak Diloxanide

furoate (Furamide) tidak komersial tersedia di AS atau Kanada (hanya tersedia di

CDC-US). Dosis: Metronidazole 750mg tid oral, selama 5 sampai 10 hari diikuti

oleh Paromomycin 30mg/kg/day sama secara oral juga dalam 3 dosis selama 5

sampai 10 hari atau Diloxanide furoate 500mg tid oral selama 10 hari untuk

memusnahkan lumenal amoebae dan mencegah kekambuhan.

G. Pencegahan
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh

Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut :

1. Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging

ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.

6
3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan

menjelang makan atau sesudah buang air besar.


4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja

segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak

mencemari sumber air.


5. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan

pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit

dan mengobatinya dengan obat cacing.


6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke

rumah sakit.
7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali,

tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing

akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali

mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan

mengobatinya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai amoeba di atas maka saya dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Amoebiasis adalah infeksi protozoa invasif yang disebabkan oleh Entamoeba

histolytica, terlokalisasi dalam usus besar, tetapi dapat menyebar ke organ

visceral lain seperti hati, pleura, paru-paru, selaput jantung dan limpa, kulit,

otak dan genitor-urinaria Penularannya dapat melalui jalur fecal-oral.


2. Gejala-gejala yang di akibatkan oleh penyakit Amoebiasis adalah Kram perut

(kolik), BAB menyakitkan (tenesmus), Tinja berdarah dan berlendir yang

sering berbau busuk.


B. Saran

Saran saya yaitu agar dalam pembuatan makalah ini ada pengarahan dari

dosen sehingga makalah ini dapat sesuai dengan yang di harapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

anonim. 2009. Bahan Penyuluhan Pencegahan Penyakit Parasit Usus yang Sering Terjadi.
http://www.cdc.gov.tw/public/Attachment/821314143071.pdf (1-4-2009/17:46)
anonim. 2009. Protozoa. http://www.sonic-stu.com/images/sains%20modern.pdf(1-4-
2009/17:36)
Pustekkom. 2005. Protozoa. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?
moid=134&fname=bio_106_kb1_hal5.htm (1-4-2009/15:41)
Rasmaliah. 2003. Epidemiologi Amoebasis dan Upaya Pencegahannya.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm.rasmaliah.pdf (7-4-2009/16:27)
S.M. Salendu dan Warouw. 1996. Evaluasi Klinis Sindrom Disentri Anak di RS Gunung
Wenang Manado.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05EvaluasiKlinisSindromDisentriAnak109.p
df/05EvaluasiKlinisSindromDisentriAnak109.html (7-4-2009/16:31)
Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran
UI edisi ketiga.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai