Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakologi toksikologi merupakan suatu ilmu atau pemahaman tentang
pengaruh berbagai macam zat-zat kimia yang merugikan bagi kelangsungan
hidup makhluk hidup.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengobatan antiamoba , dimana dari
pengertian amoba sendiri adalah Amuba adalah parasit yang terdapat dalam
makanan dan minuman yang tercemar, kemudian masuk terlelan oleh manusia,
dan menetap di usus, yang dapat menimbulkan infeksi pada usus.
Sedangkan Anti amuba adalah obat-obatan yang digunakan untuk mencegah
penyakit yang diakibatan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang disebut
entamoeba hystolytika (disentri amuba).
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun
ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan
hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca.
Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-
ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan
endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat.
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu
pseudopodia. Proses penjuluran itu nampaknya adalah pencairan sementara
bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi
plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran
protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya.
I.2 Rumusan Masalaah
1. Apa yang dimaksud dengan amoba ?
2. Bagaimana proses pembelahan diri amoba ?
3. Bagaimana gejala dan pengaruhnya dalam tubuh manusia ?
4. Bagaimana cara penularan dari amoba ?
5. Bagaimana pathogenesis amoba ?
6. Bagaimana diagnosis dari amoba ?
7. Bagaimana pengobatan antiamoba ?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan amoba
2. Untuk mengetahui dan memahami proses pembelahan diri amoba
3. Untuk mengetahui dan memahami gejala serta pengaruh amoba
4. Untuk mengetahui dan memahami cara penularan amoba
5. Untuk mengetahui dan memahami pathogenesis amoba
6. Untuk mengetahui dan memahami diagnosis amoba
7. Untuk mengetahui dan memahami pengobatan antiamoba
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi
Amoebiasis adalah infeksi protozoa invasif yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica, terlokalisasi dalam usus besar, tetapi dapat menyebar ke organ visceral
lain seperti hati, pleura, paru-paru, selaput jantung dan limpa, kulit, otak dan genitor-
urinaria Penularannya dapat melalui jalur fecal-oral. (Srisasi Gandahusada, dkk,
2006).
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba.
Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar
50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari
populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan: setidaknya
90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu E. dispar. Mamalia
seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi tak ada bukti mengenai
kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua hewan ini. (Srisasi
Gandahusada, dkk, 2006).
Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang tercemar,
kemudian masuk terlelan oleh manusia, dan menetap di usus, yang dapat
menimbulkan infeksi pada usus.
Sedangkan Anti amuba adalah obat-obatan yang digunakan untuk mencegah
penyakit yang diakibatan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang disebut
entamoeba hystolytika (disentri amuba). (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).
Anti Amuba Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba
histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.
Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare
berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu
buang air besar.
- Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain
khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis
amuba)
Bentuk amuba dan cara penularannya :
a. Bentuk kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki
membran pelindung yang ulet dan tahan getah lambung.
b. Bentuk minuta (kecil)
Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan
pecah dan berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak
diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteri-bakteri yang ada di usus, akibatnya
terjadi luka-luka kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare
berlendir dan berdarah.
c. Bentuk Histolitika
Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang menjadi 2 kali
lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak khususnya
hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan sel-sel jaringan yang
dilarutkan olehnya dengan jalan fagositosis sehingga jaringan yang ditempatinya akan
mati (nekrosis).
II.pembelahan diri amoeba
(1). Ketika siap membelah diri, amoeba menjadi bulat dan inti selnya memanjang
(2). Sel induk mereplikasi materi genetis yang terkandung di dalam inti sel melalui
pembelahan mitosis, sel tersebut terbagi menjadi dua sel anak berukuran sama.
(3). Materi genetik pada sel anak tersebut juga terbagi sama, oleh karena itu sel anak-
anak secara genetik identik satu sama lain dengan sel induknya.
(4). Dalam proses ini, inti amoeba terbagi menjadi dua inti sel anak melalui proses
karyokinesis.
(5). Setelah inti sel terbagi menjadi dua, proses sitokinesis terjadi dimana sitoplasma
pada sel induk terbagi menjadi dua sel anak.
(6). Terbentuklah dua anak sel amoeba yang memiliki inti sel dan organel selnya
sendiri.

Keterangan
Karyokinesis adalah proses pemisahan inti sel. Karyokinesis biasanya diikuti oleh
sitokinesis.
Sitokinesis adalah proses pemisahan sitoplasma. Sitokinesis terjadi segera setelah
mitosis.
Perhatikan skema pembelahan pada gambar terlampir :

II.3 Gejala dan Pengaruhnya


Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra
intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis
kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan,
biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri.
Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga
koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas.
Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat
terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen
terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses
hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati
sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat
menyebar kemana-mana. (Srisasi Gandahusada, dkk. 2006).
- Gejala-gejala yang di akibatkan oleh penyakit Amoebiasis adalah:
Kram perut (kolik)
BAB menyakitkan (tenesmus)
Tinja berdarah dan berlendir yang sering berbau busuk.
Ada banyak spesies amoeba yang berbeda, tapi yang paling berbahaya adalah
Entamoeba histolytica. Spesies ini dapat bersembunyi melalui dinding usus dan
menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi organ lain, seperti hati, paru-paru
dan otak. Entamoeba histolytica bisa eksis pada makanan dan minuman yang
terkontaminasi dalam dua bentuk, sebagai amoeba bebas (dikenal sebagai tropozoit)
dan sebagai kista yaitu kelompok amoeba yang dikelilingi oleh dinding pelindung,
yang dikeluarkan dalam tinja manusia atau hewan.
Dalam jangka panjang, amoeba dapat membentuk kista besar dalam hati dan
organ lainnya, yang terkadang hanya dapat ditemukan pada pemeriksaan oleh dokter
untuk kondisi lain, misalnya penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
II.4 Penularan
Tahapan perkembangan amuba yang aktif (trophozoit) hanya ada di dalam host
dan feses yang masih baru dikeluarkan; cysta amuba hidup di luar host yaitu dalam
air, tanah dan pada makanan, terutama dalam kondisi basah. Cysta amuba mudah
dibunuh oleh suhu panas dan dingin, dan hanya bertahan selama beberapa bulan di
luar host. Ketika cysta tertelan, mereka bisa menyebabkan infeksi melalui excysting
(tahap pelepasan trophozoit) dalam sistem pencernaan. Pada tahap ini trophozoit
mudah mati dalam lingkungan asam lambung/perut.
II.5 D. Pathogenesis
E. histolytica, sesuai namanya (histo-lytic = menghancurkan jaringan), adalah
patogen; infeksi dapat mengakibatkan disentri amoeba, Gejala dapat termasuk
disentri, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, dan amoeboma
(suatu komplikasi yang mengakibatkan luka di usus). Amoeba sebenarnya dapat
menggali ke dalam dinding usus, menyebabkan luka dan penyakit usus lainnya, dan
dapat mencapai aliran darah. Dari sana, ia dapat menjangkau berbagai organ vital
tubuh manusia lainnya, biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dan
lain sebagainya. Hasil invasi amuba umum pada jaringan sel adalah liver abscess
yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Sel darah merah kadang-kadang dimakan
oleh sitoplasma sel amoeba.

II.6 Diagnosis

Penyakit ini dapat didiagnosis melalui sampel kotoran tetapi penting untuk diketahui
bahwa beberapa jenis lainnya mustahil dapat dibedakan hanya dengan melalui
mikroskop,

II.7 Pengobatan Antiamoba


Penggolongan obat
Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1. Obat amubiasid kontak, meliputi senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol,
antibiotika antara lain tetrasiklin dan golongan aminoglikosida.
2. Obat amubiasid jaringan, meliputi senyawa nitro-imidazol (metronidazol tinidasol)
yang berkhasiat terhadap bentuk histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain.
Obat golongan ini merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol
dan tinidazol tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin
Contoh obat Metronidazol

Indikasi Infeksi amuba (amubiasis intestinalis, dan


abses amuba hepar) juga infeksi oleh
trikomonas.
Kontra indikasi Hipersensitif, hindarkan penggunaan dosis
besar pada wanita hamil dan menyusui
Efek samping Mual, muntah, gangguan pengecapan,
vertigo, ngantuk dan reaksi kulit seperti
ruam urtikaria, urin berwarna gelap.
Sediaan Tablet metronidazol (generik) 250 dan
500 mg , tablet vaginal 500 mg.
Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
sinar. Vaginal tablet harus ditaruh ditempat
sejuk

Contoh obat Antiamoba pada salah satu jurnal penelitian


II.7 Pencegahan
Pencegahan
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh
Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut :
Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging
ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan
menjelang makan atau sesudah buang air besar.
Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja
segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak
mencemari sumber air.
Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan
pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan
mengobatinya dengan obat cacing.
Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke
rumah sakit.
Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali,
tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan
secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin
tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

Referensi :

Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas


Kedokteran UI edisi ketiga.
Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI
edisi ketiga.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. amoba sendiri adalah Amuba adalah parasit yang terdapat dalam
makanan dan minuman yang tercemar, kemudian masuk terlelan oleh
manusia, dan menetap di usus, yang dapat menimbulkan
infeksi pada usus.
2. Gejala-gejala yang di akibatkan oleh penyakit Amoebiasis adalah:
Kram perut (kolik)
BAB menyakitkan (tenesmus)
Tinja berdarah dan berlendir yang sering berbau busuk.
3. Pengobatan antiamoba antara lain : Mexoform , entobex , oral
dehydroemetine , metronidazole , tinidazole , dan tinidazole versus
ornidazol.
III.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowijoyo.1986.Protozoa.Bandung : Grafindo.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.
Gramedia. Jakarta
Kastawi, Y., dkk. 2003. Zoologi Anvertebrata. Malang: UNM-Press.
Srisasi Gandahusada, dkk. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI edisi ketiga.

Anda mungkin juga menyukai